Dia HANYA Anakku

Dia HANYA Anakku

Satu_ Penyatuan

Melati dan Arjuna adalah siswa-siswi di Sekolah Menengah Umum Nusantara, mereka berdua sudah menjalin hubungan asmara selama hampir satu tahun.

Hubungan mereka berdua terjalin semenjak Melati bergabung dalam kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah satu tahun yang lalu, tepatnya ketika Melati baru naik ke kelas dua dan Arjuna naik ke kelas tiga.

Intensitas pertemuan yang tinggi sebagai sesama pengurus OSIS serta seringnya kebersamaan di ruang yang sama, membuat kedua muda-mudi itu saling jatuh cinta dan kemudian menjalin komitmen serius untuk berpacaran.

Meskipun Melati berasal dari keluarga sederhana, namun karena kecerdasan serta kepribadian baik dan selalu optimis yang dimiliki oleh gadis berhidung mancung tersebut, membuat Arjuna sang idola di sekolah menjatuhkan pilihan hatinya pada Melati.

Padahal banyak gadis di SMU Nusantara yang derajatnya sepadan dengan putra pejabat tinggi di kota tersebut yang lebih pantas untuk mendapatkan cinta Arjuna, tetapi nyatanya remaja bertubuh tinggi dengan otot-otot yang terbentuk sempurna itu lebih memilih seorang gadis dari keluarga yang sederhana seperti Melati.

Hingga hubungan mereka berdua, mendapatkan penolakan serta cibiran dari teman-teman Arjuna dan imbasnya Melati-lah yang seringkali mendapatkan hinaan serta cacian dari teman-teman kekasihnya itu jika Ia sedang tidak bersama Arjuna.

"Dasar murahan, jual diri paling si Melati ke Arjun. Makanya si Arjun nempel terus!" tuduh teman yang satu kelas dengan Arjuna, kala Melati sedang melintas di hadapan teman-teman wanita Arjuna tersebut.

"Rasanya bagaimana Mel? Punya Arjun pasti besar ya? Secara badannya Arjun kan kekar? Hati-hati lho Mel, nanti robek punya kamu kalau sering dimasuki." ledek yang lain dengan begitu vulgar, yang disambut tawa oleh teman-temannya.

"Paling sudah kendor punya Dia! Pasti bukan cuma si Arjun yang memakai!" hina yang lain lagi, dengan lebih sinis.

Melati meneruskan langkahnya, tanpa menoleh atau pun memberikan tanggapan sama sekali. Bagi gadis berkaki jenjang itu, hinaan, umpatan, sindiran, cacian atau apapun namanya yang mereka lontarkan, Ia anggap sebagai lolongan anjing semata.

Gadis cerdas yang selalu mendapatkan juara umum itu, tidak pernah ambil pusing dengan apa pun yang Ia dengar selama ini.

Karena bagi Melati, yang terpenting adalah perhatian serta dukungan yang selama ini diberikan oleh Arjuna kepada dirinya. Remaja berkulit putih yang merupakan kakak kelasnya itu, selalu memiliki waktu jika Melati mengajak Arjuna untuk berdiskusi tentang pelajaran di sekolah.

Sebab dukungan dari sang kekasih itulah, gadis berambut hitam panjang dan bergelombang indah tersebut bisa mendapatkan beasiswa berprestasi di sekolah. Beasiswa yang sangat bergengsi, karena hanya siswa berotak encer yang bisa mendapatkannya.

Di tengah terpaan hinaan dan cacian dari para gadis yang memperebutkan perhatian Arjuna, gadis yang selalu tampil sederhana itu tetap menikmati masa-masa indah kebersamaan dengan sang kekasih selama setahun ini, tanpa memperdulikan hujatan teman-teman yang tidak suka dengan hubungan mereka berdua.

Tin,,, tin,,,

Bunyi klakson motor Ninja yang terdengar merdu di telinga Melati, saking hafal nya gadis itu dengan suara klakson motor kesayangan sang kekasih tersebut, membuat Melati segera menoleh kearah sumber suara.

Dilihatnya, sang Arjuna telah menghentikan motor sport berwarna hitam garang tersebut dan kemudian membuka helm. Senyum menawan laki-laki pujaan hati Melati itu sanggup menyejukkan tubuh gadis berseragam putih abu-abu, yang saat ini sedang kepanasan karena terik mentari di siang hari sepulang sekolah yang terasa menyengat membakar kulit.

Ya, Melati baru saja berjalan melintasi tempat parkir yang cukup luas menuju gerbang sekolah, karena tadi sewaktu jam istirahat kedua Arjuna mengatakan bahwa siang ini remaja berahang kokoh itu tidak bisa mengantarkan Melati pulang. Sebab di kelasnya, ada jam tambahan pelajaran menjelang ujian akhir sekolah.

Sehingga Melati memutuskan untuk naik angkot seperti waktu Ia masih kelas satu, ketika gadis yang berlesung pipit itu belum menjalin hubungan asmara dengan Arjuna.

"Tadi mas bilang, tidak bisa mengantar Mela pulang karena ada tambahan jam pelajaran? Tapi kok tiba-tiba nyusul Mel?" Melati mengerutkan dahi, sembari menatap sang kekasih yang masih mengulas senyum manis di bibir.

Arjuna menjulurkan tangan tanpa menjawab pertanyaan Melati, merapikan surai hitam sang kekasih yang menutupi dahi dan menyelipkan di telinga Melati. Remaja berkulit putih bersih itu kemudian mengusap keringat di kening sang gadis dengan ibu jarinya, "kasihan pacarku, sampai keringetan begini," ujar Arjuna.

Melati tersenyum lebar, menampakkan deretan giginya yang putih bersih dan rapi. "Cuacanya panas banget hari ini," keluh pacar Arjuna tersebut.

"Ayo naik, kita ngadem dulu di kafe," titah Arjuna seraya memakaikan helm untuk sang gadis, Melati hanya diam dan menurut.

Setelah helm terpasang dengan baik di kepala, Melati segera naik ke boncengan motor ninja yang tinggi tersebut.

"Pegangan yang kenceng ya, aku akan ngebut," pinta Arjuna, dan kemudian segera melajukan motor sport miliknya itu dengan kecepatan tinggi.

Begitulah hari-hari Melati dan Arjuna selama hampir satu tahun terakhir, dimana setiap hari Melati pasti diantar pulang oleh kekasihnya itu.

Hingga tanpa terasa, Arjuna kini telah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah Umum tersebut dan meninggalkan Melati yang harus menjalani hari-hari di sekolah tanpa sang Arjuna, kekasih hati.

Tetapi gadis itu tetap optimis, bahwa ini hanya untuk sementara karena mereka berdua telah berkomitmen sebelum Arjuna meninggalkan Melati dan masuk ke asrama.

Kala itu, Arjuna yang beberapa bulan lalu dengan dibantu oleh Melati mendaftarkan diri di Sekolah Tinggi Pamong Praja melalui pendaftaran online, telah dinyatakan lulus setelah menjalankan berbagai tes masuk ke Sekolah Tinggi bergengsi tersebut.

Untuk merayakan kelulusannya itu, Arjuna mengajak sang kekasih untuk membuat pesta kecil-kecilan di danau buatan yang terdapat di belakang villa milik keluarga remaja tersebut di daerah puncak.

Melati yang sedari pagi telah bersiap, segera keluar dari kamar sempit tempat Ia mengistirahatkan tubuh lelahnya setelah seharian beraktifitas di sekolah dan sepulang dari sekolah, masih harus membantu sang ibu untuk menunggui warung kecil di pinggir jalan raya tempat sang ibu berjualan bakso.

"Bu, saya minta ijin untuk mengajak Dik Melati keluar." pinta Arjuna dengan sopan kepada bu Nilam, ibunya Melati.

Wanita yang berwajah jauh lebih tua dari usia yang sebenarnya itu mengangguk, "hati-hati di jalan ya, Nak Arjuna. Tidak perlu ngebut di jalan raya, yang penting jaga keselamatan diri," pesan bu Nilam pada teman dekat putrinya.

Arjuna mengangguk patuh, dan kemudian segera menyalami bu Nilam untuk berpamitan. Melati pun melakukan hal yang sama, gadis yang mengenakan stelan kulot plisket dipadukan dengan kaos oblong berwarna putih itu mencium punggung tangan sang ibu dengan takdzim.

"Mela berangkat dulu Bu, assalamu'alaikum," pamit Melati seraya mengucap salam, dan kemudian segera keluar bersama sang kekasih.

Bu Nilam mengangguk seraya menjawab salam putrinya, "wa'alaikumsalam .... "

Setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam, motor sport yang dikendarai oleh Arjuna berbelok dan memasuki pintu gerbang sebuah villa yang terbuka lebar.

Rupanya, satpam yang menjaga villa orang tua Arjuna telah mengetahui kedatangan putra sang majikan itu. Sehingga pak Satpam sudah membuka pintu gerbang villa, agar motor Arjuna bisa langsung masuk ke halaman villa tersebut.

Arjuna memarkir motor dengan asal, dan kemudian buru-buru mengajak Melati untuk menuju danau buatan di halaman belakang villa keluarganya.

Hari masih pagi dan udara di sekitar pegunungan itu sangat sejuk, yang membuat Arjuna dan Melati merasa nyaman berada di ruang terbuka.

"Dik kita naik perahu yuk," ajak Arjuna sambil bergegas menuju perahu dayung yang terparkir di pinggir jembatan. Perahu tersebut sengaja disediakan oleh ayahnya Arjuna, untuk digunakan jika ada anggota keluarga yang ingin memancing ke tengah danau.

Melati hanya bisa mengekor langkah sang kekasih, mereka berdua kemudian segera naik ke atas perahu dayung dan dengan gesit Arjuna mendayung perahu menyusuri luasnya danau buatan.

Setelah agak ke tengah, remaja tampan itu berhenti mendayung.

"Kenapa berhenti di sini, Mas? Mas Arjun capek? Mela takut Mas? Mela enggak bisa berenang?" cecar Melati dengan banyak pertanyaan. Wajah gadis belia itu menunjukkan rasa ketakutan yang sangat.

"Jangan takut Dik, ada mas di sini," hibur Arjuna seraya menggenggam tangan gadis cantik tersebut.

Tapi Melati masih menunjukkan kecemasan di wajah ayunya, hingga kemudian Arjuna bergeser dari tempat duduknya dan memeluk tubuh langsing sang kekasih.

Berada dalam dekapan laki-laki gagah seperti sang kekasih, membuat gadis remaja itu merasa nyaman. Hingga entah siapa yang memulai, keduanya kini telah saling menyatukan wajah dengan deru nafas yang saling memburu.

Kedua remaja yang saling jatuh cinta tersebut, kini saling *******, menghisap dan menyesap nikmat.

Tangan Arjuna pun telah menelusup kedalam kaos Melati, menyusuri bukit kembar milik sang kekasih dan meremas benda kenyal itu dengan gemas, hingga membuat sang empunya mendesah manja.

Dua remaja yang dimabuk cinta itu semakin menggila, pakaian keduanya bahkan sudah tidak terpasang lagi dengan sempurna.

Kulot berwarna hitam milik Melati, kini sudah berada dibawah kaki gadis itu. Begitu pun dengan dalemannya yang berwarna merah cerah.

Kaos putih gadis cantik itu juga telah naik ke atas hingga ke batas leher, dengan bra yang tersingkap dan menampakkan dua bukit indah dengan bulatan ranum diatasnya yang mulai mengembang karena sentuhan nakal tangan sang kekasih.

Sedangkan kaos yang dikenakan Arjuna tadi, kini tergeletak begitu saja di samping tubuh Melati dan celana remaja tampan itu melorot hingga ke bawah lutut.

Arjuna yang saat ini berada di atas tubuh sang gadis, menggesekkan miliknya yang telah mengeras ke tubuh bagian bawah Melati.

Remaja calon Praja tersebut menatap netra bulat sang gadis dengan tatapan sayu, dan Melati hanya bisa mengangguk pasrah seraya menggigit bibir bawahnya. Melati memejamkan mata.

Teriakan kecil Melati yang disertai dengan ******* ketika benda keras milik Arjuna melesak ke bagian inti, membuat Arjuna menghentikan sejenak aktifitasnya.

"Jangan menangis sayang, aku pasti akan menikahimu. Berjanjilah untuk setia menungguku, lima tahun ... dan aku pasti akan datang untuk melamarmu Dik," bisik Arjuna lembut di telinga sang kekasih, sambil memompa dengan pelan.

Melati terhanyut mendengar bisikan sang kekasih, gadis itu semakin terhanyut karena Arjuna terus memompa tubuhnya semakin cepat.

Lenguhan panjang keduanya disertai ledakan cairan milik Arjuna yang menyembur kedalam rahim Melati yang terasa hangat dan nikmat, mengakhiri penyatuan manis mereka berdua di atas perahu dayung di tengah danau buatan di halaman belakang villa milik keluarga Arjuna.

TBC,,,

🌹🌹🌹

Buat yang baru saja gabung di novel ini, karya ini sudah TAMAT ya... tapi tetep, tolong tinggal kan jejak kalian di sini 😉😉

Dengan Like, komen, vote dan hadiah yang banyak, dan jangan lupa klik tombol hati/ masukkan favorit 🥰🥰

Dan jika kalian suka dengan cerita nya, jangan lupa berikan rating bintang lima dan katakan lah sesuatu untuk menyemangati ku 😊🙏

Makasih yah, hadir nya,,, 🤗🤗

Salam hangat dan Happy Reading,,,

Terpopuler

Comments

Yuni Astutik

Yuni Astutik

💪💪💪💪💪

2024-11-23

0

Cah Dangsambuh

Cah Dangsambuh

wah dari gus hamam gus fatah kok mak glabruk si arjuna wkwkwk

2024-07-17

1

Nar Sih

Nar Sih

baru mampir di cerita ini kakk

2023-11-27

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 37 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!