Sore hari sepulang kerja, Kyra menunggu taksi di tepi jalan bersama teman-temannya.
“Kyra kau jadi pinjam di bank ?”tanya Seryn padanya.
“Ya jadi... tapi dalam jumlah nominal yang kecil.”jawab Kyra menoleh ke Seryn.
“Sebenarnya kau mengambil pinjaman untuk apa ?”tanya Seryn lagi karena penasaran.
“Bukan apa-apa. Aku membutuhkannya saat ini untuk keperluan mendesak.”balas Kyra tak memberitahukan secara detail.
“Baiklah aku pulang dulu kalau begitu.”ucap Kyra lagi saat ada taksi yang berhenti di depannya.
Taksi membawa Kyra menuju ke tempat penginapan. Dia turun setelah taksi berhenti.
“klik...”Kyra membuka pintu kamar dengan tergesa-gesa.
“Kakak.... sudah pulang ?”ucap Alden berdiri dan menyambut kedatangannya.
Gadis itu segera menutup pintu kembali dan menarik Alden mengajaknya duduk di sofa.
“Ada apa kak ?”tanya Alden melihat gadis itu yang antusias.
Kyra mengeluarkan amplop putih dari dalam tasnya dan menunjukkannya pada Alden.
“Ini.... kau bisa menggunakannya sebagai modal usaha dan memulai usahamu dalam waktu dekat ini.”jawab Kyra menyerahkan amplop putih tadi sambil tersenyum pada Alden.
“Apa ini kak ?”jawab Alden menerima amplop putih itu dan segera membukanya. Dia terkejut sekali saat melihat isinya ternyata sejumlah uang.
“Ini.... darimana Kakak mendapatkannya ?”ucap Alden memasukkan kembali uang itu ke amplop putih sambil menatap Kyra.
“Itu.... sebenarnya aku pinjam di bank. Nanti setiap bulan aku akan mencicil dengan gaji ku.”jawab Kyra menjelaskan.
“Apa... kakak pinjam bank ? Bagaimana dengan bunganya nanti ?”jawab Alden terkejut mendengar penjelasan gadis itu. Dia juga heran kenapa dia baik sekali padanya seperti kakaknya sendiri.
“Ya bunga nya kecil karena aku pinjam tidak terlalu besar Selain itu jangka waktunya hanya enam bulan.”jawab Kyra melihat raut muka Alden yang terlihat tidak setuju dengan aksinya dan berniat menyerahkan kembali amplop itu pada Kyra.
“Kenapa kakak tidak bilang dulu padaku ?”ucapnya menerima kembali amplop itu dari tangan Kyra karena gadis itu tak mau menerimanya kembali.
“Aku tak ingin membuatmu kecewa. Aku tahu bagaimana rasanya tidak punya kerjaan. Jadi terimalah jangan sia-siakan usaha ku ini.”ucap Kyra menaruh amplop itu kembali ke tangan Alden dan memegang tangannya.
“Baiklah terima kasih kakak sudah membantuku. Aku tidak akan mengecewakan kakak. Satu lagi, aku yang akan mencicil pinjaman ini.”jawab Alden sambil tersenyum lebar.
Malam harinya Alden berpikir mencari ide yang tepat untuk memulai bisnisnya. Dua duduk di karpet sedangkan Kyra tengkurap di tempat tidur dan menghadap Alden.
“Menurut kakak sebaiknya produk apa yang ku jual ? Aku bingung.”ucap Alden bertanya pada Kyra yang memegang ponsel dan sibuk dengannya.
“Ha.... sebentar aku akan mencarikan ide untukmu.”balas Kyra yang sedang bermain akun jejaring sosial.
Ia pun log out dari akun media sosial yang dibukanya saat ini dan beralih mencari penelusuran terkait jajanan anak usia Sekolah Dasar.
“Klik....”Muncul banyak saran menu jajanan favorit anak usia Sekolah Dasar.
“Alden lihat ini. Coba ke sini sebentar.”ucap Kyra memanggil lelaki itu.
Alden berdiri dan menghampiri Kyra yang masih tengkurap di tempat tidur. Ia kemudian duduk di samping Kyra dan melihat berbagai macam menu yang di tunjukkan oleh Kyra padanya.
Alden apa diam dan berpikir saat melihat beraneka macam menu yang ditawarkan. Dia memikirkan berapa bahan yang di butuhkan, tingkat kesulitan pembuatannya dan juga keuntungannya.
“Gimana ? Apa sudah ada gambaran mau membuat apa ?”ucap Kyra beberapa saat kemudian melihat Alden yang masih diam.
“Ku rasa aku akan mencoba membuat ini saja kak.”balas Alden menunjukkan jenis jajanan yang dipilihnya sekaligus mengembalikan ponsel yang dipegangnya pada Kyra.
“Ya terserah kau saja. Jika begitu besok kita bisa belanja semua keperluannya.”balas Kyra menerima kembali ponselnya.
Kyra kembali membuka akun jejaring sosialnya. Sementara Alden masih duduk di samping Kyra. Dia merasakan ada sesuatu yang tidak enak pada dirinya jika berada terlalu dekat dengan gadis itu.
“Sebaiknya aku segera menjauh.”batin Alden yang secara tak sengaja melihat belahan dada Kyra yang sedikit terbuka.
Lelaki itu kemudian duduk di sofa dan memikirkan ulang menu
jajanan anak Sekolah Dasar yang tadi dipilihnya.
Alden berdiri dan mengambil selembar kertas beserta bolpoin yang ada di meja. Terlihat dia menuliskan semua bahan yang diperlukan untuk usahanya, juga peralatan apa saja yang akan dibelinya.
“Aku ingin desain tempat jualan ku nanti.”batin Alden. Ia pun iseng mencoret-coret dengan bolpoin di selembar kertas kosong dan menggambar desain rombong. Betapa terkejutnya dia setelah dia selesai menggambar ternyata dia bisa menggambar desain dengan bagus dan sempurna.
“Padahal aku hanya sekedar mencoret-coret saja, tapi kenapa gambar sketsa ini terbilang bagus ?”batin Alden menatap gambar sketsanya.
Sedangkan Kyra masih asik bermain media sosial dan sesekali menatap Alden yang terlihat serius.
Keesokan harinya di siang hari Alden berada di rumah dan tak sabar menunggu kedatangan Kyra.
“Sudah sore... tapi kenapa kakak belum datang ?”gumam Alden saat menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 16.00 lewat.
Sepuluh menit kemudian terdengar suara langkah kaki di depan pintu.
“klak... !”Alden membuka pintu karena yakin itu pasti Kyra yang datang.
“Kau sudah lama menunggu ya ?”ucap Kyra masuk sambil menepuk bahu Alden.
“Tunggu sebentar, aku ganti baju dulu baru kita keluar bersama.”ucap Kyra menaruh tas kerjanya kemudian mengambil segelas air minum dan berganti baju santai.
“Ayo kita keluar sekarang.”ucap Kyra menarik tangan Alden yang sudah dari tadi menunggunya.
Mereka berdua naik taksi menuju ke swalayan untuk membeli bahan-bahan yang diperlukan.
Beberapa saat kemudian mereka berdua keluar dari swalayan dengan menenteng banyak kantong tas dan naik taksi kembali kemudian turun di toko yang menjual rombong dan bahan materialnya.
“Kak sepertinya yang ini cocok untukku.”ucap Alden saat melihat sebuah rombongan kecil. Ia pun kemudian melihat harga yang tertera di sana.
“Kak... aku suka yang ini tapi harganya mahal sekali. Jika aku membelinya maka semua modal akan habis tak tersisa.”ucap Alden berbisik pada Kyra yang ada di sebelahnya dan ikut melihat-lihat.
Mereka berdua kemudian melihat-lihat semua rombong yang ada di sana dan ternyata harganya tak ada yang murah.
“Bagaimana ini kak ?”ucap Alden bingung karena tak ada yang harganya sesuai dengan kantongnya.
Kyra kemudian terpikirkan sebuah cara.
“Sebaiknya kita beli materialnya saja nanti kita rakit sendiri menjadi sebuah rombong.”jawab Kyra ikut berbisik di telinga Alden.
Alden hanya mengangguk saja dan mengikuti saran Kyra.
Kyra kemudian menemui pemilik toko dan memesan semua material yang diperlukan.
“Ayo kita pulang dan tunggu materialnya datang di rumah.”ucap Kyra mengajak Alden pulang.
Beberapa saat kemudian mereka tiba di penginapan. Dua jam setelah pemesanan Semua material yang tadi mereka pesan dikirimkan ke sana.
“Biar aku saja yang bawa kak.”ucap Alden membawa beberapa bahan material di depan.
Meskipun lelaki itu melarangnya namun Kyra tetap membawanya masuk ke kamar.
Alden duduk di karpet di depan sama bahan material yang ada. Dia terlihat bingung bagaimana cara merakitnya seperti yang ada pada gambar.
Namun dia mencobanya dulu sebisanya. Alden mencoba merakit lembaran aluminium dan dia kesulitan merangkainya karena ternyata harus memotongnya terlebih dulu agar pas. Berulang kali dia mencoba namun gagal merakit.
À SUIVRE.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
lebah ganteng
belanja yang banyak tapi jangan sampai boros
2022-10-15
1
sandi akbar
cieh Alden pintar bisnis rupanya
2022-10-15
1
diana🇮🇩🇮🇩
mereka berdua sebenarnya saling menutupi kekurangan Merke
2022-10-15
0