"Aku tidak menerima rasa simpati."
"Jangan khawatir aku hanya ingin bertanding secara adil."
"Kalau begitu."
Amane menyergap dari depan setelah mengambil pedangnya, gerakan yang cepat membuat yoyo Nio terbang ke udara kemudian jatuh di sisi lain.
"Aku juga suka pertarungan adil jadi ambil kembali senjatamu jadi kita impas."
Nio tersenyum masam kemudian menyerang kembali pergerakan Amane, sejauh ini pertarungan ini imbang atau sejujurnya Nio memang sengaja menempatkan kekuatannya seperti itu untuk menilai seberapa kuat sebenarnya musuhnya.
Awalnya dia bingung kenapa kepala sekolah itu menyuruhnya untuk bergabung dengan OSIS dan melawan sekolah lainnya dan sekarang semuanya terjawab dengan cepat, entah Amane atau anggota OSIS lainnya sepertinya mereka tidak terlalu kuat.
Dibanding menggunakan yoyo, Nio lebih banyak menggunakan kaki dan tangannya untuk menyerang dan bertahan, itu sudah 30 menit mereka bertarung dan matahari mulai terlihat akan tenggelam.
Dalam hati Nio kagum dengan stamina orang di depannya yang bisa mengimbangi kekuatannya namun hanya sampai di sini saja.
Nio melilit kedua kaki Amane dan saat ia menariknya dia jatuh dengan bunyi keras di pantatnya.
"Aduh~"
Suaranya cukup imut.
Jika ini pertandingan dimana menentukan serangan siapa yang mendarat lebih banyak maka Nio yang mendapatkan kemenangan tapi jika itu seberapa bagus teknik yang digunakan Amane jelas lebih unggul.
"Ugh."
Dia buru-buru menekan roknya yang sedikit terbuka selagi memasang wajah memerah, gadis di sini terlihat kuat diluar namun sebenarnya cukup lembut di dalam.
"Aku menyerah, kau yang menang."
Nio tersenyum puas, jika gadis di depannya menggunakan pedang sungguhan peluangnya menang pasti akan kecil, Nio mengulurkan tangannya yang disambut hangat oleh Amane.
"Dengan kemenanganku maka aku bisa memiliki nomor ketua?"
"Janji tetap janji."
"Bagaimana dengan nomormu juga."
"Nomorku tidak berada di dalam taruhan."
"Aku akan membantumu membawa belanjaan jadi anggap saja itu bayarannya."
Ada senyuman senang di wajah Amane tapi dia segera menghilangkannya dalam sekejap, Nio pikir dia benar-benar butuh bantuan.
"Jadi Amane-san di sini rumahmu?"
Sebuah apartemen mewah berada di depan keduanya, selepas mereka berbelanja di supermarket keduanya tiba di sana.
"Ini rumahku jadi masuklah aku akan buat makan malam untuk kita berdua."
"Bagaimana mengatakannya itu sedikit."
"Orang tuaku tinggal di jepang jadi tak masalah."
Itulah yang harus dipermasalahkan, apa kau bisa menyuruh seorang laki-laki yang baru kau kenal sehari untuk masuk?
"Apa lagi yang kau tunggu?"
"Aku mengerti."
Memaksakan dirinya Nio masuk ke dalam, walau gugup dia mencoba setenang mungkin untuk menghadapi hal seperti ini.
Dia meletakkan plastik belanjaan di atas etalase dapur sebelum duduk di sofa, apartemen ini cukup luas hampir jika kau punya keluarga yang terdiri dari 5 orang itu masih punya ruang di dalamnya.
"Aku ingin ganti baju dulu, kau bisa menenangkan dirimu sebentar di sini."
"Aku ingin pulang saja sekarang?"
Amane menatap Nio dengan pandangan sedikit kesal.
Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?
"Pokoknya tetap tinggal sampai kau makan malam di sini."
"A-aku mengerti."
Dia pasti suka memasak dan jika seseorang bertamu jelas ia ingin memberikan makanan pada mereka sebelum pergi.
Gadis yang unik.
Nio mengalihkan pandangan ke sekeliling dan saat Amane turun dari tangga dia tidak tahu harus bersikap seperti apa, dia mengenakan celana pendek dan t-shirt sederhana sementara rambutnya dia urai ke bawah.
Ia sekarang menyesali karena datang kemari.
"Ini pertama kalinya ada seseorang datang kemari, aku ingin menyambutnya sebaik mungkin."
Pertama kali? Perkataan itu cukup memberikan damage besar pada Nio.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Kyoru.
👍👍👍👍
2022-09-21
0