Bab 9 : Mendapatkan Pekerjaan

1 Minggu Kemudian~

"Nenekkk, Akhirnya... Ada kabar gembira untuk, Nenek..." Teriak Diana kegirangan

"Ada apa Diana cucuku? Kau sangat senang sekali hari ini. Coba, coba beritahu Nenek."

"Akhirnya Nek, Setelah sekian lama aku menunggu, Aku bisa mendapatkan pekerjaan..." Senang Diana berjingkrak-jingkrak

"Ahaha... Iya syukurlah. Nenek ikut senang mendengarnya." Kecupnya di dahi Diana

"Jadi, Nenek tidak perlu bekerja lagi di tetangga. Biarkan aku yang bekerja untuk memenuhi semua kebutuhan pokok kita..."

"Iya cucuku, seperti yang kau inginkan. Tapi Nenek masih ingin tetap bekerja..."

"Yahh... kenapa??" Tanya Diana murung

"Nenek sudah tua. Jika terlalu banyak diam, tubuh Nenek akan merasa pegal dan sakit. Jika Nenek bekerja, Tubuh Nenek bisa digerakkan dan sehat bugar seperti sekarang..."

"Yahh... Padahal Aku ingin sekali Nenek diam saja di rumah. Penghasilan ku setiap bulannya akan ku usahakan cukup untuk kita berdua." Kata Diana terlihat sedih, ia tidak terlihat semangat lagi.

"Tidak masalah. Uang itu kau pergunakan untuk keperluan mu. Jika Nenek bekerja, dan kau bekerja, kita kumpulkan uangnya bersama-sama. Pasti akan cepat kaya..." Ajak bercanda Nek Ira

Diana mulai tertawa kembali.

"Nenek ini ada-ada saja... Bekerja tidak akan membuat kita kaya Nek, tapi bisa membuat kita hidup." Ujar Diana mengeluarkan kata-kata mutiaranya

"Apa pekerjaannya?" Tanya Nek Ira

"Sebagai Driver mobil online. Aku memanfaatkan kemahiran ku dalam mengendarai mobil. Saat Ayah masih menyayangi ku, dia yang mengajarkan ku bagaimana cara mengendarai mobil sampai aku bisa. Besok aku akan membawa mobilnya di kantor dan mulai beroperasi untuk menjalankan pekerjaan ku. Semoga saja besok orderan penumpang sangat banyak." Kata Diana

Nek Ira terlihat terdiam.

"Driver mobil??" Tegunnya

"Iya Nek, tidak ada masalah bukan dengan pekerjaan itu?"

"Memang tidak ada masalah, Diana. Tapi Nenek khawatir dengan rawannya kejahatan dan juga kecelakaan. Bahkan Nenek pernah mendengar berita ada Driver mobil yang di bunuh oleh seorang penjahat yang menyamar menjadi penumpang untuk mencuri mobilnya."

"Nenek terlalu banyak menonton televisi. Dunia kejahatan jarang terjadi di tempat kita Nek, bahkan penjara di kota saja di penuhi oleh orang yang berasal dari penduduknya yang tidak terlalu padat seperti perkampungan dan desa, karena di sana akses dan fasilitasnya sangat minim."

"Oh begitu ya..." Ujar Nek Ira ragu-ragu. Setahunya, kejahatan bisa terjadi di mana-mana.

"Iya Nek, Jadi Nenek tidak perlu khawatir lagi ya. Aku akan baik-baik saja dalam lindungan Tuhan dan juga ibu yang selalu melihat putrinya ini berjuang di atas sana."

"Baiklah... Nenek akan mendukung semua yang kau lakukan saja. Nenek hanya bisa mendoakan mu." Jawab Nek Ira akhirnya setuju

Diana tersenyum manis pada Neneknya.

Nek Ira memandangi wajah cantik cucunya itu dengan sendu dan nanar.

"Diana!!" Panggil Nek Ira setelah beberapa lama berada dalam keheningan

"Iya Nek..." Balas Diana

"Dari dulu Nenek ingin bertanya, Apakah kau tidak ingin berkuliah untuk melanjutkan pendidikan mu? Usiamu masih sangat muda dan tidak ada kata terlambat untuk berkuliah, Nak."

"Nenek tahu jika biaya kuliah itu sangat mahal, Nek. Dari mana aku bisa mendapatkan uang untuk membayarnya. Bisa makan saja aku sudah sangat beruntung. Dan aku sendiri tidak memiliki kemampuan dalam hal itu ataupun berpikir kesana."

"Seharusnya hidupmu tenang tidak memikirkan uang lagi. Hanya tinggal menggunakan semua warisan kakek kepada ibumu dan ibumu yang diberikan padamu, kau sudah bisa hidup enak, mengejar pendidikan tinggi, dan tidak perlu lelah-lelah bekerja lagi. Tapi warisan dari ibumu jatuh ke tangan yang salah."

"Harta tidak penting, Nek. Aku hanya membutuhkan rasa kasih sayang dan cinta dari setiap orang. Seperti Nenek padaku." Ujar Diana

"Sayang sekali nasib putri dan cucuku yang memiliki Ayah dan suami yang tidak tahu diri seperti Mahendra. Dia memang tidak tahu diuntung." Kata Nek Ira yang dari sejak dulu membenci Mahendra

"Sudahlah Nenek, sekarang Ayah sudah bahagia bersama keluarga barunya. Kita juga harus bahagia tinggal berdua di sini. Sekarang ada aku yang akan selalu bersama Nenek, jadi Nenek tidak akan kesepian lagi."

"Iya. Terima kasih ya, cucuku yang terbaik..." Peluk Nek Ira sangat erat pada cucunya

Diana merasakan kesedihan yang mendalam. Dia bahkan terlihat menghapus air mata saat dalam pelukan Neneknya.

...***...

Perusahaan Goc'ta Company

"Ini adalah dokumen-dokumen yang akan dibutuhkan oleh Perusahaan Howard Group. Berikan ini pada sekretaris dan minta dia untuk antarkan pada mereka esok hari. Mereka pasti sudah lama membutuhkan dokumen ini. Semuanya sudah ku tanda tangani." Ujar seorang direktur memerintah pada Asistennya. Ia duduk di sebuah singgasananya.

"Baik Tuan..." Jawab Asistennya

Asisten Joo mengambilnya. Ia segera melakukan perintah dari Tuannya.

Di sela langkahnya. Handphone Asisten Joo mendapatkan pesan masuk dari Ayahnya Damian bahwa ia akan menelepon dan meminta Damian yang mengangkatnya.

"Emm Tuan, Tuan Besar akan menelepon dan meminta Tuan yang berbicara dengannya. Tuan besar sempat menelepon Tuan tapi handphone Tuan tidak aktif." Berani bicara Asisten Joo menyampaikan pesan itu

Brakk...

Damian menggebrak meja kerjanya.

"Lain kali kau tidak perlu membawa handphone ku. Atau aku harus membuat peraturan baru mengenai hal ini. Matikan handphone mu agar pria tua Bangka itu tidak menganggu orang yang bekerja." Hardik Damian

"Maaf Tuan, tapi semua sudah terlanjur. Tuan besar sudah menelepon..." Gundah Asisten Joo jadinya

Damian sudah tahu hanya mendengar dari nada dering panggilan masuk milik Asisten Joo.

"Kau saja yang menjawab. Aku tidak memiliki waktu." Ketus Damian. Ia beranjak pergi dari ruangannya.

Asisten Joo mengejar dengan handphonenya yang sudah berdering. Dia sedang berusaha untuk membujuk Damian agar ingin mengangkat telepon dari ayahnya.

"Tuan, Bisakah Anda meluangkan waktu untuk menjawab panggilan telepon dari Tuan besar. Saya takut Tuan besar akan marah." Kejar Asisten Joo mencegat Damian dari depan

"Apakah aku harus mengulang jawaban yang sama padamu. Berapa banyak waktu yang harus ku luangkan untuk melayaninya. Sudah ku katakan tidak, ya tidak, kenapa kau keras kepala sekali." Bentak Damian

"Tapi Tuan besar akan marah pada Saya ataupun Tuan nanti."

"Apakah kita harus takut dengan amarahnya? Apakah ketika dia marah, seisi dunia akan hancur seketika dan kita mati? Tidak bukan. Jadi, berhenti untuk memintaku mengangkat telepon itu." Bentak Damian

Damian terus melangkahkan kakinya pergi keluar dengan mengendarai mobilnya yang sudah terparkir di depan perusahaan. Tanpa Asisten Joo tahu akan kemana perginya dia.

Asisten Joo bingung sendiri melihat Tuannya sudah pergi sendirian, sedangkan panggilan telepon dari ayahnya Damian masih terus berdering.

Asisten Joo sendiri terpaksa yang mengangkat telepon itu. Baru pertama kali tersambung, dia sudah mendengar suara harimau yang menerkam.

Asisten Joo sangat kewalahan menangani panggilan teleponnya kali ini. Ia sendiri dibuat menjadi patung yang tak mampu berkutik sedikit pun.

Bersambung✍️

Episodes
1 Prolog
2 Bab 1 : Berawal
3 Bab 2 : Terkait Vas Pecah
4 Bab 3 : Keluar Dari Neraka
5 Bab 4 : Menemukan Wanita
6 Bab 5 : Di Sebuah Rumah Asing
7 Bab 6 : Tinggal Di Rumah Nenek
8 Bab 7 : Saat Kejadian Itu 1
9 Bab 8 : Saat Kejadian Itu 2
10 Bab 9 : Mendapatkan Pekerjaan
11 Bab 10 : Driver Mobil Online
12 Bab 11 : Perusahaan Di Amerika
13 Bab 12 : Ban Kempes
14 Bab 13 : Bisa Lebih Cepat?
15 Bab 14 : Kesialan Dalam Bekerja
16 Bab 15 : Pterodactyl
17 Bab 16 : Kehilangan Pekerjaan
18 Bab 17 : Harta dan Takhta
19 Bab 18 : Ketraumaan
20 Bab 19 : Kardiomiopati
21 Bab 20 : Tawaran Pekerjaan
22 Bab 21 : Bad Boy
23 Bab 22 : Tabiat Buruk Marvin
24 Bab 23 : Menjadi Wanita Pelacur
25 Bab 24 : Gadis Milikku
26 Bab 25 : Tawanan Pria
27 Bab 26 : Berhasil Membayar Operasi
28 Bab 27 : Aset Properti Untuk Anak Selir
29 Bab 28 : Wangi Parfum Yang Sama
30 Bab 29 : Hilal Masa Depan Diana
31 Bab 30 : Operasi Berhasil
32 Bab 31 : Mengulik Keberadaannya
33 Bab 32 : Keberadaan Ku
34 Bab 33 : Restoran Pagi
35 Bab 34 : Bekerja
36 Bab 35 : Kalung
37 Bab 36 : Menabrak
38 Bab 37 : Kejar-kejaran
39 Bab 38 : Tidak Jelas
40 Bab 39 : Kesiangan
41 Bab 40 : Menemukan Kalung
42 Bab 41 : Kesalahpahaman
43 Bab 42 : First Kiss
44 Bab 43 : Kebodohan
45 Bab 44 : Menemuinya
46 Bab 45 : Meminta Maaf
47 Bab 46 : Perasaanku Terhadapmu
48 Bab 47 : Kecanduan Diana
49 Bab 48 : Perkosa
50 Bab 49 : Kekhawatiran
51 Bab 50 : Menjadi Pelindung mu
52 Bab 51 : Mencari Istri Seutuhnya
53 Bab 52 : Seperti Nyonya Rumah Ini
54 Bab 53 : Peristiwa Kejadian
55 Bab 54 : Ketulusan Damian
56 Bab 55 : Ucapan Maaf
57 Bab 56 : Saling Berahasia
58 Bab 57 : Semakin Hancur
59 Bab 58 : Bersiap Menjadi Nyonya
60 Bab 59 : Meminta Restu
61 Bab 60 : Ciuman Ungkapan Perasaan
62 Bab 61 : Box Kartu Undangan
63 Bab 62 : Ingin Anak Berapa?
64 Bab 63 : Fitting Gaun Pengantin
65 Bab 64 : Menikah Itu Indah
66 Bab 65 : Kehadirannya Sang Ayah
67 Bab 66 : Hari Penuh Kejutan
68 Bab 67 : Pembuat Onar
69 Bab 68 : Menahan
70 Bab 69 : Pemuas Nafsu (Part 1)
71 Bab 71 : Baju Dinas Malam
72 Bab 72 : Kegagalan Malam Pengantin Baru
73 Bab 73 : Perkara Baju Lingerie
74 Bab 74 : Momen Memperkuat Cinta
75 Bab 75 : Membangun Hubungan
76 S2 76 : Hubungan Yang Romantis
77 S2 77 : Pulangnya Sandra
78 S2 78 : Cinta Diantara Kebenaran dan Kebohongan
79 Pengumuman
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1 : Berawal
3
Bab 2 : Terkait Vas Pecah
4
Bab 3 : Keluar Dari Neraka
5
Bab 4 : Menemukan Wanita
6
Bab 5 : Di Sebuah Rumah Asing
7
Bab 6 : Tinggal Di Rumah Nenek
8
Bab 7 : Saat Kejadian Itu 1
9
Bab 8 : Saat Kejadian Itu 2
10
Bab 9 : Mendapatkan Pekerjaan
11
Bab 10 : Driver Mobil Online
12
Bab 11 : Perusahaan Di Amerika
13
Bab 12 : Ban Kempes
14
Bab 13 : Bisa Lebih Cepat?
15
Bab 14 : Kesialan Dalam Bekerja
16
Bab 15 : Pterodactyl
17
Bab 16 : Kehilangan Pekerjaan
18
Bab 17 : Harta dan Takhta
19
Bab 18 : Ketraumaan
20
Bab 19 : Kardiomiopati
21
Bab 20 : Tawaran Pekerjaan
22
Bab 21 : Bad Boy
23
Bab 22 : Tabiat Buruk Marvin
24
Bab 23 : Menjadi Wanita Pelacur
25
Bab 24 : Gadis Milikku
26
Bab 25 : Tawanan Pria
27
Bab 26 : Berhasil Membayar Operasi
28
Bab 27 : Aset Properti Untuk Anak Selir
29
Bab 28 : Wangi Parfum Yang Sama
30
Bab 29 : Hilal Masa Depan Diana
31
Bab 30 : Operasi Berhasil
32
Bab 31 : Mengulik Keberadaannya
33
Bab 32 : Keberadaan Ku
34
Bab 33 : Restoran Pagi
35
Bab 34 : Bekerja
36
Bab 35 : Kalung
37
Bab 36 : Menabrak
38
Bab 37 : Kejar-kejaran
39
Bab 38 : Tidak Jelas
40
Bab 39 : Kesiangan
41
Bab 40 : Menemukan Kalung
42
Bab 41 : Kesalahpahaman
43
Bab 42 : First Kiss
44
Bab 43 : Kebodohan
45
Bab 44 : Menemuinya
46
Bab 45 : Meminta Maaf
47
Bab 46 : Perasaanku Terhadapmu
48
Bab 47 : Kecanduan Diana
49
Bab 48 : Perkosa
50
Bab 49 : Kekhawatiran
51
Bab 50 : Menjadi Pelindung mu
52
Bab 51 : Mencari Istri Seutuhnya
53
Bab 52 : Seperti Nyonya Rumah Ini
54
Bab 53 : Peristiwa Kejadian
55
Bab 54 : Ketulusan Damian
56
Bab 55 : Ucapan Maaf
57
Bab 56 : Saling Berahasia
58
Bab 57 : Semakin Hancur
59
Bab 58 : Bersiap Menjadi Nyonya
60
Bab 59 : Meminta Restu
61
Bab 60 : Ciuman Ungkapan Perasaan
62
Bab 61 : Box Kartu Undangan
63
Bab 62 : Ingin Anak Berapa?
64
Bab 63 : Fitting Gaun Pengantin
65
Bab 64 : Menikah Itu Indah
66
Bab 65 : Kehadirannya Sang Ayah
67
Bab 66 : Hari Penuh Kejutan
68
Bab 67 : Pembuat Onar
69
Bab 68 : Menahan
70
Bab 69 : Pemuas Nafsu (Part 1)
71
Bab 71 : Baju Dinas Malam
72
Bab 72 : Kegagalan Malam Pengantin Baru
73
Bab 73 : Perkara Baju Lingerie
74
Bab 74 : Momen Memperkuat Cinta
75
Bab 75 : Membangun Hubungan
76
S2 76 : Hubungan Yang Romantis
77
S2 77 : Pulangnya Sandra
78
S2 78 : Cinta Diantara Kebenaran dan Kebohongan
79
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!