Beberapa hari kemudian Kyra kembali mendapat tugas dari bosnya untuk kembali ke prefektur Wallstreet tempat Editor Stone berada.
“Sampai kapan ya kira-kira editor Stone akan bekerja dari rumah ?” gumam Kyra berjalan keluar dari tempatnya bekerja dengan membawa amplop coklat titipan dari David.
Gadis itu berjalan ke jalan raya dan menunggu taksi lewat.
“Taksi.... !”panggilnya berteriak.
Taksi segera berhenti dan gadis itu segera naik. Taksi meluncur menuju ke prefektur Wallstreet.
“Terima kasih...”ucap Kyra turun dari taksi lalu menyerahkan beberapa lembar uang pada sopir taksi.
Beberapa kali ke tempat itu membuatnya sedikit hafal jalanan di sana.
“Ding-dong... !”Kyra menekan bel rumah editor Stone.
“Ya tunggu sebentar.”jawab editor Stone dari dalam.
Tak berapa lama kemudian lelaki itu keluar dan membuka pagar rumahnya.
“Kyra... ayo masuk dulu.”ucap editor Stone.
“Tidak editor terima kasih aku menunggu di luar saja.”jawab Kyra mengikuti lelaki itu masuk ke rumah tapi dia duduk di teras setelah menyerahkan berkas yang dibawanya.
Kyra menunggu di luar dan editor Stone segera mengerjakan bahan yang diterimanya. Satu jam kemudian lelaki yang mengenakan jaket yang menutupi seluruh tubuhnya keluar dari rumah.
“Kyra ini sudah selesai.”ucap lelaki itu menyerahkan artikel yang sudah selesai digarapnya.
“Editor Stone jika begitu aku permisi dulu.”balas Kyra menerima artikel dari tangan sang editor yang masih di karantina karena penyakit cacar airnya belum sembuh.
“Terima Kasih, maaf merepotkan mu.”tambah editor Stone.
Kyra hanya tersenyum kecil dan menggeleng kemudian berjalan keluar dari rumah editor menuju ke jalan raya.
Kyra kembali melirik jam tangannya yang menunjukkan waktu masih panjang dan dia pun ingin berjalan-jalan untuk sebentar saja.
“Ayam goreng yang aku beli beberapa waktu yang lalu ternyata rasanya enak. Apa aku beli lagi sekarang ?”gumamnya tiba-tiba teringat saat melewati jalanan menuju ke pasar beberapa waktu yang lalu.
Kyra sengaja memesan ayam ayam goreng lebih banyak dari yang pernah dibeli sebelumnya karena teman kerjanya juga menyukainya.
Tak jauh dari tempat Kyra berada, terlihat Gavin yang seperti biasanya duduk di tepi jalan beralaskan kardus dengan semangkok kosong di dekatnya.
Kali ini lelaki itu terlihat lemas dan wajahnya terlihat pucat.
Beberapa hari sebelumnya di suatu sore, Gavin kembali ke tempat bermukimnya di tempat pembuangan akhir setelah merapikan tempatnya bekerja mencari recehan di tengah jalan dia bertemu dengan segerombolan begal.
Empat orang lelaki bertampang sangar dan bertato di seluruh tubuhnya menghampirinya.
“Hei gelandangan cepat serahkan semua uang mu pada ku !”ucap salah satu begal sambil berkacak pinggang.
“Aku tak punya uang. Kalian pergi saja dari sini.”jawab Gavin menolak menyerahkan sedikit uang yang dikumpulkan pada para begal tadi.
“Dasar kau gelandangan saja berlagak sok seperti itu.”ucap begal yang lain merasa tak senang dan langsung mereka semua saku baju Gavin dan mengeluarkan isinya.
“Apa ini yang kau bilang tidak punya ?”ucap nikah itu menemukan sejumlah uang dari kantong baju Gavin dan segera mengambilnya.
“Jangan... kembalikan uangku ! Hanya itu saja yang ku punya. Aku belum makan seharian ini.”ucap Gavin berusaha mengambil kembali uang miliknya dari tangan para begal. Namun naas, para begal itu tak mau menyerahkan uang Gavin. Parahnya lagi mereka mengeroyok dan menghajar Gavin hingga babak belur tanpa bisa melakukan perlawanan.
Malam harinya terlihat Gavin mencoba memejamkan mata sambil memegang perutnya yang terasa perih melilit dan juga merasa nyeri di sekujur tubuhnya.
“Hiss... sakit sekali...”gumamnya tak bisa tidur dan berganti miring ke sisi tubuh yang tidak sakit.
Pagi harinya Gavin kembali ke tempatnya bekerja mengumpulkan receh. Lelaki itu menggelar kardus dan menaruh mangkok gosong kembali di tepi jalan.
“Sudah sore begini uang yang terkumpul hanya segini. Apa cukup untuk membeli satu nasi bungkus ?”ucapnya menghitung uang yang terkumpul berjumlah 10 sen saja.
Lelaki itu pun segera merapikan tempat bekerjanya dan kembali ke tempatnya bermukim dan terpaksa harus menahan lapar lagi.
Kembali ke waktu sekarang. Karena sudah tiga hari lamanya Kevin tidak makan sesuap nasi pun dan hanya meneguk beberapa botol air saja untuk mengisi perutnya. Tubuhnya pun terasa panas dingin saat ini.
“Ini nona pesanannya.”ucap penjual ayam goreng menyerahkan pesanan Kyra.
“Terima kasih.”jawabnya singkat dan segera membayarnya.
Gadis itu pun mengambil satu ayam goreng dan memakannya di jalan. Di tengah jalan tiba-tiba dia teringat pada pengemis yang beberapa hari yang lalu dia temui.
“Mungkin pengemis itu belum makan. Pasti dia senang sekali jika aku memberikannya beberapa.”gumam Kyra berhenti di sebuah perempatan.
Gadis itu kemudian berbalik arah dan masuk ke jalanan tempat Gavin berada sebelumnya.
“Dimana dia ?”batin Kyra mencari sosok Gavin.
Kyra mengingat tempat pengemis itu berada sebelumnya dan menuju ke sana. Dia melihat lelaki itu terlihat pucat dan tubuhnya gemetar.
“Nona... tolong aku... aku belum makan selama tiga hari.”ucap Gavin dengan tatapan memelas.
Kyra segera berjongkok dan menyerahkan satu kantung ayam goreng yang dibelinya pada Gavin.
“Terima kasih nona.”jawabnya sambil tersenyum lebar saat menerima pemberian Kyra.
Terlihat Gavin yang kelaparan memakan ayam goreng tadi dengan lahap dan menghabiskan satu kantong.
“bugh....!”hal yang aneh terjadi setelah lelaki itu menghabiskan semua ayam gorengnya. Dia jatuh pingsan entah kenapa.
“Apa yang sebenarnya terjadi ?”pekik Kyra terkejut. Dia pun menyentuh dahi Gavin dan ternyata panas sekali.
“Dia demam.... apa yang harus kulakukan ?”gumam Kyra bingung sendiri tak tahu apa yang harus dia lakukan.
Kyra berteriak meminta tolong pada semua pejalan kaki yang melintas di depan mereka namun tak satupun dari mereka mau membantunya.
“Aku tak bisa membiarkan lelaki ini seperti ini.”gumam Kyra merasa iba melihat kondisinya.
Gadis itu pun akhirnya menghubungi ambulans. Dan beberapa saat kemudian ambulans datang membawa tubuh Gavin dan dia ikut masuk ke ambulans untuk menemaninya.
Beberapa saat kemudian ambulans tiba di rumah sakit terdekat. Kyra mengikuti petugas medis membawa Gavin untuk diperiksa dan mendapatkan pertolongan pertama.
“klak...”dokter keluar dari ruangan setelah beberapa saat kemudian.
“Siapa keluarga pasien di ruangan bougenville ?”tanya dokter di luar ruangan mencari keluarga Gavin.
“Iya dok... bagaimana keadaan pasien ?”jawab Kyra segera menghampiri dokter.
Dokter kemudian menjelaskan jika keadaan pasien barusan sudah aman. Dia hanya demam saja karena malnutrisi.
Kyra kemudian masuk ke ruangan dan ternyata di sana Gavin sudah siuman.
“Dimana aku ?”gumam Gavin duduk dan mengedarkan pandangan ke sekitar.
“Kenapa aku ada di rumah sakit ?”batinnya melihat ruangan dan isinya yang serba putih.
“Nona.... apa kau yang menolongku ?”ucap Gavin saat mendapati Kyra berada di ruangan itu.
“Ya tuan... kau pingsan setelah makan beberapa potong ayam goreng dan aku membawamu ke sini. Dokter bilang kondisimu sudah membaik jika begitu aku akan pergi sekarang.”ucap Kyra berpamitan karena dia harus kembali bekerja.
“Nona tunggu... tolong jangan tinggalkan aku sendiri. Aku tidak punya keluarga di sini atau siapa pun yang peduli padaku. Bahkan aku tak ingat dengan namaku sendiri.”jawab Gavin memohon dengan tatapan Iba.
Kyra yang berada di depan pintu berhenti lalu berbalik. Dia tidak tahu apa yang dimaksud oleh lelaki itu.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
rusidah siti
ini latarnya dimn?kok ada nasi bungkus?
2022-12-14
0
sandi akbar
pukul aja mungkin cuman pura-pura
2022-10-09
0
pena emas
Coba aja kalau nyadarinnya dengan cium berani nggak cium dia
2022-10-09
0