Sepuluh_ Akan Selalu Ada untuk Melati

Kesepakatan kerja sama pun telah ditandatangani oleh kedua belah pihak, Adam yang mengusulkan agar ada hitam di atas putih. Hal ini untuk menghindari masalah dan agar kedepannya tidak ada pihak yang merasa dirugikan, meski bu Nilam sudah menolak dan percaya penuh pada pemuda yang baru ditemuinya itu.

Niat awal Adam memang murni untuk mengajak bu Nilam berbisnis, karena nalurinya sebagai pengusaha kuliner meyakini bahwa bakso bu Nilam pasti akan membawa keuntungan besar jika di jual di restoran miliknya.

Seiring perkenalan Adam dengan bu Nilam dan Melati, pemuda berwajah blasteran itu mulai berpikir lain. Kini dalam hati Adam, pemilik beberapa restoran tersebut tulus ingin membantu bu Nilam dan juga putrinya karena Adam melihat kesungguhan Melati dalam memasarkan bakso sang ibu.

Setelah penandatanganan surat perjanjian kerjasama, Melati meninggalkan meja tersebut untuk melanjutkan pekerjaannya kembali. Sedangkan bu Nilam nampak masih asyik ngobrol bersama Adam.

Bu Nilam hanya bercerita seputar usahanya berjualan bakso di warung kecil, sementara Adam menceritakan bagaimana awalnya Ia bisa memiliki restoran di kota Denpasar bahkan sekarang sudah memiliki beberapa cabang di ibukota provinsi pulau Dewata tersebut.

Obrolan keduanya terdengar sangat asyik dan diselingi oleh canda tawa, Adam lah yang paling mendominasi obrolan tersebut. Pemuda itu juga pandai membuat lelucon hingga bu Nilam dibuat tertawa karenanya.

Melati yang sedang membersihkan kedai karena sudah akan ditutup, ikut tersenyum mendengar tawa lepas sang ibu. "Alhamdulillah, setelah sekian lama akhirnya aku bisa kembali mendengar tawa ibu," gumam Melati sambil melirik kearah sang ibu dan juga Adam.

"Jadi, Mas Adam bukan asli orang sini?" tanya bu Nilam.

"Bukan, Bu. Ibu saya dari Jawa dan papa saya asli dari Belanda, kami tinggal di Belanda," balas Adam, "tadinya, saya mau dikasih nama Jabel sama opa tapi ibu saya tidak setuju dan kemudian memberikan nama Adam," lanjutnya seraya terkekeh.

Bu Nilam mengernyit, "Jabel? Terdengar aneh memang, makanya ibu Mas Adam tidak setuju," timpal bu Nilam.

"Bukan hanya aneh, Bu, tetapi juga lucu. Masak memberi nama anak, singkatan dari asal daerah kedua orang tuanya? Jabel, Jawa Belanda?" ucap Adam dan mereka berdua kemudian tertawa bersama.

Adam memperlakukan bu Nilam dengan sangat baik, Ia tidak merasa menjadi bos dari beberapa restoran yang dimiliki yang menganggap remeh orang kecil seperti bu Nilam. Adam tetap berperilaku santun, bahkan pemuda itu sudah menganggap bu Nilam seperti kenalan lamanya.

"Saya di Bali juga belum lama kok, Bu. Sekitar lima tahun," lanjut Adam.

Bu Nilam nampak mengangguk-angguk.

Adam kemudian menceritakan perjalanan hidupnya sewaktu pertama kali pindah ke pulau Bali, Ia yang harus menghemat biaya hidup karena belum memiliki pekerjaan. Sedangkan jika harus membuka usaha, Adam juga belum memiliki pandangan mau membuka usaha apa?

Meski orang tuanya memberikan bekal lebih dan juga modal yang banyak, namun Adam buka tipe anak yang suka memanfaatkan segala fasilitas dari orang tua. Bahkan jika Adam mau, Ia tidak perlu bekerja mulai dari nol karena sang papa sudah menawarkan agar Adam mengelola hotel yang dibangun oleh papanya itu di Den Haag, ibukota provinsi Zuid-Holland atau Holland selatan.

"Kenapa Nak Adam menolak?" tanya bu Nilam, yang nampak tidak mengerti dengan jalan pikiran Adam. Karena kebanyakan anak jaman sekarang, akan dengan senang hati menerima warisan usaha dari orang tuanya.

"Lebih puas menikmati hasil jerih payah sendiri, Bu. Dari pada hanya sekedar numpang kesenangan dan numpang hidup enak dari hasil keringat orang tua," balas Adam.

"Orang tua bekerja keras 'kan juga untuk anak, Mas Adam?" bantah bu Nilam.

Adam mengangguk, "benar, Bu. Tetapi orang tua juga akan sangat bangga, jika anaknya bisa sukses dari hasil usahanya sendiri, bukan?" kilah Adam dan bu Nilam mengangguk setuju.

"Benar, Mas Adam. Kami sebagai orang tua akan merasa menjadi orang tua yang berhasil, jika melihat anak yang kita rawat dan besarkan bisa menjadi orang yang sukses," balas bu Nilam sambil menerawang jauh.

Wanita kurus itu teringat dengan cita-cita almarhum suaminya, yang ingin satu-satunya putri mereka, Melati, bisa menjadi seorang guru. Namun kini, bu Nilam harus mengubur dalam-dalam impian tersebut.

"Kalau menantu Ibu, bekerja di mana?" tanya Adam tiba-tiba, yang mengurai lamunan bu Nilam.

"Eh iya, Mas Adam. Kenapa?" tanya bu Nilam tergagap.

"Maaf, jika membuat Ibu terkejut," sesal Adam.

Bu Nilam menggeleng, "tadi, Mas Adam tanya apa? Maaf, saya tidak mendengarkan?" tanya bu Nilam, seraya menatap pemuda dihadapannya.

"Suaminya dik Melati, kerja di mana?" Adam mengulang pertanyaannya.

Sejenak bu Nilam terdiam, wajah tirus itu kini berubah menjadi murung dan hal itu membuat Adam merasa tidak enak hati.

"Em, maaf. Lupakan saja pertanyaan saya barusan, Bu. Tidak mengapa, Ibu tidak perlu menjawabnya." Pemuda berkulit putih khas warga dari daratan Eropa itu, nampak sangat menyesal.

Bu Nilam menggeleng, "tidak apa-apa, Mas Adam. Tidak ada yang perlu Ibu sembunyikan," bu Nilam menatap Adam seraya tersenyum sendu.

"Putri saya belum menikah," ungkap bu Nilam dengan sangat pelan, sambil netranya melirik kearah sang putri yang belum selesai membersihkan kedai.

Adam terlihat sangat terkejut, tetapi sedetik kemudian pemuda itu mampu menguasai keadaan. "Maaf, Bu. Jika saya telah membuat Ibu mengingat masa lalu," sesal Adam.

Bu Nilam tersenyum, ibunya Melati itu kemudian menceritakan apa yang dialami oleh Melati secara gamblang dan tidak ada yang Ia tutup-tutupi. Karena bu Nilam berpikir, serapat apapun menutupi kehamilan Melati, suatu saat orang-orang juga pasti akan mengetahuinya.

Ketika pertama kali menempati kios miliknya, bu Nilam juga menceritakan pada sesepuh wilayah tempat Ia tinggal. Selain meminta ijin pada ketua Rukun Warga setempat, bu Nilam juga menceritakan asal usul mereka serta kondisi Melati yang saat ini tengah berbadan dua, tanpa tedeng aling-aling.

Harapan bu Nilam hanya satu, yaitu agar orang-orang tidak mengusik keberadaan dirinya dan juga sang putri yang hamil tanpa suami.

Benar saja, selama beberapa bulan bu Nilam dan Melati tinggal di sana, para tetangga tidak ada yang mengusik kehidupan bu Nilam yang menjanda dan juga sang putri yang tengah mengandung.

"Semua terjadi karena kesalahan saya, Mas. Saya yang tidak bisa menjaga dan mendidik Melati dengan baik dan benar," pungkas bu Nilam.

Wanita kurus itu kemudian menunduk, menekuri lantai yang telah dipasangi karpet dengan motif bunga-bunga cantik.

"Maaf, Bu. Saya tidak bermaksud membuat Ibu menjadi bersedih." Pemuda yang baru dikenal bu Nilam itu menatap ibunya Melati dengan tatapan prihatin.

Bu Nilam mendongak menatap laki-laki muda dihadapannya dan kemudian menggeleng, "tidak, Mas Adam. Mas Adam tidak bersalah dan tidak perlu meminta maaf. Semuanya sudah terjadi, kami tidak boleh larut dalam penyesalan," balas bu Nilam yang terdengar pasrah.

"Kami harus segera bangkit dan memperbaiki diri, menjadi pribadi yang lebih baik serta mempersiapkan calon anggota keluarga baru kami dengan sebaik-baiknya." lanjut bu Nilam yang kembali terdengar bersemangat.

Adam mengangguk setuju, "saya berjanji, Bu. Akan mendampingi keluarga Ibu dan akan selalu ada untuk Melati," bisik Adam dalam hati, seraya menatap Melati dari kejauhan.

Senyum tipis tersungging di sudut bibir Adam, yang membuat lesung pipi pemuda berwajah blasteran tersebut terlihat nyata dan menambah pesonanya.

TBC,,,

Terpopuler

Comments

Iges Satria

Iges Satria

dah jatuh hati nih adam /Rose//Heart/

2024-09-22

1

Ita rahmawati

Ita rahmawati

adamkah jdoh mela,,tp ak lbih setuju sm arjun aj krn diakn gk tau ap² tp y gk tau juga sih kedepanny gmna 😁😁

2023-06-13

1

tata 💕

tata 💕

jangan2 Adam jodohnya melati y Thor???

2023-04-06

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 37 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!