Bab 5 : Di Sebuah Rumah Asing

Pagi Hari.

Sinar matahari pagi masuk ke celah tirai jendela yang masih tertutup. Sinarnya yang menembus tirai itu membangunkan sosok wanita yang tengah tidur di ranjang berukuran super king size.

Sebuah kamar besar dan bergaya barat modern. Bercat hitam dan penuh dengan furnitur mahal yang didominasi warna hitam. Jendela dan tirai yang menjulang tinggi.

Karpet permadani yang cantik, lantai marmer cokelat mengkilat dan ruang ganti dipenuhi banyak parfum, jam tangan, sepatu, jas dan pakaian kelas dunia.

Kasur besar yang empuk dengan bantal bulu angsa, seorang wanita cantik tidur lelap di atasnya dengan mata yang masih mengerjakan mata untuk terbangun dengan mata terbuka sempurna.

Tubuhnya yang idealis sangat cocok memakai dress putih sedikit transparan dengan belahan paha terlihat. Tidak tahu sejak kapan dan siapa yang menggantikan pakaiannya menjadi lebih seksi bukan style nya. Bibir mungil dan merah muda membuat dia seperti ratu yang sedang tidur di sebuah kastil besar.

Sinar matahari sedikit demi sedikit menelusup, memasuki celah-celah tirai. Membuat mata Diana sedikit silau. Diana membuka matanya, menatap sekitarnya dengan pandangan heran. Dia sedang tidak berada di kamarnya, maupun di kamar hotel. Sedang berada di mana kah dirinya?

Diana melayangkan pandangan pada sekelilingnya. Ruangan itu begitu luas. Dia sedang terbaring di sebuah ranjang besar. Di depan ranjangnya terdapat TV LED berukuran besar, sementara di sudut kamar terdapat tempat untuk bersantai.

Diana, Ia terbangun di tempat yang asing.

Eugghhh...

Lenguhannya terdengar sambil meregangkan ototnya.

Diana terdiam mengalami Keterlambatan untuk mencerna lingkungannya. Begitu aneh, dan asing baginya.

Matanya mengerjap tidak percaya melihat sekitar yang jelas berbeda seperti setiap hari ia tertidur dan bangun. Jika di rumah, ini bukanlah rumahnya.

Tak menunggu lama, kedua mata Diana mulai bergerak. Membuka perlahan pandangan yang kabur, dan runyam.

Diana perlahan bangkit dan merasakan kepalanya yang sangat sakit dan pusing akibat kemarin malam ia mengguyur diri di bawah air hujan. Diana sangat linglung dan masih belum paham dengan apa yang sekarang dia lihat.

Matanya pun sedikit sayu seperti orang yang kurang tidur. Ia masih menatap sekeliling dengan kapasitas otak masih 20 persen saat terbangun.

Diana kira kini ia berada disebuah kamar besar yang asing baginya. Ia masih bingung di mana sebenarnya ini? Tempat apa ini?

Kyaaa...

"Aku di mana ini? Apa aku sedang bermimpi ada di sebuah istana? Ini juga bukan rumahku." Pekik Diana akhirnya otaknya terisi penuh hingga bisa menangkap keadaan

Awww...

Diana juga mencubit lengannya untuk memastikan apakah dia bermimpi atau tidak. Jika sakit, itu artinya dia tidak sedang bermimpi dan semuanya nyata.

"Awshh... Ternyata sakit. Itu artinya aku tidak sedang bermimpi. Tapi apa yang terjadi padaku kemarin, kenapa tidak mengingatnya." Ujar Diana pusing

Diana mulai mengingat-ingat kejadian sebelumnya. Otaknya dipaksa untuk mengingat memori kemarin malam. Alhasil ia malah semakin pusing. Diana benar-benar tidak mengingat kejadian semalam termasuk pria yang menolongnya yang sedang sengaja diguyur hujan.

Terlalu memaksakan diri untuk mengingat. Akhirnya kilasan balik memori muncul dalam ingatannya, Diana ingat bahwa dia pergi dari rumah, ia menangis di bawah guyuran air hujan mengeluhkan nasibnya, ia juga ingat akan pria yang menolongnya tapi samar mengingat wajahnya.

"Siapa pria itu?? Apakah dia yang sudah membawaku kemari? Wajahnya samar untuk ku lihat, Kenapa jadi tidak jelas." Kesal Diana

"Mungkin dia adalah pemilik rumah ini. Dia pasti ada di luar. Aku akan ucapkan terima kasih padanya sekaligus melihat wajah dia." Beranjak Diana dari ranjang

Pantulan Diana saat berdiri terlihat dari cermin yang tidak jauh dari saja. Memantulkan bagaimana tampilannya kali ini, dengan memakai pakaian yang begitu seksi tidak sesuai dengan style nya.

Kyaaa...

Diana terpekik. Ia menjerit hebat dan kembali ke ranjang membungkus dirinya menggunakan selimut lagi.

"A-apa ini? Kenapa pakaian ku seksi sekali dan menerawang. Siapa yang sudah memakaikan pakaian seperti ini padaku." Pungkas Diana terdengar cemas

Pikirannya negatif. Ia sangat takut hal buruk terjadi sesuatu padanya. Ia tahu pakaian kemarin malam basah dan pasti ada yang menggantikannya dengan pakaian saat ini.

"Di mana koperku? Aku harus segera mengganti pakaian ini."

Diana kembali beranjak dari ranjang tanpa melepaskan selimut besar yang membungkusnya. Walaupun kamar itu sepi, dia sangat malu melihat tampilannya saat ini.

Diana berjalan seperti penguin akibat selimut tebal dan besar itu yang membuatnya sangat berat. Ia mencari ke setiap sudut dan ruang untuk mencari keberadaan kopernya, namun nihil tidak dapat ditemukan olehnya.

Saat itu juga, Suara pintu terdengar di buka. Menampilkan beberapa wanita muda dan satu wanita tua di tengahnya yang menggunakan pakaian serempak sama layaknya seorang pelayan.

Diana terhenyak dengan tatapan waspada ia melihat mereka.

"Si-siapa kalian??" Tanya Diana ketakutan

"Selamat pagi, Nona. Syukurlah anda sudah bangun." Ucap wanita tua yang sepertinya ketua pelayan

"Pa-pagi." Jawab Diana polos. Walaupun ia sedang ketakutan, dia masih sempat menjawab sapaan yang terdengar lirih.

"Ada apa Nona?!" Seorang pelayan wanita yang masih muda tiba-tiba memasuki lebih dalam kamar itu. Menatap Diana dengan tatapan penuh kekhawatiran akibat tubuhnya yang dibungkus oleh selimut.

"Siapa Kau?!" Tanya Diana yang sedang memojok

"Nyonya, Saya dan yang lain adalah pelayan Anda. Ini adalah ketua pelayan kami..." Tunjuk pelayan muda itu pada pelayan yang lebih tua

Pelayan itu tersenyum ramah dan membungkuk sopan pada Diana.

"Pelayan juga ada ketua ya. Aku pikir kelas saja yang ada ketua muridnya..." Pendapat Diana dalam hatinya

"Tempat apa ini?! Apa yang kalian lakukan?!"

"Maaf Nona, Saya tidak dapat memberitahu Anda informasi itu. Tuan hanya berpesan untuk menjaga Anda..." Jawab Ketua Pelayan

"Siapa Tuan mu?! Apa yang kalian lakukan ini illegal! Kalian bisa dilaporkan sudah menculik warga sipil tanpa alasan! Dan di mana koperku? Kenapa Aku terbangun dalam kondisi seperti ini?!!" Diana bertanya dengan geram. Pelayan itu tampak malu dan ragu untuk menjawab. Bahkan mereka seperti terlihat menahan tawanya.

"Tuan hanya memberikan pesan agar setelah Nona bangun untuk sarapan. Dan juga Tuan menitipkan paper bag ini untuk diberikan pada Nona." Ujar Ketua Pelayan menyodorkan paper bag pada Diana

Tanpa rasa mengurangi selimut yang masih membungkusnya, Diana menyelinapkan tangannya dari balik selimut untuk mengambil paper bag itu. Ia takut tubuhnya yang sedang memakai pakaian seksi itu terekspos.

"Apa isinya??" Tanya Diana meraihnya

"Pakaian untuk Nona. Kami tahu saat ini sedang memakai pakaian seksi sehingga masih diselimuti seperti itu. Karena Tuan tidak memiliki pakaian wanita di rumahnya saat ingin mengganti pakaian Nona yang basah, lalu hanya ada satu pakaian yang tersimpan dalam lemarinya yakni yang sedang Nona kenakan saat ini. Pagi hari sekali Tuan memesan pakaian untuk diberikan pada Nona." Ujar ketua pelayan itu terkekeh

Bukan hanya dia. Beberapa pelayan muda juga sedang menyembunyikan tawa kecilnya.

Diana sangat malu. Pipinya berubah seperti tomat.

"Tuan kalian itu yang menggantikan pakaian ku yang basah kemarin??" Tanya Diana malu-malu

Mereka hanya tertawa yang disembunyikan oleh tangan di baliknya. Tanpa ada yang terus terang, satupun dari mereka tidak ada yang menjawab pertanyaan Diana.

"Kenapa kalian diam saja. Aku membutuhkan pencerahan saat ini. Ini mengenai harga diriku." Geram Diana

"Saya akan menyiapkan sarapan Anda segera Nona. Mohon Anda untuk membersihkan diri dulu. Turunlah ketika anda sudah selesai." Pelayan itu undur diri. Meninggalkan Diana seorang diri.

"Hey, Jawab dulu pertanyaan ku. Kenapa kalian langsung pergi. Atau tidak aku tidak akan mengganti pakaian ini." Teriak Diana. Pintu kamar sudah ditutup kembali dan hanya Diana sendiri. Pelayan hanya masih menahan tawanya.

"Jangan. Jika aku tidak sampai mengganti pakaian ku, Aku sendiri yang malu. Pakaian ini juga bagus dan pastinya sangat mahal. Kain yang baru dijahit masih bisa aku rasakan, Sepertinya ini dari butik yang dipesan mendadak." Bicara sendiri Diana menilai pakaian itu

Bersambung✍️

Episodes
1 Prolog
2 Bab 1 : Berawal
3 Bab 2 : Terkait Vas Pecah
4 Bab 3 : Keluar Dari Neraka
5 Bab 4 : Menemukan Wanita
6 Bab 5 : Di Sebuah Rumah Asing
7 Bab 6 : Tinggal Di Rumah Nenek
8 Bab 7 : Saat Kejadian Itu 1
9 Bab 8 : Saat Kejadian Itu 2
10 Bab 9 : Mendapatkan Pekerjaan
11 Bab 10 : Driver Mobil Online
12 Bab 11 : Perusahaan Di Amerika
13 Bab 12 : Ban Kempes
14 Bab 13 : Bisa Lebih Cepat?
15 Bab 14 : Kesialan Dalam Bekerja
16 Bab 15 : Pterodactyl
17 Bab 16 : Kehilangan Pekerjaan
18 Bab 17 : Harta dan Takhta
19 Bab 18 : Ketraumaan
20 Bab 19 : Kardiomiopati
21 Bab 20 : Tawaran Pekerjaan
22 Bab 21 : Bad Boy
23 Bab 22 : Tabiat Buruk Marvin
24 Bab 23 : Menjadi Wanita Pelacur
25 Bab 24 : Gadis Milikku
26 Bab 25 : Tawanan Pria
27 Bab 26 : Berhasil Membayar Operasi
28 Bab 27 : Aset Properti Untuk Anak Selir
29 Bab 28 : Wangi Parfum Yang Sama
30 Bab 29 : Hilal Masa Depan Diana
31 Bab 30 : Operasi Berhasil
32 Bab 31 : Mengulik Keberadaannya
33 Bab 32 : Keberadaan Ku
34 Bab 33 : Restoran Pagi
35 Bab 34 : Bekerja
36 Bab 35 : Kalung
37 Bab 36 : Menabrak
38 Bab 37 : Kejar-kejaran
39 Bab 38 : Tidak Jelas
40 Bab 39 : Kesiangan
41 Bab 40 : Menemukan Kalung
42 Bab 41 : Kesalahpahaman
43 Bab 42 : First Kiss
44 Bab 43 : Kebodohan
45 Bab 44 : Menemuinya
46 Bab 45 : Meminta Maaf
47 Bab 46 : Perasaanku Terhadapmu
48 Bab 47 : Kecanduan Diana
49 Bab 48 : Perkosa
50 Bab 49 : Kekhawatiran
51 Bab 50 : Menjadi Pelindung mu
52 Bab 51 : Mencari Istri Seutuhnya
53 Bab 52 : Seperti Nyonya Rumah Ini
54 Bab 53 : Peristiwa Kejadian
55 Bab 54 : Ketulusan Damian
56 Bab 55 : Ucapan Maaf
57 Bab 56 : Saling Berahasia
58 Bab 57 : Semakin Hancur
59 Bab 58 : Bersiap Menjadi Nyonya
60 Bab 59 : Meminta Restu
61 Bab 60 : Ciuman Ungkapan Perasaan
62 Bab 61 : Box Kartu Undangan
63 Bab 62 : Ingin Anak Berapa?
64 Bab 63 : Fitting Gaun Pengantin
65 Bab 64 : Menikah Itu Indah
66 Bab 65 : Kehadirannya Sang Ayah
67 Bab 66 : Hari Penuh Kejutan
68 Bab 67 : Pembuat Onar
69 Bab 68 : Menahan
70 Bab 69 : Pemuas Nafsu (Part 1)
71 Bab 71 : Baju Dinas Malam
72 Bab 72 : Kegagalan Malam Pengantin Baru
73 Bab 73 : Perkara Baju Lingerie
74 Bab 74 : Momen Memperkuat Cinta
75 Bab 75 : Membangun Hubungan
76 S2 76 : Hubungan Yang Romantis
77 S2 77 : Pulangnya Sandra
78 S2 78 : Cinta Diantara Kebenaran dan Kebohongan
79 Pengumuman
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1 : Berawal
3
Bab 2 : Terkait Vas Pecah
4
Bab 3 : Keluar Dari Neraka
5
Bab 4 : Menemukan Wanita
6
Bab 5 : Di Sebuah Rumah Asing
7
Bab 6 : Tinggal Di Rumah Nenek
8
Bab 7 : Saat Kejadian Itu 1
9
Bab 8 : Saat Kejadian Itu 2
10
Bab 9 : Mendapatkan Pekerjaan
11
Bab 10 : Driver Mobil Online
12
Bab 11 : Perusahaan Di Amerika
13
Bab 12 : Ban Kempes
14
Bab 13 : Bisa Lebih Cepat?
15
Bab 14 : Kesialan Dalam Bekerja
16
Bab 15 : Pterodactyl
17
Bab 16 : Kehilangan Pekerjaan
18
Bab 17 : Harta dan Takhta
19
Bab 18 : Ketraumaan
20
Bab 19 : Kardiomiopati
21
Bab 20 : Tawaran Pekerjaan
22
Bab 21 : Bad Boy
23
Bab 22 : Tabiat Buruk Marvin
24
Bab 23 : Menjadi Wanita Pelacur
25
Bab 24 : Gadis Milikku
26
Bab 25 : Tawanan Pria
27
Bab 26 : Berhasil Membayar Operasi
28
Bab 27 : Aset Properti Untuk Anak Selir
29
Bab 28 : Wangi Parfum Yang Sama
30
Bab 29 : Hilal Masa Depan Diana
31
Bab 30 : Operasi Berhasil
32
Bab 31 : Mengulik Keberadaannya
33
Bab 32 : Keberadaan Ku
34
Bab 33 : Restoran Pagi
35
Bab 34 : Bekerja
36
Bab 35 : Kalung
37
Bab 36 : Menabrak
38
Bab 37 : Kejar-kejaran
39
Bab 38 : Tidak Jelas
40
Bab 39 : Kesiangan
41
Bab 40 : Menemukan Kalung
42
Bab 41 : Kesalahpahaman
43
Bab 42 : First Kiss
44
Bab 43 : Kebodohan
45
Bab 44 : Menemuinya
46
Bab 45 : Meminta Maaf
47
Bab 46 : Perasaanku Terhadapmu
48
Bab 47 : Kecanduan Diana
49
Bab 48 : Perkosa
50
Bab 49 : Kekhawatiran
51
Bab 50 : Menjadi Pelindung mu
52
Bab 51 : Mencari Istri Seutuhnya
53
Bab 52 : Seperti Nyonya Rumah Ini
54
Bab 53 : Peristiwa Kejadian
55
Bab 54 : Ketulusan Damian
56
Bab 55 : Ucapan Maaf
57
Bab 56 : Saling Berahasia
58
Bab 57 : Semakin Hancur
59
Bab 58 : Bersiap Menjadi Nyonya
60
Bab 59 : Meminta Restu
61
Bab 60 : Ciuman Ungkapan Perasaan
62
Bab 61 : Box Kartu Undangan
63
Bab 62 : Ingin Anak Berapa?
64
Bab 63 : Fitting Gaun Pengantin
65
Bab 64 : Menikah Itu Indah
66
Bab 65 : Kehadirannya Sang Ayah
67
Bab 66 : Hari Penuh Kejutan
68
Bab 67 : Pembuat Onar
69
Bab 68 : Menahan
70
Bab 69 : Pemuas Nafsu (Part 1)
71
Bab 71 : Baju Dinas Malam
72
Bab 72 : Kegagalan Malam Pengantin Baru
73
Bab 73 : Perkara Baju Lingerie
74
Bab 74 : Momen Memperkuat Cinta
75
Bab 75 : Membangun Hubungan
76
S2 76 : Hubungan Yang Romantis
77
S2 77 : Pulangnya Sandra
78
S2 78 : Cinta Diantara Kebenaran dan Kebohongan
79
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!