Tanpa terasa usia kandunganku sudah menginjak sembilan bulan saat ini. Dan sampai saat ini bahkan masih belum ada juga kabar mengenai keberadaan Mas Awan. Aku dan seluruh keluarga yang lainnya mencoba untuk ikhlas dan memasrahkan semuanya kepada Allah Subhanahu wata'ala. Meski tetap saja, jauh di dalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku masih tetap mengharapkan kebesaran kuasa Allah Subhanahu wata'ala dan Mas Awan akan bisa hadir mendampingiku ketika aku melahirkan buah hati kami nanti.
Banyak hal yang sudah terjadi selama beberapa bulan ini, semenjak terjadinya kecelakaan yang menimpa Mas Awan saat itu. Sekarang Keinan sudah naik kelas ke kelompok TK B. Hamzah juga sudah lulus kuliah.
Alhamdulillah Hamzah bisa lulus dengan nilai yang cukup baik. Dan setelah Hamzah lulus, kebetulan ada satu posisi kosong di perusahaan SR Group di bagian keuangan. Menggantikan posisi Hana yang resign setelah dia menikah.
Dengan berbekal informasi dari Nadirga ( kakak Ayesha ) tersebut, Hamzah pun kemudian melamar pekerjaan di perusahaan SR Group. Dan alhamdulillah, setelah melewati serangkaian tes, akhirnya Hamzah pun diterima untuk bekerja di perusahaan SR Group di bagian keuangan, menggantikan posisi Hana tersebut.
Dan entah sebuah kebetulan atau bukan, Chika ( adik Bayu ) pun ternyata juga bekerja di perusahaan SR Group di bagian keuangan juga. Chika menggantikan posisiku dulu setelah aku mengajukan pengunduran diri. Jadi dia sudah beberapa bulan bekerja disana sebelum Hamzah diterima bekerja di perusahaan tersebut.
Hamzah sempat ingin mundur saja. Dia tidak ingin menimbulkan masalah lagi dengan Chika, mengingat bagaimana dulu hubungan antara dirinya dan Ayesha dengan Chika. Hamzah tidak ingin terjadi kesalahpahaman lagi. Itu kenapa Hamzah memilih untuk lebih baik menghindar saja.
Tetapi syukurlah Ayesha berhasil meyakinkan Hamzah kalau dirinya sangat percaya pada Hamzah. Ayesha juga meyakinkan Hamzah bahwa Hamzah tidak boleh melepaskan kesempatan pekerjaan sebaik itu hanya karena adanya Chika. Justru Hamzah harus memperlihatkan kepada Chika bahwa Hamzah bisa bersikap baik-baik saja terhadap Chika.
Akhirnya Hamzah pun tetap bekerja di perusahaan SR Group tersebut. Dan syukur alhamdulillah, Hamzah bisa segera menguasai bidang pekerjaannya dengan mudah dan bisa bekerja dengan baik disana.
Ayesha sendiri juga mulai dipersiapkan oleh sang Papa, yaitu Pak Yas, dan mulai dilatih untuk menjadi seorang sekretaris yang baik di perusahaan SA Group. Ayesha langsung mendapatkan pelatihan secara khusus untuk menjadi asisten dari kakak sepupunya sendiri, yaitu Ghania, putri dari salah satu direktur di perusahaan SA Group yaitu Pak Danny, yang kebetulan juga adalah kakak dari ibu Ayesha sendiri.
Kafe milik Mas Awan dan juga usaha rumah kost-nya bersama dengan Bang Langit juga alhamdulillah berjalan dengan baik. Bahkan saat ini Bang Langit juga sudah membuka satu lagi cabang rumah makannya di sebelah kanan kampus itu juga.
Karena kondisi kehamilanku yang sudah sangat besar sehingga aku hanya bisa datang ke kafe sebentar saja dan tidak bisa terus mengurusi semua urusan kafe milik Mas Awan tersebut. Beruntungnya aku karena Mbak Maya, Adit, Danu, Dedi, dan chef Yudha mampu mengurusi masalah kafe dengan sangat baik meski tanpa kehadiran diriku.
Aku sangat bersyukur karena semuanya berjalan dengan lancar untuk orang-orang yang berada di sekitarku. Tetapi tetap saja, aku masih sangat berharap dan selalu berdo'a kepada Allah SWT, semoga Mas Awan bisa segera kembali dan berkumpul bersama dengan kami semua. Aku ingin agar Mas Awan juga bisa merasakan semua kebahagiaan ini bersama dengan kami semua.
🍁🍁🍁
Awan dan keluarga Abah Imron yang lainnya sedang dalam keadaan bimbang saat ini. Kondisi kesehatan Abah Imron masih buruk. Penyakit yang diderita oleh Abah Imron justru semakin parah saja.
Mantri dari desa sebelah juga sudah menyarankan agar Abah Imron dibawa berobat ke rumah sakit di kota besar saja. Karena disana peralatan medisnya jauh lebih lengkap. Begitu juga dengan para dokter yang ahli dalam bidang penyakit yang sedang diderita oleh Abah Imron saat ini, tentunya juga lebih banyak.
Tetapi saat ini istri Rijal, Aisyah, juga sedang hamil lima bulan. Jadi Rijal tidak mungkin meninggalkan istrinya itu dalam waktu yang lama untuk menemani pengobatan sang Abah ke kota besar. Hal itulah yang menjadi dilema bagi Rijal dan juga keluarga yang lainnya.
Akan tetapi, mengingat kondisi kesehatan Abah Imron yang semakin hari semakin memburuk, akhirnya semua keluarga pun menyetujui juga untuk membawa Abah Imron berobat ke rumah sakit di kota besar.
Rijal, Umi Nur, Nisa, dan Awan, semuanya akan menemani Abah Imron untuk berangkat ke rumah sakit di kota besar. Sementara Aisyah untuk sementara waktu akan tinggal dulu di rumah kedua orang tuanya sendiri.
Rencananya setelah sampai di rumah sakit di kota besar nanti dan setelah mengurusi semua administrasi serta keperluan Abah Imron, Umi Nur, Nisa, dan Awan, maka Rijal akan segera kembali pulang dulu untuk menemani Aisyah, istrinya, sekaligus juga memantau ladang mereka yang untuk sementara waktu ini diolah oleh paman dan juga sepupunya terlebih dahulu.
Jadi nanti yang menemani Abah Imron selama dirawat di rumah sakit di kota besar adalah Awan, Umi Nur, dan Nisa. Rijal hanya akan datang sesekali atau jika memang sangat diperlukan saja.
Dan akhirnya hari ini mereka semua pun berangkat menuju ke kota besar. Awan, Rijal, Umi Nur, dan Nisa mengantar Abah Imron untuk berobat ke rumah sakit di kota besar untuk menyembuhkan penyakit yang sedang diderita oleh Abah Imron saat ini.
Awan, Rijal, dan yang lainnya diantar menggunakan mobil oleh mantri dari desa sebelah. Sekaligus untuk mempermudah proses pendaftaran perawatan untuk Abah Imron nanti. Karena mantri tersebut-lah yang memegang semua riwayat kesehatan Abah Imron sejak awal.
Perjalanan menuju ke kota besar memakan waktu yang cukup lama. Rijal yang duduk di kursi depan, menemani sang mantri yang sedang mengemudikan mobil, terdengar sedang mengobrol ringan dengan sesekali tertawa bersama. Sementara Abah Imron, Umi Nur, dan Nisa yang duduk di kursi tengah, ketiganya terlihat terlelap dalam tidur mereka.
Sementara Awan yang memang sengaja memilih untuk duduk sendirian di kursi belakang, pikirannya sedang menerawang saat ini. Entah kenapa tapi Awan merasa bahwa kedatangannya ke kota besar ini nanti akan membawa sebuah perubahan untuk kondisi Awan saat ini.
Awan seperti merasa bahwa teka-teki masa lalunya dan juga ingatannya yang hilang saat ini akan dapat dia temukan jawabannya ketika dirinya berada di kota besar nanti. Dan sungguh, Awan sangat berharap semoga firasatnya ini tidak akan salah.
Awan sangat ingin bisa kembali mengingat lagi tentang masa lalunya dulu. Awan juga ingin mengingat lagi tentang keluarganya dan kehidupannya dulu. Terutama, Awan ingin mengingat lagi tentang seorang wanita yang bernama 'Shofi' itu, yang sering dia sebut secara tidak sadar ketika dirinya terbangun dari tidurnya di malam hari.
Awan sangat berharap semoga kedatangannya ke kota besar nanti bisa memancing kembali ingatannya dan menjawab semua teka-teki masa lalunya dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ🏡 ⃝⃯᷵ᎢᶬKristin⒋ⷨ͢⚤
tanda2 ini, gak lama WAN, pasti ingat
2023-02-13
1
Riana
mungkin detik detik kembalinya ingatan awan
2023-01-30
2
CebReT SeMeDi
lambat laun pasti inget apalgi skg kembali, ayo awan kamu pasti bisa
2023-01-30
2