Happy reading
Pagi ini Bunga bangun seperti biasanya, setelah salat subuh dia berjalan ke arah dapur untuk memasak sarapan. Walaupun hati Bunga masih terasa sakit, tetapi dia masih menjalankan kewajibannya sebagai istri, yaitu melayani keperluan Ilham
Setelah sarapan jadi Bunga berjalan ke arah mesin cuci untuk mencuci pakaian, memang Bunga selalu melakukan pekerjaan rumah walaupun di sana ada asisten rumah tangganya, tetapi Bunga selalu menjalankan semuanya tanpa terus menyuruh asisten rumahnya.
Saat baju kotor sudah dimasukkan ke dalam mesin cuci, Bunga menatap langit yang masih lumayan gelap di luar sana. Dia menghela nafasnya dengan panjang, membuang semua beban yang ada di dalam pikiran dan hatinya yang saat ini tengah menggerogoti jiwa dan perasaan Bunga.
"Sebaiknya aku jogging saja, untuk merefreshkan otakku. Sepertinya memang aku butuh refresh otak," gumam Bunga sambil menutup matanya.
Dia pun berjalan ke arah kamarnya untuk berganti pakaian, setelah itu memakai sepatu lalu memasang handset di telinganya. Kemudian dia pun berjalan keluar rumah mengelilingi Komplek, lalu menuju ke taman yang tidak jauh berada dari rumahnya.
"Haaaah... Sudah lama sekali aku tidak merasakan jalan-jalan pagi seperti ini! Rasanya otakku sedikit fresh," ucap Bunga sambil merentangkan kedua tangannya dengan kepala geleng ke kanan dan ke kiri.
Sedangkan di rumahnya, Ilham baru saja membuka matanya, kemudian dia pun berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai, Ilham melangkah menuju kama dia dan juga Bunga untuk mengambil pakaian, karena di kamar tamu tidak ada pakaian Ilham.
"Bunga ke mana ya? Apa dia masih marah sama aku?" Bingung Ilham sambil menatap ke arah ranjang yang sudah kosong dan rapi.
Setelah selesai memakai baju yang sudah disiapkan oleh Bunga di atas ranjang, Ilham pun berjalan menuruni tangga untuk kemeja makan. Karena dia pikir Bunga ada di sana, tetapi saat Ilham sampai di sana dia tidak melihat Bunga, dan hanya melihat asisten rumah tangganya.
"Bi, Bunga ke mana?" Tanya Ilham pada asisten rumah tangganya yang sedang mencuci piring.
"Oh, Ibu Bunga lagi jogging Pak!" Mendengar itu Ilham mengerutkan keningnya, pasalnya Bunga sudah lama juga tidak melakukan jogging. Tapi dia memaklumi itu, mungkin Bunga suntuk di dalam rumah. Lalu dia pun duduk di meja makan dan meminum kopi buatan Bunga.
'Ini satu hal yang aku suka dari kamu! Yaitu kopi buatan kamu. Tapi aku juga bingung, apakah aku harus memperkenalkan Nara kepada kamu? Sedangkan aku takut mengecewakan kamu,' batin Ilham sambil menerawang. Memikirkan bagaimana reaksi Bunga saat mengetahui tentang pernikahan dia dan Nara.
*******************
Saat Bunga Tengah berlari kecil mengelilingi taman, tiba-tiba saja Ada anak kecil yang menabrak dirinya hingga jatuh, kemudian menangis. Bunga pun yang tidak tega segera berjongkok.
"Ya ampun sayang, kamu nggak papa? Kamu baik-baik aja kan? Ada yang sakit nggak?" Tanya Bunga dengan khawatir, saat melihat anak kecil itu menangis dengan kedua tangannya menutup wajah.
Anak kecil itu pun membuka tangannya, lalu menatap Bunga. Seketika Bunga pun terkejut saat melihat anak kecil itu Yang ternyata Aurora, seorang anak perempuan yang sangat cantik dan imut yang pernah Bunga temui di taman.
"Loh, Adik manis, ternyata kamu! Ada yang sakit nggak? Sini tante bantu berdiri ya, ayo kita duduk di kursi." Ajak Bunga sambil membantu Aurora untuk bangun dan duduk di kursi, kemudian dia pun melihat tangan Aurora yang terluka.
"Sakit ya?" Tanya Bunga kepada gadis kecil itu dan langsung dibalas gelengan oleh Aurora.
"Tidak tante! Luka Ini hanya luka kecil saja, Aulola menangis tadi karena kaki Aulola sakit. Soalnya kesandung," jawab Aurora dengan nada bicaranya yang cadel.
Bunga tersenyum, dia pun mengusap rambut Aurora. Entah kenapa setiap melihat anak itu Bunga selalu merasakan kehangatan, mungkin karena dia tidak punya seorang anak, makanya setiap melihat anak kecil Bunga selalu suka.
"Anak pintar! Sebentar, tante kebetulan selalu bawah hansaplast ke mana-mana. Kita pakaikan hansaplast dulu ya lukanya, supaya nggak infeksi," ucap Bunga sambil mengeluarkan hansaplast di kantong jaketnya kemudian mulai mem plester tangan Aurora yang terluka.
Dari kejauhan seorang pria tampan tengah berlari, saat melihat Aurora duduk bersama seorang wanita. "Aurora, kamu nggak papa sayang? Kamu kenapa larinya cepat banget sih, Papa kan nyariin kamu! Jangan kebiasaan seperti ini," ucap Bagas tanpa menoleh ke arah Bunga sedikitpun.
Bunga menatap ke arah Bagas. "Aurora tadi jatuh, Pak. Dan tangannya terluka, makanya saya bantu dia untuk duduk di sini," ucap Bunga. Dan membuat pria tampan yang ada di hadapannya itu menoleh seketika ke arah Bunga.
Dahinya mengkerut saat menatap Bunga, mengingat sepertinya dia pernah bertemu dengan Bunga, tetapi Bunga sangat kenal dengan Bagas. Karena melihat Aurora, Bunga sudah tahu siapa Bagas.
"Oh, anda itu Nona Bunga bukan?" Tanya Bagas dengan mata berbinar, dan langsung dibalas anggukan oleh Bunga.
"Iya Pak," jawab Bunga.
"Terima kasih ya, sudah menolong anak saya. Terima kasih juga sudah mengobati luka anak saya," ucap Bagas dengan tulus sambil mengulurkan tangannya. Bunga yang melihat itu pun menjabat tangan Bagas. "Sama-sama Pak."
Dia melihat hari sudah mulai siang, dan seketika dia pun melihat ke arah pergelangan tangannya dan ternyata sudah pukul 07.00. 'Maaf Aurora, Pak Bagas. Sepertinya saya harus pulang dulu, karena suami saya sebentar lagi akan pergi ke kantor! Dan kamu sayang, jangan lari-lari lagi ya! Kasihan tuh Papa kamu nyariin," ucap Bunga sambil mengusap kepala Aurora.
"Iya tante, makasih ya udah nolongin Aulola."
"Sama-sama sayang." Setelah mengatakan itu Bunga pun pamit, tetapi tangannya malah ditahan oleh Aurora, dan membuat langkah Bunga terhenti. "Ada apa, sayang? Apa lukanya masih sakit?" Tanya Bunga sambil berjongkok di hadapan Aurora.
"Tante, apa Tante sama aku sudah ditakdirkan bersama? Soalnya kita bertemu lagi, itu artinya Tuhan merestui kita tante, untuk bertemu lagi!" Seru Aurora dengan wajah berbinar.
Bunga terdiam sambil tersenyum saat mendengar ucapan Aurora, sedangkan Bagas merasa tidak enak dengan ucapan putrinya. "Maafkan ucapan Aurora ya, maklum saja. Mungkin dia terlalu rindu sama kamu, karena sejak pertemuan waktu itu Aurora selalu ingin bertemu dengan kamu. Sedangkan saya saja tidak tahu kamu siapa, dan tinggal di mana," ujar Bagas dengan nada tidak enak kepada Bunga.
Aurora menunduk dengan wajah sedih, Bunga yang melihat itu pun merasa tidak tega. "Jangan sedih dong, Sayang! Kan nanti bisa ketemu lagi. Kalau kamu kangen sama tante, tinggal bilang aja sama Bintang, sampaikan pesan kamu maka tante akan mendengarnya!" Bunga mencoba menghibur Aurora yang terlihat begitu sedih.
"Memangnya bintang bisa mendengal ucapan aku ya, Tante? Kan bintang jauh di atas langit?" Bingung Aurora sambil menggaruk kepalanya, dan itu terlihat begitu lucu di mata Bagas dan juga Bunga.
"Bisa sayang! Ya sudah, kalau gitu Tante pulang dulu ya. Nanti kita pasti diketemuin lagi. Kamu jangan sedih, nanti lukanya dibersihin lagi di rumah ya! Tante pamit dulu, assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam...!" Jawab Bagas dan juga Aurora bersamaan lalu, mereka pun melihat Bunga berjalan semakin jauh meninggalkan mereka.
'Ternyata dia sudah punya suami?' batin Bagas merasa kecewa.
Entah kenapa semenjak pertemuannya dengan Bunga tempo lalu, apalagi Aurora yang setiap hari menanyakan tentang Bunga, membuat Bagas uring-uringan. Dia merasa bingung, ke mana dia harus mencari Bunga. Padahal baru pertama kali dia bertemu dengan Bunga.
Bersambung. .......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
S
Sabar pak bagas bentaran mau janda ni .mau otewe 🤣
2023-05-31
2
Sukliang
kejar aja bagas
2023-02-20
1
Nah kan ... 🤭🤭🤭🤭🤭🤭 thooorr 🤭🤭🤭Klo bertemu 2 x dan tidak sengaja artinya berjodoh..
Bagas Bunga baru sekali bertemu .. tapi kan Aurora dah 2 x .. Aurora perantara dunkk thooorr...
di babb ini aku gk uring-uringan gara-gara author tapi mlh Bagas yang uring-uringan 🤭🤭✌️✌️✌️
2022-12-04
2