"Lagi mikirin apa sih, bos kecil? Kok dari tadi Om perhatiin ngelamun terus?" tanya chef Yudha.
Saat ini Keinan memang sedang menemani chef Yudha di dapur kafe. Tetapi dari tadi Keinan hanya duduk dengan melamun di dekat meja dapur, dimana biasanya chef Yudha meracik bahan-bahan yang akan dia olah menjadi hidangan pesanan para pelanggan.
Dan karena kebetulan saat ini chef Yudha sudah selesai memasak hidangan pesanan para pelanggan, jadi sekarang chef Yudha sedikit ada waktu luang untuk menanyai Keinan. Chef Yudha penasaran juga karena bos kecilnya itu tidak seperti biasanya yang aktif bertanya ini-itu dan antusias melihat dirinya saat sedang memasak. Bos kecilnya itu justru terlihat terus melamun saja dari tadi.
"Keinan," panggil chef Yudha lagi karena Keinan seakan belum mendengar pertanyaan dari chef Yudha tadi.
Keinan yang sedikit kaget pun kemudian menoleh ke arah chef Yudha.
"Lagi mikirin apa sih? Kok dari tadi Om perhatiin kamu ngelamun terus. Ada apa?" tanya chef Yudha sekali lagi.
Keinan masih terdiam. Sepertinya dia sedang menimbang antara harus bercerita kepada chef Yudha atau tidak.
"Kei?" panggil chef Yudha lagi.
"Mmm, Keinan mau cerita sesuatu sama Om Yudha. Tapi Om janji ya jangan ceritain masalah ini sama siapa-siapa?" kata Keinan pada akhirnya.
"Oke. Om janji nggak akan cerita sama siapa-siapa," janji chef Yudha seraya mengangkat jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya, simbol janjinya kepada Keinan.
"Mmm,,, Kei tadi seperti melihat Papa," kata Keinan lirih.
"Apa? Bos Awan?" tanya chef Yudha setengah berteriak karena terkejut.
"Sssttt,,," ucap Keinan dengan menempelkan jari telunjuk di depan mulut kecilnya itu.
"Eh, maaf-maaf. Om kelepasan," sesal chef Yudha setelah sempat menutup mulutnya menggunakan telapak tangan kanannya tadi begitu diperingatkan oleh Keinan.
"Jangan kenceng-kenceng, Om. Nanti kedengeran yang lain," bisik Keinan serius.
"Iya deh, maaf," sesal chef Yudha lagi.
"Soalnya ini belum pasti. Makanya Kei nggak mau yang lain tau dulu. Apalagi Bunda," kata Keinan pelan.
"Iya. Om paham kok maksudnya Keinan. Terus gimana tadi ceritanya? Coba Kei ceritain sama Om," pinta chef Yudha.
"Tadi di sekolah, pas lagi istirahat, kan Kei lagi main tuh sama temen-temen Kei yang lain. Terus tiba-tiba Kei lihat ada seseorang yang sedang berdiri di depan pintu gerbang sekolahnya Kei. Kei perhatiin terus orang itu, soalnya Kei kok kayak kenal gitu. Dan ternyata setelah Kei perhatiin bener-bener, orang itu mirip banget sama Papa Awan, Om," kata Keinan bercerita.
"Oh ya? Terus-terus gimana? Kei hampiri orang yang mirip Papa itu apa enggak?" tanya chef Yudha antusias.
"Itu dia masalahnya, Om. Baru juga Kei mau datengin orang yang wajahnya mirip Papa itu, eh tiba-tiba ada seorang wanita yang datengin dia. Mereka ngobrol sebentar, terus akhirnya mereka berdua pergi deh," jawab Keinan dengan raut wajah kecewanya.
"Terus kamu nggak berusaha ngejar?" tanya chef Yudha lagi.
"Mau Kei kejar, Om. Tapi tiba-tiba bel masuk bunyi. Terus Kei ditahan sama Fahri, diajakin masuk kelas, sebelum Bu guru datang, gitu kata Fahri," jawab Keinan murung.
"Yah, sayang banget dong," ucap chef Yudha yang ikut menyayangkan juga.
"Makanya itu, Om. Kei masih penasaran banget ini sampai sekarang," kata Keinan lagi.
"Hmm, Om kok juga jadi ikut penasaran banget ini, Kei. Gimana kalau besok biar Om aja yang jemput kamu ke sekolah? Dan semoga aja, besok kita berdua bisa ketemu sama orang yang wajahnya mirip sama Papa itu. Gimana menurut kamu, Kei?" usul chef Yudha yang akhirnya ikut merasa penasaran juga.
"Mmm, boleh deh, Om. Kei juga berharap semoga besok Kei bisa ketemu lagi sama orang yang wajahnya mirip sama Papa itu," kata Keinan, menyetujui usulan dari chef Yudha tersebut.
"Aamiin. Semoga besok kita bisa ketemu sama orang yang wajahnya mirip sama Papa kamu itu ya, Kei," balas chef Yudha.
"Iya, Om," ucap Keinan.
🍁🍁🍁
Dan sesuai kesepakatan mereka kemarin, siang ini chef Yudha benar-benar menjemput Keinan di sekolahnya. Chef Yudha sudah terlebih dahulu menyelesaikan semua pekerjaannya di kafe tadi dan sudah menitipkan urusan dapur kepada Dedi untuk sementara waktu selama dirinya pergi untuk menjemput Keinan ini.
"Keinan," panggil chef Yudha seraya menghampiri Keinan yang sedang berdiri menunggu di dekat taman bermain yang ada di sekolahnya itu.
"Assalamu'alaikum, Om," sapa Keinan begitu chef Yudha sampai di hadapannya.
"Wa'alaikumsalam, Kei. Gimana? Udah ketemu belum sama orang yang wajahnya mirip sama Papa kamu itu?" tanya chef Yudha setelah menjawab salam dari Keinan tadi.
"Belum, Om. Dari istirahat tadi Kei udah lihatin pintu gerbang terus, nungguin, siapa tau orang yang wajahnya mirip Papa itu dateng lagi. Tapi sampai sekarang Kei belum ketemu sama dia lagi, Om," jawab Keinan dengan wajah murung.
"Hmm, ya udah deh. Mungkin hari ini orang yang wajahnya mirip sama Papa kamu itu nggak kesini lagi. Kei jangan sedih gitu dong. Siapa tau besok atau lusa dia datang kesini lagi. Iya enggak?" kata chef Yudha berusaha untuk menghibur Keinan.
"Iya, Om," balas Keinan lesu.
"Ya udah, yuk kita balik ke kafe sekarang. Bunda udah nungguin kamu dari tadi loh," kata chef Yudha lagi, mengajak Keinan untuk kembali ke kafe.
"Iya, Om. Ayo," balas Keinan, mengiyakan.
Chef Yudha kemudian menggandeng tangan Keinan dan mengajaknya untuk berjalan meninggalkan area sekolah menuju ke jalan raya di depan sana.
Dan ketika mereka berdua baru saja melewati pintu gerbang sekolah, tiba-tiba saja Keinan menarik-narik tangan chef Yudha yang sedang menggandengnya itu.
"Om-om, itu dia, Om. Itu orang yang wajahnya mirip sama Papa Awan, Om," ucap Keinan setengah berteriak kepada kepada chef Yudha seraya menunjuk ke arah persimpangan jalan di sebelah kanan gedung sekolah TK Keinan tersebut.
"Mana, Kei?" tanya chef Yudha antusias.
"Itu disana, Om," jawab Keinan, masih menunjuk ke arah persimpangan jalan itu.
Chef Yudha seketika langsung melihat ke arah yang ditunjuk oleh Keinan tersebut. Dan benar saja, chef Yudha bisa melihat seorang laki-laki yang wajahnya sangat mirip dengan Awan sedang berbicara dengan seorang wanita muda disana.
"Kamu tunggu disini dulu, Kei," ucap chef Yudha tiba-tiba.
Tanpa menunggu jawaban dari Keinan, chef Yudha langsung melepaskan tangan Keinan dan langsung berlari hendak menghampiri laki-laki yang wajahnya mirip dengan Awan tersebut.
Tetapi sayang sekali, belum juga chef Yudha sampai di persimpangan jalan tempat laki-laki yang wajahnya mirip dengan Awan dan wanita muda itu berdiri, tiba-tiba saja chef Yudha melihat kedua orang itu sudah menghentikan sebuah angkutan umum.
"Bos. Bos Awan. Tunggu Bos," teriak chef Yudha mencoba memanggil dan menghentikan laki-laki yang wajahnya mirip dengan Awan itu.
Tetapi sayangnya chef Yudha terlambat. Laki-laki yang wajahnya mirip dengan Awan dan wanita muda itu sudah terlanjur naik ke dalam angkutan umum. Dan angkutan umum itu juga langsung jalan kembali dan bergerak menjauh. Sehingga ketika chef Yudha tiba di persimpangan jalan tersebut, chef Yudha tidak berhasil menemui laki-laki yang wajahnya mirip dengan Awan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Suyatno Galih
yaahhh biasadwh kl cpt KTM ceritanya cepet habis dehh
2023-06-14
0
¢ᖱ'D⃤ ̐🔵⏤͟͟͞R𝔞shqι🐬𝐀⃝🥀
Ya Allah, Berasa kayak nonton Sinetron Ini
2023-04-18
0
CebReT SeMeDi
hadeuh emang belum waktunya ketemu selalu ada penghalang
2023-02-13
2