Enam_ Jiwa yang Lelah

Hari ini, Melati dan sang ibu mulai menempati kios yang sekaligus akan mereka jadikan sebagai tempat tinggalnya yang baru. Kios, yang baru saja dikosongkan oleh pemilik yang lama, karena mereka akan pindah ke desa dan menghabiskan masa tua di sana.

Di kios tersebut masih ada sebuah almari kayu, satu buah kasur busa tipis dan etalase kaca berukuran satu meter yang sengaja ditinggalkan oleh pemilik lama untuk bu Nilam dan Melati yang telah mau membeli kios miliknya dan tidak menawar dengan harga rendah.

Melati dan ibunya segera membersihkan kamar yang cukup luas yang akan mereka jadikan sebagai tempat untuk beristirahat, sedangkan satu kamar lain yang ukurannya lebih kecil akan mereka gunakan sebagai tempat untuk beribadah.

Setelah membersihkan dan menata kamar, ibu dan anak itu mulai mendiskusikan untuk menata ruangan depan yang akan mereka jadikan sebagai tempat untuk membuka usaha warung bakso.

Mereka pun sepakat untuk berbelanja segala keperluan warung terlebih dahulu, agar ada gambaran jelas mengenai penataan untuk warungnya nanti.

Melati dan sang ibu segera berangkat menuju pasar terdekat untuk berbelanja, membutuhkan waktu cukup lama bagi ibu dan anak itu untuk berbelanja kebutuhan warung. Mulai dari barang pecah belah, peralatan untuk memasak, juga membeli beberapa keperluan pribadi mereka berdua. Karena saat meninggalkan rumahnya, Melati yang kala itu sedang dalam keadaan kebingungan dan tertekan hanya membawa barang sedikit.

Lelah seharian berbelanja, bu Nilam memutuskan untuk melanjutkan menata warungnya esok hari. Sebab kondisi tubuhnya yang masih mengharuskannya untuk banyak beristirahat, begitu juga dengan kondisi Melati yang tengah hamil muda dan tidak boleh terlalu lelah.

#####

Sementara di kediaman orang tua Arjuna, nampak bu Sonia sedang serius berbincang dengan Ricko, orang kepercayaannya selama ini di ruang tamu yang luas dengan berbagai barang antik dan mahal yang menghiasi ruangan tersebut.

"Kamu yakin, mereka sudah pergi dari kota ini?" tanya bu Sonia dengan penuh selidik.

"Ya, Nyonya. Begitu keluar dari klinik dua hari yang lalu, mereka langsung menuju terminal dan naik bis jurusan Denpasar," lapor Ricko.

"Lantas, bagaimana dengan foto yang aku minta, apa sudah jadi?" tagih bu Sonia.

Ricko mengangguk, "sudah, Nyonya," Ricko mengeluarkan sebuah amplop coklat dari dalam jaket kulit warna hitam yang Ia kenakan dan kemudian menyodorkan kepada bu Sonia, "ini foto hasil editan yang Nyonya minta, pemilik asli foto tersebut juga sudah menandatangani surat perjanjian yang kita buat," terang Ricko.

Bu Sonia mengambil amplop yang disodorkan oleh Ricko dan kemudian segera membuka amplop coklat tesebut, senyum wanita paruh baya itu mengembang sempurna begitu melihat foto hasil editan Melati bersama seorang pemuda yang tengah bercumbu di atas ranjang hotel.

"Kerja bagus, Rick. Aku suka dengan hasilnya, ini terlihat sangat natural." Bu Sonia terus mengamati foto tersebut, "Arjuna tidak akan curiga, kalau ini adalah hasil editan," lanjutnya dengan penuh keyakinan.

Wanita arogan itu telah merencanakan untuk membuat sang putra membenci Melati, dengan memberikan bukti palsu perselingkuhan Melati dengan pemuda lain. Agar suatu saat nanti, jika Melati bertemu dengan Arjuna dan mengatakan bahwa Ia memiliki anak dengan Arjuna, sang putra tidak akan mempercayai ucapan gadis miskin seperti Melati.

Bu Sonia kembali memasukkan beberapa lembar foto tersebut kedalam amplop dan kemudian menyodorkan selembar cek kepada Ricko, "ini bonus buat kamu, karena kerjamu sangat memuaskan." ucap bu Sonia.

"Lega rasanya bisa menyingkirkan sampah itu! Huh, siapa coba yang sudi memiliki menantu dari keluarga miskin yang asal usulnya juga tidak jelas! Berani-beraninya gadis itu mendekati putraku dan merayu Arjuna," gumam bu Sonia dalam hati.

"Rick, simpan rahasia ini hanya untuk kita! Jangan sampai bapak tahu, apalagi Arjuna!" pesan mamanya Arjuna itu sungguh-sungguh, seraya menatap anak buahnya tersebut.

Ricko mengangguk pasti, "beres, Nyonya. Saya tidak akan mengecewakan Nyonya Sonia," balas Ricko patuh.

#####

Di kawasan wisata pantai Sanur, kios yang ditempati bu Nilam dan Melati nampak mulai ramai oleh aktifitas penghuninya yang hendak memulai membuka usaha warung bakso.

Selepas sholat shubuh, Melati sudah berangkat ke pasar untuk menggiling daging sapi serta untuk berbelanja sayuran. Putri bu Nilam itu pergi ke pasar seorang diri, karena sang ibu harus menyiapkan bumbu-bumbu untuk membuat kuah bakso.

Ibu dan anak itu bahu membahu untuk menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan, agar bisa secepatnya membuka kedai dan menawarkan kepada para pengunjung yang sudah mulai ramai berdatangan untuk berwisata ke pantai yang memiliki keindahan dengan pasirnya yang berwarna putih dan bersih.

Tepat pukul delapan pagi, semuanya sudah siap dan tertata dengan rapi di ruangan bagian depan yang dijadikan sebagai kedai tersebut. Kedai yang di desain begitu apik meskipun barang-barangnya sangat sederhana, terlihat begitu nyaman dan tenang sebagai tempat untuk kulineran sebuah keluarga.

Kedai tersebut disekat menjadi dua bagian, yang sebelah terdapat meja serta kursi dari kayu dan yang sebelah di gelar karpet tebal untuk lesehan, lengkap dengan meja-meja pendek dan panjang.

Di depan kedai juga sudah di pasang banner, yang mempromosikan bakso daging sapi dan bakso kerikil khas buatan bu Nilam. Di dinding bagian dalam, juga terdapat satu banner berukuran lebih besar. Selain sebagai media promosi, juga untuk menutupi bagian dinding yang telah mulai retak di sana sini.

Melati juga mencetak brosur sebagai media promosi dan saat ini, brosur tersebut mulai dibagikan oleh putri tunggal bu Nilam tersebut kepada para wisatawan yang melintas di depan kedainya.

"Silahkan mampir, Om, Tante. Bakso daging sapi asli," ucap Melati pada pasangan orang tua yang melintas, seraya menyodorkan selembar brosur yang Ia bawa.

"Saya baca dulu ya, Dik. InsyaAllah nanti mampir," balas wanita yang disapa tante oleh Melati, seraya tersenyum hangat.

Melati membalas senyuman wanita berhijab tersebut seraya mengangguk, "makasih, Tante. Kami tunggu kehadirannya," balas Melati sopan.

Putri bu Nilam tersebut terus menawarkan bakso buatan sang ibu tanpa menyerah, meski seringkali penolakan yang Ia dapat atau terkadang para wisatawan yang melintas hanya cuek saja. Melati percaya bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, pasti akan membuahkan hasil.

Sedangkan bu Nilam, berdiri di samping gerobak bakso seraya mulutnya tiada henti melantunkan do'a dan pengharapan pada Sang Pemilik Kehidupan, agar apa yang sedang diusahakan bersama sang putri membuahkan hasil.

Satu-dua orang mulai singgah di kedai bu Nilam dan hal itu membuat ibunya Melati tersenyum dengan penuh rasa syukur, sedangkan Melati semakin bersemangat menawarkan bakso lezat buatan sang ibu.

Hari beranjak siang, bu Nilam memanggil sang putri agar beristirahat terlebih dahulu. Ibu dan anak itu pun kemudian makan siang bersama, sambil menunggui kedai.

"Nak, sebaiknya kamu istirahat dan tidur lah dahulu barang sebentar," titah bu Nilam, yang melihat wajah sang putri terlihat lelah.

Melati mengangguk, mengiyakan perintah sang ibu. Putri bu Nilam yang akhirnya harus putus sekolah itu memang merasakan lelah tetapi bukan pada tubuhnya, meskipun beberapa hari ini tenaga Melati terforsir untuk pindahan dan menata tempat tinggal yang baru, serta memulai untuk membuka usaha kedai bakso demi kelangsungan hidup mereka berdua.

Sejatinya, jiwa Melati-lah yang lelah. Ia lelah memikirkan bagaimana nasib anaknya nanti yang harus terlahir tanpa sosok sang ayah?

Melati juga lelah memikirkan, apakah nanti Arjuna, sang kekasih, mau mengakui anaknya jika suatu saat nanti mereka dipertemukan?

Sungguh Melati menyesali apa yang telah dilakukannya beberapa bulan yang lalu bersama sang kekasih, kenikmatan sesaat yang Ia rasakan, nyatanya tidak sebanding dengan penderitaan yang harus Ia tanggung seorang diri.

TBC,,,

Terpopuler

Comments

Iges Satria

Iges Satria

jangan mudah kena buruk rayu kekasih belum. tentu kita berjodoh ( jauh² dari seperti ini )

2024-09-21

1

Cah Dangsambuh

Cah Dangsambuh

pelajaran buat kita semua cinta sesaat nikmat sesaat tapi malu luka sakit nyesel sepanjang hidup

2024-07-18

1

Nar Sih

Nar Sih

cerita nya bagus kak ,syg nya aku telat bca nya😂😂

2023-11-28

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 37 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!