16. Ingatan Bawah Sadar

Malam ini aku kembali terbangun di malam hari. Dan seperti biasanya, aku merasa sangat ingin memakan nasi goreng ketika aku terbangun di malam hari seperti ini. Aku mendudukkan diriku di atas tempat tidur.

"Adek pengen makan nasi goreng, ya? Yuk Bunda buatin," ucapku seraya mengusap lembut perutku yang sudah lumayan besar ini.

Aku kemudian menurunkan kedua kakiku dari tempat tidur. Dan pandanganku seketika tertuju ke arah foto yang terletak di atas meja nakas di samping tempat tidur ini. Fotoku bersama dengan Mas Awan dan juga Keinan.

Kedua mataku seketika kembali berkaca-kaca. Aku sangat tau kalau saat ini bayi di dalam perutku ini pasti merindukan nasi goreng spesial buatan papanya, yaitu Mas Awan. Begitu juga dengan diriku, aku juga sangat merindukan suamiku itu.

Aku menghapus air mata yang tanpa ijin sudah mengalir dan membasahi kedua pipiku. Menarik nafas dalam, aku berusaha untuk menguatkan hatiku sendiri.

Pelan-pelan, aku kemudian berdiri dari dudukku. Aku pun segera bergegas untuk turun ke bawah. Sesampainya di dapur, aku pun kemudian mempersiapkan bahan-bahan yang aku butuhkan untuk membuat nasi goreng. Setelah itu aku segera mulai memasak nasi goreng yang aku inginkan itu.

Beberapa saat kemudian nasi goreng buatanku sudah matang. Aku menuangkan nasi goreng tersebut ke atas piring kemudian membawanya menuju ke meja makan. Aku mendudukkan diriku di salah satu kursi meja makan. Setelah membaca do'a, aku pun kemudian mulai menyantap nasi goreng buatanku itu.

Baru satu suap nasi goreng yang masuk ke dalam mulutku, tetapi aku sudah merasa mual. Aku menutup mulutku menggunakan tangan kananku. Susah payah aku berusaha menelan nasi goreng di dalam mulutku itu. Setelah itu aku kemudian langsung meminum air putih yang tadi sudah aku tuangkan ke dalam gelas.

Aku mengusap mulutku menggunakan tangan kananku. Kupandangi perutku, bayi di dalam perutku sedang menendang-nendang saat ini. Aku tersenyum kemudian mengusap perutku penuh sayang.

"Adek sayang, makan nasi goreng buatan Bunda dulu aja, ya. Bunda nggak enak mau bangunin Oma. Oma pasti capek. Ini udah malem, dan Oma juga lagi istirahat, sayang. Jadi adek makan nasi goreng buatan Bunda dulu aja ya, sayang," ucapku mengajak bicara bayi yang saat ini berada di dalam perutku itu.

'Mas Awan,' lirih kata batinku, sangat merindukan suamiku itu.

🍁🍁🍁

"Shofi!!!" ucap Awan yang seketika langsung membuka kedua matanya.

Awan tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya dan secara refleks langsung memanggil nama 'Shofi'.

Nafas Awan sedikit ngos-ngosan. Awan merasa kalau di dalam tidurnya tadi dia mendengar ada suara seorang wanita yang sedang menangis memanggil namanya. Itu kenapa Awan tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya dan secara refleks langsung memanggil nama 'Shofi' tersebut.

Awan mendudukkan dirinya di atas tempat tidur. Diusapnya wajahnya kasar seraya mengesah pelan.

"Shofi?" ucap Awan, bertanya kepada dirinya sendiri.

Awan merasa sangat familiar dengan nama tersebut. Tetapi entah kenapa masih sangat sulit bagi Awan untuk bisa mengingat seseorang dengan nama 'Shofi' tersebut.

🍁🍁🍁

Saat ini Awan dan Rijal sedang istirahat di gubuk bambu yang terletak di pinggir ladang Abah Imron. Keduanya beristirahat sejenak dari penat setelah seharian ini mengurusi ladang sayuran Abah Imron tersebut.

"Nisa pasti udah mengutarakan perasaan suka dia sama kamu ya, Wan?" tanya Rijal.

Awan sempat terkejut mendengar pertanyaan dari Rijal itu. Tetapi mau tidak mau, Awan tetap harus menjawab pertanyaan tersebut. Awan pun kemudian berusaha untuk menjawab dengan tetap tenang. Karena selama mengenal Rijal beberapa bulan ini, Awan tau Rijal adalah orang yang bijaksana. Jadi dia pasti bisa memahami keputusan Awan.

"Iya, Kang," jawab Awan.

"Dan kamu menolak Nisa?" tanya Rijal lagi, masih dengan nada suara yang biasa.

"Maaf, Kang. Tapi aku udah nganggap Nisa seperti adikku sendiri. Aku menyayangi Nisa, tapi itu adalah rasa sayang seorang kakak kepada adiknya. Aku nggak bisa membalas perasaan suka Nisa sama aku, Kang," jawab Awan menjelaskan apa adanya.

"Akang tau itu. Tapi akang juga tau kalau masih ada alasan lain lagi, iya kan?" tanya Rijal dengan menoleh ke arah Awan.

Awan tersentak. Tidak menyangka kalau Rijal akan bisa mengetahui hal itu juga.

"Coba cerita sama akang. Jangan merasa sungkan karena akang adalah kakaknya Nisa. Anggap akang sebagai kawan baik kamu sendiri. Biar kamu bisa lebih leluasa buat cerita sama akang apa yang sedang menjadi ganjalan di hati kamu saat ini," kata Rijal bijak.

Awan menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. Mencoba menata hatinya sendiri terlebih dahulu. Ya, saat ini Awan memang sedang membutuhkan seseorang untuk berbagi semua yang menjadi beban pikirannya selama ini. Dan Awan merasa kalau sepertinya dirinya bisa berbagi dengan Rijal. Akhirnya Awan pun memutuskan untuk bercerita kepada Rijal.

"Entah kenapa, tapi aku merasa kalau aku sudah memiliki keluargaku sendiri di luar sana, Kang. Hatiku merasa yakin kalau aku sebenarnya sudah memiliki seorang istri, bahkan sepertinya seorang anak juga. Terlepas dari ingatanku yang sampai saat ini masih belum kembali, tapi aku merasa sangat yakin kalau aku sudah berumah tangga, Kang," kata Awan, dengan pandangan jauh menatap ke depan.

"Akang rasa juga seperti itu, Wan. Akang ingat betul, dulu sewaktu kamu belum sadarkan diri, kamu beberapa kali mengigau dan menyebut nama 'Shofi' dalam alam bawah sadar kamu," ucap Rijal menanggapi cerita Awan tadi.

"Shofi?" tanya Awan mengulangi perkataan Rijal tadi.

"Iya, 'Shofi'. Seolah-olah itu adalah ingatan dari alam bawah sadar kamu, Wan. Itu kenapa akang juga memiliki pemikiran yang sama dengan kamu tadi. Sepertinya memang kamu sudah memiliki keluarga kamu sendiri di luar sana, Wan," jawab Rijal, mengutarakan apa yang dia pikirkan selama ini juga.

Awan terdiam. Dirinya berusaha menelaah semua yang sudah dikatakan oleh Rijal tadi. 'Shofi', itu adalah nama yang sama dengan nama yang Awan sebutkan semalam ketika dirinya tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya.

Dan entah kenapa Awan merasa jantungnya berdetak lebih cepat begitu menyebut nama tersebut. Seperti saat ini juga.

Awan berusaha mengingat dengan keras tentang nama 'Shofi' tersebut. Tetapi sayangnya Awan masih belum bisa. Kepala Awan justru sering merasa sakit saat dia memaksa terlalu keras dirinya untuk bisa mengingat kembali apa yang sudah terjadi di masa lalunya dulu, terutama yang berhubungan dengan nama 'Shofi' tersebut.

Tetapi Awan sangat berharap, semoga dirinya bisa segera mengingat kembali tentang wanita bernama 'Shofi' itu, dan juga tentang semua masa lalunya dulu.

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ🏡 ⃝⃯᷵ᎢᶬKristin⒋ⷨ͢⚤

🍭ͪ ͩ🏡 ⃝⃯᷵ᎢᶬKristin⒋ⷨ͢⚤

perlahan tapi pasti,, akan mengingat yang di sayangi

2023-02-13

1

Riana

Riana

sabarrrrr😀😀😀😀masih awal🤣🤣disuruh jauhan dulu

2023-01-30

2

CebReT SeMeDi

CebReT SeMeDi

Semoga pelan2 inget Alhamdulillah sudah dimimpiin shofi

2023-01-30

2

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Dikelilingi Orang-orang Baik
3 3. Rindu Nasi Goreng Mas Awan
4 4. Pembicaraan Ibu-ibu
5 5. Mertua Yang Pengertian
6 6. Sekedar Ikut Tertawa
7 7. Bertemu Mantan Ipar
8 8. Rasa Yang Tersimpan
9 9. Sharing
10 10. Amnesia Pasca Trauma
11 11. Kedatangan Yang Mengejutkan
12 12. Modus Bayu
13 13. Perlindungan Dari Semuanya ( 1 )
14 14. Perlindungan Dari Semuanya ( 2 )
15 15. Rasa Yang Salah
16 16. Ingatan Bawah Sadar
17 17. Kembali Ke Ibukota
18 18. Apakah Itu Papa Awan?
19 19. Rahasia Keinan Dan Chef Yudha ( 1 )
20 20. Rahasia Keinan Dan Chef Yudha ( 2 )
21 21. Kuasa Allah Subhanahu Wata'ala
22 22. Kejadian Tidak Terduga
23 23. Melahirkan Lebih Awal
24 24. Mengabari Keluarga Yang Lain
25 25. Kelahiran Baby Angkasa
26 26. Mulai Menemukan Titik Terang
27 27. Ingatan Awan Kembali
28 28. Pelangi Di Ujung Rindu ( 1 )
29 29. Pelangi Di Ujung Rindu ( 2 )
30 30. Melepas Rindu
31 31. Bertambah Keluarga
32 32. Chef Yudha Bertemu Bos Awan
33 33. Masalah Hati Yang Sama
34 34. Berbagi Cerita
35 35. Temu Kangen
36 36. Kembali Ke Rumah
37 37. Rencana Double Syukuran
38 38. Langkah Awal PDKT Chef Yudha
39 39. Double Syukuran
40 40. Kembali Ke Kafe
41 41. Rutinitas Yang Dirindukan
42 42. Rencana PDKT Lanjutan
43 43. Biang Masalah
44 44. Perasaan Yang Berbalas
45 45. Rencana Jahat
46 46. Datang Ke Kafe Awan
47 47. Kebersamaan
48 48. Nisa POV
49 49. Dilema
50 50. Menyampaikan Niat Baik
51 51. Kebahagiaan VS Penyesalan
52 52. Merencanakan Penjebakan
53 53. Bayu Kembali Hadir
54 54. Diusir Secara Tidak Langsung
55 55. Nekat
56 56. Kabar Mengejutkan
57 57. Mas Awan Dirawat
58 58. Kecurigaan
59 59. Rencana Awal Chika
60 60. Terselamatkan
61 61. Rencana Chika Gagal
62 62. Lepas Kendali
63 63. Tersadar
64 64. Sedikit Merasa Lega
65 65. Mencari Sumber Masalah
66 66. Terbongkar
67 67. Chika Masih Belum Jera
68 68. Berurusan Dengan Orang Yang Salah
69 69. Upaya Penyelamatan
70 70. Gagal Lagi
71 71. Amarah Hamzah
72 72. Membulatkan Tekad
73 73. Kedatangan Arya Dan Winna
74 74. Menuju Halal
75 75. Happy Ending : END
76 76. Novel Baru Lagi
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Dikelilingi Orang-orang Baik
3
3. Rindu Nasi Goreng Mas Awan
4
4. Pembicaraan Ibu-ibu
5
5. Mertua Yang Pengertian
6
6. Sekedar Ikut Tertawa
7
7. Bertemu Mantan Ipar
8
8. Rasa Yang Tersimpan
9
9. Sharing
10
10. Amnesia Pasca Trauma
11
11. Kedatangan Yang Mengejutkan
12
12. Modus Bayu
13
13. Perlindungan Dari Semuanya ( 1 )
14
14. Perlindungan Dari Semuanya ( 2 )
15
15. Rasa Yang Salah
16
16. Ingatan Bawah Sadar
17
17. Kembali Ke Ibukota
18
18. Apakah Itu Papa Awan?
19
19. Rahasia Keinan Dan Chef Yudha ( 1 )
20
20. Rahasia Keinan Dan Chef Yudha ( 2 )
21
21. Kuasa Allah Subhanahu Wata'ala
22
22. Kejadian Tidak Terduga
23
23. Melahirkan Lebih Awal
24
24. Mengabari Keluarga Yang Lain
25
25. Kelahiran Baby Angkasa
26
26. Mulai Menemukan Titik Terang
27
27. Ingatan Awan Kembali
28
28. Pelangi Di Ujung Rindu ( 1 )
29
29. Pelangi Di Ujung Rindu ( 2 )
30
30. Melepas Rindu
31
31. Bertambah Keluarga
32
32. Chef Yudha Bertemu Bos Awan
33
33. Masalah Hati Yang Sama
34
34. Berbagi Cerita
35
35. Temu Kangen
36
36. Kembali Ke Rumah
37
37. Rencana Double Syukuran
38
38. Langkah Awal PDKT Chef Yudha
39
39. Double Syukuran
40
40. Kembali Ke Kafe
41
41. Rutinitas Yang Dirindukan
42
42. Rencana PDKT Lanjutan
43
43. Biang Masalah
44
44. Perasaan Yang Berbalas
45
45. Rencana Jahat
46
46. Datang Ke Kafe Awan
47
47. Kebersamaan
48
48. Nisa POV
49
49. Dilema
50
50. Menyampaikan Niat Baik
51
51. Kebahagiaan VS Penyesalan
52
52. Merencanakan Penjebakan
53
53. Bayu Kembali Hadir
54
54. Diusir Secara Tidak Langsung
55
55. Nekat
56
56. Kabar Mengejutkan
57
57. Mas Awan Dirawat
58
58. Kecurigaan
59
59. Rencana Awal Chika
60
60. Terselamatkan
61
61. Rencana Chika Gagal
62
62. Lepas Kendali
63
63. Tersadar
64
64. Sedikit Merasa Lega
65
65. Mencari Sumber Masalah
66
66. Terbongkar
67
67. Chika Masih Belum Jera
68
68. Berurusan Dengan Orang Yang Salah
69
69. Upaya Penyelamatan
70
70. Gagal Lagi
71
71. Amarah Hamzah
72
72. Membulatkan Tekad
73
73. Kedatangan Arya Dan Winna
74
74. Menuju Halal
75
75. Happy Ending : END
76
76. Novel Baru Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!