Pertemuan Pertama

Happy reading.....

Tepat jam 07.00 pagi Ilham pun sampai di kediaman Bunga, dan saat dia masuk Ilham sama sekali tidak mendapati Bunga ada di meja makan. Biasanya jam segitu Bunga masih di meja makan untuk mempersiapkan sarapan.

"Bi, Bunga ke mana? Apa dia masih di kamar?" tanya Ilham pada asisten rumah tangganya

"Ibu Bunga masih di kamar tuan, tadi turun sebentar untuk meminum teh, setelah itu masuk kembali ke dalam kamar."

Mendengar jawaban asisten rumah tangganya, Ilham pun mengangguk kemudian melangkah menaiki tangga menuju kamar di mana dia dan Bunga Menghabiskan waktu-waktu malam mereka.

Saat pintu kamar terbuka, Ilham mendapati Bunga sedang duduk di atas ranjang sambil membaca majalah, kemudian dia pun menghampiri Bunga dan berdiri di sampingnya.

"Tumben kamu jam segini masih ada di kamar? Biasanya jam segini kamu berada di dapur?" heran Ilham sambil menatap Bunga dengan tatapan menyipit, sebab tidak biasanya Bunga masih berada di kamar di jam seperti itu.

Mendengar Ilham berbicara kepadanya, Bunga pun menutup majalah yang ada di tangannya, kemudian dia mengangkat wajah cantiknya dan menatap Ilham. "Sudah pulang kamu, Mas. Aku pikir kamu sudah tidak ingat lagi dengan rumah!" jawab Bunga dengan nada sedikit Ketus.

"Kamu itu kenapa sih? Suami pulang bukannya disambut, malah marah-marah nggak jelas." geram ilham yang mulai terpancing emosinya.

"Loh, aku nggak marah-marah kok. Kan aku cuma nanya, kamu masih ingat sama rumah? Memangnya semalam itu kamu ke mana? Seharian gak ada kabar, terus lembur pun juga kamu tidak ngabarin aku. Bukan apa, kamu nggak berpikir gimana aku di rumah menghawatirkan kamu? Atau mungkin memang benar, kamu pulang ke rumah Istri Kedua kamu!" Sindir Bunga dengan senyuman miring di bibirnya.

Jantung Ilham berdebar dengan kencang saat mendengar ucapan Bunga, wajahnya menjadi tegang dan sedikit gugup, dan itu sangat ketara jelas di mata Bunga.

"Kamu itu kenapa sih? Istri, istri dan istri Terus Yang kamu bahas. Istri aku tuh cuma kamu, nggak usah aneh-aneh!" bentak Ilham mencoba mengalihkan kesalahan kepada Bunga.

Setelah mengatakan itu Ilham pun langsung masuk ke dalam kamar mandi, dia tidak ingin terus berdebat dengan Bunga yang sebenarnya dia sangat menghindari percakapan soal Istri Kedua dengan Bunga, karena Ilham takut jika nanti dia akan keceplosan.

Sedangkan Bunga tersenyum miring melihat bagaimana wajah gugup dan juga wajah tegang Ilham, dia cukup puas melihat wajah dan juga ekspresi itu.

"Kita lihat saja Mas, sampai kapan kamu akan bertahan menyembunyikan dia dari aku. Dan aku ingin lihat, bagaimana cara kamu memperkenalkan dia kepada aku nanti?" gumam Bunga sambil melipat kedua tangannya di depan dada

****************

Satu minggu telah berlalu setelah perdebatan antara Ilham dan Bunga, bahkan hubungan keduanya pun semakin renggang tidak sehangat dan semanis dulu, dan itu cukup dirasakan oleh Bunga tetapi mungkin tidak disadari oleh Ilham.

Pagi ini Bunga sudah bersiap untuk bertemu dengan Tina, karena Tina mengajak Bunga ke suatu tempat untuk mengecek salah satu tempat usaha Bunga dan juga Tina.

Tepat jam 02.00 siang semua sudah selesai, dan kini Bunga sudah bersiap untuk pulang ke rumah. Badannya terasa begitu lelah dan juga capek, tetapi Bunga sangat menikmatinya.

Dengan rasa lelah yang mendera Bunga turun dari mobilnya, kemudian dia melangkah masuk ke dalam rumah. Tapi Bunga sedikit heran Sebab Dia melihat mobil Ilham sudah terparkir di teras rumah.

"Loh, tumben sekali Mas Ilham jam segini ada di rumah? Apa dia tidak bekerja?" gumam Bunga dengan wajah heran, kemudian dia pun masuk ke dalam rumah, tapi baru saja Bunga sampai di pintu utama dia mendengar gelak tawa seorang perempuan dan juga suara anak kecil.

Entah kenapa perasaan Bunga seketika menjadi tidak karuan, apalagi saat mendengar gelak tawa milik Ilham juga bersama dengan seorang perempuan. Jantung Bunga seketika berdetak dengan kencang, kemudian dia pun melangkah masuk ke dalam rumah. Dan saat sampai di ruang tamu, Bunga sangat terkejut saat mendapati Ilham sedang duduk dengan seorang perempuan yang bersandar di bahunya.

'Perempuan itu! Dia kan wanita yang ada di foto itu, dan dia juga yang aku yakini sebagai istri kedua Mas Ilham?' batin Bunga saat melihat seorang wanita yang duduk bersender di sebelah Ilham.

Dia pun melangkah mendekat ke arah mereka berdua. "MAS...!" Panggil Bunga dengan nada sedikit membentak, karena dia tidak suka melihat wanita itu bersandar di bahu Ilham.

Mendengar suara Bunga, Ilham dan juga Nara pun mengangkat wajahnya. Iya, wanita itu adalah Nara, istri kedua Ilham. Mereka berdua sangat kaget saat mendapati Bunga yang sudah berdiri di samping mereka dengan tatapan penuh intimidasi dan juga penuh kebencian, kemarahan, dan juga kekecewaan dari wajah cantik milik Bunga.

"Bunga... Kamu sudah pulang? Kamu dari mana saja, aku pulang tadi kamu tidak ada di rumah? Kata Bibi kamu pergi dari pagi, ke mana kamu?" tanya Ilham mengalihkan pembicaraan.

"Tidak usah berbasa-basi dan mengalihkan pembicaraan deh Mas, sekarang aku tanya sama kamu, siapa wanita itu? Dan siapa Anak kecil itu? Kenapa Mereka ada di rumah ini? Dan kenapa wanita itu begitu dekat dengan kamu? Sampai harus bersandar di bahu kamu! Oh, atau dia ini wanita yang ada di foto itu? Wanita yang menjadi istri simpanan kamu!" geram Bunga sambil menunjuk wajah Nara.

"Kamu ini apa-apaan sih! Sebaiknya kamu duduk dulu, biar aku kenal kan kamu dengan dia." Ilham mencoba menengahi dan mencoba meredam emosi Bunga, tetapi sayang tangannya langsung ditepis kasar oleh Bunga.

"Sekarang kamu kasih tahu aku, kenapa wanita ini ada di rumah kita? Dan siapa dia?" tanya Bunga sambil melipat kedua tangannya di depan dada, dan menatap Nara dengan tatapan angkuh.

"Oke, dia adalah Nara, dia sepupu aku dari jauh. Kebetulan bibi menitipkan Nara di sini, sebab suaminya pergi meninggalkan Nara dan juga anaknya. Jadi aku menampung Nara di sini bersama dengan anaknya, kamu tidak keberatan kan?" tanya Ilham dengan wajah sedikit tegang dan juga gugup.

Bunga mengangkat salah satu sudut bibirnya, lalu menatap kedua orang yang ada di hadapannya itu dengan tatapan mengejek, sementara itu Nara hanya diam saja sambil menatap Bunga dengan tatapan menantang dan senyum Seringai di bibirnya.

'Oh, jadi ini istri pertamanya Mas Ilham? Cantik sih, tapi sayang lebih cantikan aku!' batin Nara dengan angkuh.

"Oh, sepupu. Memang harus ya tinggal di sini? Memangnya tidak ada saudara lain lagi? Aku sedikit heran, selama ini Sepertinya aku tidak pernah mendengar kamu mempunyai sepupu?" Bunga mencoba meredam emosi yang ada di dalam dadanya, sebab Dia sangat tahu siapa wanita yang ada di hadapannya itu.

"Nara ini adalah sepupu jauh aku, kasihan lah dia membawa seorang anak kecil. Apa kamu tega? Dia kan tinggal di sini sampai dia menemukan suaminya, itung-itung memancing anak juga dari Azam, kan? Dan biar rumah ini juga tidal sepi!" ucap Ilham dengan nada tegas tanpa bisa dibantah sedikitpun.

Mendengar itu Bunga menghela nafasnya dengan kasar, kemudian dia memejamkan matanya sejenak lalu kembali membukanya dan menatap kedua orang yang ada di hadapannya itu dengan bergantian.

"Baiklah, aku mengizinkan wanita ini untuk tinggal di rumah kita. Tapi satu hal, aku disini adalah ratunya, dan dia hanya menumpang. Jadi tidak ada yang gratis, Kamu paham kan Mas? Sudahlah, aku capek terserah dia Mau tinggal di sini berapa lama. Tapi aku harap sih jangan lama-lama ya, karena biasanya seorang wanita itu kan punya malu jika tinggal bersama dengan seorang pria yang bersuami," ucap telak Bunga sambil menatap Nara dengan Tatapan yang begitu sinis.

Setelah mengatakan itu Bunga pun membalikkan tubuhnya dan pergi meninggalkan ruang tamu tanpa menengok lagi ke arah belakang, sementara itu saat Nara mendengar ucapan Bunga dia mengepalkan kedua tangannya, urat-urat lehernya mengencang menahan amarah yang mendera dalam dirinya.

"Mas, maksudnya dia apa sih bicara kayak gitu? Aku nggak nyangka ya, ternyata istri kamu itu tidak selembut yang selama ini kamu bicarakan tuh sama aku!" gerutu Nara dengan kesal kepada Ilham.

"Kamu tenang ya sayang! Yang penting kan Bunga sudah mengizinkan kamu untuk tinggal di sini" Ilham mencoba menenangkan emosi dan juga amarah istri keduanya itu.

Bunga melempar tasnya ke atas ranjang dengan kasar, dadanya begitu sesak bahkan seperti tertimpa ribuan batu. Dia tidak menyangka jika Ilham akan membawa wanita itu ke hadapannya dan memperkenalkannya sebagai sepupu.

"Tega sekali kamu Mas! Kamu dengan beraninya membawa wanita itu ke hadapan aku, dan kamu memperkenalkan dia sebagai sepupu kamu. Sebegitu pengecutnya kamu Mas! Kamu sampai tidak berani untuk mengakui Jika dia Istri Kedua kamu. Baiklah, jika itu mau kamu Mas. Aku akan ikuti permainan kamu, kita lihat seberapa betah dan seberapa Kuatkah wanita itu berada di rumah ini? Aku akan membuat kalian menerima karmanya, dan aku akan membuat wanita itu bagaikan tinggal di neraka berada di rumah ini. Aku ingin bermain-main dengan kalian, sebelum akhirnya kalian akan menyesal telah berurusan denganku!" Geram Bunga dengan wajah yang begitu Merah Menahan Amarah yang bergejolak di dalam hatinya, bahkan saat ini tangannya mengepal meremas sprei kasur.

Sekuat apapun Bunga, dia tetaplah wanita dengan perasa yang lemah. Air matanya sudah jatuh membasahi pipi, dan dengan kasar dia menghapus air mata itu. Dia tidak ingin menumpahkan Satu Tetes air mata pun hanya untuk menangisi pria seberengsek dan bejat seperti Ilham.

Bersambung. . .....

Maaf baru bisa up kembali ya, kmrin author sakit + ada pulkam dan disana susah sinyal🙏Jadi baru bisa up kembali🙃Makasih buat kalian yg selalu menunggu karya receh author🙏😘😘😘Miss You All,

Terpopuler

Comments

Aiur Skies

Aiur Skies

huuuu pengecuuuut

2024-02-28

0

Sitifirash Sulaiman

Sitifirash Sulaiman

satu je yg boleh aku katakan sesungguhnya bunga itu bodoh

2023-11-12

0

Sukliang

Sukliang

pergi la, byf utang, csri kerja

2023-02-20

2

lihat semua
Episodes
1 Hinaan Ibu Mertua
2 Hutang
3 Nota Belanja
4 Sebuah Foto
5 Bohong
6 Mengelak
7 Aku butuh Anak
8 Apa Kita Bisa Bertemu Lagi?
9 Mulai Menyelidiki
10 Membalikan Fakta
11 Tak Akan Ada Maaf
12 Kau Ingin Meracuniku, Hah!
13 Pertemuan Pertama
14 Mimpimu Terlalu Besar Mas
15 Ini Baru Permulaan
16 Kepergok
17 Aurora Sakit
18 Mama Setuju Kamu Dengan Dia
19 Menjadikan Alat
20 mencoba mempengaruhi
21 Rencana Bunga
22 Mulai Jengah Dengan Kalian
23 Kemarahan Ilham
24 Kebongkar Juga
25 Kamu Egois
26 Sebuah Kebenaran Yang Mengejutkan
27 Menemui Pengacara
28 Sahabat Lama
29 Ular Berkepala Dua
30 Permintaan Aurora
31 Datang Ke Kantor Bagas
32 Datang Ke Kantor Bagas
33 Tidak Pernah Merasakan Dari Kecil
34 Pergi
35 Di Ikuti
36 Bekerja Sama Dengan A.S Group
37 Surat Gugatan
38 Jailnya Tina
39 permintaan Aurora
40 Mulai Menyelidiki
41 Perasaan Apa Ini?
42 Rindu Yang Berat
43 Ancaman Nara
44 Pria Bodoh
45 Promo Novel: Kau Rela Ku Lepas
46 Resmi Bercerai
47 Mami Merindukanmu Nak!
48 Makan Siang
49 Sebuah Kado
50 Bingung
51 Darimana Dia Tahu?
52 Rebutan
53 Bersaing Secara Sehat
54 Seperti Tom And Jerry
55 Untuk Apa Bapak Bertemu Putri Saya?
56 Marahlah Pada Papi, Nak.
57 Akar Masalah 1
58 Pergi
59 Takut
60 Ledekan Sang Mami
61 Kalah Cepat
62 Stategi Yang Bagus
63 Hampir Ketahuan
64 Pangeran
65 Tak Perduli
66 Promo Novel: Al-fatihah Pembuka Jodoh
67 Tidak Bisa Memaafkan
68 Mengetahui Kebenaran
69 Pujian Sang Pujaan Hati
70 Modus Bagas
71 Dia Adalah Kakaku
72 Kehilangan jejak
73 Wanita Tidak Tahu Diri
74 Masih Terbayang
75 Kedatangan Penggangu
76 Emangnya Permen
77 Promo Novel: SUNDIRAH
78 Pesan Itu Lagi
79 Demi Masa Depan
80 Mami Setuju
81 Bab 79
82 Siapa Mereka
83 Bukan Keluarga Biasa
84 Mulai Menyelidiki
85 Gagal
86 Kaget
87 Bekerja Sama
88 Putri Ajaib
89 Lagi dan Lagi
90 Tamu Tak Diundang
91 Kekesalan Bunga
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Pasangan Serasi
96 Beri Aku Waktu
97 Kemarahan Ilham
98 Pergi
99 Tamu Spesial
100 Kamu Sangat Cantik
101 Dinner Nanti Malam
102 Will You Marry Me?
103 Kenapa Kamu Lakuin Ini Padaku?
104 Melahirkan
105 Pak Duda Bisa Cemburu Juga
106 Permintaan Tante Farah
107 Penyesalan Ilham
108 Mengamen
109 Aku Sudah Memaafkanmu
110 Hancurnya Hati Ardi
111 Kasihan
112 Kamu Harus Kuat
113 Hari Bahagia double B
114 Promosi Novel: OBSESI SANG PEWARIS
115 Kehilangan Pekerjaan
116 Peneror Yang Tak Tau Waktu
117 Vitamin Bagas
118 Jangan Ganggu Mama dan Papa
119 Berubah
120 Memberi Pelajaran
121 Sakit
122 Hamil
123 Memutar Balikan Fakta
124 Harus Bijak
125 Permintaan Maaf
126 Rasa Tak Suka
127 Bermain
128 Tak Mau Egois
129 Bertemu Kirana
130 Ceritalah
131 Kedatangan Ferdi
132 Semobil
133 Jangan Gugup
134 Membantu Ardi
135 Terjadi
136 Harus Ke Jepang
137 Ujian Cinta Kita
138 Antara Bunga Dan Karina
139 Mataku Kelilipan
140 Lamaran Tina
141 Menemui Orang Tua Riko
142 Jalan Sama Calon Mertua
143 Bau
144 Sebuah Wasiat
145 Bangun Mas!
146 Tidak Mungkin
147 Jurang yang sama
148 (S2) Pria Sinting
149 S2 super women
150 S2. Siapa Dia
151 S2. Keputusan Papa
152 S2. Tamu Spesial
153 S2. Ternyata Dia
154 S2. Tekad
155 S2. Bab 154
156 S2. Bab 155
157 Bab 156
158 S2. Bab 157
159 S2. Bab 158
160 S2. Jujur
161 S2. Perasaan Tak Enak
162 Disiram Air Panas
163 S2. Semakin Membencimu
164 Masa Lalu Aurora
165 Cemburu Dan Takut
166 Perkataan Menohok
167 Fitnah
168 Pelajaran Untuk Rere
169 S2. TERLAMBAT
170 S2. PESAWAT JATUH
171 S2. Sebuah Mobil
172 S2. DITOLONG RYAN
173 S2. Pria Asing
174 S2. DIIKUTI
175 S2. BERHASIL KABUR
176 S2. TERTANGKAP
177 S2. Waktu 3 Hari
178 S2. Mati Bunuh Diri
179 S2. firasat
180 S2. Diculik
181 S2. Tujuan Menculik
182 S2. Akan Menikahi Secepatnya
183 S2. Pertama Kali
184 S2. Pemandangan Tak Terduga
185 S2. Meminta maaf
186 S2. Menolong
187 S2. Kasus sama
188 S2. Tetap Waspada
189 Hamil
190 S2. Bibit Pelakor
191 S2. Aku Mau Kamu Jujur
192 S2. Kemarahan Aurora
193 S2. Ada Bom
194 S2. Soal Rika
195 S2. Sudah Tahu
196 S2. Membatalkan
197 S2. Bumil Ngidam
198 S2. Reuni
199 S2. Ternyata Kamu
200 S2. Merindukanmu
201 S2. Menyusul
202 Diserang
203 END S2.
204 S3. Kepulangan Arjuna
205 S3. Memergoki
206 S3. Waktunya Pensiun
207 S3. Rania
208 S3. Tidak Jaim
209 S3. Ciuman Pertama
210 S3. Pengemis Cinta
211 S3. Uang Berbicara
212 S3. GEER
213 S3. Undangan Party
214 S3. Menyenggol
215 S3. Juna Hanya Milikku
216 S3. Hutang 500juta
217 S3. Zaman Sudah Modern
218 S3. Meminjam Uang
219 S3. Makan Malam
220 S3. Tamu Tak Diundang
221 S3. Wanita Itu
222 S3. Anisa, bukan Aisha
223 S3. Menyelidiki Anisa
224 S3. Menemui di Cafe
225 S3. Temani Aku Makan!
226 S3. Maksud Anda?
227 S3. Mendesak
228 S3. Titisan Siti Nurbaya
229 S3. Calonnya Juna
230 S3. Terbongkar Alasan Nisa
231 S3. Bertemu Aisha
232 S3. Terungkap
233 S3. Wanita Gila
234 S3. Mengajak Makan Malam
235 S3. Melamar
236 S3. Fitnah
237 S3. Mengantar Pulang
238 S3. MENINGGAL
239 S3. Menikah
240 S3. Meminta Maaf
241 S3. Kabar Bahagia
242 S3. Tak Mau Jauh
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Hinaan Ibu Mertua
2
Hutang
3
Nota Belanja
4
Sebuah Foto
5
Bohong
6
Mengelak
7
Aku butuh Anak
8
Apa Kita Bisa Bertemu Lagi?
9
Mulai Menyelidiki
10
Membalikan Fakta
11
Tak Akan Ada Maaf
12
Kau Ingin Meracuniku, Hah!
13
Pertemuan Pertama
14
Mimpimu Terlalu Besar Mas
15
Ini Baru Permulaan
16
Kepergok
17
Aurora Sakit
18
Mama Setuju Kamu Dengan Dia
19
Menjadikan Alat
20
mencoba mempengaruhi
21
Rencana Bunga
22
Mulai Jengah Dengan Kalian
23
Kemarahan Ilham
24
Kebongkar Juga
25
Kamu Egois
26
Sebuah Kebenaran Yang Mengejutkan
27
Menemui Pengacara
28
Sahabat Lama
29
Ular Berkepala Dua
30
Permintaan Aurora
31
Datang Ke Kantor Bagas
32
Datang Ke Kantor Bagas
33
Tidak Pernah Merasakan Dari Kecil
34
Pergi
35
Di Ikuti
36
Bekerja Sama Dengan A.S Group
37
Surat Gugatan
38
Jailnya Tina
39
permintaan Aurora
40
Mulai Menyelidiki
41
Perasaan Apa Ini?
42
Rindu Yang Berat
43
Ancaman Nara
44
Pria Bodoh
45
Promo Novel: Kau Rela Ku Lepas
46
Resmi Bercerai
47
Mami Merindukanmu Nak!
48
Makan Siang
49
Sebuah Kado
50
Bingung
51
Darimana Dia Tahu?
52
Rebutan
53
Bersaing Secara Sehat
54
Seperti Tom And Jerry
55
Untuk Apa Bapak Bertemu Putri Saya?
56
Marahlah Pada Papi, Nak.
57
Akar Masalah 1
58
Pergi
59
Takut
60
Ledekan Sang Mami
61
Kalah Cepat
62
Stategi Yang Bagus
63
Hampir Ketahuan
64
Pangeran
65
Tak Perduli
66
Promo Novel: Al-fatihah Pembuka Jodoh
67
Tidak Bisa Memaafkan
68
Mengetahui Kebenaran
69
Pujian Sang Pujaan Hati
70
Modus Bagas
71
Dia Adalah Kakaku
72
Kehilangan jejak
73
Wanita Tidak Tahu Diri
74
Masih Terbayang
75
Kedatangan Penggangu
76
Emangnya Permen
77
Promo Novel: SUNDIRAH
78
Pesan Itu Lagi
79
Demi Masa Depan
80
Mami Setuju
81
Bab 79
82
Siapa Mereka
83
Bukan Keluarga Biasa
84
Mulai Menyelidiki
85
Gagal
86
Kaget
87
Bekerja Sama
88
Putri Ajaib
89
Lagi dan Lagi
90
Tamu Tak Diundang
91
Kekesalan Bunga
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Pasangan Serasi
96
Beri Aku Waktu
97
Kemarahan Ilham
98
Pergi
99
Tamu Spesial
100
Kamu Sangat Cantik
101
Dinner Nanti Malam
102
Will You Marry Me?
103
Kenapa Kamu Lakuin Ini Padaku?
104
Melahirkan
105
Pak Duda Bisa Cemburu Juga
106
Permintaan Tante Farah
107
Penyesalan Ilham
108
Mengamen
109
Aku Sudah Memaafkanmu
110
Hancurnya Hati Ardi
111
Kasihan
112
Kamu Harus Kuat
113
Hari Bahagia double B
114
Promosi Novel: OBSESI SANG PEWARIS
115
Kehilangan Pekerjaan
116
Peneror Yang Tak Tau Waktu
117
Vitamin Bagas
118
Jangan Ganggu Mama dan Papa
119
Berubah
120
Memberi Pelajaran
121
Sakit
122
Hamil
123
Memutar Balikan Fakta
124
Harus Bijak
125
Permintaan Maaf
126
Rasa Tak Suka
127
Bermain
128
Tak Mau Egois
129
Bertemu Kirana
130
Ceritalah
131
Kedatangan Ferdi
132
Semobil
133
Jangan Gugup
134
Membantu Ardi
135
Terjadi
136
Harus Ke Jepang
137
Ujian Cinta Kita
138
Antara Bunga Dan Karina
139
Mataku Kelilipan
140
Lamaran Tina
141
Menemui Orang Tua Riko
142
Jalan Sama Calon Mertua
143
Bau
144
Sebuah Wasiat
145
Bangun Mas!
146
Tidak Mungkin
147
Jurang yang sama
148
(S2) Pria Sinting
149
S2 super women
150
S2. Siapa Dia
151
S2. Keputusan Papa
152
S2. Tamu Spesial
153
S2. Ternyata Dia
154
S2. Tekad
155
S2. Bab 154
156
S2. Bab 155
157
Bab 156
158
S2. Bab 157
159
S2. Bab 158
160
S2. Jujur
161
S2. Perasaan Tak Enak
162
Disiram Air Panas
163
S2. Semakin Membencimu
164
Masa Lalu Aurora
165
Cemburu Dan Takut
166
Perkataan Menohok
167
Fitnah
168
Pelajaran Untuk Rere
169
S2. TERLAMBAT
170
S2. PESAWAT JATUH
171
S2. Sebuah Mobil
172
S2. DITOLONG RYAN
173
S2. Pria Asing
174
S2. DIIKUTI
175
S2. BERHASIL KABUR
176
S2. TERTANGKAP
177
S2. Waktu 3 Hari
178
S2. Mati Bunuh Diri
179
S2. firasat
180
S2. Diculik
181
S2. Tujuan Menculik
182
S2. Akan Menikahi Secepatnya
183
S2. Pertama Kali
184
S2. Pemandangan Tak Terduga
185
S2. Meminta maaf
186
S2. Menolong
187
S2. Kasus sama
188
S2. Tetap Waspada
189
Hamil
190
S2. Bibit Pelakor
191
S2. Aku Mau Kamu Jujur
192
S2. Kemarahan Aurora
193
S2. Ada Bom
194
S2. Soal Rika
195
S2. Sudah Tahu
196
S2. Membatalkan
197
S2. Bumil Ngidam
198
S2. Reuni
199
S2. Ternyata Kamu
200
S2. Merindukanmu
201
S2. Menyusul
202
Diserang
203
END S2.
204
S3. Kepulangan Arjuna
205
S3. Memergoki
206
S3. Waktunya Pensiun
207
S3. Rania
208
S3. Tidak Jaim
209
S3. Ciuman Pertama
210
S3. Pengemis Cinta
211
S3. Uang Berbicara
212
S3. GEER
213
S3. Undangan Party
214
S3. Menyenggol
215
S3. Juna Hanya Milikku
216
S3. Hutang 500juta
217
S3. Zaman Sudah Modern
218
S3. Meminjam Uang
219
S3. Makan Malam
220
S3. Tamu Tak Diundang
221
S3. Wanita Itu
222
S3. Anisa, bukan Aisha
223
S3. Menyelidiki Anisa
224
S3. Menemui di Cafe
225
S3. Temani Aku Makan!
226
S3. Maksud Anda?
227
S3. Mendesak
228
S3. Titisan Siti Nurbaya
229
S3. Calonnya Juna
230
S3. Terbongkar Alasan Nisa
231
S3. Bertemu Aisha
232
S3. Terungkap
233
S3. Wanita Gila
234
S3. Mengajak Makan Malam
235
S3. Melamar
236
S3. Fitnah
237
S3. Mengantar Pulang
238
S3. MENINGGAL
239
S3. Menikah
240
S3. Meminta Maaf
241
S3. Kabar Bahagia
242
S3. Tak Mau Jauh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!