Aku masih menyibukkan diriku dengan meneliti dan memilah nota-nota yang masuk selama seminggu ini. Tentu saja dengan tujuan untuk mengabaikan tatapan mata dari Bayu yang sedari tadi masih terus saja menatapku secara intens itu.
Berkali-kali aku beristighfar di dalam hati. Aku mengingat kondisiku yang sedang hamil saat ini. Dan tidak baik untuk orang yang sedang hamil seperti aku ini untuk membenci seseorang terlalu berlebihan. Takutnya anak yang sedang aku kandung ini nanti justru memiliki sifat atau bahkan kebiasaan seperti orang yang aku benci itu.
Entah itu hanya mitos atau sebuah fakta. Tetapi memang sudah banyak sekali bukti nyata yang aku temui mengenai hal tersebut. Terlalu membenci seseorang pada saat hamil justru bisa membuat bayi yang sedang kita kandung nantinya memiliki sifat seperti orang yang kita benci tersebut. Wallaahu a'lam bishawab ( Dan Allah Mahatahu yang benar atau yang sebenarnya ).
Tidak lama kemudian, dapat aku lihat Bayu mulai bangun dari duduknya dan berjalan menghampiriku.
"Berapa semuanya, Shof?" tanya Bayu, menanyakan jumlah yang harus dia bayar untuk pesanannya tadi.
"Kentang goreng, cheesecake, dan cappucino. Total semuanya lima puluh ribu rupiah," jawabku setelah mengecek total bill ( tagihan ) dari pesanan Bayu tadi.
"Oh, oke."
Bayu kemudian mengeluarkan selembar uang kertas pecahan lima puluh ribu-an dari dalam dompetnya dan menyerahkannya kepadaku.
"Uangnya pas, ya. Terima kasih banyak atas kunjungannya," kataku dengan mengucapkan terima kasih, hal seperti biasanya yang aku lakukan ketika ada pelanggan yang sudah selesai membayar.
"Iya. Mmm, Shofi, udah dari tadi aku disini. Bolehkah aku bertemu dengan Keinan?" tanya Bayu penuh harap.
Aku mengesah pelan. Benar juga, biar bagaimanapun juga Bayu adalah ayah kandung Keinan. Dia berhak untuk bertemu dengan Keinan.
"Sebentar," jawabku.
Aku kemudian melihat sekeliling. Aku lihat Danu sedang senggang.
"Danu," panggilku.
"Iya, Bu Bos," balas Danu yang langsung bergegas menghampiriku.
"Tolong kamu panggilkan Keinan di dalam, ya," pintaku setelah Danu berdiri di dekatku.
"Oke, Bu Bos," balas Danu.
Danu pun kemudian berbalik dan melangkah menuju ke ruanganku, hendak memanggil Keinan. Beberapa saat kemudian, Danu sudah kembali bersama dengan Keinan.
"Ini dia Bos kecilnya, Bu Bos," kata Danu.
"Makasih ya, Dan. Kami boleh lanjutin pekerjaan kamu," ucapku.
"Sama-sama, Bu Bos. Aku langsung balik kerja lagi kalau gitu," balas Danu.
Aku menganggukkan kepalaku sebagai jawaban. Danu pun kemudian berbalik dan pergi, melanjutkan kembali aktivitas pekerjaannya.
"Keinan sayang," panggil Bayu dengan senyum bahagia di wajahnya.
"Kakak, salim dulu sama Ayah Bayu, nak" kataku kepada Keinan yang juga nampak sedikit terkejut dengan kedatangan Bayu.
"Assalamu'alaikum, Ayah Bayu," sapa Keinan dengan mencium punggung tangan kanan Bayu.
"Wa'alaikumsalam, Keinan sayang," jawab Bayu seraya mengusap kepala Keinan.
Bayu kemudian berjongkok dan langsung memeluk Keinan.
"Keinan gimana kabarnya? Ayah kangen banget sama Keinan," tanya Bayu.
"Alhamdulillaah Kei baik, Ayah," jawab Keinan setelah Bayu melepaskan pelukannya.
"Keinan lagi apa? Jalan-jalan dan main bareng sama Ayah yuk," ajak Bayu.
"Maaf Ayah, Kei nggak bisa. Ada banyak tugas dari Bu guru yang harus Kei kerjain hari ini," tolak Keinan.
"Oh gitu. Kalau besok gimana? Atau akhir pekan ini?" tanya Bayu lagi.
"Lihat nanti aja ya, Yah. Semoga bisa," jawab Keinan tidak memberi janji.
Bayu terlihat kecewa.
"Ayah, maaf ya. Kei laper banget. Kei ke dapur dulu ya mau minta dibuatin makanan sama Om Yudha. Assalamu'alaikum, Ayah," kata Keinan yang langsung berpamitan kepada Bayu.
"Eh. I-iya. Wa'alaikumsalam, Keinan," jawab Bayu kaget, tidak menyangka kalau Keinan akan langsung berpamitan dan pergi begitu saja.
Aku berdecak kesal. Kenapa Keinan justru bisa secepat itu mencari alasan dan akhirnya bisa meloloskan diri dari Bayu. Aku saja masih bingung ini mau mencari alasan apa lagi untuk bisa menghindari Bayu saat ini.
Tetapi sepertinya Tuhan sedang berbaik hati kepadaku. Di belakang Bayu kembali ada sepasang pemuda dan pemudi yang mengantri untuk membayar tagihan pesanan makanan mereka.
"Mohon maaf sebelumnya, jika sudah selesai tolong beri kesempatan kepada pelanggan yang lain yang ingin membayar, ya," pintaku sesopan mungkin.
Lagi-lagi Bayu sontak langsung menoleh ke belakang. Setelah melihat sepasang pemuda dan pemudi itu, Bayu pun kemudian kembali berbalik menghadap ke arahku.
"Ah, eh, iya. Kalau gitu aku pamit dulu ya, Shof. Besok aku kesini lagi untuk bertemu dengan kamu," kata Bayu, keceplosan.
Aku langsung membulatkan kedua mataku karena terkejut mendengar perkataan Bayu itu. Melihat reaksiku, Bayu pun akhirnya sadar kalau dia sudah keceplosan tadi.
"Eh, salah, ma-maksudku untuk bertemu dengan Keinan. Ya, untuk bertemu dengan Keinan," ucap Bayu secepat mungkin, meralat perkataannya yang tadi.
Aku tidak membalas perkataan Bayu dan hanya memasang wajah datar.
"Aku balik dulu, ya. Assalamu'alaikum," pamit Bayu.
"Wa'alaikumsalam," jawabku.
Bayu kemudian berbalik dan melangkah pergi meninggalkan meja kasirku ini. Aku pun kemudian melayani sepasang pemuda dan pemudi yang hendak membayar tagihan pesanan makanan mereka tersebut.
🍁🍁🍁
Keesokan harinya, seperti perkataannya kemarin, Bayu benar-benar datang lagi ke kafe ini. Tetapi kali ini Bayu datang lebih pagi, jadi kondisi kafe belum begitu ramai pengunjung. Tidak seperti kemarin yang lumayan ramai pengunjung karena memang bertepatan dengan jam makan siang.
Dan seperti kemarin juga, hari ini pun Bayu juga terus menerus menatap ke arahku. Membuat aku merasa risih sendiri.
Ketika suasana kafe lumayan lengang, hanya ada beberapa pengunjung yang datang dan sedang menikmati pesanan mereka masing-masing, Bayu pun kemudian bangun dari duduknya dan berjalan menghampiriku.
"Shofi, Keinan belum pulang sekolah, ya?" tanya Bayu, memulai pembicaraan lebih dulu.
"Belum," jawabku seperlunya.
"Oh iya, nanti kalau Keinan sudah pulang sekolah aku mau ngajak dia ke mall untuk jalan-jalan. Boleh kan?" tanya Bayu lagi.
"Kalau anaknya mau, silahkan saja," jawabku.
"Bagaimana kalau kamu ikut juga? Kalau kamu ikut pasti Keinan juga langsung mau," usul Bayu bersemangat.
Aku sedikit terkejut mendengar perkataan Bayu itu. Dasar tukang modus. Pinter banget akal-akalan dia buat cari alasan biar bisa ngajakin aku dan Keinan pergi bareng.
'Astaghfirullah hal adziim.'
Aku beristighfar di dalam hatiku. Sabar. Aku tidak boleh terpancing emosi. Aku pun kemudian menarik nafasku dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
"Maaf. Tapi aku memiliki tanggung jawab disini. Dan aku tidak bisa pergi dan meninggalkan tanggung jawabku ini begitu saja. Kalau memang kamu ingin membawa Keinan untuk pergi jalan-jalan, asalkan Keinan bersedia, maka silahkan saja. Aku tidak akan melarang. Tapi kalau kamu meminta aku untuk ikut pergi juga bersama dengan kalian, maaf sekali aku tidak bisa," ucapku dengan sejelas-jelasnya.
Bayu terlihat gelagapan. Mungkin dia tidak mengira kalau aku akan menjawab seperti itu. Tapi biarlah, itu bukan urusanku.
"Oh, baiklah kalau begitu. Aku tungguin Keinan pulang sekolah aja ya kalau gitu," kata Bayu pada akhirnya.
"Silahkan," balasku mempersilahkan.
Bayu kemudian berbalik dan melangkah kembali ke mejanya tadi dengan raut wajah yang kecewa.
Bisa aku lihat Adit, Danu, dan Dedi yang nampak memperhatikan pembicaraanku dengan Bayu tadi dari meja barista Dedi. Rasa tidak suka sangat terlihat jelas dari raut wajah ketiga karyawanku itu. Dan aku juga tau pasti, mereka mengkhawatirkan aku.
Aku kemudian tersenyum kepada mereka bertiga dan menganggukkan kepalaku pelan. Memberitahu kepada mereka bertiga bahwa aku baik-baik saja. Barulah setelah itu mereka bertiga terlihat kembali tenang. Mereka bertiga pun kemudian melanjutkan kembali aktivitas pekerjaan mereka masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
¢ᖱ'D⃤ ̐🔵⏤͟͟͞R𝔞shqι🐬𝐀⃝🥀
Jangan bilang bayu udah cerai dari Istri nya Alya. Nyesel kan lo makanya ngejer Shofi lagi
2023-04-18
1
🍌 ᷢ ͩ𝐀𝐍𝐈𝐍 🌾
Ga ada malu nya si Bayu ya. modus mu sudah di baca sama Sofie bayu
2023-02-13
2
🍭ͪ ͩ🏡 ⃝⃯᷵ᎢᶬKristin⒋ⷨ͢⚤
kalau netizen naik pitam terbawa alur,, author berhasil 😁😁
2023-01-30
1