Mobil yang dikendarai oleh Pak Yanto untuk mengantarkan aku dan Keinan saat ini sudah berhenti di depan halaman rumah ibu.
"Terima kasih banyak ya, Pak Yanto," ucapku sebelum turun dari mobil.
"Sama-sama, nak Shofi. Ini sudah menjadi tugas bapak," balas Pak Yanto.
"Kita turun dulu kalau gitu, Pak," pamitku.
"Iya, nak Shofi. Senin pagi nanti bapak jemput nak Shofi sama Keinan kesini," balas Pak Yanto.
"Iya, Pak. Makasih. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Aku dan Keinan kemudian turun dari mobil. Setelah Pak Yanto kembali menjalankan mobilnya, aku dan Keinan pun kemudian melangkah memasuki halaman rumah ibu.
"Kakak, Keinan," sambut ibu riang seraya berjalan menghampiri kami berdua.
"Assalamu'alaikum, Bu," sapaku yang kemudian mencium punggung tangan kanan ibuku, wanita yang telah melahirkan diriku ke dunia ini.
"Wa'alaikumsalam, kak," balas ibu seraya memelukku.
"Assalamu'alaikum, nenek," sapa Keinan yang juga ikut mencium punggung tangan kanan ibu setelah pelukan kami terlepas.
"Wa'alaikumsalam, Kak Keinan sayang," balas ibu seraya mengusap lembut kepala Keinan lalu mencium pipi Keinan, meluapkan rasa rindunya.
"Ayo-ayo, kita masuk dulu," ajak ibu kemudian.
Kami bertiga pun kemudian berjalan beriringan untuk masuk ke dalam rumah.
"Hamzah kemana, Bu?" tanyaku, menanyakan adik laki-lakiku yang tidak kelihatan batang hidungnya tersebut.
"Tadi sih dia pamit pergi nganterin Ayesha jenguk sepupunya yang kemarin habis lahiran. Sepupunya itu sempat koma setelah melahirkan. Tapi alhamdulilah sekarang udah sadar katanya. Makanya Ayesha minta ditemenin buat jenguk ke rumah sakit," jawab ibu.
"Oh gitu, ya," ucapku dengan menganggukkan kepalaku beberapa kali.
"Kakak nginep, kan? Ibu kangen banget sama kakak sama Keinan," tanya ibu.
"Kita nginep kok, Bu. Dua malam malah. Senin pagi kita berangkat dari sini," jawabku.
"Alhamdulillaah. Lumayan, bisa ngobatin kangennya ibu," kata ibu senang.
"Iya, Bu," balasku ikut tersenyum juga.
🍁🍁🍁
Minggu pagi ini Hamzah mengajak aku dan Keinan untuk bermain ke taman kota. Kebetulan Hamzah juga sudah janjian dengan Ayesha untuk bermain bersama. Ibu tidak ikut bersama kami, katanya capek dan lebih memilih untuk di rumah saja.
Sesampainya di taman kota kami bertiga langsung menuju ke area taman bunga di samping taman bermain. Nampak banyak sekali anak sedang bermain di taman bermain tersebut dengan ditemani oleh orang tua mereka.
"Kak Hamzah, Kak Shofi, Keinan. Sebelah sini!!!" terdengar teriakan seorang gadis memanggil kami bertiga.
Kami bertiga pun kemudian menoleh ke arah asal suara gadis tersebut. Ternyata itu adalah Ayesha. Gadis cantik berambut panjang itu melambaikan tangan kanannya memanggil kami seraya tersenyum riang.
Setelah membalas lambaian tangan Ayesha, kami bertiga pun kemudian berjalan menghampirinya. Ayesha nampak sedang menata makanan dan minuman yang dia bawa ke atas tikar piknik yang sudah dia gelar sebelumnya.
"Assalamu'alaikum," salamku, Hamzah, dan Keinan.
"Wa'alaikumsalam semuanya," jawab Ayesha dengan senyum lebarnya.
Ayesha kemudian menghampiriku dan mencium punggung tangan kananku. Setelah saling berciuman pipi kanan dan kiri, kami berdua pun kemudian berpelukan.
"Gimana kabar kamu, Sha?" tanyaku setelah pelukan kami terlepas.
"Alhamdulillaah kabar Yesha baik, Kak. Kak Shofi sendiri gimana kabarnya?" jawab Ayesha sekaligus balik menanyakan kabarku.
"Syukur alhamdulillah kalau gitu. Kabar kakak juga alhamdulillah baik kok, Dek," jawabku.
"Hai, kakak Keinan ganteng," sapa Ayesha begitu riangnya kepada Keinan.
"Hai juga, Tante Yesha cantik," balas Keinan yang kemudian mencium punggung tangan kanan Ayesha.
"Ehem-ehem, Kak Hamzah nggak ditanyain kabarnya juga, nih?" tanya Hamzah yang merasa terlupakan.
"Kalau Kak Hamzah kan kemarin kita udah ketemu, udah pergi bareng juga. Jadi nggak perlu tanya kabar lagi, kan," jawab Ayesha dengan entengnya.
"Dih, tega kamu, Sha. Sama pacar sendiri gitu ya, kamu," rajuk Hamzah berpura-pura sedih dan nelangsa.
"Hahaha, ututuuu, lucu amat sih pacar aku ini kalau lagi ngambek," goda Ayesha dengan mencubit gemas pipi Hamzah.
"Hei, kalian berdua ini. Inget, ada Keinan loh disini," tegurku dengan tertawa kecil.
"Eh, maaf-maaf. Kelepasan, Kak. Maaf deh. Kak Hamzah tuh yang mulai," sesal Ayesha.
"Lah, kok aku?" tanya Hamzah tidak terima.
"Udah-udah, nggak usah mulai debat lagi deh. Kalian berdua ini, selalu aja gitu," ucapku menghentikan Ayesha yang hendak membalas perkataan Hamzah itu.
Aku sudah terlalu hafal dengan kebiasaan mereka berdua yang selalu berdebat manja tiap kali mereka bertemu seperti ini. Itu adalah cara mereka berdua menjaga keharmonisan hubungan mereka selama beberapa tahun ini. Dan terbukti, hubungan mereka berdua jauh dari kata berantem apalagi salah paham.
Jujur saja, aku sangat salut dengan Hamzah dan Ayesha ini. Keseriusan hubungan mereka berdua sangat patut untuk diacungi jempol. Mereka berdua bisa menjaga hubungan mereka yang sudah hampir empat tahun ini tetap harmonis. Tetapi mereka berdua juga mengerti batasan mereka dan tidak pernah bertindak melewati batas tersebut.
"Ayo-ayo, kita duduk dulu," ajak Ayesha kemudian.
Kami berempat pun kemudian mendudukkan diri kami di tikar piknik yang sudah dipersiapkan oleh Ayesha ini.
"Kak Shofi, kemarin aku sama Mama buat kue bareng. Ini aku bawain untuk bekal kita hari ini. Ada cookies coklat kesukaan kakak Keinan juga loh," kata Ayesha seraya membuka kotak makanan yang dia bawa.
"Wah, ada cookies coklat. Aku suka banget cookies coklat. Makasih, Tante Yesha cantik," ucap girang Keinan.
"Sama-sama, kakak Keinan ganteng. Nih, semua cookies coklatnya khusus Tante bawain buat kakak Keinan ganteng loh," kata Ayesha seraya mengangsurkan sekotak cookies coklat kepada Keinan.
"Wuaahhh,,, Tante Yesha memang paling baik deh," puji Keinan yang kegirangan mendapatkan sekotak cookies coklat kesukaannya dari Ayesha.
Aku, Hamzah, dan Ayesha tertawa kecil melihat bagaimana bersemangatnya Keinan melahap satu per satu cookies coklat dari dalam wadah kotak tersebut.
"Pelan-pelan, Kak. Awas nanti tersedak loh," peringatku kepada Keinan.
"Oke, Bun," balas Keinan setelah menelan cookies coklat yang ada di dalam mulutnya.
Kami berempat kemudian bersama-sama menikmati kue dan jus buah yang dibawa oleh Ayesha tersebut seraya mengobrol dan bercanda bersama. Setelah itu Hamzah kemudian mengajak Keinan untuk bermain di area taman bermain yang berada di dekat taman bunga ini. Aku dan Ayesha mengobrol banyak sembari menunggui Hamzah dan Keinan bermain.
Setelah puas bermain dan mengobrol di taman kota, kami berempat kemudian beralih untuk pergi ke salah satu mall tidak jauh dari taman kota. Kami berempat makan siang bersama disana. Setelah sholat Dzuhur di musholla yang terdapat di mall tersebut, kami pun kemudian menuju ke arena permainan yang ada di mall tersebut.
Hamzah dan Ayesha menemani Keinan bermain di arena permainan tersebut. Sementara aku hanya mengikuti mereka bertiga saja. Mereka tidak ingin aku kecapekan katanya.
Hamzah, Ayesha, dan Keinan memainkan berbagai macam jenis permainan bersama-sama. Tawa riang Keinan dan juga obrolan-obrolan Hamzah dan Ayesha yang saling menggoda satu sama lain membuat aku seringkali ikut tertawa kecil.
Aku bersyukur dalam hati. Aku merasa bahagia karena akhirnya bisa melihat Keinan seriang itu lagi. Dan aku juga ikut bahagia melihat keharmonisan hubungan antara Hamzah dengan Ayesha. Aku juga mendo'akan semoga kedepannya hubungan mereka akan selalu harmonis seperti ini. Dan semoga hubungan mereka berdua bisa segera sampai ke jenjang pernikahan, aamiin Yaa robbal 'aalamiin.
🍁🍁🍁
📞: Gimana Ham?
📞: Masih tidak sesuai dengan harapan kita, Bang. Kak Shofi memang terlihat senang dan juga lebih banyak tertawa. Tapi ya gitu, hanya sekedar ikut tertawa ketika melihat aku, Ayesha, dan Keinan tertawa riang. Aku masih seringkali memergoki Kak Shofi murung. Bahkan aku juga beberapa kali melihat Kak Shofi diam-diam menghapus air matanya. Sepertinya Kak Shofi teringat dengan Kak Awan.
📞: Hmh. Ya udahlah, Ham. Kita juga udah berusaha. Mau gimana lagi. Cuma Shofi sendiri yang bisa mengontrol emosi dan kesedihannya. Kita cuma bisa berusaha membantu dan mendo'akan. Semoga Shofi tidak terus menerus terlalu larut dalam kesedihannya itu.
📞: Iya Bang Langit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
¢ᖱ'D⃤ ̐🔵⏤͟͟͞R𝔞shqι🐬𝐀⃝🥀
seneng lihat nya semua kerluarga saling mendukung dan menguatkan
2023-04-18
0
❀_Ayu_❀
Awan masih hidup kayaknya... 👉👈. Cuma keberadaannya masih belum ketemu... 🫣.
Keinan lucu banget sih kamu Nak... jadi pengen nyubit....🤭🏃♀️.
2023-01-30
5
CebReT SeMeDi
firasatku sih suaminya Shofi masih hidup, semoga awan cepat ditemukan dalam keadaan sehat
2023-01-16
3