Masih dalam suara misterius yang didengar oleh Damian.
"Kau benar-benar tidak mendengar suara itu??" Tanya Damian
"Tidak Tuan. Saya tidak mendengar suara yang anda maksud. Mungkin saja hanya gemercik air hujan yang membuat jalan basah sampai roda mobil berdecit." Tandas Asisten Joo
Pernyataan Asisten Joo ada benarnya. Namun, Damian masih sedikit ragu mengenai suara itu. Dia jelas-jelas mendengar suara wanita yang menangis.
"Hmm... Lanjutkan perjalanannya!!" Titah Damian berikutnya
Sesuai perintah, Asisten Joo pun menyalakan kembali mobilnya untuk melaju.
Hikss... hiks... hiks...
"BERHENTI!!" Teriak Damian lagi sangat keras
Ckit...
Baru saja melaju sekitar 10 cm, Rem terpaksa menghentikan laju mobil itu. Dahi Asisten Joo sampai terbentur pada setir.
"Aku mendengar suara tangisannya lagi." Pungkas Damian dengan wajah tanpa dosa
"Aduuhhh... Dahi ku bisa-bisa melebar. Ada apa dengan Tuan sampai aku harus mengeram mendadak. Jika bukan atasanku, maka sudah aku bakar dia!" Mendumal Asisten Joo sambil mengusap-usap dahinya yang memerah
"Berikan payungnya padaku." Titah Damian
"Untuk apa Tuan? Di luar hujan." Jawab Asisten Joo
"Tck, Aku memintamu memberikan payungnya. Bukan malah bertanya." Geram Damian darah tinggi
Asisten Joo pun memberikan payung yang tersimpan di dashboard pada Damian.
"Tuan akan kemana? Ini hujan dan biarkan kita lanjutkan perjalanannya lagi." Kata Asisten Joo
Damian sudah membuka pintu mobil dan payungnya. Ia pergi keluar menggunakan payung itu untuk menanggal hujan yang akan membasahi tubuhnya.
"Tak akan lama. Aku hanya ingin memastikannya." Ujar Damian
Entah kemana perginya. Damian pergi ke tempat yang sepi menelusuri jalan gang.
Asisten Joo ingin menyusul Tuannya. Tapi tidak ada payung lagi yang bisa ia gunakan untuk mengejar. Payung yang ia miliki hanya ada satu selalu tersimpan di mobil, sedangkan ia tidak tahu malam ini akan hujan. Asisten Joo hanya bisa memutuskan berdiam diri di mobil menunggu Damian kembali.
Suara itu semakin dekat dari keberadaannya yang sedang mencari.
Suatu tempat yang sepi. Di rumah warga yang hanya terlihat menyalakan lampu di dalamnya tanpa ada yang ingin keluar akibat hujan. Dari kejauhan Damian melihat seorang wanita yang tengah terduduk menyandar di tiang listrik, terduduk sambil menangis bersamaan air hujan. Diuntungkan tidak ada guntur yang bisa saja menyambar tiang listrik yang akan membuat wanita tengah menangis di bawah guyur hujan itu tidak sampai tersambar.
Hal itu dilihat oleh Damian, lalu berlari menghampirinya dan mengulurkan payung kepada wanita itu untuk meneduhi tubuhnya. Namun, semua sudah terlanjur karena sekujur tubuh wanita itu bersama pakaiannya sudah basah.
Wanita itu adalah Dania. Dania yang baru saja memutuskan keluar dari Neraka, Saat ini tengah menangis di bawah air hujan. Ia mendongakkan kepalanya, melihat seorang pria yang datang dan mempedulikan dia dengan mengulurkan sebuah payung yang meneduhi tubuhnya.
Tatapan mereka saling bertemu. Tatapan yang sangat menentramkan jiwa dan meneduhkan pandangan. Membuat mereka nyaman satu sama lain. Tatapan Elang yang selalu digunakan Damian pada semua orang, kini terlihat seperti tatapan kelinci yang menyejukkan.
"Kenapa terduduk di sini sambil menangis di bawah air hujan yang membasahi mu??" Tanya Damian pada wanita yang tidak dikenalnya
Pertanyaannya membuat Diana sesak. Ia tidak kuasa menahan tangisnya lagi. Bagaimana mungkin ada seseorang yang mengerti akan perasaannya saat ini. Semua percuma untuk diceritakan pada orang lain!
Setelah sekian lama dianggurkan. Damian tidak menyerah untuk mempedulikan wanita itu. Jujur, ini adalah pertama kalinya Damian mendapatkan perlakuan dingin dari seorang wanita. Biasanya, hanya mengetahui dari aroma parfumnya, sudah banyak wanita yang mengejar dia dari belakang.
Kini tangannya mengulur pada wanita itu agar dia bisa bangkit.
Diana sekilas menatapnya lagi dan melihat tangan yang diulurkan padanya.
"Kau kedinginan. Ikutlah bersama ku..." Pungkas Damian mengajaknya
"Siapa dia? Kenapa peduli padaku?" Tegun Dania dalam hatinya
Baru kali ini Diana merasakan kepedulian dari seseorang. Bahkan tangan itu tidak segan terulur untuk membantunya.
Tangan Diana berusaha untuk terangkat. Dalam durasi yang sangat lamban, tangan itu meraih uluran tangan Damian.
Damian bisa merasakan tangan dingin yang terhantar saat menyentuhnya.
Diana bangkit dan berhasil berdiri. Di bawah payung yang sama, mereka berteduh.
Namun, saat hendak melangkahkan kaki, Tubuh Diana goyah, ia tumbang tidak sadarkan diri dan untung saja Damian menangkapnya. Tangan kanan yang memegang payung pun menjatuhkan payungnya hanya demi menangkap Diana yang tidak sadarkan diri.
Tubuh Damian yang selalu dipertahankan untuk kering menggunakan payung pun ikut basah.
Damian menggendong Diana ala bridal style. Tubuh Diana yang ramping tidak membuat Damian berat saat menggendongnya.
Tanpa memikirkan apapun lagi. Damian bergegas menggendong Diana menuju mobilnya untuk di bawa.
"Joo, Bantu aku!!" Teriak Damian. Dia muncul dari kegelapan.
Asisten Joo yang sedari tadi menunggu, Sangat bersyukur bisa melihat Tuannya kembali dan sepertinya sedang membutuhkan bantuan.
Asisten Joo pun terkejut. Ia melihat Tuannya kembali dengan membawa seorang wanita yang ia gendong tak sadarkan diri dan tanpa membawa kembali payung yang dikenakan.
"Tuan membawa siapa? Dia kembali dengan membawa seorang wanita yang digendongnya. Payungku hilang dan dia basah kuyup, padahal tadi dia bersikeras untuk memberikan payung ku itu padanya. Tck, Tuanku agak kurang waras sepertinya." Mendumalnya
"Kenapa kau diam saja. Keluar dan bantu aku!! Kau masih mempermasalahkan bajumu yang akan basah." Gertak Damian sangat marah di luar
Asisten Joo bergegas membuka pintu dan keluar sebelum Damian mengamuk.
"Tuan, kenapa Anda membawa seorang wanita? Di mana anda menemukannya? Anda juga menjadi basah, bagaimana jika sakit." Hampiri Asisten Joo tidak mempedulikan dirinya yang akhirnya ikut basah kuyup juga.
"Aku bisa menggantinya. Cepat bukakan pintunya!" Titah Damian
Dengan terburu-buru Asisten Joo membuka pintu mobil belakang. Damian pun memasukkan Dania ke dalam mobilnya. Dia menyandarkan Dania yang masih tidak sadarkan diri dan basah kuyup di jok belakang.
Semua pun masuk ke dalam mobil dalam keadaan semua sudah basah. Mobil itu sendiri sampai terbasahi oleh mereka.
"Cepat lajukan mobilnya pulang!" Titah Damian
"Siapa wanita itu, Tuan? Anda ingin membawanya ke rumah, Tuan??" Tanya Asisten Joo membuat Damian kesal
"Bisakah kau lajukan saja mobilnya. Jika begitu kau keluar dan biarkan aku yang menyetir." Geram Damian
Asisten Joo sampai berdigik ngeri. Ia pun segera memenuhi perintah Damian.
Bersambung✍️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments