Galang yang sudah mulai ketakutan, memilih untuk berpura-pura tidur saja. Ia berharap kalau suara itu akan berhenti dan kemudian menghilang. Sayangnya, suara itu masih terdengar.
"Bluup.. Blupp... Bluupp.."
Karena merasa terganggu, Adnan akhirnya mengintip keluar. Cukup penasaran untuk memeriksa kondisi sekitar.
"Aneh sekali, gak ada hujan dan gak ada angin, kenapa tenda gerak-gerak dan bunyi?"
Tampaknya, Adnan belum menyadari makna dari yang ia ucapkan. Namun, celetukan Adnan membuat Rizal terhenyak. Ia lantas bangkit, turut memeriksa sekitar. Benar saja, tak ada angin kencang malam itu. Semua normal dan tenang. Satu-satunya keanehan adalah kain tenda mereka yang terus saja bergerak. Hal ini tentu merujuk pada satu dugaan yang tidak boleh dibahas saat itu juga.
Alhasil, Rizal berusaha mengalihkan pemikiran Adnan dengan memintanya untuk kembali tidur. Sialnya, ketika Rizal akan memasukkan kepalanya, ia malah melihat ada sosok putih berambut panjang sedang memainkan tenda mereka. Kiranya, itulah yang menyebabkan tenda mereka berbunyi seolah ada angin yang menabraknya. Bahkan, sosok itu menoleh, menatap ke arah Rizal dengan wajahnya yang datar. Rizal terjingkat seraya lekas menutup tendanya.
"Kenapa Zal kok kaget gitu kamu?" tanya Adnan yang masih belum menyadari kejanggalan yang ada.
"Gak apa-apa Nan, dingin," jawab Rizal.
"Oh.."
"Buruan tidur gih!"
"Iya."
Adnan kembali tidur dan dengan cepat suara dengkurannya terdengar. Suara dengkuran yang telah biasa Galang dan Rizal dengar. Rizal pun turut tidur juga. Meski batinnya ketakutan, pikirannya melayang ke mana-mana. Sekitar sepuluh menit kemudian, tenda berhenti bergerak. Galang dan Rizal pun menghela napas lega. Barulah keduanya dapat tidur dengan nyenyak.
...🍁🍁🍁...
"Hoooammmmmmhemm," adnan menguap seraya mengerjapkan matanya.
"Sudah pagi ya?"
Adnan mengeliat seraya duduk lalu turun dari ranjang.
"Eh.. ini.."
Adnan meraba tepian ranjang sembari bertanya pada dirinya sendiri.
"Kok aku tidur di ranjang? semalam kan.. tenda, mana tendaku?"
Adnan panik sembari mengedarkan pandang ke segala arah. Kedua temannya masih tertidur pulas. Sementara dirinya, tak tahu sedang berada di mana. Adnan coba mengingat tentang bagaimana bisa, mereka terbangun di sana? Namun, ingatannya benar-benar terhenti saat ketiganya bermalam di tenda.
"Kok bisa di sini sih? ini kamar siapa? gimana ceritanya?"
Kamar itu tidak terlalu besar. Di dalamnya, ada sebuah ranjang berukuran nomer dua yang mana kasurnya masih berbahan kapuk. Lantai rumah itu masih tanah. Ada pun dindingnya dari anyaman bambu.
"Di mana sih ini?"
"Zal, bangun Zal! Lang, bangun!"
"Ini di mana Nan?" tanya Galang sembari mempertegas penglihatannya.
"Gak tahu, kamu inget gak sih kalau semalam kita masuk ke kamar ini?"
"Enggak, kita di tenda kok."
"Gak beres ini!" seru Rizal.
Tepat setelah Rizal berucap, pintu kamar terbuka.
"Kriieet.."
Rizal, Adnan dan Galang memandang, siaga. Seorang wanita tua terlihat berdiri di ambang pintu kamar. Pipinya yang keriput memunculkan garis baru sebab bibirnya tersenyum.
"Sudah bangun kalian?" tanya si ibu.
Rizal, Adnan dan Galang saling bertatapan sebelum kemudian menjawab:
"Sudah buk."
"Ibuk siapa? kita di mana?" sahut Galang.
Si ibu kembali tersenyum.
"Mari sarapan!" ajak si ibu kemudian.
Ketiga pemuda itu pun kembali melempar tatapan sembari berdiri lalu berjalan mengikuti langkah si ibu yang mereka anggap sebagai si pemilik rumah.
...🍁Bersambung.. 🍁...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Herlina Lina
kl d mkn tkt g bs plg
2024-05-13
1
Mimik Pribadi
Ngeri2 sedap,,,,mereka diajak sarapan,nnt apaan tuh yng mereka mkn
2023-07-23
1
IG: _anipri
ini cuman Adnan aja yang paling tenang. wkwkwk
2023-01-23
0