11. Kedatangan Yang Mengejutkan

Tok. Tok. Tok.

Terdengar pintu ruanganku diketuk dari luar.

"Masuk," kataku setengah berteriak dari dalam ruanganku.

Ceklek.

Pintu terbuka dari luar. Ternyata itu adalah Mbak Maya.

"Bu Bos," sapa Mbak Maya terlihat sedikit panik.

"Mbak Maya. Ada apa, Mbak? Kok kelihatan panik gitu?" tanyaku dengan mengangkat wajahku.

Dengan tergesa-gesa Mbak Maya berjalan menghampiriku kemudian berdiri di depan mejaku.

"Mas Dion telepon dan ngabarin kalau Rafka panasnya tambah tinggi, Shof. Anaknya juga rewel nangis terus," jawab Mbak Maya memburu.

Aku langsung berdiri karena terkejut mendengar perkataan Mbak Maya tadi. Mas Dion adalah suami Mbak Maya. Sementara Rafka adalah putra mereka yang baru berumur sembilan bulan.

"Astaghfirullah hal adziim. Yang kemarin itu belum sembuh ya Mbak demamnya Rafka?" tanyaku.

"Masih naik turun. Kadang turun, terus nanti naik lagi demam lagi. Mbak ijin pulang sekarang, ya? Mau bawa Rafka ke dokter," jawab Mbak Maya sekaligus meminta ijin.

"Iya-iya, Mbak. Mbak Maya pulang aja sekarang nggak pa-pa," balasku.

"Tapi nanti yang jagain kasir?" tanya Mbak Maya teringat dengan tanggung jawabnya.

"Biar aku yang jagain, Mbak. Nggak pa-pa kok," jawabku meyakinkan Mbak Maya.

"Ya sudah kalau gitu. Makasih ya, Shof. Mbak pamit dulu," ucap Mbak Maya.

"Tunggu sebentar Mbak," sergahku menghentikan Mbak Maya yang hendak membalikkan badannya.

"Kenapa, Shof?" tanya Mbak Maya setelah kembali membalikkan badannya ke arahku.

Aku mengambil dompetku kemudian mengeluarkan lima lembar uang pecahan seratusan dari dalamnya. Aku pun kemudian melangkah mendekati Mbak Maya dan langsung menggenggamkan uang tersebut ke tangan kanan Mbak Maya.

"Shofi?" tanya Mbak Maya terkejut dan bingung.

"Buat bawa Rafka ke dokter," ucapku dengan tersenyum.

"Tapi nggak perlu seperti ini juga. Mbak ada kok," tolak Mbak Maya merasa tidak enak hati.

"Nggak pa-pa, Mbak. Rezekinya Rafka. Tolong jangan ditolak," aku berkata seraya melepaskan tanganku kemudian menepuk pelan lengan Mbak Maya.

"Terima kasih banyak, Bu Bos," ucap Mbak Maya dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca.

"Sama-sama, Mbak. Udah sana, Mbak Maya buruan pulang terus bawa Rafka ke dokter. Semoga Rafka segera sembuh ya, Mbak," kataku seraya mendo'akan kesembuhan untuk Rafka.

"Iya, Shof. Aamiin. Sekali lagi terima kasih banyak ya, Shof. Mbak langsung pulang. Assalamu'alaikum."

"Iya, Mbak, sama-sama. Wa'alaikumsalam. Hati-hati ya, Mbak."

Mbak Maya menganggukkan kepalanya kemudian berbalik dan melangkah pergi meninggalkan ruanganku ini.

Aku berbalik, melangkah kembali ke mejaku kemudian mematikan laptopku. Setelah itu aku kemudian bergegas keluar dari ruanganku dan melangkah menuju ke meja kasir. Menggantikan tugas Mbak Maya hari ini sebagai kasir.

🍁🍁🍁

Rafka, anak Mbak Maya, terpaksa harus opname di rumah sakit. Dokter mendiagnosa Rafka sakit tipes. Jadi Mbak Maya juga ijin tidak masuk kerja dulu. Dan untuk sementara waktu ini akulah yang menggantikan posisi Mbak Maya dan bertugas sebagai kasir di kafe ini.

Seperti biasa, setiap jam makan siang pengunjung di kafe ini lumayan ramai. Keinan sudah pulang sekolah dan saat ini sedang bermain di dalam ruanganku. Biasanya nanti kalau dia sudah bosan, dia akan keluar sendiri lalu bergabung dengan Dedi di balik meja barista. Atau kalau tidak maka Keinan akan pergi ke dapur menghampiri chef Yudha.

Keinan sangat suka menemani Dedi dan chef Yudha, sekaligus memperhatikan bagaimana keduanya bekerja dan melakukan keahlian masing-masing. Layaknya anak kecil seusianya, rasa ingin tahu Keinan sangat besar.

Keinan sangat suka memperhatikan bagaimana Dedi meracik minuman pesanan para pelanggan. Keinan juga sangat suka memperhatikan bagaimana chef Yudha memasak berbagai macam jenis makanan pesanan para pelanggan. Tetapi tentu saja Keinan tetap memperhatikan keamanannya ketika dia berada di dapur bersama dengan chef Yudha.

Aku tersenyum senang. Dengan keadaan yang seperti ini, maka aku bisa menggantikan tugas Mbak Maya sebagai kasir dengan tenang. Keinan aman terkendali.

Tetapi tiba-tiba saja, perhatianku terarah ke pintu masuk kafe yang baru saja dibuka oleh Adit, yang menyambut pelanggan yang datang seperti biasanya. Dan seketika aku membulatkan kedua mataku ketika melihat seseorang yang baru saja masuk ke dalam kafe ini. Itu adalah Bayu.

Aku bisa melihat Bayu yang langsung tersenyum ke arahku. Aku sama sekali tidak membalas senyuman Bayu tersebut. Entahlah, hatiku rasanya sudah mati rasa untuk laki-laki yang pernah menjadi suamiku itu.

Meskipun Bayu adalah ayah kandung dari Keinan, tetapi ketika aku teringat dengan penderitaan yang aku dan Keinan alami setelah Bayu meninggalkan kami, sebelum Mas Awan datang dan membawa kebahagiaan untuk aku dan Keinan, maka rasa sakit hatiku itu seakan kembali aku rasakan. Dan kurasa itulah yang menyebabkan hatiku terasa mati rasa terhadap Bayu saat ini.

Aku semakin membulatkan kedua mataku ketika aku melihat Bayu berjalan menghampiriku di meja kasir ini. Apa lagi yang dia inginkan kali ini?

"Hai, Shofi. Gimana kabar kamu?" sapa Bayu dengan tersenyum seraya menanyakan kabarku.

"Seperti yang kamu lihat, aku baik," jawabku datar tanpa ekspresi.

Bayu nampak mengesah pelan. Mungkin dia menyayangkan sikap dinginku. Tapi itu bukan urusanku. Karena sungguh, aku tidak ingin berlama-lama berhadapan dengan Bayu seperti ini.

"Oh iya, dimana Keinan? Gimana kabar Keinan?" tanya Bayu lagi.

"Keinan baik. Dia sedang beristirahat," jawabku datar dan seperlunya saja.

"Aku sudah mendengar kabar tentang Awan. Aku turut prihatin ya. Kamu yang sabar," ucap Bayu menyampaikan keprihatinannya.

"Terima kasih," balasku.

Rasanya aku benar-benar muak dan ingin mengusir Bayu saat ini juga. Tapi aku sadar kalau itu sesuatu yang tidak sopan. Aku pun hanya bisa berdo'a dalam hati semoga Bayu bisa segera pergi dari sini. Setidaknya dari hadapanku untuk saat ini.

"Kalau kamu perlu bantuan, apapun itu, aku selalu siap untuk ---"

"Maaf. Jika tidak ada hal yang lainnya, silahkan untuk duduk di meja yang masih kosong di kafe ini. Masih ada pelanggan yang harus saya layani," aku seketika langsung memotong perkataan Bayu begitu aku melihat ada dua orang pemuda yang berdiri di belakang Bayu, hendak membayar pesanan mereka.

Bayu menoleh ke belakang. Dilihatnya dua orang pemuda yang berdiri mengantri di belakangnya. Raut kecewa sangat nampak di wajah Bayu saat ini.

"Ya sudah. Aku duduk dulu kalau gitu," ucap Bayu pada akhirnya.

"Silahkan," balasku.

Bayu kemudian melangkah meninggalkan meja kasir dengan berat hati. Aku membuang nafas lega. Syukurlah Allah Subhanahu wata'ala mendengar do'aku sehingga Bayu akhirnya bisa segera pergi dari hadapanku. Aku pun kemudian melayani dua orang pemuda yang hendak membayar tagihan dari pesanan yang sudah mereka nikmati tadi.

Sekilas aku lihat kalau Bayu sudah duduk di kursi di dekat jendela kaca. Dan ternyata sedari tadi Bayu tidak mengalihkan pandangannya sama sekali dari aku. Dia terus saja menatap lekat ke arahku.

Terus menerus diperhatikan seperti itu oleh Bayu membuat aku merasa risih sendiri. Ingin pergi juga tidak mungkin. Aku memiliki tanggung jawab untuk menggantikan posisi Mbak Maya sebagai kasir selama Mbak Maya tidak bisa masuk kerja ini.

Dan lagi, jika aku langsung pergi saat ini juga, aku tidak ingin Bayu merasa kegeeran karena dia mengira aku pergi karena salah tingkah dengan keberadaan dirinya. Aku justru ingin membuktikan kepada Bayu bahwa kehadirannya tidak berarti apa-apa untukku. Kedatangan Bayu yang sangat mengejutkan ini tidak mempengaruhi diriku.

Karena itu sebisa mungkin aku bertahan dan bersikap sebiasa mungkin. Meski risih karena terus menerus diperhatikan secara intens oleh Bayu. Tapi aku berusaha untuk mengabaikannya. Seraya berdo'a di dalam hati, semoga Bayu bisa segera pergi dari sini.

Terpopuler

Comments

¢ᖱ'D⃤ ̐🔵⏤͟͟͞R𝔞shqι🐬𝐀⃝🥀

¢ᖱ'D⃤ ̐🔵⏤͟͟͞R𝔞shqι🐬𝐀⃝🥀

Ngga Awan, Ngga Shofi bener2 Dermawan. Karyawan nya dianggap seperti Saudara semua

2023-04-18

0

🍌 ᷢ ͩ𝐀𝐍𝐈𝐍 🌾

🍌 ᷢ ͩ𝐀𝐍𝐈𝐍 🌾

Bayu belum move on ya dari sofie

2023-02-13

2

🍭ͪ ͩ🏡 ⃝⃯᷵ᎢᶬKristin⒋ⷨ͢⚤

🍭ͪ ͩ🏡 ⃝⃯᷵ᎢᶬKristin⒋ⷨ͢⚤

masa lalu biarlah masa lalu,, yang baru sudah menunggu

2023-01-30

1

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Dikelilingi Orang-orang Baik
3 3. Rindu Nasi Goreng Mas Awan
4 4. Pembicaraan Ibu-ibu
5 5. Mertua Yang Pengertian
6 6. Sekedar Ikut Tertawa
7 7. Bertemu Mantan Ipar
8 8. Rasa Yang Tersimpan
9 9. Sharing
10 10. Amnesia Pasca Trauma
11 11. Kedatangan Yang Mengejutkan
12 12. Modus Bayu
13 13. Perlindungan Dari Semuanya ( 1 )
14 14. Perlindungan Dari Semuanya ( 2 )
15 15. Rasa Yang Salah
16 16. Ingatan Bawah Sadar
17 17. Kembali Ke Ibukota
18 18. Apakah Itu Papa Awan?
19 19. Rahasia Keinan Dan Chef Yudha ( 1 )
20 20. Rahasia Keinan Dan Chef Yudha ( 2 )
21 21. Kuasa Allah Subhanahu Wata'ala
22 22. Kejadian Tidak Terduga
23 23. Melahirkan Lebih Awal
24 24. Mengabari Keluarga Yang Lain
25 25. Kelahiran Baby Angkasa
26 26. Mulai Menemukan Titik Terang
27 27. Ingatan Awan Kembali
28 28. Pelangi Di Ujung Rindu ( 1 )
29 29. Pelangi Di Ujung Rindu ( 2 )
30 30. Melepas Rindu
31 31. Bertambah Keluarga
32 32. Chef Yudha Bertemu Bos Awan
33 33. Masalah Hati Yang Sama
34 34. Berbagi Cerita
35 35. Temu Kangen
36 36. Kembali Ke Rumah
37 37. Rencana Double Syukuran
38 38. Langkah Awal PDKT Chef Yudha
39 39. Double Syukuran
40 40. Kembali Ke Kafe
41 41. Rutinitas Yang Dirindukan
42 42. Rencana PDKT Lanjutan
43 43. Biang Masalah
44 44. Perasaan Yang Berbalas
45 45. Rencana Jahat
46 46. Datang Ke Kafe Awan
47 47. Kebersamaan
48 48. Nisa POV
49 49. Dilema
50 50. Menyampaikan Niat Baik
51 51. Kebahagiaan VS Penyesalan
52 52. Merencanakan Penjebakan
53 53. Bayu Kembali Hadir
54 54. Diusir Secara Tidak Langsung
55 55. Nekat
56 56. Kabar Mengejutkan
57 57. Mas Awan Dirawat
58 58. Kecurigaan
59 59. Rencana Awal Chika
60 60. Terselamatkan
61 61. Rencana Chika Gagal
62 62. Lepas Kendali
63 63. Tersadar
64 64. Sedikit Merasa Lega
65 65. Mencari Sumber Masalah
66 66. Terbongkar
67 67. Chika Masih Belum Jera
68 68. Berurusan Dengan Orang Yang Salah
69 69. Upaya Penyelamatan
70 70. Gagal Lagi
71 71. Amarah Hamzah
72 72. Membulatkan Tekad
73 73. Kedatangan Arya Dan Winna
74 74. Menuju Halal
75 75. Happy Ending : END
76 76. Novel Baru Lagi
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Dikelilingi Orang-orang Baik
3
3. Rindu Nasi Goreng Mas Awan
4
4. Pembicaraan Ibu-ibu
5
5. Mertua Yang Pengertian
6
6. Sekedar Ikut Tertawa
7
7. Bertemu Mantan Ipar
8
8. Rasa Yang Tersimpan
9
9. Sharing
10
10. Amnesia Pasca Trauma
11
11. Kedatangan Yang Mengejutkan
12
12. Modus Bayu
13
13. Perlindungan Dari Semuanya ( 1 )
14
14. Perlindungan Dari Semuanya ( 2 )
15
15. Rasa Yang Salah
16
16. Ingatan Bawah Sadar
17
17. Kembali Ke Ibukota
18
18. Apakah Itu Papa Awan?
19
19. Rahasia Keinan Dan Chef Yudha ( 1 )
20
20. Rahasia Keinan Dan Chef Yudha ( 2 )
21
21. Kuasa Allah Subhanahu Wata'ala
22
22. Kejadian Tidak Terduga
23
23. Melahirkan Lebih Awal
24
24. Mengabari Keluarga Yang Lain
25
25. Kelahiran Baby Angkasa
26
26. Mulai Menemukan Titik Terang
27
27. Ingatan Awan Kembali
28
28. Pelangi Di Ujung Rindu ( 1 )
29
29. Pelangi Di Ujung Rindu ( 2 )
30
30. Melepas Rindu
31
31. Bertambah Keluarga
32
32. Chef Yudha Bertemu Bos Awan
33
33. Masalah Hati Yang Sama
34
34. Berbagi Cerita
35
35. Temu Kangen
36
36. Kembali Ke Rumah
37
37. Rencana Double Syukuran
38
38. Langkah Awal PDKT Chef Yudha
39
39. Double Syukuran
40
40. Kembali Ke Kafe
41
41. Rutinitas Yang Dirindukan
42
42. Rencana PDKT Lanjutan
43
43. Biang Masalah
44
44. Perasaan Yang Berbalas
45
45. Rencana Jahat
46
46. Datang Ke Kafe Awan
47
47. Kebersamaan
48
48. Nisa POV
49
49. Dilema
50
50. Menyampaikan Niat Baik
51
51. Kebahagiaan VS Penyesalan
52
52. Merencanakan Penjebakan
53
53. Bayu Kembali Hadir
54
54. Diusir Secara Tidak Langsung
55
55. Nekat
56
56. Kabar Mengejutkan
57
57. Mas Awan Dirawat
58
58. Kecurigaan
59
59. Rencana Awal Chika
60
60. Terselamatkan
61
61. Rencana Chika Gagal
62
62. Lepas Kendali
63
63. Tersadar
64
64. Sedikit Merasa Lega
65
65. Mencari Sumber Masalah
66
66. Terbongkar
67
67. Chika Masih Belum Jera
68
68. Berurusan Dengan Orang Yang Salah
69
69. Upaya Penyelamatan
70
70. Gagal Lagi
71
71. Amarah Hamzah
72
72. Membulatkan Tekad
73
73. Kedatangan Arya Dan Winna
74
74. Menuju Halal
75
75. Happy Ending : END
76
76. Novel Baru Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!