Bab 3 : Keluar Dari Neraka

Diana tengah mendorong kopernya. Dalam koper itu berisi barang-barang dan juga pakaiannya. Sembari menangis, ia keluar dari kamar dan pergi melangkah menuju depan pintu untuk meninggalkan rumahnya.

"Ingin kemana Kau??" Panggil Pak Mahendra

Diana pun menghentikan langkah tanpa berbalik pada ayahnya.

"Aku akan pergi dari Neraka ini." Jawab Diana

"Pergi?? Apa kau memiliki uang ratusan juta untuk tinggal di luar sana. Jangankan uang, tinggal di rumah ini bisa makan saja seharusnya bersyukur."

Ketiga makhluk iblis keluar dari sarangnya. Mereka menghampiri Pak Mahendra yang terlihat memarahi Diana yang tengah membawa kopernya.

"Terserah Ayah saja! Aku muak tinggal di sini bersama dengan kalian semua. Ayah lebih memilih keluarga baru Ayah dibandingkan anak kandung ayah sendiri." Ketus Diana

"Memangnya kau akan pergi ke mana, Diana? Kau ingin tinggal di kolong jembatan." Tanya Pak Mahendra

"Tidak perlu pedulikan aku ingin tinggal di mana. Ayah sendiri sudah memutuskan hubungan seorang anak dengan ayahnya. Ayah tidak berhak lagi mempedulikan ku, berbahagia saja bersama keluarga kesayangan Ayah." Ketus Diana

"Kau ingin tinggal di rumah nenek mu yang kumuh dan gubuk itu?" Hardik Ayahnya

"Apa peduli Ayah? Pedulikan saja istri dan anak tiri yang tidak tahu diri ini. Mereka sudah merenggut posisi ibuku di rumah ini." Ucap Diana baru berbalik menatap benci semua orang

Pak Mahendra sedikit tertegun.

"Seharusnya kalian yang pergi dari rumah ini karena ini rumah ibuku. dia mewariskan rumah ini untukku. Tapi tidak masalah, aku tahu apa tujuan kalian menikah dengan ayahku. Dari sejak dulu kalian tidak pernah hidup susah, maka lebih baik aku mengalah karena harta tidak ada artinya dibandingkan ibuku yang coba saja dia bisa hidup."

"Dan aku semakin curiga. Jika sebenarnya Ayah tidak mencintai ibuku. Ayah hanya memanfaatkan ibuku untuk menguasai hartanya saja seperti yang ayah lakukan sekarang. Nikmati saja harta ibuku!" Hardik Diana lagi

Kenyataannya, memang bukan Pak Mahendra yang kaya. Semua harta yang dimilikinya saat ini adalah milik ibunya Diana, ibunya telah menaikkan derajat seorang pria yang dulu hanya sebagai penjual bakso keliling menjadi bos besar yang memimpin perusahaan ibunya.

Cinta memang buta. Hati tidak pernah tahu menjadi pemilik hati siapa. Ibu Diana sangat cantik, mandiri dan pasti banyak pria yang sederajat dengannya ingin menikahi dia. Tapi entah kenapa Mahendra datang sebagai penjual bakso yang mencuri perhatian ibu Diana.

Setelah meluapkan kekesalannya. Diana baru mulai melangkahkan kakinya untuk keluar dari rumah itu. Untuk terakhir kalinya, detik itu ia menginjakkan kaki di dalam neraka, untuk berikutnya Diana bahkan tidak akan pernah menyentuh debu sedikit pun yang menempel di sana.

...***...

Dalam sebuah perusahaan meroket, Goc'ta Company menjadikan posisi nomor satu dalam negerinya. Termasuk 20 besar dalam dunia. Terdapat seorang direktur yang tengah dibuat kesal akan satu hal.

Asisten Joo memberitahu Damian bahwa Hotel Maestro (milik Damian) mendapatkan perlakuan tidak baik dari salah satu tamunya. Tamu itu adalah ayahnya yang seenaknya dan tinggal di hotel tanpa memiliki akses pemesanan lebih dulu.

Asisten Joo yang memiliki nama lengkap Jonathan Sebastian, sering dipanggil Joo untuk mempersingkat namanya.

Ia ditugaskan sebagai Asisten seorang Direktur perusahaan. Direktur Goc'ta Company itu bernama Damian Immanuel Sander. Berusia 28 tahun. Pria tampan yang memiliki wajah rupawan, Tinggi badan 187 Cm, Berwibawa, dingin dan cuek menjadi keidentikannya.

"Dia sudah bersikap seakan-akan ia pemegang saham dan pemilik hotel itu." Ujar Damian sinis

Mendengar itu Asisten Joo terdiam. Hubungan Damian dengan sang ayah memang tidak baik.

Kemudian Asisten Joo menyodorkan daftar tamu yang akan menghadiri pesta keluarga yang akan datang. Ada 100 tamu, masing-masing akan datang bersama keluarga mereka. Damian menatap Asisten Joo dengan tajam dan tidak mengambil daftar itu.

"Saya sudah mengirimnya lewat email." Kata Asisten Joo mengerti.

"Jika begitu untuk apa kau memberi hard copynya." Tanya Damian kesal

Damian Kesal. Karena jika Asisten Joo memberikan kertas berisi daftar nama padahal telah mengiriminya melalui email, itu sama saja dengan menuduhnya tidak melihat email sama sekali dan membuang-buang waktu.

"Tuan besar yang memintanya pada Saya."

Ia lebih kesal lagi setelah tahu ayahnya yang menyuruh Asisten Joo memberikan daftar nama itu lagi dalam bentuk dokumen.

"Saya sudah memberitahu pada Tuan Besar jika anda akan berangkat ke Amerika."

Asisten Joo berkata ia sudah memberitahu Ayah Damian perihal rencana keberangkatan Damien ke Amerika.

"Apakah perlu kau memberitahu dia bahwa aku akan pergi ke Amerika?" Sinis Damian

Asisten Joo hanya terdiam dan menunduk.

"Aku sudah lama ingin bertanya padamu. Sebenarnya kau bekerja pada siapa saat ini? Aku atau ayahku?" Ketus Damian

"Saya selalu bekerja untuk Goc'ta Company."

"Begitu." Kata Damian sinis

"Tuan bisa seperti ini karena Tuan Besar selalu mencampuri urusan pribadi. Dan ini disebabkan oleh wanita yang ada bersama Tuan saat ini."

"Kau salah. Aku sedang menyarankan kau untuk lebih romantis dengan mencari lebih banyak wanita. Agar kau tidak ikut mati saat Ayahku mati... Kau mungkin pernah mendengar seorang Raja mati, para pelayannya ikut mati. Mengenai Wanita itu, Aku sudah tidak mempedulikannya..."

Damian dan Asisten Joo melanjutkan perjalanan mereka untuk menghadiri sebuah rapat di sebuah restoran.

Pekerjaan yang selalu ia kerjakan setiap harinya selalu sampai malam.

Setelah seharian melakukan rapat bersama klien lain. Dan membahas acara keluarga yang akan datang. Damian akhirnya bisa meninggalkan tempat itu dan ia bisa pulang ke rumah.

"Tuan besar tadi menelepon. Beliau menanyakan Nyonya besar, Apakah sudah sampai menjemput Tuan untuk pulang." Bicara Asisten Joo sambil menyetir mobil untuk mengantarkan Damian pulang dan sekilas menatap kaca spion dalam untuk melihat Tuannya.

Damian yang terlihat lelah saat ini. Tubuhnya bersantai menyandar ke jok belakang. Ia juga memejamkan matanya dan memijat pelipisnya.

"Hmm... Lalu kau jawab apa??" Dingin Damian

"Saya berkata pada Tuan besar jika Nyonya sudah ada di rumah Tuan dan akan membawa Tuan pulang besok hari." Kata Asisten Joo

Tck...

Damian bangkit dan memukul jok belakang dengan kesal.

"Kenapa kau tidak mengatakan jika Ibuku tidak berhasil membawa ku pergi. Dia sudah kembali ke Mansion tanpa membawaku. Pria tua itu terlalu egois meminta ibuku yang pergi, sedangkan dia sedang menikmati fasilitas mewah di hotel ku." Kesal Damian

"Tuan Besar sangat mengharapkan anda untuk hadir di acara keluarga nanti. Dia berharap putranya akan datang. Tuan Besar juga menyampaikan sangat merindukan putranya itu..."

"Omong kosong. Padahal dia tidak pernah peduli sekalipun pada anaknya." Hardik Damian

Asisten Joo hanya terdiam dan sesekali melihat ke kaca spion dalam untuk mengetahui keadaan Tuannya yang terlihat marah di jok belakang.

Damian pun menyandarkan tubuhnya kembali. Suasana pun hening dengan Asisten Joo yang fokus menyetir. Menikmati udara dingin malam hari yang menyejukkan untuk menenangkan hati. Suara hujan yang bergemeletuk turun mengenai mobil yang dikendarai tanpa merasakan kebasahan di dalamnya.

Keadaan di jalan raya sangat macet. Asisten Joo memutuskan untuk mengambil jalan pintas walaupun jaraknya akan lebih jauh menuju rumah Damian. Akan tetapi, perjalanan lancar akan lebih dibutuhkan dibandingkan kecepatan.

Hiks... hiks... hiks...

Terdengar suara wanita yang tengah menangis di sekitaran jalan pintas yang diambil. Tidak terlalu banyak kendaraan yang berlelangan di sana. Mungkin karena di luar sedang hujan sehingga semua memutuskan untuk berdiam diri saja di rumah.

Damian yang sedang memejamkan mata, namun tidak tertidur sontak terkejut ketika telinganya menangkap suara tangisan itu.

"Berhentikan Mobilnya!!" Titah Damian tiba-tiba

Ckitt...

Asisten Joo mengerem mendadak.

"Kau mendengar sesuatu di sekitar sini?" Tanya Damian terlihat waspada

Asisten Joo mengernyitkan dahinya dan mencoba membuka telinga lebar-lebar untuk mendengarkan suara yang dimaksud Tuannya.

"Suara apa Tuan? Saya tidak mendengar apapun." Jawabnya

"Suara wanita sedang menangis." Ucap Damian penuh penekanan

Berkali-kali Asisten Joo mencoba mendengar, Namun tidak ada suara apapun yang timbul.

"Tidak ada Tuan, Saya tidak mendengar apapun." Ucap Asisten Joo sekali lagi

Hiks... hiks... hiks...

Suara tangisan itu muncul lebih dekat. Damian sendiri mendengarnya sangat jelas, akan tetapi Asisten Joo tidak bisa mendengar apapun.

Bersambung✍️

Mungkin telinga Asisten Joo belum dibersihkan, Ya. 🤭

Episodes
1 Prolog
2 Bab 1 : Berawal
3 Bab 2 : Terkait Vas Pecah
4 Bab 3 : Keluar Dari Neraka
5 Bab 4 : Menemukan Wanita
6 Bab 5 : Di Sebuah Rumah Asing
7 Bab 6 : Tinggal Di Rumah Nenek
8 Bab 7 : Saat Kejadian Itu 1
9 Bab 8 : Saat Kejadian Itu 2
10 Bab 9 : Mendapatkan Pekerjaan
11 Bab 10 : Driver Mobil Online
12 Bab 11 : Perusahaan Di Amerika
13 Bab 12 : Ban Kempes
14 Bab 13 : Bisa Lebih Cepat?
15 Bab 14 : Kesialan Dalam Bekerja
16 Bab 15 : Pterodactyl
17 Bab 16 : Kehilangan Pekerjaan
18 Bab 17 : Harta dan Takhta
19 Bab 18 : Ketraumaan
20 Bab 19 : Kardiomiopati
21 Bab 20 : Tawaran Pekerjaan
22 Bab 21 : Bad Boy
23 Bab 22 : Tabiat Buruk Marvin
24 Bab 23 : Menjadi Wanita Pelacur
25 Bab 24 : Gadis Milikku
26 Bab 25 : Tawanan Pria
27 Bab 26 : Berhasil Membayar Operasi
28 Bab 27 : Aset Properti Untuk Anak Selir
29 Bab 28 : Wangi Parfum Yang Sama
30 Bab 29 : Hilal Masa Depan Diana
31 Bab 30 : Operasi Berhasil
32 Bab 31 : Mengulik Keberadaannya
33 Bab 32 : Keberadaan Ku
34 Bab 33 : Restoran Pagi
35 Bab 34 : Bekerja
36 Bab 35 : Kalung
37 Bab 36 : Menabrak
38 Bab 37 : Kejar-kejaran
39 Bab 38 : Tidak Jelas
40 Bab 39 : Kesiangan
41 Bab 40 : Menemukan Kalung
42 Bab 41 : Kesalahpahaman
43 Bab 42 : First Kiss
44 Bab 43 : Kebodohan
45 Bab 44 : Menemuinya
46 Bab 45 : Meminta Maaf
47 Bab 46 : Perasaanku Terhadapmu
48 Bab 47 : Kecanduan Diana
49 Bab 48 : Perkosa
50 Bab 49 : Kekhawatiran
51 Bab 50 : Menjadi Pelindung mu
52 Bab 51 : Mencari Istri Seutuhnya
53 Bab 52 : Seperti Nyonya Rumah Ini
54 Bab 53 : Peristiwa Kejadian
55 Bab 54 : Ketulusan Damian
56 Bab 55 : Ucapan Maaf
57 Bab 56 : Saling Berahasia
58 Bab 57 : Semakin Hancur
59 Bab 58 : Bersiap Menjadi Nyonya
60 Bab 59 : Meminta Restu
61 Bab 60 : Ciuman Ungkapan Perasaan
62 Bab 61 : Box Kartu Undangan
63 Bab 62 : Ingin Anak Berapa?
64 Bab 63 : Fitting Gaun Pengantin
65 Bab 64 : Menikah Itu Indah
66 Bab 65 : Kehadirannya Sang Ayah
67 Bab 66 : Hari Penuh Kejutan
68 Bab 67 : Pembuat Onar
69 Bab 68 : Menahan
70 Bab 69 : Pemuas Nafsu (Part 1)
71 Bab 71 : Baju Dinas Malam
72 Bab 72 : Kegagalan Malam Pengantin Baru
73 Bab 73 : Perkara Baju Lingerie
74 Bab 74 : Momen Memperkuat Cinta
75 Bab 75 : Membangun Hubungan
76 S2 76 : Hubungan Yang Romantis
77 S2 77 : Pulangnya Sandra
78 S2 78 : Cinta Diantara Kebenaran dan Kebohongan
79 Pengumuman
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1 : Berawal
3
Bab 2 : Terkait Vas Pecah
4
Bab 3 : Keluar Dari Neraka
5
Bab 4 : Menemukan Wanita
6
Bab 5 : Di Sebuah Rumah Asing
7
Bab 6 : Tinggal Di Rumah Nenek
8
Bab 7 : Saat Kejadian Itu 1
9
Bab 8 : Saat Kejadian Itu 2
10
Bab 9 : Mendapatkan Pekerjaan
11
Bab 10 : Driver Mobil Online
12
Bab 11 : Perusahaan Di Amerika
13
Bab 12 : Ban Kempes
14
Bab 13 : Bisa Lebih Cepat?
15
Bab 14 : Kesialan Dalam Bekerja
16
Bab 15 : Pterodactyl
17
Bab 16 : Kehilangan Pekerjaan
18
Bab 17 : Harta dan Takhta
19
Bab 18 : Ketraumaan
20
Bab 19 : Kardiomiopati
21
Bab 20 : Tawaran Pekerjaan
22
Bab 21 : Bad Boy
23
Bab 22 : Tabiat Buruk Marvin
24
Bab 23 : Menjadi Wanita Pelacur
25
Bab 24 : Gadis Milikku
26
Bab 25 : Tawanan Pria
27
Bab 26 : Berhasil Membayar Operasi
28
Bab 27 : Aset Properti Untuk Anak Selir
29
Bab 28 : Wangi Parfum Yang Sama
30
Bab 29 : Hilal Masa Depan Diana
31
Bab 30 : Operasi Berhasil
32
Bab 31 : Mengulik Keberadaannya
33
Bab 32 : Keberadaan Ku
34
Bab 33 : Restoran Pagi
35
Bab 34 : Bekerja
36
Bab 35 : Kalung
37
Bab 36 : Menabrak
38
Bab 37 : Kejar-kejaran
39
Bab 38 : Tidak Jelas
40
Bab 39 : Kesiangan
41
Bab 40 : Menemukan Kalung
42
Bab 41 : Kesalahpahaman
43
Bab 42 : First Kiss
44
Bab 43 : Kebodohan
45
Bab 44 : Menemuinya
46
Bab 45 : Meminta Maaf
47
Bab 46 : Perasaanku Terhadapmu
48
Bab 47 : Kecanduan Diana
49
Bab 48 : Perkosa
50
Bab 49 : Kekhawatiran
51
Bab 50 : Menjadi Pelindung mu
52
Bab 51 : Mencari Istri Seutuhnya
53
Bab 52 : Seperti Nyonya Rumah Ini
54
Bab 53 : Peristiwa Kejadian
55
Bab 54 : Ketulusan Damian
56
Bab 55 : Ucapan Maaf
57
Bab 56 : Saling Berahasia
58
Bab 57 : Semakin Hancur
59
Bab 58 : Bersiap Menjadi Nyonya
60
Bab 59 : Meminta Restu
61
Bab 60 : Ciuman Ungkapan Perasaan
62
Bab 61 : Box Kartu Undangan
63
Bab 62 : Ingin Anak Berapa?
64
Bab 63 : Fitting Gaun Pengantin
65
Bab 64 : Menikah Itu Indah
66
Bab 65 : Kehadirannya Sang Ayah
67
Bab 66 : Hari Penuh Kejutan
68
Bab 67 : Pembuat Onar
69
Bab 68 : Menahan
70
Bab 69 : Pemuas Nafsu (Part 1)
71
Bab 71 : Baju Dinas Malam
72
Bab 72 : Kegagalan Malam Pengantin Baru
73
Bab 73 : Perkara Baju Lingerie
74
Bab 74 : Momen Memperkuat Cinta
75
Bab 75 : Membangun Hubungan
76
S2 76 : Hubungan Yang Romantis
77
S2 77 : Pulangnya Sandra
78
S2 78 : Cinta Diantara Kebenaran dan Kebohongan
79
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!