"Bos. Bos Awan. Tunggu Bos," teriak chef Yudha seraya berlari, mencoba memanggil dan menghentikan laki-laki yang wajahnya mirip dengan Awan itu.
Tetapi sayangnya chef Yudha terlambat. Laki-laki yang wajahnya mirip dengan Awan dan wanita muda itu sudah terlanjur naik ke dalam angkutan umum. Dan angkutan umum itu juga langsung jalan kembali dan bergerak menjauh. Sehingga ketika chef Yudha tiba di persimpangan jalan tersebut, chef Yudha tidak berhasil menemui laki-laki yang wajahnya mirip dengan Awan itu.
"Ah, sial," umpat chef Yudha ketika dirinya sudah sampai di persimpangan jalan tetapi gagal untuk menemui laki-laki yang wajahnya mirip dengan Awan itu.
Sementara dari dalam angkutan umum, Awan menoleh ke arah luar dari jendela kaca belakang angkutan umum yang sedang dia tumpangi itu. Ya, laki-laki dan wanita muda yang dilihat oleh chef Yudha dan juga Keinan itu memang benar adalah Awan dan Nisa.
'Hmm, kenapa laki-laki itu seperti mengejarku? Bahkan kalau tidak salah, tadi aku juga sekilas seperti mendengar dia berteriak memanggil namaku. Apa dia mengenalku, ya?' tanya batin Awan.
"Kenapa, Kang?" tanya Nisa yang duduk di sebelah Awan.
Dari tadi Nisa penasaran karena Awan terus saja melihat ke arah belakang melalui jendela kaca belakang angkutan umum yang sedang mereka tumpangi saat ini. Awan juga terlihat sedang melamun.
"Oh, enggak ada apa-apa kok, Neng," jawab Awan seraya berbalik dan melihat ke arah Nisa.
"Tapi kok dari tadi eneng perhatiin akang ngelamun sambil lihatin keluar terus. Akang lagi lihatin apa emangnya?" tanya Nisa lagi.
"Nggak lagi lihatin apa-apa kok, Neng. Beneran," jawab Awan berusaha meyakinkan Nisa.
"Hmm, ya udah deh kalau gitu," ucap Nisa pada akhirnya.
Awan dan Nisa kemudian sama-sama terdiam.
'Sepertinya kapan-kapan aku harus kembali lagi deh ke jalan itu. Entah kenapa tapi aku merasa sangat familiar dengan daerah di dekat sekolah TK itu,' kata batin Awan lagi.
🍁🍁🍁
"Gimana, Om?" tanya Keinan begitu chef Yudha sudah kembali menghampiri dirinya di depan pintu gerbang sekolahnya itu.
"Maaf ya, Kei. Om gagal nemuin laki-laki yang wajahnya mirip sama Papa kamu itu. Mereka tadi udah keburu naik angkot," jawab chef Yudha dengan nafas yang masih sedikit terengah-engah.
Dapat chef Yudha lihat kekecewaan itu di wajah Keinan.
"Maafin Om ya, Kei. Om kurang cepet ngejarnya," sesal chef Yudha.
"Nggak pa-pa kok, Om. Tapi sekarang Om udah percaya kan sama Kei? Kei bener-bener lihat laki-laki yang wajahnya mirip sama Papa Awan itu," kata Keinan, mencoba menepis kekecewaannya.
"Iya, Kei. Om percaya sama kamu. Om udah lihat sendiri soalnya," balas chef Yudha.
"Tapi kita belum bisa cerita masalah ini ke yang lain dulu, Om. Apalagi sama Bunda. Kei takut kalau Bunda malah jadi kepikiran nanti."
"Iya, Kei. Om juga setuju banget sama ucapan kamu itu. Tapi tetep aja, kita butuh bantuan dari orang lain untuk bisa menyelidiki semuanya ini, Kei. Biar kita bisa segera tau, siapa laki-laki itu sebenarnya."
"Om punya saran?" tanya Keinan.
"Mmm, gimana kalau kita minta bantuan ke bos besar aja, Kei?" usul chef Yudha.
"Jangan Opa. Nanti kalau Oma sampai tau masalah ini Oma malah jadi sakit lagi," tolak Keinan.
"Eh, iya juga, ya."
Chef Yudha dan Keinan sama-sama terlihat sedang berpikir.
"Kalau bos Langit?" usul chef Yudha kemudian.
"Nah, bener itu. Pakde Langit aja. Oma sama Bunda kan nggak setiap hari bisa ketemu sama Pakde Langit. Dan juga, Pakde Langit pasti bisa secepatnya bantuin nyari laki-laki yang wajahnya mirip sama Papa itu," balas Keinan antusias, menyetujui usul dari chef Yudha tadi.
"Oke. Kalau gitu biar nanti Om yang hubungin bos Langit, ya. Kamu besok cari alesan, pokoknya usahakan Bunda nggak nganterin kamu ke sekolah jadi Bunda juga nggak akan datang ke kafe. Biar besok kita bisa ketemu sama bos Langit," kata chef Yudha, menjelaskan rencananya kepada Keinan.
"Oke, Om. Beres pokoknya," balas Keinan dengan mengacungkan kedua jempol tangannya.
"Siip. Ya udah, yuk kita balik ke kafe dulu sekarang."
"Siap, Om."
Chef Yudha kemudian mengajak Keinan untuk segera kembali ke kafe.
🍁🍁🍁
Keesokan harinya.
Seperti rencana chef Yudha kemarin, hari ini Keinan tidak diantar oleh bundanya ke sekolah. Keinan hanya diantar oleh Opa Surya dan Pak Yanto saja tadi. Keinan beralasan tidak ingin kalau bundanya kecapekan. Dan untunglah semuanya percaya dan tidak ada yang curiga dengan sikap Keinan yang tidak seperti biasanya itu.
Siang harinya, sepulang Keinan dari sekolah, kebetulan Langit juga sudah sampai di kafe. Ya, chef Yudha sudah menghubungi bosnya itu terlebih dahulu tadi.
Keinan dan chef Yudha langsung diajak oleh Langit untuk masuk ke dalam ruangan yang dulunya milik Awan itu.
"Oke. Sekarang kamu ceritain semuanya, Yud," pinta Langit setelah mereka bertiga duduk bersama di sofa di dalam ruangan Awan tersebut.
"Iya, Bos. Jadi awalnya tuh Keinan cerita kalau dia lihat seseorang yang wajahnya mirip sama Bos Awan. Terus karena aku juga penasaran, akhirnya kemarin itu aku yang jemput Keinan ke sekolahnya, dengan harapan bisa ketemu lagi sama laki-laki yang wajahnya mirip sama Bos Awan itu. Dan akhirnya kemarin itu kita beneran ketemu lagi Bos sama laki-laki itu. Tapi sayangnya pas aku mau kejar dia, dia udah keburu naik angkot sama seorang wanita muda gitu," kata chef Yudha menceritakan semuanya.
"Hari ini kalian ketemu lagi sama laki-laki yang wajahnya mirip sama Awan itu?" tanya Langit.
"Sayangnya enggak, Bos," jawab chef Yudha.
"Angkotnya warna apa, Yud? Jurusan mana?" tanya Langit lagi.
"Warna biru, Bos. Kayaknya itu yang jurusan sekitaran rumah sakit itu deh, Bos," jawab chef Yudha.
Langit nampak berpikir sejenak. Mencoba memikirkan segala sesuatunya dengan tetap tenang.
"Oke. Serahin urusan ini sama aku aja," kata Langit kemudian.
"Iya, Bos," balas chef Yudha.
Langit kemudian beralih kepada Keinan.
"Keinan sayang, masalah ini biar Pakde yang urusin, ya. Keinan tenang aja, Pakde janji akan segera mencari laki-laki yang wajahnya mirip sama Papa kamu itu. Pokoknya Kei harus inget, masalah ini harus menjadi rahasia kita bertiga dulu, ya. Jangan sampai ada orang lain yang tau dulu. Oke, Kei?" kata Langit kepada Keinan.
"Iya, Pakde. Kei nggak akan cerita ke siapa-siapa kok. Tolong segera temuin Papa ya, Pakde. Kei udah kangen banget sama Papa Awan. Bunda sama adek yang di perut Bunda juga. Oma sama Opa juga," ucap Keinan penuh harapan.
"Iya, sayang. Pakde janji akan segera menemui laki-laki yang wajahnya mirip sama Papa kamu itu, ya. Dan semoga dia memang benar adalah Papa kamu, dan bukan hanya sekedar mirip saja," kata Langit yang diakhiri dengan harapan juga.
"Aamiin," chef Yudha dan Keinan bersama-sama meng-amin-kan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
CebReT SeMeDi
semoga sebelum lahiran udh ketemu sama awan
2023-02-13
3
CebReT SeMeDi
keren emang pakde langit selalu bisa diandalkan
2023-02-13
2
Riana
bantuan datang semoga segera dipertemukan
2023-02-13
1