paryt 4

Hari ini adalah hari pertama Aisyah masuk pesantren.

"Udah siap berangkat?"

"Alhamdulillah udah yah"

"Ayo kita berangkat, bibi saya dan Aisyah berangkat dulu, titip rumah ya"

"Iya tuan, hati-hati"

"Aisyah pamit dulu ya bi, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Jaga kesehatan di sana yang non, wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"

Setelan berpamitan kepada bibi Ani,

Riyan pun menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah.

*******

Setelah melakukan perjalanan terbilang cukup jauh, akhirnya Riyan sampai dikawasan pesantren yang akan ditempati oleh Aisyah. Pesantren yang dulunya juga pernah ditempati oleh Alisha(bunda Aisyah) menempuh pendidikannya.

Riyan tersenyum saat melihat putrinya yang tertidur selama perjalanan.

"Ais..Ais...bangun yuk kita dah sampai"

Riyan menepuk pipi Aisyah agar terbangun dari tidurnya.

Aisyah terbangun saat merasa tidurnya terganggu.

"Kita dah Sampai ya yah.?"

"Udah sayang, ayo turun"

Aisyah turun dari mobil, sedangkan Riyan mengambil barang Aisyah yang ada di bagasi mobil.

"Ayo" ajak Riyan.

Saat ini mereka sedang berada di depan rumah pemilik pesantren.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" salam Riyan.

Terlihat pria paruh baya sedang menyambut kedatangan mereka.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, akhirnya kalian sampai juga, silahkan masuk"

Jawab pria paruh baya tersebut.

Merekapun duduk di sofa yang berada di ruang tamu.

"Bagaimana kabarnya kiyai Afnan.?" Tanya Riyan.

"Alhamdulillah seperti yang kamu lihat yan, kalau kamu apa kabar.? Panggil Afnan aja yan,"

"Alhamdulillah baik Af"

Seorang wanita paruh baya sedang berjalan kearah mereka membawa nampan berisi cemilan dan minuman.

"Silahkan diminum" kata wanita itu, lalu duduk di samping kiyai Afnan. Dan tersenyum kearah Aisyah.

"Ini pasti Aisyah kan..?"

Tanya wanita itu.

"Iya Tante" jawab Aisyah dengan sopan lalu membalas senyuman wanita yang ada di depannya.

"Jangan panggil Tante, panggil umi aja, biar terdengar akrab"

"I..iya umi" Aisyah sedikit gugup.

Setelah mereka berbincang-bincang, dan Riyan sudah sampaikan niatnya, sekarang dia akan pamit untuk pulang.

"Afnan, aku titip putri ku ya, didik dia dengan baik"

"Kamu tenang aja yan, pasti kami akan menjaganya dan menyayanginya seperti anak kami"

"Makasih banyak Af,"

Riyan sangat bersyukur karna pemilik pesantren ini adalah sahabatnya dulu waktu kuliah, meskipun tidak sama jurusan tetapi Merekalah sahabat, jika Riyan mau bertanya tentang agama, maka dia akan bertanya pada Afnan, begitupun sebaliknya, jika ada yang tidak di fahami Afnan dia akan bertanya pada Riyan,

Semenjak mereka bersahabat, Riyan sering berkunjung ke pesantren ini dan bertemu Alisha.

"Aisyah, ayah pulang dulu ya, ayah akan berkunjung jika waktu libur kantor"

Aisyah memeluk ayahnya, rasanya tidak ingin berpisah dari ayahnya.

"Ayah janji akan sering datang ke sini"

"Janji sayang, ayah pasti sering kesini untuk melihat mu" Riyan mengelus kepala putrinya yang tertutup dengan hijab.

Afnan dan istrinya cuman tersenyum melihat pemandangan itu.

"Udah, jangan nangis malu sama kiyai dan istrinya" Riyan menghapus air mata sang putri lalu membenarkan hijabnya yang sudah kusut.

Aisyah cuman diam dan menuduhkan kepalanya, sebenarnya dia sangat malu.

"Jadi anak yang baik, nurut kata guru yang ada disini, belajar yang benar dan jaga kesehatan, oke" pesan Riyan pada putrinya.

"In syaa Allah yah, ayah juga jaga kesehatan, jangan terlalu bekerja,"

"In syaa Allah, kalau gitu aku pamit ya af,"

Riyan pun berdiri dan berjalan keluar dari rumah Afnan,

Aisyah dan Kiyai Afnan bersama istrinya mengantar Riyan sampai kedepan rumah.

"Hati-hati ya yan, sering²lah berkunjung kesini"

"In syaa Allah af, sekali lagi Titip Ais ya, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Jangan khawatir Yan, in syaa Allah Aisyah akan kami jaga dengan baik.

Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh "

Riyan memasuki mobilnya,

melihat mobil ayahnya yang sudah menjauh dari rumah kiyai, membuat Aisyah menangis, meskipun dia sudah perna bilang tak akan menangis tetapi nyatanya tidak, ini kali pertamanya dia berpisah dengan ayahnya.

Umi Khadijah (istri kiyai Afnan) membawa Aisyah ke dalam pelukannya. Saat melihat Aisyah pertama kali, dia teringat dengan almarhumah sahabatnya Alisha.

"Huusst.. jangan menangis sayang, umi disini, sekarang kita masuk dulu yuk" ajak umi Khadijah.

Umi Khadijah dam Aisyah memasuki rumah dan duduk di sofa yang berada di ruang tamu.

Sedangkan kiyai Afnan sudah pamit untuk pergi mengajar.

"Mau istirahat disini, atau mau ke asrama putri nak.?" Tanya umi Khadijah.

"Di asrama putri aja umi,"

Bukannya Aisyah tidak ingin istirahat disini tapi dia tidak merasa enak, jika terlalu lama disini.

"Baiklah, umi panggil Mifta dulu, biar dia antar kamu ke asrama putri"

Setelah umi pergi mencari Mifta, seseorang mengucapkan salam dari luar rumah.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh "

BERSAMBUNG..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!