"Dulu aku berharap ada seseorang yang mau menarikku dalam kesepian sayangnya hal itu tidak pernah muncul, dari situlah aku berpikir jika aku melihat seseorang yang sama aku tanpa ragu akan menariknya."
"Kau pasti bercanda aku sama sekali tidak kesepian, aku ini ketua OSIS yang banyak dikagumi orang lain, aku."
Nio bisa melihat bagaimana pertahanan yang selama ini dibangun oleh Roseanne bisa hancur sedikit demi sedikit, karena dia tidak ingin melangkah lebih jauh dia memotong.
"Kita terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar."
Roseanne mulai mengerti ketika banyak mata yang melirik ke arahnya, dengan kesal ia mengibaskan rambutnya lalu berjalan pergi, Nio memutuskan untuk berjalan di sampingnya meskipun seutuhnya dia di abaikan dan hanya keheningan yang dapat ia rasakan di setiap langkahnya.
Setelah memastikan Roseanne telah sampai di apartemennya dia baru pergi. Ia merasa aneh kenapa dia ingin mengantarnya padahal sudah jelas bahwa Roseanne lebih kuat dari siapapun di sekolah paling tidak itu yang dipikirkan Nio sekarang.
Tak ingin memikirkannya lagi ia akhirnya sampai di apartemen kecil dan bobrok yang memiliki dua lantai. Semua orang lebih sering mengatakannya sebagai kontrakan susun atau sebagainya.
Semenjak Nio memutuskan untuk pergi dari rumah ia tidak mendapatkan fasilitas seperti uang atau sebagainya, itu seolah kedua orang tuanya ingin dia menyerah dan kembali ke kehidupannya sedia kala.
Nio tidak keberatan dengan hal itu, dibandingkan apapun kebebasannya memang perlu dipertahankan, untuk uang makan dan sewa dia dapat dari bekerja di sebuah penerbit ternama di Indonesia ia bertugas untuk menerjemahkan beberapa novel atau manga yang akan dijual belikan di sini kebanyakan ditulis dalam bahasa Inggris dan jepang jadi dia tidak merasa kesulitan untuk itu, lagipula ia suka hal berbau anime atau komik.
Kamar Nio berada dia bagian atas ujung, dia merogoh kunci dari saku celananya dan terdengar bunyi klik saat dia membuka pintu.
Tempatnya sangatlah kecil di mana hanya muat untuk tiga orang, tidak ada apapun di sana kecuali rak, meja kecil dan juga futon untuk tidur, tidak ada dapur hanya kamar mandi yang dibuat sedemikian rupa.
Bagi Nio Itulah yang dia syukuri, dia tidak ingin mengantri hanya untuk mandi atau keperluan lainnya, ia menjatuhkan tasnya lalu duduk untuk memeriksa pekerjannya di sebuah laptop.
Tak lama panggilan masuk dari kantornya.
"Halo Nio."
"Editor."
"Kita punya proyek baru sekarang, itu novel yang ditulis oleh penulis terkenal bisakah kau menerjemahkannya, kau akan mengambil untuk volume 1, 2 dan 3."
"Tiga Volume sekaligus."
"Semuanya memiliki halaman cukup tebal jadi kuharap kamu menyelesaikannya selama satu bulan per volume."
"Aku mengerti."
"Aku akan mengirimkan e-booknya, dan setelah selesai kirim langsung."
"Baik."
Setelah Nio melihat isinya ia hanya bisa berteriak frustasi.
"Ini terlalu banyak, ya ampun... aku bukan penulisnya tapi aku bisa mengerti penderitaan saat kau terkena dead line."
Ia akan mengerjakannya setelah makan malam saja.
Pagi berikutnya Nio tidur di mejanya seperti biasanya selagi menghela nafas lesu, dia ingin menyelesaikan pekerjaannya tiga Minggu lebih awal dan seminggu lagi ia ingin habiskan dengan bersantai.
Edo yang duduk di kursi berbalik untuk bertanya.
"Kau semalam pergi bersama Roseanne bro, apa terjadi sesuatu diantara kalian berdua?"
"Tidak, kami hanya kebetulan pulang ke arah yang sama."
"Sayang sekali aku pikir kau akan dihajar atau sebagainya, itu membuatku kecewa bro."
"... jadi kau berharap aku dihajar olehnya."
"Haha sedikit."
"Jangan dengarkan Edo, Nio. Dia hanya cemburu saja karena kamu dekat dengan Roseanne."
"Aku tidak yakin menyebutnya dekat juga," balas Nio sampai seorang guru masuk ke dalam kelas dan memulai pembelajarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments