part 3

"Selamat pagi sayang" terlihat Riyan berjalan kearah Aisyah, sedang membawa semangkuk bubur dan segelas air putih.

"Pagi juga yah" jawab Aisyah sambil tersenyum kearah ayahnya.

"Udah merasa baikan..?" Tanya Riyan yang sudah duduk di samping Aisyah.

"Udah yah, ayah gak masuk kantor..?"

"Putri ayah lebih penting daripada urusan kantor" Riyan mengaduk bubur yang ada di mangkuk.

"Sekarang kamu sarapan dulu ya, ayah sudah bawakan bubur untuk mu"

"Makasih ayah"

"Sama-sama sayang, mau di suapi atau makan sendiri.?"

"Makan sendiri aja yah, Ais udah gak apa-apa kok"

"Baiklah, ayah ke. Luar dulu, kalau udah selesai panggil ayah"

"Oke yah"

Riyan pun keluar dari kamar tamu, meninggalkan Aisyah yang akan memakan sarapan paginya.

*****

JAM 08:00 MALAM

Setelah makan malam Aisyah dan ayahnya sedang bersantai didepan tv.

"Kata dokter, besok kamu udah bisa masuk sekolah"

Mendengar perkataan ayahnya, Aisyah menghentikan kegiatannya yang sedang memakan cemilan.

Sudah dua hari dia tidak masuk sekolah.

"Yah, boleh gak Aisyah pindah sekolah aja?"

"Kenapa..? Itukan sekolah impian Ais, disana juga ada sahabat Ais, dan juga ada Deva..."

"Jangan sebut nama dia yah, Ais gak suka, dia udah jahat sama Aisyah, Ais benci dia" Aisyah memotong perkataan ayahnya.

Mengingat kejadian waktu itu, membuat mata Aisyah berkaca-kaca, Riyan yang melihat putrinya akan menangis, langsung memeluknya.

"Cerita sama ayah, Aisyah apa yang sudah terjadi, biar ayah menghukumnya"

Aisyah terdiam, dia berfikir apakah dia cerita sama ayahnya atau tidak.

"Mau cerita..? Ayah siap jadi pendengar, apapun yang terjadi, Aisyah tetap putri ayah"

"Janji, ayah gak akan memukul Ais dan mengusir Ais dari rumah"

"Janji sayang"

***FLAS BACK***

"Kok kita berhenti si Dev, kan rumah gw masih jauh dari sini."

Devan menghentikan mobilnya dikawasan yang sepi.

"Ais.. Lo benaran cinta gak sama gw..?" Devan bertanya tanpa menjawab pertanyaan Aisyah.

"Iya gw cinta sama Lo"

"Kalo Lo cinta sama gw, pasti Lo mau kan, menuruti kemauan gw.?"

Aisyah merasa, kalau Devan sedang merencanakan sesuatu.

"Kalo gw bisa, pasti gw turutin"

"Gw mau Lo"

Aisyah terkejut mendengar ucapan Devan.

Dia akui, dirinya bukan perempuan yang baik.

Tetapi dia tidak akan perna mau melakukan hal-hal yang terlalu merugikan dirinya.

"Gw gak mau Dev"

Mendengar penolakan Aisyah Devan langsung mendekat wajahnya kearah telinga Aisyah,

"Kenapa Lo menolak, Lo gak cinta sama gw.?" Bisik Devan.

Merasakan hembusan nafas Devan ditelinganya, membuat Aisyah merinding, lalu mendorong tubuh Devan agar menjauh darinya.

"LO SAKIT YA DEV, GW GAK MAU, KITA BELUM NIKAH, SADAR LO" Teriak Asiyah

Devan yang tidak terima Dengan perlakuan Aisyah langsung menampar nya.

PLAAK

Sebuah tamparan mendarat di pipi Aisyah.

Air mata Aisyah mengalir saat merasakan pipinya terasah peri dan bibirnya sedikit sobek.

"Huusstt jangan menangis sayang, kita akan bersenang-senang"

Devan menarik rambut Aisyah kebelakang dengan keras.

"Devan lepasin gw, bajingan"

"Lo bilang apa..? Gw bajingan, sini, gw akan beritahu Lo seberapa bajingan nya gw Aisyah"

Dengan kasar Devan mencium bib*r Aisyah.

Aisya yang diperlakukan seperti itu, merasa marah dan tidak terimah.

Tangannya mencari sesuatu yang dapat membantunya, untuk terlepas dari cengkraman Devan.

Devan melepaskan ciumannya lalu tersenyum licik. Tangannya masih menarik rambut Aisyah

"Bagaimana sayang, gw laki-laki bajingan kan, dan ini belum seberapa"

Tangan Aisyah mendapatkan sesuatu yang bisa dia pake untuk memukul Devan.

"Lo...Lo jahat Devan, Lo pria brengsek yang gw kenal"

"Oh iya, masih ingin merasakan dan melihat ke brengsekkan gw, sayang"

Melihat devan yang ingin melanjutkan kegiatannya, dengan sekuat tenaga Aisyah memukul kepala Devan.

Devan terduduk ditempat duduknya, dia memegang kepalanya yang mengeluarkan darah segar.

Melihat Devan kesakitan, Aisyah dengan cepat keluar dari mobil tersebut, dan berlari dengan sisa tenaga nya.

Melihat Aisyah yang sudah berlari jauh dari mobilnya, Devan cuman bisa marah.

"AWAS LO AISYAH, GW GAK AKAN LEPASIN LO GITU AJA" teriak Devan.

**FLAS BACK END**

Aisyah menghentikan ceritanya. Dia menyesal, Karna tidak pernah menuruti perkataan ayahnya yang melarang dirinya untuk tidak pacaran.

Mendengar cerita Aisyah, membuat Riyan sangat marah, tangannya terkepal erat.

Riyan mengambil handphone nya, menghubungi seseorang.

"Halo tuan" suara sebrang sana.

"Aku tunggu, berita kehancuran Wijaya besok pagi" suara Riyan begitu menakutkan, Aisyah yang mendengarnya pun merasa merinding

"Baik tuan"

Tutt.. tutt..

(Sambungan terputus)

"Ayah, maafin Aisyah, Karna Aisyah belum bisa jadi anak yang baik untuk Ayah dan bunda, pasti bunda sangat kecewa sama Aisyah" kepala Aisyah tertunduk, air matanya menetes.

"Maafin ayah juga sayang, belum bisa jadi ayah yang baik untukmu" Riyan memeluk putrinya lalu mencium kening sang putri

"Ayah, boleh Aisyah pindah nya ke pesantren, Aisyah ingin jadi wanita Sholehah kaya bunda, dan memenuhi keinginan terkahir bunda"

Aisyah melirik ayahnya.

Mendengar perkataan putrinya, Riyan sangat bahagia

Air mata Riyan jatuh dari pelupuk matanya, do'a nya selama ini terkabulkan melalui cobaan yang begitu berat bagi putrinya.

BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!