2. Dikelilingi Orang-orang Baik

Setelah kecelakaan yang dialami oleh suamiku, Mas Awan, akhirnya aku memutuskan untuk resign dari tempat kerjaku dan memilih untuk meneruskan mengelola usaha kafe milik suamiku ini.

Beruntungnya semua karyawan di kafe Mas Awan ini bisa menerima kehadiranku dengan baik. Dari semenjak kami belum menikah dulu, aku dan Keinan memang sudah sering diajak Mas Awan kesini, jadi aku dan Keinan juga sudah lumayan dekat dengan semua karyawan disini.

Dan sebuah keberuntungan lain untukku karena semua karyawan di kafe Mas Awan sangat perhatian denganku dan Keinan. Mereka juga seringkali membantuku dalam segala hal. Mereka ingin memudahkan pekerjaanku karena mengingat kondisiku yang sedang hamil saat ini.

Aku benar-benar sangat beruntung karena dikelilingi oleh begitu banyak orang-orang yang baik, perhatian, dan menyayangiku dengan tulus.

Seperti siang ini, Keinan sudah pulang dari sekolah dengan dijemput oleh Adit.

"Assalamu'alaikum, Bunda," salam Keinan begitu memasuki ruangan kerja Mas Awan yang sekarang aku tempati.

Adit berjalan mengikuti Keinan di belakangnya. Mulai sekarang tugas untuk menjemput Keinan pulang dari sekolah setiap harinya diambil alih oleh Adit. Dan lagi-lagi, itu karena para karyawan tidak ingin aku kecapekan. Mereka berlima begitu perhatian kepadaku dan Keinan, juga calon bayi yang sedang aku kandung saat ini.

"Wa'alaikumsalam. Eh, kakak udah pulang," balasku setelah mendongak dari layar laptop yang sedang aku tekuni.

Keinan meminta untuk mulai dipanggil dengan sebutan 'kakak'. Itu kenapa sekarang aku dan semua orang pun memanggil Keinan dengan sebutan 'kakak' seperti keinginannya.

"Udah, Bun," ucap Keinan yang kemudian mencium punggung tangan kananku.

"Gimana tadi di sekolah? Kakak bisa ngerjain tugas dari Bu guru atau enggak?" tanyaku seraya mengusap lembut kepala Keinan.

"Bisa dong, Bun. Tadi pas latihan membaca juga kakak langsung lulus. Temen-temen kakak ada yang langsung lulus juga, tapi banyak yang harus diulangi juga. Terus tadi Fahri lupa nggak bawa bekal, Bun. Akhirnya kakak bagi bekal kakak sama Fahri deh," jawab Keinan, bercerita kepadaku.

"Fahri yang dulu suka gangguin kakak itu?" tanyaku dengan mengerutkan kening, mencoba mengingat-ingat.

"Iya, Bun. Yang dulu suka ngeledekin kakak itu. Tapi kan kata Papa sama Bunda, kakak nggak boleh bales jahatin. Makanya kakak baikin dia. Terus sekarang kita jadi temenan deh," jawab Keinan dengan gaya khas anak kecilnya.

"Pinter anaknya Bunda," ucapku memuji sikap putraku itu.

"Oh iya, makasih ya, Dit, udah jemput Keinan," akupun mengucapkan terima kasih kepada Adit yang masih berdiri di belakang Keinan tersebut.

"Sama-sama, Bu Bos," balas Adit. "Kalau gitu saya langsung balik ke depan ya, Bu Bos. Pengunjung lagi lumayan rame," lanjut Adit, berpamitan.

"Iya, Dit."

"Makasih, kak Adit," ucap Keinan juga dengan tersenyum.

"Sama-sama, kakak Bos," balas Adit ikut tersenyum juga.

"Jangan lupa pesanan Kei ya, kak Adit," lanjut Keinan lagi.

"Siap. Nanti kalau udah jadi, milkshake coklat sama kentang gorengnya pasti kak Adit anterin kesini," balas Adit yang sudah sangat hafal dengan kesukaan Keinan itu.

"Oke, siip," ucap Keinan dengan mengacungkan kedua jempol tangannya.

Adit ikut mengacungkan kedua jempol tangannya sama seperti Keinan. Setelah itu Adit pun kemudian meninggalkan ruangan ini dan kembali melanjutkan tugas dan pekerjaannya. Aku tersenyum, seperti itulah kedekatan Keinan dengan Adit, begitu juga karyawan yang lainnya disini.

🍁🍁🍁

Tiiin. Tiiin.

Terdengar suara klakson mobil dari arah luar kafe. Itu mobil Papa Surya yang memang sengaja menjemput aku dan Keinan.

"Mbak Maya, aku sama Keinan pulang dulu ya," pamitku pada Mbak Maya yang sedang duduk di belakang meja kasir.

"Iya, Bu Bos. Hati-hati, ya," pesan Mbak Maya padaku.

"Iya, Mbak. Nanti tutup kayak biasanya aja, ya," kataku berpesan pada Mbak Maya.

"Siap, Bu Bos," balas Mbak Maya.

"Oke. Adit, Danu, Dedi, kami duluan, ya. Tolong pamitin ke chef Yudha juga nanti," pamitku kemudian kepada Adit, Danu, dan Dedi.

"Siap, Bu Bos. Hati-hati," balas Adit, Danu, dan Dedi serempak.

"Assalamu'alaikum," salamku dan Keinan.

"Wa'alaikumsalam," jawab Mbak Maya, Adit, Danu, dan Dedi.

Aku dan Keinan kemudian berjalan keluar dari kafe. Benar saja, mobil Papa Surya sudah menunggu di parkiran kafe tersebut. Aku dan Keinan pun kemudian segera naik ke dalam mobil.

"Assalamu'alaikum, Pa, Pak Yanto," salamku begitu naik ke dalam mobil.

"Assalamu'alaikum Opa, Pak Yanto," salam Keinan juga.

"Wa'alaikumsalam," balas Papa Surya dan Pak Yanto, sopir yang sekarang dipekerjakan oleh Papa Surya tersebut.

Aku dan Keinan kemudian bergantian mencium punggung tangan kanan Papa Surya. Setelah itu Pak Yanto pun kemudian mulai menjalankan kembali mobilnya, meninggalkan parkiran kafe.

Papa Surya sengaja mempekerjakan seorang sopir sekarang untuk mengantar-jemput aku, Keinan, dan juga Papa Surya sendiri. Papa Surya dan Mama Wulan tidak ingin aku sampai kecapekan kalau harus membawa sepeda motor sendiri setiap harinya.

🍁🍁🍁

"Assalamu'alaikum," salamku, Keinan, dan Papa Surya begitu kami sampai di rumah.

"Wa'alaikumsalam," jawab Mama Wulan menyambut kedatangan kami bertiga.

Mama Wulan kemudian mencium punggung tangan kanan Papa Surya. Setelah itu gantian aku dan Keinan yang mencium punggung tangan kanan Mama Wulan.

"Udah jam setengah lima, kakak mandi sama Oma, yuk," kata Mama Wulan kepada Keinan.

"Kakak bisa mandi sendiri kok, Oma. Kan kakak udah besar," ucap Keinan.

Mama Wulan tertawa kecil mendengar perkataan Keinan. Aku dan Papa Surya pun juga ikut tersenyum.

"Iya deh, yang sekarang udah besar," goda Mama Wulan.

"Kan kakak udah mau punya adek, Oma. Jadi kakak harus bisa mandiri dong. Biar nanti bisa bantuin Bunda juga," kata Keinan lagi.

"Duh, pinternya cucu Oma ini. Gemes banget deh, Oma," puji Mama Wulan dengan mencubit gemas pipi Keinan.

"Ya udah, yuk kakak naik dulu sama Bunda. Kakak mandi, biar Bunda siapin pakaian ganti buat kakak," kataku.

"Oke, Bunda. Kakak mandi dulu ya, Oma, Opa," kata Keinan.

"Iya, kak," balas Mama Wulan dan Papa Surya.

"Kami naik dulu ya, Ma, Pa," pamitku juga.

Mama Wulan dan Papa Surya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Aku dan Keinan pun kemudian menaiki anak tangga dan menuju ke kamar kami yang berada di lantai dua rumah ini.

Aku sangat bersyukur, karena meski tanpa Mas Awan saat ini, semua keluarga begitu perhatian kepadaku dan Keinan. Baik Papa Surya, Mama Wulan, begitu juga Bang Langit, Kak Jani, dan juga semua keluarga yang lainnya.

Kasih sayang dan perhatian dari mereka semua membuat aku dan Keinan merasa nyaman tetap tinggal disini meski sekarang tidak ada Mas Awan bersama kami, untuk sementara waktu ini.

Terpopuler

Comments

¢ᖱ'D⃤ ̐🔵⏤͟͟͞R𝔞shqι🐬𝐀⃝🥀

¢ᖱ'D⃤ ̐🔵⏤͟͟͞R𝔞shqι🐬𝐀⃝🥀

bener2 idaman banget deh keluarga Awan mah. Tulus sayang sama Shofia dan Keinan

2023-04-18

0

APRILIA

APRILIA

keinan begitu pinter dan calon kakak yg penyayang.
Sukurlah, tanpa suami tp ada keluarga yg begitu menyayangi mereka.

2023-02-14

5

❤️⃟WᵃfSheina Valerie Danita

❤️⃟WᵃfSheina Valerie Danita

Anak yang pintar dan selalu mengingat pesan orang tuanya, bener banget keinan orang jahat gak boleh di balas dengan kejahatan karena akan semakin menjadi

2023-02-14

4

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Dikelilingi Orang-orang Baik
3 3. Rindu Nasi Goreng Mas Awan
4 4. Pembicaraan Ibu-ibu
5 5. Mertua Yang Pengertian
6 6. Sekedar Ikut Tertawa
7 7. Bertemu Mantan Ipar
8 8. Rasa Yang Tersimpan
9 9. Sharing
10 10. Amnesia Pasca Trauma
11 11. Kedatangan Yang Mengejutkan
12 12. Modus Bayu
13 13. Perlindungan Dari Semuanya ( 1 )
14 14. Perlindungan Dari Semuanya ( 2 )
15 15. Rasa Yang Salah
16 16. Ingatan Bawah Sadar
17 17. Kembali Ke Ibukota
18 18. Apakah Itu Papa Awan?
19 19. Rahasia Keinan Dan Chef Yudha ( 1 )
20 20. Rahasia Keinan Dan Chef Yudha ( 2 )
21 21. Kuasa Allah Subhanahu Wata'ala
22 22. Kejadian Tidak Terduga
23 23. Melahirkan Lebih Awal
24 24. Mengabari Keluarga Yang Lain
25 25. Kelahiran Baby Angkasa
26 26. Mulai Menemukan Titik Terang
27 27. Ingatan Awan Kembali
28 28. Pelangi Di Ujung Rindu ( 1 )
29 29. Pelangi Di Ujung Rindu ( 2 )
30 30. Melepas Rindu
31 31. Bertambah Keluarga
32 32. Chef Yudha Bertemu Bos Awan
33 33. Masalah Hati Yang Sama
34 34. Berbagi Cerita
35 35. Temu Kangen
36 36. Kembali Ke Rumah
37 37. Rencana Double Syukuran
38 38. Langkah Awal PDKT Chef Yudha
39 39. Double Syukuran
40 40. Kembali Ke Kafe
41 41. Rutinitas Yang Dirindukan
42 42. Rencana PDKT Lanjutan
43 43. Biang Masalah
44 44. Perasaan Yang Berbalas
45 45. Rencana Jahat
46 46. Datang Ke Kafe Awan
47 47. Kebersamaan
48 48. Nisa POV
49 49. Dilema
50 50. Menyampaikan Niat Baik
51 51. Kebahagiaan VS Penyesalan
52 52. Merencanakan Penjebakan
53 53. Bayu Kembali Hadir
54 54. Diusir Secara Tidak Langsung
55 55. Nekat
56 56. Kabar Mengejutkan
57 57. Mas Awan Dirawat
58 58. Kecurigaan
59 59. Rencana Awal Chika
60 60. Terselamatkan
61 61. Rencana Chika Gagal
62 62. Lepas Kendali
63 63. Tersadar
64 64. Sedikit Merasa Lega
65 65. Mencari Sumber Masalah
66 66. Terbongkar
67 67. Chika Masih Belum Jera
68 68. Berurusan Dengan Orang Yang Salah
69 69. Upaya Penyelamatan
70 70. Gagal Lagi
71 71. Amarah Hamzah
72 72. Membulatkan Tekad
73 73. Kedatangan Arya Dan Winna
74 74. Menuju Halal
75 75. Happy Ending : END
76 76. Novel Baru Lagi
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Dikelilingi Orang-orang Baik
3
3. Rindu Nasi Goreng Mas Awan
4
4. Pembicaraan Ibu-ibu
5
5. Mertua Yang Pengertian
6
6. Sekedar Ikut Tertawa
7
7. Bertemu Mantan Ipar
8
8. Rasa Yang Tersimpan
9
9. Sharing
10
10. Amnesia Pasca Trauma
11
11. Kedatangan Yang Mengejutkan
12
12. Modus Bayu
13
13. Perlindungan Dari Semuanya ( 1 )
14
14. Perlindungan Dari Semuanya ( 2 )
15
15. Rasa Yang Salah
16
16. Ingatan Bawah Sadar
17
17. Kembali Ke Ibukota
18
18. Apakah Itu Papa Awan?
19
19. Rahasia Keinan Dan Chef Yudha ( 1 )
20
20. Rahasia Keinan Dan Chef Yudha ( 2 )
21
21. Kuasa Allah Subhanahu Wata'ala
22
22. Kejadian Tidak Terduga
23
23. Melahirkan Lebih Awal
24
24. Mengabari Keluarga Yang Lain
25
25. Kelahiran Baby Angkasa
26
26. Mulai Menemukan Titik Terang
27
27. Ingatan Awan Kembali
28
28. Pelangi Di Ujung Rindu ( 1 )
29
29. Pelangi Di Ujung Rindu ( 2 )
30
30. Melepas Rindu
31
31. Bertambah Keluarga
32
32. Chef Yudha Bertemu Bos Awan
33
33. Masalah Hati Yang Sama
34
34. Berbagi Cerita
35
35. Temu Kangen
36
36. Kembali Ke Rumah
37
37. Rencana Double Syukuran
38
38. Langkah Awal PDKT Chef Yudha
39
39. Double Syukuran
40
40. Kembali Ke Kafe
41
41. Rutinitas Yang Dirindukan
42
42. Rencana PDKT Lanjutan
43
43. Biang Masalah
44
44. Perasaan Yang Berbalas
45
45. Rencana Jahat
46
46. Datang Ke Kafe Awan
47
47. Kebersamaan
48
48. Nisa POV
49
49. Dilema
50
50. Menyampaikan Niat Baik
51
51. Kebahagiaan VS Penyesalan
52
52. Merencanakan Penjebakan
53
53. Bayu Kembali Hadir
54
54. Diusir Secara Tidak Langsung
55
55. Nekat
56
56. Kabar Mengejutkan
57
57. Mas Awan Dirawat
58
58. Kecurigaan
59
59. Rencana Awal Chika
60
60. Terselamatkan
61
61. Rencana Chika Gagal
62
62. Lepas Kendali
63
63. Tersadar
64
64. Sedikit Merasa Lega
65
65. Mencari Sumber Masalah
66
66. Terbongkar
67
67. Chika Masih Belum Jera
68
68. Berurusan Dengan Orang Yang Salah
69
69. Upaya Penyelamatan
70
70. Gagal Lagi
71
71. Amarah Hamzah
72
72. Membulatkan Tekad
73
73. Kedatangan Arya Dan Winna
74
74. Menuju Halal
75
75. Happy Ending : END
76
76. Novel Baru Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!