Keesokan Harinya...
Di Perusahaan Goc'ta Company
Damian yang sedang senang dari kemarin. Saat ini, ia tidak bisa memfokuskan diri untuk memulai pekerjaannya. Damian masih tersenyum-senyum sendiri masih memikirkan bagaimana pertemuannya dengan Diana kemarin yang kesal padanya.
"Aku ingin bertanya padamu." Kata Damian
"Siap Tuan, Saya bersedia untuk menjawab." Tandas Asisten Joo bersedia
"Kau tahu apa itu pterodactyl?" Tanya Damian
Asisten Joo mengerutkan dahinya. Ia sendiri bingung dan baru mendengar kata yang asing di telinganya.
"Apa Tuan? Preterodacil?" Pekik Asisten Joo menyebut kata yang salah
"Pterodactyl! Bukan dacil. Kau pikir dai cilik?!" Ketus Damian mengoreksi
"Agh maaf, Tuan. Saya baru mendengar nama itu. Saya juga tidak tahu, Tuan..." Jawab Asisten Joo
"Lalu, Bagaimana wanita itu bisa tahu? Dari mana dia menemukan kata itu."
"Coba Saya cari di situs internet, Tuan. Siapa tahu kita bisa menemukan arti dari kata tersebut." Ujar Asisten Joo mengeluarkan iPad nya
"Hmm... Cepat cari!" Titah Damian
Asisten Joo pun mulai mencari nama yang asing di telinga baru di dengar. Mengetik di situs pencarian mengenai pterodactyl itu dan ketika sudah muncul beberapa penjelasan ia tunjukkan pada Damian.
"Ini Tuan... Yang keluar adalah gambar hewan purba." Tandas Asisten Joo memberikan iPad nya
Damian mengambilnya dari tangan Asisten Joo secara sarkas.
"Pterodactyl atau lebih dikenal Pterosaurus memiliki leher panjang dan tertutup oleh struktur seperti bulu dengan kantong tenggorokan memanjang dari tengah rahang bawah ke bagian atas leher. Makhluk ini memiliki tengkorak panjang dan sempit dan berisi sekitar 90 gigi berbentuk kerucut berukuran besar." Ujar Damian membaca sebuah artikel penjelasannya
Setelah membaca, Damian tertegun dan diam, namun terlihat ia sedang berpikir.
"Aku bertanya padamu. Kau mengira dia sedang mendeskripsikan ku, pujian untuk ku atau mengejek ku seperti hewan ini."
"Saya tidak tahu, Tuan. Tapi sepertinya untuk mendeskripsikan Tuan sebagai nama ejekan." Tunduk Asisten Joo
"Apa aku terlihat seperti hewan ini??" Sinis Damian meremang
"Saya lihat-lihat sepertinya memang mirip, Tuan." Ucap Asisten Joo tersenyum nyengir
"Dasar kau! Kau sama-sama mengejek ku, Ya." Bentak Damian tersulut emosi
"Tidak Tuan, Saya bukan mengejek. Tapi di..." Sebelum menyelesaikan kalimatnya, Damian sudah memotong pembicaraan Asistennya.
"Akkrrrghh... Sudah kau pergi! Membuat emosi diriku saja." Usir Damian pada Asistennya
"Baik Tuan. Maafkan Saya... Saya tidak bermaksud mengejek." Pamit Asisten Joo setelahnya keluar
Kini Damian masih ada di ruangannya seorang diri. Ia mengambil iPad nya dan memandangi pterodactyl yang masih ditampilkan di layar.
Damian menelisik setiap bentuk dari hewan di zaman purba yang ada di jurassic itu. Menatap sangat dalam dan memperhatikannya sangat lekat.
"Apakah aku memang terlihat seperti hewan purba ini. Mulut dan leher panjang yang mencolok. Apa wanita itu menilai ku dari mulut dan leher ku? Apakah sepanjang ini? Kurasa tidak." Gerutu Damian
Ia pun beranjak dari singgasananya dan pergi menghampiri cermin yang ada di ruangannya.
Damian berdiri di depan cermin dan ia mengaca. Ia membalik-balikkan dirinya, melihat bagaimana tampilan dia dari pantulan cermin.
"Tidak ada yang salah dengan anggota tubuhku. Semuanya terlihat sempurna. Itulah mengapa semua orang sangat terkagum padaku. Aku menarik..." Percaya diri Damian memuji dirinya
"Dasar wanita. Dia menyamakan diriku dengan hewan purba yang sudah punah ini. Bisakah dia berhati sedikit dengan menyebut ku seperti kucing atau kelinci yang lucu. Sekiranya aku terlihat sempurna, bukan." Gerutu Damian
"Tck, Kau malah pantas di sebut buaya, Tuan." Ujar seorang di luar yang mengintip
...***...
Setelah mobil kantornya kembali dan ternyata tidak di curi. Diana dengan bersenang hati membawa mobil itu kembali ke kantor dengan mengharapkan kembali sebuah pekerjaan yang dapat menariknya lagi masih berkenan menerimanya bekerja.
"Ini benar-benar mobil Saya?" Tanya Pak Pemilik tak percaya
Mobil itu terparkir di depan kantor.
"Iya Pak. Mobilnya sudah kembali. Jadi, Apakah saya juga bisa kembali pada pekerjaan saya?" Tanya Diana
Pemilik itu kegirangan bukan main. Ia sampai memeluk dan mencium Dashboard mobil kendaraan yang dijadikan mata pencaharian kesayangannya.
Setelahnya, Sang pemilik kembali menghampiri Diana. Mata Diana berbinar-binar melihat akhirnya atasannya senang.
"Kau ingin kembali ke pekerjaan mu?" Tanya Atasan
"Iya Pak..." Jawab Diana sambil mengangguk-angguk cepat
Atasan Diana terlihat menimbang-nimbang.
"Apapun jawabannya kau akan terima?" Tandas atasan
"Apapun Pak, Saya siap untuk menerima jawaban, Bapak." Kata Diana dengan senyum ramahnya
"Harapan untuk menerima mu kembali bekerja di sini itu sangat kecil bagi Saya." Jawab Atasan
Raut wajah Diana 180 derajat berubah. Dari tersenyum lebar semakin pudar.
"Kenapa Pak?" Lirih Diana
"Baru kali ini Saya merasa dirugikan. Sebelum-sebelumnya tidak ada satupun karyawan yang mengalami kesalahan ini." Jelas Atasan
"Tapi, bukankah mobilnya sudah Saya temukan dan kembalikan. Sebenarnya telah terjadi kesalahpahaman di sini, Pak. Tapi intinya mobil sudah ada di depan, Bapak. Saya pikir dengan mengembalikan mobilnya, pekerjaan Saya pun akan kembali. Bapak akan mempekerjakan saya kembali." Ujar Diana
"Sepertinya tidak akan, Diana. Prinsip Saya dalam mempekerjakan karyawan. Jika ada diantara mereka berbuat satu kali kesalahan, tidak ada kesempatan kedua untuk memperbaiki segalanya." Jawab Atasan
Diana murung.
"Kenyataannya mobil Bapak bukan di curi. Dan sekarang mobilnya ada ditangan bapak lagi." Debat Diana
"Kau hanya beruntung saja hari ini, Diana. Bagaimana jika kenyataannya mobil saya benar-benar di curi? Ceritanya akan berbeda lagi. Saya akan kehilangan mobil saya dan kau harus menanggung kesalahan mu." Kata Atasan
Diana menelan salivanya kuat-kuat. Dadanya sudah sesak menahan kesedihan.
"Jadi, benar-benar tidak ada kesempatan lagi untuk saya, Pak?" Lirih Diana
"Sayang sekali tidak ada, Diana. Saya ingin berperilaku tegas mengambil contoh darimu pada karyawan lainnya untuk tidak ceroboh. Mereka tidak akan selalu mendapatkan keberuntungan setiap harinya jika suatu tragedi disengaja atau tidak disengaja itu terjadi."
"Baiklah Pak... Jika memang Saya tidak bisa kembali pada pekerjaan Saya, Saya pergi... Mungkin Saya hanya mengantarkan mobil, Bapak." Lirih Diana sedih
"Iya Terima Kasih karena sudah mengantarkan mobilnya. Dan maaf karena tidak bisa menerima mu lagi..." Kata Atasan
Diana pun beranjak pergi dari sana dengan tangan kosong.
"Tapi tunggu Diana!" Dalam beberapa detik, Atasan memanggil Diana untuk menghentikannya.
Diana terhenti dari langkahnya dan berbalik.
"Ini gaji yang Saya sempat tidak berikan karena kau harus mengganti rugi mobil yang hilang. Tapi karena mobilnya sudah kembali, Saya hanya bisa memberikan gaji mu bulan ini." Kata Atasan
Diana menatap nanar sebuah amplop yang didalamnya terdapat segepok uang berjumlah 12 juta seperti benefit yang di janjikan.
"Saya tahu kau membutuhkan uang ini. Maka dari itu, Terimalah... Ini bukan pemberian dari Saya karena kasihan padamu seperti pengemis di jalanan. Tapi ini adalah hak yang sudah pantas kau dapatkan." Kata Atasan
Dengan tangan bergetar, Diana menerima hak gajinya bulan ini.
"Te-terima Kasih, Pak..." Ujar Diana
"Sama-sama. Semoga kau bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan gaji tinggi selain bekerja di tempat Saya..." Kata Atasan
"Iya Pak... Sekali lagi terima kasih. Semoga kantor bapak pun tambah sukses. Saya izin pamit..." Kata Diana melanjutkan langkahnya lagi
Atasan hanya mengangguk sebagai jawaban.
Dan pada akhirnya, Diana tetap tidak bisa kembali pada pekerjaannya. Hanya membawa gaji di tangan yang akan menjadi topangan hidup dalam beberapa bulan sampai mendapatkan pekerjaan baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments