Hutang

Happy reading...........

Bunga mengendarai mobilnya sambil menatap jalanan, dengan pikiran yang sedikit melamun. Bunga pun memarkirkan Mobilnya di sebuah taman yang ada di kota, dia ingin sejenak merilekskan pikirannya.

Dengan langkah perlahan, Bunga masuk ke dalam taman, berjalan tanpa arah, menatap setiap orang berlalu lalang. Bahkan ada yang sedang pacaran, tetapi pikiran Bunga saat ini, entah sedang di mana. Dia hanya saja terus berjalan mengitari taman itu, hingga tanpa sengaja dia melihat anak kecil yang berusia 4 tahun, sedang menangis di dekat pohon.

Bunga yang melihat itu pun kasihan, kemudian dia mendekat ke arah anak kecil itu. "Adek... Adek kenapa menangis? Mama sama Papanya mana? Kok Adek sendirian?" Tanya Bunga dengan suara yang begitu lembut, agar tidak menakuti anak itu.

Anak perempuan itu pun mengangkat wajahnya, sungguh sangat imut dipandang, dengan pipi cabi dan mata sipit membuat Bunga begitu gemas melihatnya.

Anak kecil itu pun memeluk tubuh Bunga seketika, kemudian menangis tersedu-sedu. Bunga yang melihat itu pun mengelus rambut indah dan lembut yang terurai panjang setengah pinggang, milik Gadis itu dengan lembut.

"Kenapa menangis cantik? Mama sama Papa kamu mana? Kenapa di sini sendirian?" Tanya bunga sambil mengusap air mata anak kecil itu.

"Tadi Aulola ke sini bersama dengan Papa. Tapi Aulola pergi untuk mengejal kupu-kupu, dan sekalang Aulola tidak tahu di mana Papa belada," ucap anak kecil itu yang bernama Aurora, dengan suara cadel.

"Oh, nama kamu Aurora? Cantik, seperti orangnya," goda Bunga sambil menjawil hidung Aurora dengan gemas, membuat anak kecil itu terkekeh.

"Kita cari Papa kamu yuk! Mungkin Papa kamu juga lagi mencari kamu, dan dia sangat khawatir sama kamu! Ayo, Tante antar."

Aurora pun mengangguk, kemudian Bunga menuntun Aurora menyusuri taman itu untuk mencari sang Papa. Setelah cukup lama, tiba-tiba Aurora berucap sambil menunjuk seseorang yang menggunakan jas dan nampak gagah, walaupun hanya terlihat dari belakang saja.

"Tante cantik, itu Papa Aulola, itu Papa," seru Aurora dengan wajah bahagia saat melihat Papanya sedang celingak celinguk mencari dirinya.

"Ya sudah, yuk kita samperin Papa," ajak Bunga sambil menuntun anak itu menuju ke arah pria tinggi nan gagah yang memakai jas hitam.

"Papa..." panggil Aurora sambil berteriak memanggil pria itu.

Mendengar namanya dipanggil, pria tampan itu pun memalingkan wajahnya, dan seketika dia berbinar bahagia saat melihat Aurora berlari ke arahnya. Dengan penuh rasa syukur, pria itu pun memeluk tubuh Aurora dengan erat. Bunga yang melihat itu seketika hatinya merasa terenyuh, dia membayangkan jika pria itu adalah Ilham, yang sedang memeluk anak mereka.

'Jika saja aku dan Mas Ilham mempunyai anak, pasti sekarang kami bahagia. Bahkan kami sering berjalan-jalan. Ya Allah, semoga aku bisa cepat hamil,' batin Bunga sambil meneteskan air mata dan mengusap perutnya dengan pelan.

"Kamu ke mana aja sayang? Papa cari kamu, kenapa kamu lari, dan malah menghilang? Papa kan jadi khawatir," ucap pria tampan itu sambil menangkup kedua pipi gembul milik Aurora.

"Maafkan Aulola Papa, tadi Aulola melihat kupu-kupu yang sangat cantik. Jadi Aulola pelgi mengejal kupu-kupu itu, hingga Aulola tidak tahu, Papa ada di mana? Untung ada tante cantik itu, yang nolongin Aulola buat nyali Papa," tunjuk Aurora kepada Bunga.

Pria tampan itu pun beralih menatap Bunga, kemudian dia berdiri dan menghampiri Bunga. Melihat itu Bunga segera menghapus air matanya, dan tersenyum ke arah pria tampan yang ada di hadapannya.

"Terima kasih, karena sudah membantu anak saya untuk mencari saya. Jujur Saya sangat khawatir, saya takut jika Aurora akan hilang. Sekali lagi, saya terima kasih ya atas kebaikan kamu," ucap pria tampan itu sambil mengulurkan tangannya.

Bunga tersenyum, lalu menjabat tangan pria itu. "Sama-sama, saya kasihan kepada Aurora. Tadi saya tidak sengaja melihat dia menangis di bawah pohon, dan dia bilang, dia tersesat. Jadi saya bantu cari Papahnya," jawab Bunga sambil melepaskan pegangan tangannya.

"Saya Bagas, nama Mbak siapa?" tanya pria tampan itu yang bernama Bagas.

"Saya Bunga! Kalau begitu saya duluan ya. Aurora, tante pulang dulu ya! Ini sudah siang. Senang bertemu dengan kamu anak cantik," ucap Bunga sambil menjawil pipi Aurora dengan gemas. Namun saat Bunga ingin melangkah, tiba-tiba Aurora memegang tangannya.

"Tante, apa kita bisa beltemu lagi?" tanya Aurora dengan tatapan penuh harap ke arah Bunga.

Bunga pun berjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi anak perempuan cantik itu, kemudian dia mengusap pipi Aurora dengan lembut. "Insya Allah, Jika Allah berkehendak. Kita akan bertemu lagi. Tante pulang dulu ya cantik, Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam..." jawab Aurora dan juga Bagas bersamaan.

Bunga pergi meninggalkan Bagas dan juga Aurora, tanpa menoleh sedikitpun. Dia berjalan menuju mobilnya, dimana terparkir. Sebenarnya Bunga ingin sekali bermain dengan Aurora, tetapi dia ingat jika dia bukan siapa-siapa. Hanya saja, melihat wajah cantik dan imut milik Aurora, membuat hati Bunga menghangat. Mungkin karena dia menginginkan seorang anak, jadi hatinya gampang tersentuh jika melihat anak kecil.

-------------------------

Bunga memarkirkan Mobilnya di teras rumah, dia masih melihat mobil mertuanya ada di sana. Seketika Bunga pun menghela nafasnya dengan kasar, dia menyiapkan mentalnya dulu sebelum turun dari mobil.

Bunga tahu jika pasti ibu mertuanya akan kembali memaki dirinya, menghina dirinya, dan Bunga harus siap akan hal itu. Walaupun terkadang, ucapan mertuanya itu sangat-sangat menusuk ke dalam hati bunga.

"Assalamualaikum," ucap Bunga sambil masuk ke dalam rumah, dan saat melewati ruang tamu, ternyata Mama mertuanya sedang duduk sambil membaca majalah.

"Bunga, sini kamu," ucap ibu Farah memanggil Bunga dan menggerakkan jari telunjuknya, agar Bunga mendekat ke arahnya.

Dengan langkah malas, Bunga pun mendekat ke arah mertuanya. "Iya Mah, ada apa?" Tanya Bunga.

"Kamu ini istri macam apa? Keluyuran aja bisanya. Ke rumah sakit apa harus selama itu? Mana, coba saya mau lihat hasil tesnya," ucap Ibu Farah sambil merentangkan tangannya, meminta hasil tes Bunga tadi di rumah sakit.

Mendengar itu Bunga pun langsung merogoh tasnya, kemudian dia menyerahkan surat keterangan kesuburannya dari dokter. d

Dan tanpa dibaca, surat itu langsung disobek hingga menjadi beberapa bagian.

Bunga sangat kesal melihat itu, tetapi dia tidak bisa berbuat banyak. Dia hanya bisa menahan emosinya, dan bersabar menghadapi mertuanya.

"Heh cewek miskin! Nggak usah tes-tes kesuburan. Kalau emang udah dasarnya kamu mandul, ya tetep aja mandul! Gak bakalan kamu bisa hamil. Lagi pula saya heran, kamu itu jangan-jangan, bukan ke rumah sakit? Atau jangan-jangan... Kamu itu bertemu sama selingkuhan kamu? Iya," tuduh ibu Farah dengan tatapan tajam ke arah Bunga.

Mendengar itu, tentu saja Bunga menggeleng dengan cepat. "Tidak Mah, kenapa Mama malah menuduh aku seperti itu? Aku benar-benar ke rumah sakit, dan itu suratnya. Tapi Mama tidak membacanya dan malah langsung merobeknya," jawab Bunga membantah ucapan Mama mertuanya.

Plak

Satu tamparan mendarat keras di wajah Bunga, hingga membuat wanita itu sedikit terhuyung. "Berani kamu membatah Mama ya? Ingat, kamu itu di sini hanya numpang. Kalau bukan karena permintaannya Ilham, kamu pikir saya akan merestui hubungan kalian? Dan harusnya kamu itu bersyukur, karena berkat Ilham, operasi ginjal Ayah kamu itu bisa dilaksanakan. Kalau tidak, mana mungkin Ayah kamu hidup sampai sekarang? Mikir dong pakai otak!"

Setelah mengatakan itu, Ibu Farah pun pergi dari ruang tamu, dia melewati tubuh Bunga sambil menyenggolnya, hingga wanita itu jatuh ke lantai.

"Ciih, dasar lemah," ketus Ibu Farah sambil berlalu meninggalkan Bunga.

Air mata Bunga kembali lolos, memang dia dan juga Ilham saling mencintai. Tetapi dulu juga ayahnya Bunga gagal ginjal dan harus dioperasi, dan Bunga tidak mempunyai biaya sebanyak itu. Dan dengan senang hati Ilham mau membantu Bunga untuk membiayai operasi ayahnya, dan Karena itulah Ibu Farah selalu mengungkit-ngungkit masalah biaya operasi itu.

Tadinya bunga ingin mengganti uang itu, walaupun hanya dengan menyicil. Tapi Ilham melarang keras, dia tidak mau Jika Bunga mengganti uang itu. Karena Ilham pikir, mereka suami istri dan uang suami adalah Uang istri.

Bunga pun berjalan menaiki tangga menuju kamarnya, kemudian dia menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Tatapannya menerawang menatap langit-langit kamar.

"Ya Allah, entah sampai kapan aku akan bertahan dengan perlakuan Mama? Aku minta kepadaMu ya Allah, tolong balikan hati Mama, agar dia mau menerimaku."

Bersambung.........

Akan sampai kapankah Bunga bertahan?🤔

Terpopuler

Comments

Laksmi Amik

Laksmi Amik

nyimak dulu

2024-01-17

1

Uthie

Uthie

sy coba lanjut nyimak lagii Thor 🙏

2024-01-09

1

Vivi Bidadari

Vivi Bidadari

Mertua ga tau adab mentang" kaya berbuat seenaknya aja memperlakukan menantu seperti itu...

Dasar mertua julid ga ada akhlak ga ada adab ditambah miskin hati ... harta boleh banyak tapi minus tanpa yg diatas

2023-01-27

2

lihat semua
Episodes
1 Hinaan Ibu Mertua
2 Hutang
3 Nota Belanja
4 Sebuah Foto
5 Bohong
6 Mengelak
7 Aku butuh Anak
8 Apa Kita Bisa Bertemu Lagi?
9 Mulai Menyelidiki
10 Membalikan Fakta
11 Tak Akan Ada Maaf
12 Kau Ingin Meracuniku, Hah!
13 Pertemuan Pertama
14 Mimpimu Terlalu Besar Mas
15 Ini Baru Permulaan
16 Kepergok
17 Aurora Sakit
18 Mama Setuju Kamu Dengan Dia
19 Menjadikan Alat
20 mencoba mempengaruhi
21 Rencana Bunga
22 Mulai Jengah Dengan Kalian
23 Kemarahan Ilham
24 Kebongkar Juga
25 Kamu Egois
26 Sebuah Kebenaran Yang Mengejutkan
27 Menemui Pengacara
28 Sahabat Lama
29 Ular Berkepala Dua
30 Permintaan Aurora
31 Datang Ke Kantor Bagas
32 Datang Ke Kantor Bagas
33 Tidak Pernah Merasakan Dari Kecil
34 Pergi
35 Di Ikuti
36 Bekerja Sama Dengan A.S Group
37 Surat Gugatan
38 Jailnya Tina
39 permintaan Aurora
40 Mulai Menyelidiki
41 Perasaan Apa Ini?
42 Rindu Yang Berat
43 Ancaman Nara
44 Pria Bodoh
45 Promo Novel: Kau Rela Ku Lepas
46 Resmi Bercerai
47 Mami Merindukanmu Nak!
48 Makan Siang
49 Sebuah Kado
50 Bingung
51 Darimana Dia Tahu?
52 Rebutan
53 Bersaing Secara Sehat
54 Seperti Tom And Jerry
55 Untuk Apa Bapak Bertemu Putri Saya?
56 Marahlah Pada Papi, Nak.
57 Akar Masalah 1
58 Pergi
59 Takut
60 Ledekan Sang Mami
61 Kalah Cepat
62 Stategi Yang Bagus
63 Hampir Ketahuan
64 Pangeran
65 Tak Perduli
66 Promo Novel: Al-fatihah Pembuka Jodoh
67 Tidak Bisa Memaafkan
68 Mengetahui Kebenaran
69 Pujian Sang Pujaan Hati
70 Modus Bagas
71 Dia Adalah Kakaku
72 Kehilangan jejak
73 Wanita Tidak Tahu Diri
74 Masih Terbayang
75 Kedatangan Penggangu
76 Emangnya Permen
77 Promo Novel: SUNDIRAH
78 Pesan Itu Lagi
79 Demi Masa Depan
80 Mami Setuju
81 Bab 79
82 Siapa Mereka
83 Bukan Keluarga Biasa
84 Mulai Menyelidiki
85 Gagal
86 Kaget
87 Bekerja Sama
88 Putri Ajaib
89 Lagi dan Lagi
90 Tamu Tak Diundang
91 Kekesalan Bunga
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Pasangan Serasi
96 Beri Aku Waktu
97 Kemarahan Ilham
98 Pergi
99 Tamu Spesial
100 Kamu Sangat Cantik
101 Dinner Nanti Malam
102 Will You Marry Me?
103 Kenapa Kamu Lakuin Ini Padaku?
104 Melahirkan
105 Pak Duda Bisa Cemburu Juga
106 Permintaan Tante Farah
107 Penyesalan Ilham
108 Mengamen
109 Aku Sudah Memaafkanmu
110 Hancurnya Hati Ardi
111 Kasihan
112 Kamu Harus Kuat
113 Hari Bahagia double B
114 Promosi Novel: OBSESI SANG PEWARIS
115 Kehilangan Pekerjaan
116 Peneror Yang Tak Tau Waktu
117 Vitamin Bagas
118 Jangan Ganggu Mama dan Papa
119 Berubah
120 Memberi Pelajaran
121 Sakit
122 Hamil
123 Memutar Balikan Fakta
124 Harus Bijak
125 Permintaan Maaf
126 Rasa Tak Suka
127 Bermain
128 Tak Mau Egois
129 Bertemu Kirana
130 Ceritalah
131 Kedatangan Ferdi
132 Semobil
133 Jangan Gugup
134 Membantu Ardi
135 Terjadi
136 Harus Ke Jepang
137 Ujian Cinta Kita
138 Antara Bunga Dan Karina
139 Mataku Kelilipan
140 Lamaran Tina
141 Menemui Orang Tua Riko
142 Jalan Sama Calon Mertua
143 Bau
144 Sebuah Wasiat
145 Bangun Mas!
146 Tidak Mungkin
147 Jurang yang sama
148 (S2) Pria Sinting
149 S2 super women
150 S2. Siapa Dia
151 S2. Keputusan Papa
152 S2. Tamu Spesial
153 S2. Ternyata Dia
154 S2. Tekad
155 S2. Bab 154
156 S2. Bab 155
157 Bab 156
158 S2. Bab 157
159 S2. Bab 158
160 S2. Jujur
161 S2. Perasaan Tak Enak
162 Disiram Air Panas
163 S2. Semakin Membencimu
164 Masa Lalu Aurora
165 Cemburu Dan Takut
166 Perkataan Menohok
167 Fitnah
168 Pelajaran Untuk Rere
169 S2. TERLAMBAT
170 S2. PESAWAT JATUH
171 S2. Sebuah Mobil
172 S2. DITOLONG RYAN
173 S2. Pria Asing
174 S2. DIIKUTI
175 S2. BERHASIL KABUR
176 S2. TERTANGKAP
177 S2. Waktu 3 Hari
178 S2. Mati Bunuh Diri
179 S2. firasat
180 S2. Diculik
181 S2. Tujuan Menculik
182 S2. Akan Menikahi Secepatnya
183 S2. Pertama Kali
184 S2. Pemandangan Tak Terduga
185 S2. Meminta maaf
186 S2. Menolong
187 S2. Kasus sama
188 S2. Tetap Waspada
189 Hamil
190 S2. Bibit Pelakor
191 S2. Aku Mau Kamu Jujur
192 S2. Kemarahan Aurora
193 S2. Ada Bom
194 S2. Soal Rika
195 S2. Sudah Tahu
196 S2. Membatalkan
197 S2. Bumil Ngidam
198 S2. Reuni
199 S2. Ternyata Kamu
200 S2. Merindukanmu
201 S2. Menyusul
202 Diserang
203 END S2.
204 S3. Kepulangan Arjuna
205 S3. Memergoki
206 S3. Waktunya Pensiun
207 S3. Rania
208 S3. Tidak Jaim
209 S3. Ciuman Pertama
210 S3. Pengemis Cinta
211 S3. Uang Berbicara
212 S3. GEER
213 S3. Undangan Party
214 S3. Menyenggol
215 S3. Juna Hanya Milikku
216 S3. Hutang 500juta
217 S3. Zaman Sudah Modern
218 S3. Meminjam Uang
219 S3. Makan Malam
220 S3. Tamu Tak Diundang
221 S3. Wanita Itu
222 S3. Anisa, bukan Aisha
223 S3. Menyelidiki Anisa
224 S3. Menemui di Cafe
225 S3. Temani Aku Makan!
226 S3. Maksud Anda?
227 S3. Mendesak
228 S3. Titisan Siti Nurbaya
229 S3. Calonnya Juna
230 S3. Terbongkar Alasan Nisa
231 S3. Bertemu Aisha
232 S3. Terungkap
233 S3. Wanita Gila
234 S3. Mengajak Makan Malam
235 S3. Melamar
236 S3. Fitnah
237 S3. Mengantar Pulang
238 S3. MENINGGAL
239 S3. Menikah
240 S3. Meminta Maaf
241 S3. Kabar Bahagia
242 S3. Tak Mau Jauh
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Hinaan Ibu Mertua
2
Hutang
3
Nota Belanja
4
Sebuah Foto
5
Bohong
6
Mengelak
7
Aku butuh Anak
8
Apa Kita Bisa Bertemu Lagi?
9
Mulai Menyelidiki
10
Membalikan Fakta
11
Tak Akan Ada Maaf
12
Kau Ingin Meracuniku, Hah!
13
Pertemuan Pertama
14
Mimpimu Terlalu Besar Mas
15
Ini Baru Permulaan
16
Kepergok
17
Aurora Sakit
18
Mama Setuju Kamu Dengan Dia
19
Menjadikan Alat
20
mencoba mempengaruhi
21
Rencana Bunga
22
Mulai Jengah Dengan Kalian
23
Kemarahan Ilham
24
Kebongkar Juga
25
Kamu Egois
26
Sebuah Kebenaran Yang Mengejutkan
27
Menemui Pengacara
28
Sahabat Lama
29
Ular Berkepala Dua
30
Permintaan Aurora
31
Datang Ke Kantor Bagas
32
Datang Ke Kantor Bagas
33
Tidak Pernah Merasakan Dari Kecil
34
Pergi
35
Di Ikuti
36
Bekerja Sama Dengan A.S Group
37
Surat Gugatan
38
Jailnya Tina
39
permintaan Aurora
40
Mulai Menyelidiki
41
Perasaan Apa Ini?
42
Rindu Yang Berat
43
Ancaman Nara
44
Pria Bodoh
45
Promo Novel: Kau Rela Ku Lepas
46
Resmi Bercerai
47
Mami Merindukanmu Nak!
48
Makan Siang
49
Sebuah Kado
50
Bingung
51
Darimana Dia Tahu?
52
Rebutan
53
Bersaing Secara Sehat
54
Seperti Tom And Jerry
55
Untuk Apa Bapak Bertemu Putri Saya?
56
Marahlah Pada Papi, Nak.
57
Akar Masalah 1
58
Pergi
59
Takut
60
Ledekan Sang Mami
61
Kalah Cepat
62
Stategi Yang Bagus
63
Hampir Ketahuan
64
Pangeran
65
Tak Perduli
66
Promo Novel: Al-fatihah Pembuka Jodoh
67
Tidak Bisa Memaafkan
68
Mengetahui Kebenaran
69
Pujian Sang Pujaan Hati
70
Modus Bagas
71
Dia Adalah Kakaku
72
Kehilangan jejak
73
Wanita Tidak Tahu Diri
74
Masih Terbayang
75
Kedatangan Penggangu
76
Emangnya Permen
77
Promo Novel: SUNDIRAH
78
Pesan Itu Lagi
79
Demi Masa Depan
80
Mami Setuju
81
Bab 79
82
Siapa Mereka
83
Bukan Keluarga Biasa
84
Mulai Menyelidiki
85
Gagal
86
Kaget
87
Bekerja Sama
88
Putri Ajaib
89
Lagi dan Lagi
90
Tamu Tak Diundang
91
Kekesalan Bunga
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Pasangan Serasi
96
Beri Aku Waktu
97
Kemarahan Ilham
98
Pergi
99
Tamu Spesial
100
Kamu Sangat Cantik
101
Dinner Nanti Malam
102
Will You Marry Me?
103
Kenapa Kamu Lakuin Ini Padaku?
104
Melahirkan
105
Pak Duda Bisa Cemburu Juga
106
Permintaan Tante Farah
107
Penyesalan Ilham
108
Mengamen
109
Aku Sudah Memaafkanmu
110
Hancurnya Hati Ardi
111
Kasihan
112
Kamu Harus Kuat
113
Hari Bahagia double B
114
Promosi Novel: OBSESI SANG PEWARIS
115
Kehilangan Pekerjaan
116
Peneror Yang Tak Tau Waktu
117
Vitamin Bagas
118
Jangan Ganggu Mama dan Papa
119
Berubah
120
Memberi Pelajaran
121
Sakit
122
Hamil
123
Memutar Balikan Fakta
124
Harus Bijak
125
Permintaan Maaf
126
Rasa Tak Suka
127
Bermain
128
Tak Mau Egois
129
Bertemu Kirana
130
Ceritalah
131
Kedatangan Ferdi
132
Semobil
133
Jangan Gugup
134
Membantu Ardi
135
Terjadi
136
Harus Ke Jepang
137
Ujian Cinta Kita
138
Antara Bunga Dan Karina
139
Mataku Kelilipan
140
Lamaran Tina
141
Menemui Orang Tua Riko
142
Jalan Sama Calon Mertua
143
Bau
144
Sebuah Wasiat
145
Bangun Mas!
146
Tidak Mungkin
147
Jurang yang sama
148
(S2) Pria Sinting
149
S2 super women
150
S2. Siapa Dia
151
S2. Keputusan Papa
152
S2. Tamu Spesial
153
S2. Ternyata Dia
154
S2. Tekad
155
S2. Bab 154
156
S2. Bab 155
157
Bab 156
158
S2. Bab 157
159
S2. Bab 158
160
S2. Jujur
161
S2. Perasaan Tak Enak
162
Disiram Air Panas
163
S2. Semakin Membencimu
164
Masa Lalu Aurora
165
Cemburu Dan Takut
166
Perkataan Menohok
167
Fitnah
168
Pelajaran Untuk Rere
169
S2. TERLAMBAT
170
S2. PESAWAT JATUH
171
S2. Sebuah Mobil
172
S2. DITOLONG RYAN
173
S2. Pria Asing
174
S2. DIIKUTI
175
S2. BERHASIL KABUR
176
S2. TERTANGKAP
177
S2. Waktu 3 Hari
178
S2. Mati Bunuh Diri
179
S2. firasat
180
S2. Diculik
181
S2. Tujuan Menculik
182
S2. Akan Menikahi Secepatnya
183
S2. Pertama Kali
184
S2. Pemandangan Tak Terduga
185
S2. Meminta maaf
186
S2. Menolong
187
S2. Kasus sama
188
S2. Tetap Waspada
189
Hamil
190
S2. Bibit Pelakor
191
S2. Aku Mau Kamu Jujur
192
S2. Kemarahan Aurora
193
S2. Ada Bom
194
S2. Soal Rika
195
S2. Sudah Tahu
196
S2. Membatalkan
197
S2. Bumil Ngidam
198
S2. Reuni
199
S2. Ternyata Kamu
200
S2. Merindukanmu
201
S2. Menyusul
202
Diserang
203
END S2.
204
S3. Kepulangan Arjuna
205
S3. Memergoki
206
S3. Waktunya Pensiun
207
S3. Rania
208
S3. Tidak Jaim
209
S3. Ciuman Pertama
210
S3. Pengemis Cinta
211
S3. Uang Berbicara
212
S3. GEER
213
S3. Undangan Party
214
S3. Menyenggol
215
S3. Juna Hanya Milikku
216
S3. Hutang 500juta
217
S3. Zaman Sudah Modern
218
S3. Meminjam Uang
219
S3. Makan Malam
220
S3. Tamu Tak Diundang
221
S3. Wanita Itu
222
S3. Anisa, bukan Aisha
223
S3. Menyelidiki Anisa
224
S3. Menemui di Cafe
225
S3. Temani Aku Makan!
226
S3. Maksud Anda?
227
S3. Mendesak
228
S3. Titisan Siti Nurbaya
229
S3. Calonnya Juna
230
S3. Terbongkar Alasan Nisa
231
S3. Bertemu Aisha
232
S3. Terungkap
233
S3. Wanita Gila
234
S3. Mengajak Makan Malam
235
S3. Melamar
236
S3. Fitnah
237
S3. Mengantar Pulang
238
S3. MENINGGAL
239
S3. Menikah
240
S3. Meminta Maaf
241
S3. Kabar Bahagia
242
S3. Tak Mau Jauh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!