Happy reading...
Bunga baru saja selesai membersihkan diri, setelah itu dia pun menggunakan piyama tidur nya dan berjalan keluar kamar untuk menuju dapur dan membuat jus untuk dirinya.
Saat Bunga sampai di dapur, dia melihat Nara sedang meminum teh sendirian. Tetapi Bunga yang melihat itu tidak berniat untuk menyapa Nara sama sekali, dia melewati wanita itu begitu saja dan Mulai mengambil buah yang ada di kulkas dan mencucinya.
Sementara itu Nara yang melihat Bunga melewatinya begitu saja tanpa menoleh atau bahkan bertanya kepadanya, membuat Nara mencebikan bibirnya.
Nara pun melanjutkan minum tehnya sambil sesekali melirik ke arah Bunga, menatap wanita itu dari atas sampai bawah menilai penampilan Bunga.
Tidak Nara pungkiri ada rasa iri di dalam hatinya saat melihat penampilan Bunga yang terkesan cantik natural tanpa make up. Sedangkan Nara adalah wanita yang full dengan make up.
Selesai membuat jus, Bunga pun membawanya untuk menuju ruang tamu, tetapi langkahnya terhenti akibat ucapan Nara.
"Ada ya, seorang tamu yang tidak dihargai. Baru kali ini aku bertamu di rumah orang, tapi berasa Tidak dianggap dan tidak dihargai," ujar Nara menyindir Bunga.
Mendengar sindiran dari Nara, Bunga kemudian melirik ke arah wanita itu dengan tatapan sinis, kemudian dia pun duduk di hadapan Nara.
"Apa kamu bilang tadi? Saya tidak menghargai kamu! Sebenarnya saya bisa saja menghargai tamu, tapi tergantung tamu itu siapa, dan bagaimana?" Jawab Bunga dengan nada santai namun terkesan menusuk hati Nara.
Setelah mengatakan itu, Bunga pun melanjutkan kembali jalannya ke ruang tamu, dia tidak memperdulikan cebikan dari Nara.
'Aku tidak akan membiarkan kamu menginjak-nginjak harga diriku, di dalam rumahku sendiri. Aku akan buat kamu bagaikan hidup di neraka di rumah ini! Kita lihat saja, permainan apa yang akan aku mainkan. Dan kita lihat, seberapa kuat kamu dan juga masih Ilham bermain-main di belakangku?' batin Bunga sambil menyeringai.
Saat mengetahui jika Ilham membawa Nara ke rumahnya, Bunga memang sudah mempersiapkan sebuah rencana. Awalnya rencana itu akan dia buat untuk mempermalukan Ilham dan juga Nara, tetapi ternyata Ilham sangat berani membawa Nara ke rumahnya dan bahkan mengizinkan Nara untuk tinggal serumah dengan dirinya.
Akhirnya mau tidak mau, rencana yang sudah disusun oleh Bunga dari jauh-jauh hari harus dia pikirkan kembali, dan Bunga tidak ingin salah langkah. Dia tidak ingin membiarkan dua Duri di dalam hidupnya bahagia.
Sementara itu di meja makan, Nara mengepalkan tangannya dia tidak terima dengan ucapan Bunga, tapi mau tidak mau Nara pun hanya bisa diam karena Bunga tahunya dia adalah sepupunya Ilham, bukan madunya.
"Lihat saja, aku akan merebut Mas Ilham dari kamu. Dan aku akan membuat Mas Ilham membenci kamu dan menceraikan kamu! Aku tidak akan pernah membiarkan kamu bahagia bersama dengan mas Ilham!" geram Nara dengan sorot mata yang begitu tajam penuh kebencian.
*************
Malam ini semua sudah kumpul di meja makan, termasuk juga Nara dan Azam. Mereka bahkan duduk berada di samping Ilham.
Saat Bunga akan mengambil makanan untuk Ilham, tiba-tiba saja disela oleh Nara. "Ini Mas makanannya, aku sudah ambilkan," ucap Nara sambil mendorong piring ke hadapan Ilham yang sudah dia isi dengan nasi dan juga lauk pauk kesukaan Ilham.
Bunga sedikit tercengang melihat perlakuan Nara. 'Ternyata wanita ini sangat berani. Bahkan dia dengan terang-terangan melakukan itu di hadapanku. Baiklah, jika itu permainan mu akan aku ikuti,' batin Bunga sambil menatap jijik ke arah Nara dan juga ilham.
Sedangkan ilham yang diperlakukan seperti itu oleh Nara menjadi salah tingkah, dia merasa tidak enak kepada Bunga sekaligus takut jika Bunga akan curiga.
"Kamu seharusnya jangan melakukan ini Nara! Kan ada Bunga, istri aku. Dan dia bisa melakukannya," ujar ilham kepada Nara.
"Ya, aku cuma ingin membantu kamu saja sih Mas. Lagipula Mbak Bunga ini lelet sekali tidak cekatan dalam melayani suami." jawab Nara dengan angkuh, namun terkesan menyindir kearah Bunga.
Mendengar itu Bunga diam sambil menyendok sayur dalam oiringnya, kemudian dia mulai memakan sayur yang ada di sendok dan memakan nya. Bunga pun menatap kearah Nara dan juga ilham bergantian.
"Tapi, apa yang dikatakan Nara itu ada benarnya juga sih, Mas. Mungkin nanti kalau aku sibuk, Nara bisa ngurusin kamu! Lagi pula dia itu sepupu rasa istri kan?" Sindir Bunga dengan nada cuek.
Uhuuk...
Uhuuuk...
Ilham tersedak makanannya saat mendengar sindiran Bunga, dan dengan cekatan Nara memberikan air minum kepada Ilham dan langsung diteguk habis oleh pria itu.
"Maksud kamu apa?" tanya Ilham kepada Bunga, sambil melirik istri pertamanya itu.
"Tidak ada maksud apa-apa sih, Mas. Ya mungkin apa yang dikatakan Nara itu ada benarnya. Lagipula Nara bisa bantuin aku buat ngurusin kamu? Kan dia itu sepupu, tapi rasanya seperti istri, Mas. Bisa mengerjakan dan juga melayani kamu."
"Maksud kamu apa sih? Nggak usah ngajak ribut deh! Jelas-jelas Nara ini adalah sepupu aku!" geram Ilham yang mulai terpancing emosinya, tetapi sebenarnya dia ingin memutar balikan fakta agar Bunga tidak mendesak dirinya.
Bunga tidak menanggapi ucapan Ilham, dia fokus kepada makan malamnya, walaupun sebenarnya selera Bunga sudah hilang tetapi dia tidak ingin sakit dan menyiksa badannya sendiri.
Setelah makan malam selesai, Bunga pun langsung beranjak ke kamarnya untuk tidur. Dia malas sekali jika harus melihat bagaimana Nara yang selalu mencuri-curi perhatian Ilham, dan seakan Nara sengaja melakukan itu untuk membuat Bunga cemburu.
"Mas, kamu itu harusnya memperkenalkan aku sebagai istri kedua kamu, Mas. Bukannya sepupu kamu! Kamu lihat sendiri kan tadi, bagaimana responnya Mbak Bunga sama aku? Sepertinya dia tidak menyukai aku, Mas!" kesal Nara saat berada di kamarnya bersama dengan Ilham.
"Sabar dong Sayang, aku kan lagi mencari time yang tepat untuk memperkenalkan kamu sebagai istriku juga kepada Bunga."
"Time yang tepat, kapan Mas? Dari kemarin kamu terus bilang seperti itu terus, tapi sampai sekarang mana? Kamu belum juga bilang kepada Mbak Bunga kalau aku ini istri kamu."
"Iya sayang, kamu harus sabar ya! Nanti pasti aku kenalkan kamu sebagai istriku juga kepada Bunga."
Mendengar itu Bara pun langsung bergelayut manja dan duduk di pangkuan ilham, kemudian tangannya bergerak mengelus wajah dan juga leher ilham, membuat pria yang ada di hadapannya itu merasakan desiran di dalam tubuhnya dan mulai lepas kendali.
Saat tengah asyik bercu-mbu mesra, kemudian ilham pun melepaskan pangutan bibirnya pada Nara, lalu dia pun berdiri.
"Loh, kenapa Mas? Kok udahan sih! Padahal kan kita baru mulai?" bingung Nara sambil menatap Ilham dengan Tatapan yang menggoda.
"Maaf sayang, bukannya aku tidak mau. Tapi aku takut kalau nanti Bunga tiba-tiba masuk ke sini, dan mau memergoki kita. Kalau gitu aku balik ke kamar dulu ya."
Setelah mengatakan itu ilham pun berlalu keluar dari kamar yang ditempati oleh Nara dan juga Azam, dan dia berjalan menuju di mana kamar dia dan Bunga berada.
"Awas aja kamu ya, Mas. Gara-gara Bunga, hasrat aku tidak tersalurkan. Lihat saja, aku akan membuat kamu membenci wanita itu dan aku akan membuat kamu hanya menjadi milikku satu-satunya!" geram Nara sambil menatap pintu kamar yang sudah tertutup.
Ilham masuk ke dalam kamarnya dan dia melihat Jika Bunga sudah tidur di bawah hangatnya selimut yang tebal, padahal Siapa yang tahu jika Bunga sebenarnya tidak tidur. Dia hanya pura-pura tertidur saja saat mendengar pintu kamar terbuka.
Ilham duduk di samping Bunga, kemudian dia menatap wajah cantik istrinya lalu satu tangannya mengusap kepala Bunga dan mengecup kening Bunga dengan lembut. "Maafkan aku sayang, aku sudah menyakiti kamu. Jika waktu bisa diputar, aku tidak ingin melakukan ini. Tapi nasi sudah menjadi bubur, aku hanya bisa berharap jika suatu hari nanti kamu mengetahui semuanya, kamu akan bisa menerima Nara dan juga Azam di dalam hidup kamu!" gumam Ilham sambil menatap wajah cantik Bunga yang tertidur pulas.
Setelah mengatakan itu, Ilham pun membaringkan tubuhnya di samping Bunga dan memejamkan matanya menjemput alam mimpi. Setelah beberapa menit Bunga pun membuka kembali matanya dan melirik ke arah Ilham sambil tersenyum miring.
'Apa kamu bilang Mas? Aku akan menerima Nara dan juga Azam? Mimpi kamu terlalu besar Mas. Mana ada seorang istri yang disakiti dan dikhianati, bisa menerima madunya? Dan kamu dengan seenak jidat dan gampangnya bilang seperti itu? Itu tidak akan pernah terjadi dalam hidup kamu Mas, tidak akan pernah!' batin Bunga sambil menatap ke arah Ilham.
Bersambung. ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 259 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
memang laki" pecundang si Ilham
2024-08-28
0
Vannya.bee@gmail.com Septiani.bee
sadarrr woiii...naratel,mna ad ad istri yg suka ma selingkuhan suamiii. Mabok kok y g sdar2
2023-06-10
1
Sukliang
dasar pelakor jslanv murahan
2023-02-20
0