Setelah menguras air dari kolam renang semua orang membawa kail pel dan selang air untuk membantu perkejaan mereka.
Dibanding fokus dalam pekerjaan hanya Nio yang terus mendekati Roseanne selagi berbicara walaupun sebenarnya dia sedang diabaikan.
"Hari ini hari yang cerah? Owh, kau pasti sering bersih-bersih kau seorang ahli."
Semua orang yang menatapnya dari belakang hanya menunjukkan wajah bermasalah.
Meldy berkata ke arah Amane dengan malu.
"Apa kamu tidak menghentikannya, aku merasa kasihan pada Ketua OSIS dia mungkin terganggu."
"Aku pikir tidak begitu."
Tanda tanya muncul di kepala Meldy atas jawaban cepat Amane tapi dia memutuskan untuk tidak berbicara lebih jauh dan kembali ke dalam pekerjaannya, adapun untuk Edo dia mulai menyikat pinggir-pinggir kolam dengan bersemangat.
"Yang ini sudah bersih, sekarang giliran yang di sana."
Dia bersenang-senang di dunianya sendiri, pikir Meldy dalam hatinya.
Nio yang mulai bosan akhirnya memutuskan untuk membiarkan Roseanne bekerja sendiri, ia beralih ke arah Meldy dan sedikit menyemprotkan air padanya.
"Hentikan Nio."
"Aku ingin tahu apa pakaianmu akan tembus pandang jika terkena air."
"Uwah, kau punya niat buruk rupanya... aku akan membalasmu."
Berbeda dengan Roseanne. Meldy lebih mengikuti arus, dia orang yang jujur pada dirinya sendiri dan mencoba untuk beradaptasi dengan situasi untuk kesenangannya sendiri.
Roseanne terlihat sedikit kesal untuk itu.
"Dasar Playboy."
"Kamu mengatakan sesuatu ketua?" tanya Amane yang tidak sengaja mendengar umpatannya.
"Tidak, mari selesaikan semua ini, aku ingin segera pulang."
"Baik."
Pekerjaan diselesaikan tepat saat matahari terbenam, Meldy dan Edo mengambil jalan berbeda kemudian disusul Amane dan kini hanya tersisa Nio dan Roseanne saja yang berjalan di bawah cahaya tiang lampu.
Itu adalah sesuatu yang sering terjadi di sebuah novel komedi romantis di mana mereka akan bergandengan tangan sampai rumah, namun dalam kasus Nio jelas berbeda.
Roseanne menatapnya tajam.
"Sampai kapan kau mengikuti, aku yakin rumahmu bukan ke arah sini kan."
"Tidak, rumahku memang jalan ke sini."
"Kalau begitu kau jalan lebih dulu."
"Ada istilah lady first karena itu aku hanya akan berjalan di belakangmu," balas ringan Nio selagi mengangkat bahunya ke atas.
"Aku merasa tidak nyaman seorang berjalan di belakangku."
"Kalau begitu kita bisa berjalan bersebelahan."
Roseanne terlihat mulai gelisah ia melirik ke sana kemari untuk bisa melarikan diri.
"Aku akan memanggil ojek online."
"Rumahmu dekat tak perlu lakukan itu."
Nio menutup ruang dirinya untuk melarikan diri dan sekarang Roseanne memilih mengabaikannya. Jantungnya tidak berdebar kencang atau sebagainya dia hanya kesal kenapa dia harus bertemu pria seperti ini.
Ini bukan pertama kalinya ada seseorang yang terus mendekatinya namun saat mereka diberikan tatapan dingin mereka akan mundur tanpa harus diberitahu tapi pemuda di sampingnya jelas tidak memiliki tekad untuk menyerah.
Dia telah memberikan pelecehan verbal tapi kenapa orang ini selalu mengganggunya, untuk pertama kalinya Roseanne memilih untuk tidak melarikan diri.
"Kenapa kau terus mencoba mendekatiku?"
"Tidak ada alasan lain, aku hanya ingin saja."
"Jika kau jatuh cinta padaku lupakan saja aku tidak mungkin menyukai orang sepertimu."
"Hehe sepertinya begitu."
Perkataan itu cukup membuat Roseanne terkejut, pemuda ini jelas tidak bisa diprediksi apa dia hanya mencoba mengganggunya atau memiliki rasa pada Roseanne adalah hal yang sulit untuk dilihat.
Akan tetapi.
Melihat Roseanne yang kebingungan Nio menjelaskan.
"Aku memang tertarik denganmu terutama rambut perakmu tapi bukan berarti aku harus memaksamu menyukaiku, bagaimana mengatakannya.. kau terlihat seperti diriku yang dulu."
Mata Roseanne melebar selagi menunggu perkataan selanjutnya dari Nio.
"Kau terlihat kesepian."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments