Happy reading.......
Setelah makan siang bersama Tina, Bunga pun pulang ke rumah. Pikirannya masih menerawang ke sebuah foto yang dia lihat, di mana senyum kebahagiaan terpancar jelas di wajah Ilham suaminya, saat menggendong bayi dan merengkuh seorang wanita dalam dekapannya.
"Aku harap jika wanita itu, dan anak itu bukanlah Selingkuhan kamu Mas! Hatiku sakit, hatiku hancur, saat harus mengingat ataupun mengetahui jika kamu telah mendua dariku Mas," gumam Bunga sambil menyetir mobilnya.
Air mata Bunga terus saja mengalir, hatinya sakit. Tidak dia pungkiri jika rasa takut saat ini tengah menyelimutinya. Entah kenapa, Bunga merasa jika apa yang dia lihat itu adalah sebuah kenyataan yang pahit, walaupun dengan sekuat tenaga Bunga membantah, tetapi fakta yang dia lihat benar-benar membuat dia hancur.
Bunga pun memarkirkan mobilnya di teras, lalu masuk ke dalam rumah. Langkahnya terasa begitu lemas, dia berjalan gontai masuk ke dalam kamar, kemudian Bunga pun duduk di tepi ranjang dan mengambil foto pernikahan dia dan juga Ilham yang berada di atas nakas di samping tempat tidur.
"4 tahun kita menikah Mas, namun aku juga belum dikarunai seorang anak. Tetapi jika kamu selingkuh karena hal itu, kenapa kamu tidak mau membicarakannya denganku Mas? Aku berharap jika foto itu bukanlah kamu, dan tidak benar adanya Mas."
Bunga mengusap foto yang ada di tangannya itu, dengan air mata yang sudah membanjiri kedua pipinya.
Sedangkan di tempat lain, Ilham sedang bermain dengan seorang anak kecil yang baru saja berusia 1 tahun, di sebuah taman yang ada di kota Bogor.
"Ayah... Kapan sih Ayah akan memperkenalkan aku ke Mbak Bunga? Kita kan udah punya Azam! Dan kita tidak bisa sembunyi terus seperti ini," ucap seorang wanita cantik sambil memeluk tubuh Ilham dari samping.
Ilham pun mengelus rambut wanita itu, kemudian mengecup keningnya. "Sabar ya Bunda! Ayah lagi cari time yang tepat, untuk memperkenalkan Bunda dan Azam. Karena Ayah juga tidak mau, jika nanti situasinya tidak terkendali, dan membuat Bunga sakit hati," tutur Ilham sambil mengusap lembut kepala wanita itu.
Wanita itu mendengus dengan kesal, kemudian melepaskan pelukannya di tubuh Ilham. Lalu menatap pria tampan itu dengan wajah cemberut.
"Lalu kapan? Walau bagaimanapun, kita harus membongkar dong pernikahan kita. Lagi pula kan pada akhirnya juga, Mbak Bunga akan sakit hati kalau mengetahui pernikahan kita? Akan sama saja, Ayah. Enggak kan dari bedanya," kesal wanita yang bernama nama Nara.
Ilham mengecup sekilas bibir wanita yang menjadi istri keduanya itu, karena dia merasa gemas melihat wajah Nara yang ditekuk.
"Jangan ngambek dong! Iya, nanti aku kenalin kamu sama Bunga secepatnya. Tapi kan aku juga harus pikirin dulu, bagaimana caranya mengenalkan kamu sama Bunga, kamu sabar ya," ucap Ilham sambil menjawil dagu Nara.
Nara dan juga Ilham sudah menikah 2 tahun, dan selama itu pula Ilham menyembunyikan pernikahannya dari Bunga. Dan sebenarnya Ilham dan juga Nara adalah sepasang kekasih sewaktu SMA, dan mereka bertemu saat Ilham membeli kue di sebuah toko dimana Nara bekerja, dan saat itulah Cinta terlarang mereka pun bersemi kembali.
Tapi terlepas dari itu semua, sebenarnya Ilham menikah dengan Nara juga karena ingin memiliki seorang anak. Sebab, sudah 2 tahun dia menikah dengan Bunga, tapi masih belum memiliki anak. Sedangkan sang Mama sudah merongrong agar Ilham segera memiliki keturunan.
Sebenarnya Ilham merasa bersalah, karena sudah menghianati Bunga. Tetapi dia juga tidak bisa berbohong, jika dia ingin mempunyai seorang anak, dan juga Ilham sangat mencintai Bunga. Tapi pernikahannya dengan Nara membuahkan hasil, yaitu Azam. Sehingga Ilham pun harus menerima kehadiran Nara kembali, apalagi dengan seorang anak yang saat ini mereka asuh.
'Maafkan aku Bunga! Aku bukannya ingin menghianatimu, tetapi aku yakin jika kamu pasti tidak mengizinkanku untuk menikah kembali. Dan aku harap, saat nanti aku memperkenalkan Nara kepadamu. Kamu dan Nara bisa berdamai, dan kalian bisa akur," batin Ilham dengan penuh harap dan juga penuh sesal kepada Bunga.
*****************
Sudah jam 07.00 malam, tetapi Ilham masih belum pulang. Sedangkan Bunga terus mondar-mandir di ruang tamu, menunggu kedatangan suaminya. Dia pun terus saja melirik ke arah jam dinding, karena begitu khawatir tidak biasanya Ilham pulang terlambat.
"Ya Allah Mas... Kamu ke mana sih? Kenapa jam segini kamu belum pulang?" Cemas Bunga sambil terus menatap ke arah jam dinding, lalu beralih menatap ke arah pintu.
Bunga pun duduk di atas sofa menunggu suaminya untuk pulang, hingga tak sadar dia pun sampai ketiduran. Dan saat Bunga membuka mata, ternyata sudah jam 10.00 malam.
"Ya Allah, sudah jam 10.00. Aku ketiduran! Aduh... Mas Ilham udah pulang belum ya?" Cemas Bunga sambil menatap jam dinding, kemudian dia pun melangkah ke pintu utama dan melihat ke arah teras melalui jendela.
Dahi Bunga mengkerut saat melihat jika mobil Ilham belum terparkir, artinya Ilham belum pulang. Dan Bunga pun semakin cemas, kemudian dia mengambil ponselnya dan mulai menelpon Ilham.
"Aduh Mas, kamu ke mana sih? Kenapa teleponku nggak diangkat-angkat," gumam Bunga dengan cemas saat telepon tersambung namun tak jua diangkat oleh Ilham.
Bunga pun tidak pantang menyerah, dia terus menelpon Ilham hingga panggilan ke 5. Dan akhirnya Ilham mengangkat telepon Bunga.
"Halo, Assalamualaikum Mas. Kamu ke mana aja? Kenapa jam segini belum pulang? Kamu di mana? Terus kenapa telepon aku nggak diangkat-angkat?" Bunga memberondong semua pertanyaan kepada Ilham, saat telepon itu diangkat oleh Ilham.
Hoooaamm
Alis Bunga bertaut heran saat mendengar di seberang sana Ilham Tengah menguap.
"Maaf ya, aku lembur di kantor dan kemungkinan malam ini aku tidak pulang, aku nginep di sini. Kamu tidur saja duluan."
Setelah mengatakan itu Ilham memutuskan teleponnya secara sepihak, padahal Bunga baru saja akan membuka mulutnya untuk bertanya 'kenapa'. Tetapi telepon sudah diputuskan oleh Ilham.
Bunga mendesah dengan pelan, sebenarnya dia merasa janggal, karena tidak biasanya Ilham lembur sampai selarut itu, dan tidak biasanya Ilham nginep di kantor.
"Ya Allah, semoga ini hanya perasaanku saja. Semoga saja memang Mas Ilham lembur di kantor. Tapi, kenapa perasaanku mengatakan sebaliknya? Seperti ada yang disembunyikan oleh Mas Ilham! Apa aku ke kantornya saja ya, aku pastikan apa ada karyawan yang lembur dan menginap di sana?" Gumam Bunga nampak berpikir dan menimbang, apakah dia harus ke kantor suaminya atau tidak.
Setelah berpikir cukup keras, Bunga pun memutuskan untuk ke kantor Ilham, dia juga membawakan makan malam untuk suaminya, tapi sebelum itu Bunga memanaskan makan malamnya dulu baru dia memasukkannya ke dalam rantang.
Dengan kecepatan sedang, Bunga mengendarai mobilnya menuju kantor Ilham, dan 20 menit kemudian dia pun sampai. Tetapi kantor itu nampak sepi, akhirnya Bunga pun turun dan bertanya kepada satpam yang berjaga di sana.
"Selamat malam Pak," ucap Bunga kepada seorang pria berbaju putih yang berseragam satpam.
"Iya selamat malam, maaf Bu Ibu kesini mau apa ya?"
"Gini Pak, apa di kantor ini masih ada yang kerja atau lembur? Tadi saya telepon suami saya, dan katanya dia malam ini lembur, dan katanya menginap di kantor. Apa benar itu Pak?" Tanya Bunga kepada satpam yang berdiri di hadapannya.
Satpam itu pun mengurutkan dahinya, dia merasa heran dengan ucapan Bunga. Pasalnya tidak ada seorang pun di kantor itu selain dirinya. "Maaf Bu! Tidak ada orang di sini, dan tidak ada yang lembur. Semua karyawan sudah pulang dari sore hari."
"Sudah pulang? Apa Mas Ilham berada di dalam, atau memang dia juga sudah pulang?" Tanya Bunga dengan wajah heran.
"Oh, ibu istrinya pak Ilham! Maaf bu, saya pikir tadi siapa. Pak Ilham sepertinya tidak datang hari ini ke kantor Bu, dari pagi saya jaga tidak melihat pak Ilham masuk ke kantor ini," jelas satpam itu yang membuat Bunga seketika terkejut.
"Tidak masuk kantor! Apa Bapak yakin?" Tanya Bunga memastikan, dan langsung dibalas anggukan oleh satpam itu. "Saya yakin Bu! Sebab saya memperhatikan karyawan yang masuk ke dalam kantor ini, dan Pak Ilham sama sekali tidak kelihatan dari pagi."
Setelah mengetahui fakta yang membuat Bunga semakin bingung, dia pun pamit kepada satpam itu untuk pulang. Tetapi saat di dalam mobil, Bunga langsung menelpon Ilham, tetapi sayang nomornya sudah tidak aktif.
'Sebenarnya ke mana kamu Mas? Kenapa kamu bohong sama aku? Kamu bilang kalau kamu bekerja, dan kamu lembur. Tetapi kenyataannya, kamu sama sekali tidak ke kantor! Ada apa sebenarnya Mas? Apa benar yang dikatakan Tina, kalau kamu itu selingkuh? Ya Allah... Betapa jahatnya kamu, jika kamu memang benar-benar selingkuh dari aku Mas.'
Bunga mengusap air matanya, kemudian dia melajukan mobilnya menuju ke rumah. Dia akan istirahat dulu malam ini, karena dia yakin besok Ilham pasti akan pulang ke rumah, dan dia akan memberondong Ilham dengan semua pertanyaan yang ada di otaknya saat ini.
Bersambung............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 259 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
padahal uda ada beberapa petunjuk itu sih
2024-08-28
0
Aiur Skies
enak di loe gak enak di Bunga, 🤧🤧👎🏻👎🏻
2024-02-28
0
Aiur Skies
eeeh dodol, waktu niat Nyelingkuhin sadar gak klo bakal ada hati yang terluka 🤬🤬🤬🤬🤬
2024-02-28
0