6. Sekedar Ikut Tertawa

Mobil yang dikendarai oleh Pak Yanto untuk mengantarkan aku dan Keinan saat ini sudah berhenti di depan halaman rumah ibu.

"Terima kasih banyak ya, Pak Yanto," ucapku sebelum turun dari mobil.

"Sama-sama, nak Shofi. Ini sudah menjadi tugas bapak," balas Pak Yanto.

"Kita turun dulu kalau gitu, Pak," pamitku.

"Iya, nak Shofi. Senin pagi nanti bapak jemput nak Shofi sama Keinan kesini," balas Pak Yanto.

"Iya, Pak. Makasih. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Aku dan Keinan kemudian turun dari mobil. Setelah Pak Yanto kembali menjalankan mobilnya, aku dan Keinan pun kemudian melangkah memasuki halaman rumah ibu.

"Kakak, Keinan," sambut ibu riang seraya berjalan menghampiri kami berdua.

"Assalamu'alaikum, Bu," sapaku yang kemudian mencium punggung tangan kanan ibuku, wanita yang telah melahirkan diriku ke dunia ini.

"Wa'alaikumsalam, kak," balas ibu seraya memelukku.

"Assalamu'alaikum, nenek," sapa Keinan yang juga ikut mencium punggung tangan kanan ibu setelah pelukan kami terlepas.

"Wa'alaikumsalam, Kak Keinan sayang," balas ibu seraya mengusap lembut kepala Keinan lalu mencium pipi Keinan, meluapkan rasa rindunya.

"Ayo-ayo, kita masuk dulu," ajak ibu kemudian.

Kami bertiga pun kemudian berjalan beriringan untuk masuk ke dalam rumah.

"Hamzah kemana, Bu?" tanyaku, menanyakan adik laki-lakiku yang tidak kelihatan batang hidungnya tersebut.

"Tadi sih dia pamit pergi nganterin Ayesha jenguk sepupunya yang kemarin habis lahiran. Sepupunya itu sempat koma setelah melahirkan. Tapi alhamdulilah sekarang udah sadar katanya. Makanya Ayesha minta ditemenin buat jenguk ke rumah sakit," jawab ibu.

"Oh gitu, ya," ucapku dengan menganggukkan kepalaku beberapa kali.

"Kakak nginep, kan? Ibu kangen banget sama kakak sama Keinan," tanya ibu.

"Kita nginep kok, Bu. Dua malam malah. Senin pagi kita berangkat dari sini," jawabku.

"Alhamdulillaah. Lumayan, bisa ngobatin kangennya ibu," kata ibu senang.

"Iya, Bu," balasku ikut tersenyum juga.

🍁🍁🍁

Minggu pagi ini Hamzah mengajak aku dan Keinan untuk bermain ke taman kota. Kebetulan Hamzah juga sudah janjian dengan Ayesha untuk bermain bersama. Ibu tidak ikut bersama kami, katanya capek dan lebih memilih untuk di rumah saja.

Sesampainya di taman kota kami bertiga langsung menuju ke area taman bunga di samping taman bermain. Nampak banyak sekali anak sedang bermain di taman bermain tersebut dengan ditemani oleh orang tua mereka.

"Kak Hamzah, Kak Shofi, Keinan. Sebelah sini!!!" terdengar teriakan seorang gadis memanggil kami bertiga.

Kami bertiga pun kemudian menoleh ke arah asal suara gadis tersebut. Ternyata itu adalah Ayesha. Gadis cantik berambut panjang itu melambaikan tangan kanannya memanggil kami seraya tersenyum riang.

Setelah membalas lambaian tangan Ayesha, kami bertiga pun kemudian berjalan menghampirinya. Ayesha nampak sedang menata makanan dan minuman yang dia bawa ke atas tikar piknik yang sudah dia gelar sebelumnya.

"Assalamu'alaikum," salamku, Hamzah, dan Keinan.

"Wa'alaikumsalam semuanya," jawab Ayesha dengan senyum lebarnya.

Ayesha kemudian menghampiriku dan mencium punggung tangan kananku. Setelah saling berciuman pipi kanan dan kiri, kami berdua pun kemudian berpelukan.

"Gimana kabar kamu, Sha?" tanyaku setelah pelukan kami terlepas.

"Alhamdulillaah kabar Yesha baik, Kak. Kak Shofi sendiri gimana kabarnya?" jawab Ayesha sekaligus balik menanyakan kabarku.

"Syukur alhamdulillah kalau gitu. Kabar kakak juga alhamdulillah baik kok, Dek," jawabku.

"Hai, kakak Keinan ganteng," sapa Ayesha begitu riangnya kepada Keinan.

"Hai juga, Tante Yesha cantik," balas Keinan yang kemudian mencium punggung tangan kanan Ayesha.

"Ehem-ehem, Kak Hamzah nggak ditanyain kabarnya juga, nih?" tanya Hamzah yang merasa terlupakan.

"Kalau Kak Hamzah kan kemarin kita udah ketemu, udah pergi bareng juga. Jadi nggak perlu tanya kabar lagi, kan," jawab Ayesha dengan entengnya.

"Dih, tega kamu, Sha. Sama pacar sendiri gitu ya, kamu," rajuk Hamzah berpura-pura sedih dan nelangsa.

"Hahaha, ututuuu, lucu amat sih pacar aku ini kalau lagi ngambek," goda Ayesha dengan mencubit gemas pipi Hamzah.

"Hei, kalian berdua ini. Inget, ada Keinan loh disini," tegurku dengan tertawa kecil.

"Eh, maaf-maaf. Kelepasan, Kak. Maaf deh. Kak Hamzah tuh yang mulai," sesal Ayesha.

"Lah, kok aku?" tanya Hamzah tidak terima.

"Udah-udah, nggak usah mulai debat lagi deh. Kalian berdua ini, selalu aja gitu," ucapku menghentikan Ayesha yang hendak membalas perkataan Hamzah itu.

Aku sudah terlalu hafal dengan kebiasaan mereka berdua yang selalu berdebat manja tiap kali mereka bertemu seperti ini. Itu adalah cara mereka berdua menjaga keharmonisan hubungan mereka selama beberapa tahun ini. Dan terbukti, hubungan mereka berdua jauh dari kata berantem apalagi salah paham.

Jujur saja, aku sangat salut dengan Hamzah dan Ayesha ini. Keseriusan hubungan mereka berdua sangat patut untuk diacungi jempol. Mereka berdua bisa menjaga hubungan mereka yang sudah hampir empat tahun ini tetap harmonis. Tetapi mereka berdua juga mengerti batasan mereka dan tidak pernah bertindak melewati batas tersebut.

"Ayo-ayo, kita duduk dulu," ajak Ayesha kemudian.

Kami berempat pun kemudian mendudukkan diri kami di tikar piknik yang sudah dipersiapkan oleh Ayesha ini.

"Kak Shofi, kemarin aku sama Mama buat kue bareng. Ini aku bawain untuk bekal kita hari ini. Ada cookies coklat kesukaan kakak Keinan juga loh," kata Ayesha seraya membuka kotak makanan yang dia bawa.

"Wah, ada cookies coklat. Aku suka banget cookies coklat. Makasih, Tante Yesha cantik," ucap girang Keinan.

"Sama-sama, kakak Keinan ganteng. Nih, semua cookies coklatnya khusus Tante bawain buat kakak Keinan ganteng loh," kata Ayesha seraya mengangsurkan sekotak cookies coklat kepada Keinan.

"Wuaahhh,,, Tante Yesha memang paling baik deh," puji Keinan yang kegirangan mendapatkan sekotak cookies coklat kesukaannya dari Ayesha.

Aku, Hamzah, dan Ayesha tertawa kecil melihat bagaimana bersemangatnya Keinan melahap satu per satu cookies coklat dari dalam wadah kotak tersebut.

"Pelan-pelan, Kak. Awas nanti tersedak loh," peringatku kepada Keinan.

"Oke, Bun," balas Keinan setelah menelan cookies coklat yang ada di dalam mulutnya.

Kami berempat kemudian bersama-sama menikmati kue dan jus buah yang dibawa oleh Ayesha tersebut seraya mengobrol dan bercanda bersama. Setelah itu Hamzah kemudian mengajak Keinan untuk bermain di area taman bermain yang berada di dekat taman bunga ini. Aku dan Ayesha mengobrol banyak sembari menunggui Hamzah dan Keinan bermain.

Setelah puas bermain dan mengobrol di taman kota, kami berempat kemudian beralih untuk pergi ke salah satu mall tidak jauh dari taman kota. Kami berempat makan siang bersama disana. Setelah sholat Dzuhur di musholla yang terdapat di mall tersebut, kami pun kemudian menuju ke arena permainan yang ada di mall tersebut.

Hamzah dan Ayesha menemani Keinan bermain di arena permainan tersebut. Sementara aku hanya mengikuti mereka bertiga saja. Mereka tidak ingin aku kecapekan katanya.

Hamzah, Ayesha, dan Keinan memainkan berbagai macam jenis permainan bersama-sama. Tawa riang Keinan dan juga obrolan-obrolan Hamzah dan Ayesha yang saling menggoda satu sama lain membuat aku seringkali ikut tertawa kecil.

Aku bersyukur dalam hati. Aku merasa bahagia karena akhirnya bisa melihat Keinan seriang itu lagi. Dan aku juga ikut bahagia melihat keharmonisan hubungan antara Hamzah dengan Ayesha. Aku juga mendo'akan semoga kedepannya hubungan mereka akan selalu harmonis seperti ini. Dan semoga hubungan mereka berdua bisa segera sampai ke jenjang pernikahan, aamiin Yaa robbal 'aalamiin.

🍁🍁🍁

📞: Gimana Ham?

📞: Masih tidak sesuai dengan harapan kita, Bang. Kak Shofi memang terlihat senang dan juga lebih banyak tertawa. Tapi ya gitu, hanya sekedar ikut tertawa ketika melihat aku, Ayesha, dan Keinan tertawa riang. Aku masih seringkali memergoki Kak Shofi murung. Bahkan aku juga beberapa kali melihat Kak Shofi diam-diam menghapus air matanya. Sepertinya Kak Shofi teringat dengan Kak Awan.

📞: Hmh. Ya udahlah, Ham. Kita juga udah berusaha. Mau gimana lagi. Cuma Shofi sendiri yang bisa mengontrol emosi dan kesedihannya. Kita cuma bisa berusaha membantu dan mendo'akan. Semoga Shofi tidak terus menerus terlalu larut dalam kesedihannya itu.

📞: Iya Bang Langit.

Terpopuler

Comments

¢ᖱ'D⃤ ̐🔵⏤͟͟͞R𝔞shqι🐬𝐀⃝🥀

¢ᖱ'D⃤ ̐🔵⏤͟͟͞R𝔞shqι🐬𝐀⃝🥀

seneng lihat nya semua kerluarga saling mendukung dan menguatkan

2023-04-18

0

❀_Ayu_❀

❀_Ayu_❀

Awan masih hidup kayaknya... 👉👈. Cuma keberadaannya masih belum ketemu... 🫣.
Keinan lucu banget sih kamu Nak... jadi pengen nyubit....🤭🏃‍♀️.

2023-01-30

5

CebReT SeMeDi

CebReT SeMeDi

firasatku sih suaminya Shofi masih hidup, semoga awan cepat ditemukan dalam keadaan sehat

2023-01-16

3

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Dikelilingi Orang-orang Baik
3 3. Rindu Nasi Goreng Mas Awan
4 4. Pembicaraan Ibu-ibu
5 5. Mertua Yang Pengertian
6 6. Sekedar Ikut Tertawa
7 7. Bertemu Mantan Ipar
8 8. Rasa Yang Tersimpan
9 9. Sharing
10 10. Amnesia Pasca Trauma
11 11. Kedatangan Yang Mengejutkan
12 12. Modus Bayu
13 13. Perlindungan Dari Semuanya ( 1 )
14 14. Perlindungan Dari Semuanya ( 2 )
15 15. Rasa Yang Salah
16 16. Ingatan Bawah Sadar
17 17. Kembali Ke Ibukota
18 18. Apakah Itu Papa Awan?
19 19. Rahasia Keinan Dan Chef Yudha ( 1 )
20 20. Rahasia Keinan Dan Chef Yudha ( 2 )
21 21. Kuasa Allah Subhanahu Wata'ala
22 22. Kejadian Tidak Terduga
23 23. Melahirkan Lebih Awal
24 24. Mengabari Keluarga Yang Lain
25 25. Kelahiran Baby Angkasa
26 26. Mulai Menemukan Titik Terang
27 27. Ingatan Awan Kembali
28 28. Pelangi Di Ujung Rindu ( 1 )
29 29. Pelangi Di Ujung Rindu ( 2 )
30 30. Melepas Rindu
31 31. Bertambah Keluarga
32 32. Chef Yudha Bertemu Bos Awan
33 33. Masalah Hati Yang Sama
34 34. Berbagi Cerita
35 35. Temu Kangen
36 36. Kembali Ke Rumah
37 37. Rencana Double Syukuran
38 38. Langkah Awal PDKT Chef Yudha
39 39. Double Syukuran
40 40. Kembali Ke Kafe
41 41. Rutinitas Yang Dirindukan
42 42. Rencana PDKT Lanjutan
43 43. Biang Masalah
44 44. Perasaan Yang Berbalas
45 45. Rencana Jahat
46 46. Datang Ke Kafe Awan
47 47. Kebersamaan
48 48. Nisa POV
49 49. Dilema
50 50. Menyampaikan Niat Baik
51 51. Kebahagiaan VS Penyesalan
52 52. Merencanakan Penjebakan
53 53. Bayu Kembali Hadir
54 54. Diusir Secara Tidak Langsung
55 55. Nekat
56 56. Kabar Mengejutkan
57 57. Mas Awan Dirawat
58 58. Kecurigaan
59 59. Rencana Awal Chika
60 60. Terselamatkan
61 61. Rencana Chika Gagal
62 62. Lepas Kendali
63 63. Tersadar
64 64. Sedikit Merasa Lega
65 65. Mencari Sumber Masalah
66 66. Terbongkar
67 67. Chika Masih Belum Jera
68 68. Berurusan Dengan Orang Yang Salah
69 69. Upaya Penyelamatan
70 70. Gagal Lagi
71 71. Amarah Hamzah
72 72. Membulatkan Tekad
73 73. Kedatangan Arya Dan Winna
74 74. Menuju Halal
75 75. Happy Ending : END
76 76. Novel Baru Lagi
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Dikelilingi Orang-orang Baik
3
3. Rindu Nasi Goreng Mas Awan
4
4. Pembicaraan Ibu-ibu
5
5. Mertua Yang Pengertian
6
6. Sekedar Ikut Tertawa
7
7. Bertemu Mantan Ipar
8
8. Rasa Yang Tersimpan
9
9. Sharing
10
10. Amnesia Pasca Trauma
11
11. Kedatangan Yang Mengejutkan
12
12. Modus Bayu
13
13. Perlindungan Dari Semuanya ( 1 )
14
14. Perlindungan Dari Semuanya ( 2 )
15
15. Rasa Yang Salah
16
16. Ingatan Bawah Sadar
17
17. Kembali Ke Ibukota
18
18. Apakah Itu Papa Awan?
19
19. Rahasia Keinan Dan Chef Yudha ( 1 )
20
20. Rahasia Keinan Dan Chef Yudha ( 2 )
21
21. Kuasa Allah Subhanahu Wata'ala
22
22. Kejadian Tidak Terduga
23
23. Melahirkan Lebih Awal
24
24. Mengabari Keluarga Yang Lain
25
25. Kelahiran Baby Angkasa
26
26. Mulai Menemukan Titik Terang
27
27. Ingatan Awan Kembali
28
28. Pelangi Di Ujung Rindu ( 1 )
29
29. Pelangi Di Ujung Rindu ( 2 )
30
30. Melepas Rindu
31
31. Bertambah Keluarga
32
32. Chef Yudha Bertemu Bos Awan
33
33. Masalah Hati Yang Sama
34
34. Berbagi Cerita
35
35. Temu Kangen
36
36. Kembali Ke Rumah
37
37. Rencana Double Syukuran
38
38. Langkah Awal PDKT Chef Yudha
39
39. Double Syukuran
40
40. Kembali Ke Kafe
41
41. Rutinitas Yang Dirindukan
42
42. Rencana PDKT Lanjutan
43
43. Biang Masalah
44
44. Perasaan Yang Berbalas
45
45. Rencana Jahat
46
46. Datang Ke Kafe Awan
47
47. Kebersamaan
48
48. Nisa POV
49
49. Dilema
50
50. Menyampaikan Niat Baik
51
51. Kebahagiaan VS Penyesalan
52
52. Merencanakan Penjebakan
53
53. Bayu Kembali Hadir
54
54. Diusir Secara Tidak Langsung
55
55. Nekat
56
56. Kabar Mengejutkan
57
57. Mas Awan Dirawat
58
58. Kecurigaan
59
59. Rencana Awal Chika
60
60. Terselamatkan
61
61. Rencana Chika Gagal
62
62. Lepas Kendali
63
63. Tersadar
64
64. Sedikit Merasa Lega
65
65. Mencari Sumber Masalah
66
66. Terbongkar
67
67. Chika Masih Belum Jera
68
68. Berurusan Dengan Orang Yang Salah
69
69. Upaya Penyelamatan
70
70. Gagal Lagi
71
71. Amarah Hamzah
72
72. Membulatkan Tekad
73
73. Kedatangan Arya Dan Winna
74
74. Menuju Halal
75
75. Happy Ending : END
76
76. Novel Baru Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!