"Kamu sudah faham, apa yang saya jelaskan?" tanya Gus Hafidz setelah menjelaskan pelajaran yang dia berikan kepada Aisyah.
"Alhamdulillah, saya faham Gus," jawab Aisyah tanpa melihat ke arah sang Gus.
"Alhamdulillah, mulai besok, kamu bisa ikut belajar dengan yang lain, jadi, ini pelajaran terakhir." Jelas Gus hafidz.
"Ya gus, makasih atas waktunya selama sebulan ini," ucap Aisyah berterima kasih karena sudah satu bulan Gus hafidz mengajari banyak hal untuknya.
"Ini sudah kewajiban saya, sebagai guru dan juga menjalankan amanah dari ayahmu," ujar Gus hafidz, sambil tersenyum tipis ke arah Aisyah.
Aisyah hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti tanpa melihat ke arah Gus hafidz.
Keduanya terdiam membuat suasana menjadi hening dan sepi.
Mifta yang tidak terbiasa dengan kesunyian pun merasa gemes.
"Kok, diam-diaman sih?" ucap Mifta memecahkan keheningan didalam ruangan yang mereka tempati.
"Maaf Ning, Gus, kalau gitu, saya balik dulu ke asrama." pamit Aisyah undur diri.
"Kok, buruh-buruh si kak, sini aja dulu, nanti kita barengnya ke musholla kalau dah azan." pinta mifta, lalu menarik tangan Aisyah agar duduk kembali.
Aisyah yang di tarik untuk duduk kembali, cuman bisa pasrah dan menurut.
Sedangkan Gus hafidz cuman terkekeh geli melihat tingkah sang adiknya.
"Aa aja yang pergi ke musholla! bentar lagi kan azan," ujar Mifta pada Gus hafidz.
Gus hafidz melihat jam tangannya yang melingkar di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukuk 07:10 malam.
"Kalau gitu, aku ke musholla dulu, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," salam Gus hafidz lalu undur diri dari hadapan Aisyah dan Mifta.
"Ya, wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab Aisyah dan Mifta dengan bersamaan.
"Kak Aisyah, suka gak sama Aa Hafidz?" Tanya Mifta saat Gus hafidz sudah tak terlihat lagi.
"Hah ... e ... eng ... gak Ning" jawab Aisyah tanpa memandang kearah Mifta
"Mifta gak percaya! masa ya, setiap hari ketemu, kakak Ais ndk punya rasa sedikit pun," ujar Mifta dengan menatap Aisyah yang sedang gugup.
"Kagum iya, tapi ... kalau cinta, ndk Ning." ucap Aisyah Sedikit berbohong.
"Maaf yang Allah ... aku bohong, maaf ... Ning" batin Aisyah.
"Padahal, kakak cocok Loh, sama Aa Hafidz." kata mifta lalu memandang reaksi wajah Aisyah.
Aisyah terkejut mendengar perkataan Mifta, hatinya tak dapat berbohong kalau dia bahagia, tetapi saat mengingat perbedaan dia dan sang Gus raut wajahnya berubah menjadi sedih.
"Aku gak cocok Ning, sama Gus Hafidz" setelah mengatakan itu Aisyah menuduhkan kepalanya.
"Biarkan, aku mencintainya dalam diam" batin Aisyah.
"Tapi kak, Aa hafidz mau mel ...."
Miftah belum menyelesaikan perkataannya, suara adzan isya berkumandang membuatnya terdiam, Karna menurutnya tidak baik berbicara saat suara adzan berkumandang.
"Ayo Ning, kita ke musholla" ajak Aisyah.
"Ya udah deh, ayo"
"Issss ... gagal lagi, padahal kan, aku mau ngasih tau kak Aisyah." batik Mifta.
Hari ini adalah hari pertama Aisyah belajar dengan santri lainnya.
"Kamu udah siap?" tanya Dea.
Aisyah tersenyum. "Alhamdulillah, sudah."
"Ayo, berangkat." Tangan Dea menarik tangan Aisyah untuk keluar dari kamar.
"Tunggu dulu Dea." Aisyah menghentikan langkah kakinya.
Langkah kaki Dea pun terhenti saat Aisyah berhenti.
"Aisyah, kita dah telat nih!" resah Dea.
"Bismillah dulu, inikan hari pertama aku, jadi harus dimulai dengan bismillah." Aisyah kembali kedalam kamarnya, lalu keluar lagi dengan ucapan bismillah.
"Ya ampun." Tangan Dea memukul keningnya dengan pelan. "Udah?" tanya Dea, setelah Aisyah sudah berada didepannya.
"Udah, ayo." Aisyah menarik tangan Dea, agar melanjutkan jalannya.
"Kok, aziza ndk bangunin kita ya?" tanya Dea.
"Dia dah bangunin kita. Tapi, cuman sebentar, karna dia buruh-buruh." jawab Aisyah.
******
Ustadzah Halimah tersenyum kepada santri yang ada didepannya. "Bagaimana, kalian sudah mengerti, apa yang saya jelaskan barusan?" tanya Ustadzah. "Jika ada yang tidak di fahami, silahkan bertanya."
Dengan ragu-ragu Aisyah mengangkat tangannya ingin bertanya, "Saya, Ustadzah," sahut Aisyah.
Ustadzah Halimah tersenyum. "Silahkan," imbuh Ustadzah Halimah.
Aisyah berdiri dari duduknya. " Bismillahirrahmanirrahim, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, sebelumnya, perkenalkan nama saya Aisyah Khumaira Az-Zahra, biasa di panggil Aisyah, izin bertanya Ustadzah," ucap Aisyah dengan sedikit gemetar. "Apakah boleh, kita memberikan, menasehati kepada seseorang di tempat umum? Ustadzah mohon penjelasannya."
Ustadzah halimah tertawa kecil. " Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," salam Ustadzah Halimah. "Jika kita menasehati orang lain, pasti kita memiliki tujuan yang baik, dalam islam pun kita diperintahkan untuk saling mengingatkan satu sama lain. Namun, tidak serta-merta menasehati orang lain sesuka hati tanpa melihat tempat dan kondisi, Imam Syafi'i berkata, "Siapa yang menasehatimu secara sembunyi-sembunyi, maka ia benar-benar menasehatimu. Siapa yang menasehatimu di khalayak ramai, dia sebenarnya menghinamu, jadi sebaiknya kita jangan menasehati orang lain ditempat umum," terang Ustadzah Halimah. "Mengerti ...?"
"Alhamdulillah, mengerti Ustadzah, syukron" jawab Aisyah.
"Alhamdulillah, sampai disini pelajaran kita hari ini, Minggu depan kita akan lanjut lagi," ujar Ustadzah Halimah. "Hafalannya, Minggu depan harus disetor, ya!"
"In syaa Allah, Ustadzah," jawab santriwati yang ada didalam ruangan.
*****
Aisyah dan kedua sahabatnya sedang berjalan ke arah asrama santri putri, hari ini sangat melelahkan baginya.
Dea berucap, "Bagaimana, hari pertamanya Ais?" tanya Dea melihat ke Aisyah. "Menyenangkan atau melelahkan?
"Dua-duanya, rasanya ... akhh ... Capek banget!" jawab Aisyah.
Dea dan Azizah terkekeh kecil mendengar perkataan Aisyah, siapa yang gak capek, masuk jam 08:00 pulang jam 15:00.
Azizah terkekeh. "Awalnya, emang gitu, Ais. Tapi, lama kelamaan kamu akan terbiasa," ujar Azizah.
Dea tertawa, "Dulu, aku lebih para Ais, bukan cape aja ta—" Ucapan Dea terpotong kala Gus hafidz datang.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," salam Gus hafidz.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, Gus" jawab mereka bertiga, lalu menundukkan pandangannya.
"Aisyah, selesai sholat Asar ke dalem, dipanggil, umi," ujar Gus hafidz.
Aisyah menganggukkan kepalanya. "In syaa Allah Gus."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Abizar Meram
Next
2022-10-03
0