part 5

Aisyah terdiam ditempatnya, mau menjawab malu, tidak menjawab merasa tik enak, jadi dia cuman bisa menuduhkan kepalanya.

Tak mendapatkan salam dari dalam, seseorang itu melanjutkan langkahnya masuk kedalam rumah lalu memasuki sebuah kamar. tanpa melihat ke arah Aisyah

Setelah beberapa menit umi Khadijah datang bersama seorang gadis yang berpakaian syar'i.

"Aisyah, ini putri umi namanya Miftahul jannah, kamu boleh memanggil Adek, dia lebih mudah 2 tahun dari mu" jelas umi Khadijah.

Mendengar perkataan umi Khadijah, Aisyah tersenyum dan memperkenalkan diri pada Mifta.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Adek Mifta, salam kenal, nama saya Aisyah Khumaira Az-Zahra bisa di panggil Aisyah"

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh kak Aisyah" Mifta menjawab salam Aisyah dengan Rama.

"Mifta, antar Aisyah ke kamar putri ya sayang"

"Baik umi, ayo kak Mifta antar ke asrama"

"Aisyah ke asrama dulu ya umi,"ucap Aisyah undur diri

"Ya sayang, kalau butuh sesuatu bilang ke umi aja ya, siapa tau umi bisa bantu"

"In syaa allah umi, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"

Setelah Aisyah dan Mifta sudah tak terlihat lagi, seseorang yang sedari tadik mengintip dari balik pintu kamarnya keluar untuk menghampiri uminya.

"Kamu udah pulang Aa.?" Tanya umi saat melihat anak sulungnya duduk di sampingnya.

"Hmm, umi, tadik itu santri baru iya.?"

"Ya Aa, dia itu anak sahabat abi mu dan dan bundanya sahabat umi, bundanya juga alumni disini" jelas umi Khadijah.

Laki-laki yang di panggil Aa itu cuman mengangguk kan kepalanya, tanda dia mengerti.

*******

Tok..tok..tok.. Mifta mengetuk pintu salah satu kamar santri putri.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" salam Mifta saat sudah sampai didepan sebuah kamar yang ada di asrama putri.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" terdengar jawaban salam dari dalam lalu pintu terbuka terlihat seorang perempuan yang berpakaian syar'i yang membuka pintu.

"Heh Ning Mifta, silahkan masuk Ning" lanjut gadis itu.

"Ayo masuk kak Ais" ajak Mifta.

Merekapun masuk kedalam.

Kamarnya sederhana, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, bisa dihuni 3 orang Santriwati.

Mifta pun memperkenalkan Aisyah kepada dua gadis yang seumuran dengan Aisyah.

Setelah Aisyah sudah merasa nyaman dengan teman kamarnya, mifta pun pamit pulang.

"Kak, Mifta balik dulu ya"

"Kok cepat banget Ning baliknya.?" Tanya Azizah, gadis yang Tadi membukakan pintu untuk mereka.

"Nanti umi nyariin kak"

"Ya udah, hati-hati Ning, titip salam Sama Aa mu yang ada di rumah ,hehehehe"

Azizah langsung memukul pelan kepala Lisa.

"Iya, nanti aku sampaikan dahh, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" mifta langsung berlari kecil dari kamar.

"Bercanda Ning, aku ndk serius" teriak Lisa.

Mifta yang belum jauh dari kamar itu, mendengar perkataan dea, tertawa kecil.

"Gak bisa gitu kak lisa, inikan amanah yg harus di sampaikan" setelah mengatakan itu Mifta berjalan dengan cepat dan menghilang dari pandangan Aisyah dkk.

"Mati aku ziz, jangan sampai Ning Mifta benaran ngasih tau Gus" Lisa sudah mondar mandir didepan Aisyah dan Azizah.

"Makanya tu mulut jangn asal ngomong, gitu kan jadinya, udahlah"

Aisyah cuman tersenyum mendengar obrolan kedua teman barunya ini.

"Aisyah, kamu istirahat aja, nanti aku bangunin, kalau masuk waktu sholat"

"Makasih ziz," Aisyah pun membaringkan dirinya ketempat tidur.

Dalam satu kamar ada 3 tempat tidur, dan tiga lemari khusus untuk Santriwati.

******

Suara adzan Dzuhur sebentar lagi akan berkumandang..

"Ais..Ais.. Aisyah" Azizah membangunkan Aisyah dari tidurnya, Aisyah yang merasa terganggu pun membuka matanya.

"Udah adzan ya ziz.?" Tanya Aisyah.

"Belum, tapi kita harus siap-siap, kamu mau mandi atau wudhu aja.?"

"Wudhu aja, kita wudhu dimana.?" Tanya Aisyah.

"Ditempat wudhu khusus santri putri, ayo kita temani, mumpung belum adzan, kalau dah adzan biasanya akan antri, makanya sebelum adzan kita wudhu biar gak antri terlalu lama" jelas Azizah.

Merekapun pergi ketempat wudhu khusus untuk Santriwati.

Setelah itu mereka menuju ke musholla untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim.

Sebelum Aisya masuk pesantren, dia sudah belajar cara wudhu, niat sholat, gerakan sholat, dan bacaan sholat melalui buku yang diberikan oleh ayahnya selama seminggu. Jadi dia tidak pusing lagi.

*****

Aisyah dan kedua temannya sudah duduk didalam musholla, menunggu waktunya sholat.

Suaran adzan Dzuhur pun berkumandang dengan merdu.

"MAA SYAA ALLAH, suaranya calon imam aku merdu banget, meleyot hati Adek Aa"

Setelah mengucapkan itu Dea memegang dadanya.

"Mulai lagi deh lebai nya, kita ini mau sholat, ingat"

"Aku juga tau ziz, kalau kita kesini ya sholat, gimana si"

Aisyah cuman tersenyum, dirinya mengakui memang suara yang melantunkan adzan sangatlah merdu.

"udah, jangan ribut, gak baik bicara saat adzan berkumandang"

Dea dan Azizah terdiam saat mendengar perkataan Ning Mifta yang baru duduk disamping Aisyah.

"Hehehe Ning Mifta disini"

"Huuuusssstt"

sholat pun dimulai.

Lantunan ayat suci Al-Quran begitu indah didengar, menggetarkan hati Aisyah.

Air matanya menetes tanpa diminta, saat mengingat betapa banyak dosa yang dia lakukan selama ini.

Dirinya terlalu jauh meninggalkan Allah, tetapi Allah tak pernah meninggalkan dirinya sampai sekarang.

Dia menjauhi-Nya tetapi Allah selalu ada bersama, memberikan seorang ayah seperti ayahnya. Yang setiap hari selalu memberikan nasehat walaupun Aisyah abaikan.

Itu adalah salah satu nikmat Tuhan yang selama ini dia sia-siakan.

BERSAMBUNG..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!