Dengan penuh kasih Adam menimang baby Putra, hingga hanya dalam hitungan detik, bayi mungil tersebut langsung terdiam. Bayi montok itu nampak sangat nyaman berada dalam dekapan Adam.
Ya, Seperti biasa, setiap anaknya Melati itu rewel, Adam lah yang dengan cepat bisa menenangkan baby Putra.
Bayi mungil tersebut rupanya bisa merasakan, bahwa laki-laki dewasa yang mendekapnya saat ini benar-benar tulus menyayanginya sehingga Ia merasa nyaman bersama daddy Adam.
Bi Mar kemudian pamit ke dapur hendak menyiapkan air hangat untuk mengompres payu*dara Melati, karena sedari tadi Putra tidak mau menyusu hingga mengakibatkan payu*dara ibu muda itu membengkak meski sudah di pompa.
Tinggallah mereka bertiga di dalam kamar tersebut. Melati masih duduk di tepi ranjang sambil menahan nyeri di dada, sementara Adam masih menggoyang-goyangkan badan untuk meninabobokkan baby Putra.
Adam menoleh kearah Melati dan tanpa sengaja, tatapan pemuda tampan itu tertuju pada dada Melati yang ukurannya berbeda dari biasanya. Adam juga melihat baju di bagian dada Melati tersebut basah, "Dik, itu dada kamu kok basah, kenapa?" tanya Adam sambil mengernyitkan kening.
"Oh, ini ASI-nya keluar terus, Mas, karena Putra tidak mau menyusu dari tadi," keluh Melati.
"Apakah sakit? Itu sepertinya bengkak?" Adam nampak sangat khawatir.
Melati mengangguk dengan wajah merona merah. Ia malu membicarakan masalah sensitif pada laki-laki yang bukan siapa-siapa Melati.
"Sudah diobati apa belum, Dik?" cecar Adam sambil berjalan mendekat.
"Bi Mar baru mengambilkan air hangat untuk mengompres," balas Melati, di saat yang sama bi Mar masuk sambil membawa baskom berisi air hangat dan handuk kecil bersih.
"Bibi bantu ya, Mbak Mela," ucap bi Mar sambil menyimpan baskom di atas meja di samping ranjang.
"Bi Mar, bisa?" tanya Adam menatap ragu pengasuh baby Putra tesebut, "apa perlu Adam panggilkan dokter?"
Bi Mar tersenyum seraya menggelengkan kepala, "tidak perlu, Mas Adam. Ini di kompres sama di pompa sedikit juga sudah membaik, kok." balas bi Mar.
"Bibi yakin?" Adam masih saja khawatir, benar-benar seperti seorang suami yang mengkhawatirkan sang istri yang sedang sakit.
"Bibi 'kan sudah berpengalaman masalah seperti ini, Mas Adam? Mas Adam tenang saja, Mbak Melati tidak akan kenapa-napa kok?" balas bi Mar menenangkan majikannya.
"Hati-hati ya, Bi?" pinta Adam kemudian, mencoba percaya apa yang dikatakan bi Mar.
Bi Mar mengangguk dan kemudian bersiap untuk membantu Melati mengompres payu*daranya yang membengkak.
Sementara Melati menatap Adam dengan bingung, "Mas Adam masih mau disini?" tanya Melati ragu.
"Iya, kenapa memangnya, Dik?" Adam mengerutkan kening mendapat pertanyaan aneh dari ibunya Putra tersebut.
"Ininya Mel mau di kompres, Mas? Mel 'kan malu, kalau ada Mas Adam disini?" balas Melati akhirnya berterus terang, sambil menunjuk ke arah dada.
"Ya ampun, Dik. Mas kira apa? Kalau itu sih, mas sudah pernah melihat ketika pertama kali kamu menyusui 'kan? Lantas, masalahnya dimana, Dik?" tanya Adam seraya tersenyum seringai.
"Beda, Mas? Saat itu 'kan urgent?" balas Melati, "lagian, kenapa Mas Adam tidak langsung keluar ruangan waktu itu? Pasti cari-cari kesempatan, ya?" tuduh Melati.
Adam tersenyum lebar, "bukan, Dik. Mas tidak fokus pada payu*dara kamu yang besar itu, mas hanya fokus pada bayinya," kilah Adam.
"Tapi kalau Dik Mela merasa tidak nyaman dengan keberadaan mas di sini, baiklah, mas akan keluar sekarang," lanjut Adam.
Bi Mar geleng-geleng kepala seraya tersenyum menyaksikan sikap tuannya.
Pemuda berwajah blasteran itu kemudian segera meniggalkan kamar Melati, masih dengan menggendong baby Putra.
#####
Malam harinya, Melati tidak dapat memejamkan mata. Bukan karena sang anak rewel tetapi karena tiba-tiba saja ibu muda itu teringat akan sang kekasih hati, ayah kandung dari baby Danu Putra.
"Bulan depan 'kan Mas Arjun libur panjang, dia pasti akan mencari ku. Sebaiknya, aku membuat jejak yang bisa di lacak Mas Arjun." Melati kemudian bangkit, mengambil ponsel yang jarang Ia gunakan dari dalam laci.
Melati menghidupkan ponsel, mengecek data internet dan setelah memastikan bahwa Ia masih memiliki data internet, Melati segera membuka aplikasi jejaring sosial yang biasa digunakan oleh kebanyakan orang.
"Aku akan membuat akun baru," gumam Melati. Jemari lentiknya kemudian menari lincah di atas layar ponsel jadul yang masih bisa Ia gunakan tersebut.
Ketika hendak mengetikkan nama akun yang akan Ia gunakan, kening Melati mengernyit, "mas Arjun dulu seneng banget kalau manggil namaku dengan Jasmine, apa aku pakai nama itu saja, ya? Iya, Jasmine Juna."
Melati kemudian mengetikkan nama tersebut, sebagai nama akun sosial medianya yang baru. Setelah semua selesai dan akun siap Ia gunakan, Melati mencari akun Arjuna untuk kemudian meminta pertemanan.
"Semoga mas Arjun membuka akun sosial medianya dan dia ngeh kalau yang punya akun ini adalah aku," gumam Melati penuh harap, seraya memandangi foto profil akunnya yang baru.
Ya, Melati menggunakan foto baby Putra sebagai profil sosial medianya. Melati juga baru saja membagikan sebuah tulisan, 'Danu Putra, buah cinta kami yang bersemi di Danau Villa.'
Melati tengah asyik menatap layar ponsel, ketika terdengar pintu kamar yang tidak pernah Ia kunci itu dibuka dari luar.
Nampak sang ibu masuk kedalam kamar Melati dengan wajah khas bangun tidur, "Nak, kamu tidak tidur?" tanya bu Nilam menatap heran pada sang putri.
Melati menggeleng, sambil mematikan layar ponselnya dan kemudian menyimpan kembali ponsel jadul tersebut kedalam laci. "Mela tidak bisa tidur, Bu," balas Melati.
Bu Nilam duduk di tepi ranjang, bersebelahan dengan putrinya. "Ada apa? Apa kamu ingat sama Arjuna?" tebak bu Nilam.
Melati mengangguk, Ia memang tidak pernah bisa berbohong sama sang ibu. "Bulan depan, mas Arjun libur panjang, Bu. Dia pasti pulang dan akan mencari Melati, makanya Mel sengaja membuat jejak agar mas Arjun tahu keberadaan Mel dan Putra," terang Melati dengan gamblang.
Bu Nilam menghela nafas panjang, "sejujurnya ibu tidak setuju jika kamu masih mengharapkan Arjuna, Mel?" ucap bu Nilam sendu, yang masih terbayang dengan perlakuan anak buah mamanya Arjuna yang tega mengusir mereka dari kota kecil tempat mereka tinggal dulu.
"Mas Arjun orang yang baik, Bu. Dan walau bagaimanapun, dia adalah ayah kandung Putra," lirih Melati.
"Laki-laki baik dan tulus mencintai wanita, tidak akan melakukan kesalahan yang bisa menyebabkan orang yang dicintainya menderita, Nak?" bu Nilam menatap dalam netra sang putri.
Sejenak, suasana di dalam kamar Melati itu menjadi hening. Dalam hati, Melati membenarkan perkataan sang ibu. Apa yang Ia dan Arjuna lakukan dahulu itu memang sebuah kesalahan, meski apapun dalihnya.
Demi pembuktian cinta dan sayang, tidak lantas harus berakhir dengan berhubungan badan. Jika benar cinta dan sayang, justru harus menjaga dan melindungi. Karena kalau sampai bertindak lebih jauh, bukan lagi cinta dan sayang yang berbicara, akan tetapi nafsu yang menguasai diri.
"Mel, tidakkah kamu bisa melihat ketulusan mas Adam?" tanya bu Nilam sesaat kemudian.
Melati menatap ibunya, "maksud, Ibu?" tanya Melati.
"Ibu bisa melihat cinta yang tulus dari mas Adam untuk kamu, Mel? Mas Adam juga sangat menyayangi anak kamu?" balas bu Nilam.
Melati tertawa tanpa mengeluarkan suara, sesaat kemudian terdiam dan ibu muda itu menghela nafas dalam. "Mel juga bisa merasakannya, Bu." lirih Melati.
"Kamu juga menyukainya, 'kan?" cecar bu Nilam.
"Ibu ini bicara apa sih, Bu? Apa Ibu lupa, kalau mas Adam sudah memiliki tunangan?" Melati menatap sang ibu.
"Sewaktu pertama kali mas Adam datang ke kedai kita, Bu. Dia datang bersama tunangannya dan wanita itu menuduh Mela menggoda mas Adam?" terang Melati mengingatkan sang ibu.
"Mela tidak mau dianggap sebagai perusak hubungan orang, Bu? Cukup sekali Mela melakukan kesalahan dan Mela sudah benar-benar bertaubat," lanjut Melati dengan penuh penyesalan.
Bu Nilam mengangguk-anggukkan kepala, "kamu benar, Mel. Ibu lupa," balas bu Nilam.
"Tapi, Mel, sudah beberapa bulan ini mas Adam dekat dengan kita, tetapi ibu kok tidak pernah melihat tunangannya mas Adam lagi, ya? Apa jangan-jangan mereka sudah putus?" Bu Nilam menerka-nerka seraya mengernyitkan keningnya dengan dalam.
Adam memang tidak pernah menceritakan tentang urusan pribadinya pada bu Nilam, termasuk mengenai Sisca yang mengaku-ngaku sebagai tunangan Adam tersebut. Karena kenyataannya, Sisca memang bukanlah tunangan Adam, Ia hanya adik sepupu yang terobsesi pada Adam.
"Bagus sih, kalau mereka berdua putus. Ibu juga berharap mereka putus, sayang mas Adam kalau dapat perempuan seperti tunangannya itu?" imbuh bu Nilam, yang tidak setuju jika Adam dengan Sisca, si wanita bar-bar.
"Bu, ibu ini bicara apa, sih? Tidak baik menilai seseorang yang belum kita kenal, 'kan? Terus itu barusan, Ibu mendoakan buruk pada mas Adam?" Melati kembali mengingatkan sang ibu.
"Astaghfirullah,,, iya, Mel. Ibu kebablasan gara-gara terlalu mengharap mas Adam menjadi pelindung kalian berdua," ucap bu Nilam seraya menatap sang cucu yang tidur didalam boks bayi.
Kembali hening menyapa, hanya terdengar suara nafas mereka berdua.
"Tapi, Mel. Meski mas Adam sudah memiliki tunangan, ibu tetap tidak setuju jika kamu masih terbelenggu pada masalalu mu dengan Arjuna." bu Nilam menatap intens netra Melati.
Melati menghela nafas panjang, "hanya sampai bulan depan, Bu. Jika mas Arjun sungguh-sungguh sayang sama Mela, dia pasti akan mencari Mela tapi jika tidak .... " Melati menjeda perkataannya, tatapannya menerawang ke langit-langit kamar yang bercat putih bersih.
Putri semata wayang bu Nilam itu kemudian menunduk, memainkan jari jemarinya seolah bimbang dengan keputusan yang hendak Ia ambil.
"Jika mas Arjun tidak mencari, maka Mela akan belajar untuk melupakan mas Arjun."
tobe continue,,,
🌷🌷🌷
Jadi, Si Melati bukannya tidak bisa melihat ketulusan Adam ya bestie,,, tapi karena sepengetahuan Melati, Adam sdh memiliki tunangan makanya Ia tak berani berharap 😊😊
Nantikan terus yah, kisah Melati,,, 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Iges Satria
yakin ga akan cari kamu dia mel krn mamanya sudah menyiapkan kata² dan bukti yg membuat arjuna kecawa nantinya
2024-09-23
1
Windarti08
gimana mau mencari Melati, ntar pas pulang libur panjang, Arjuna akan dikasih mamanya foto editan Melati sama cowok lain lagi indehoy di hotel, biar salah paham
2023-06-12
1
Windarti08
laki-laki baik gak akan akan menjaga kehormatan wanita yg dicintainya bukan malah merusak sebelum ada ikatan yang halal Mel.....
hiiih sumpah gemes banget pen getok kepala Melati deh😖
2023-06-12
1