"Jika ada cowok yang menyukaimu kau harus bilang, aku juga mencintaimu ayo menikah seperti itulah."
Mendengar pernyataan yang tiba-tiba itu membuat alis Roseanne berkerut, ia mendekat ke arah Nio dengan langkah yang membeku dalam artian sesungguhnya.
Udara terasa semakin dingin dan itu membuat Nio menggigil.
"Kamu imut ketika marah juga."
Itu adalah serangan yang cukup membuat menembus hati Roseanne, pipinya memerah hingga es yang menyelimuti seluruh ruangan mencair.
"Lihat gara-garamu ruangan ini jadi basah."
"Bukannya kau sendiri yang melakukannya, sihir esper sangat mengagumkan. Aku pikir aku melihat semacam sihir."
Roseanne mendesah pelan dan lalu mundur untuk duduk kembali ke sofa sebelumnya, sementara Nio melirik ke sekeliling, Roseanne melipat kakinya selagi menahan dagunya dengan tangan.
"Kamu adalah tipe Bucin, sepertinya memanfaatkanmu sangatlah mudah."
"Aku memang Bucin tolong manfaatkan aku sepuasnya, aku pandai memasak, bersih-bersih dan juga membawa barang bawaan."
"Kau tidak punya harga diri."
"Apa dengan itu aku diperbolehkan tinggal di sini."
"Hah? Untuk apa aku mengizinkanmu tinggal, cowok dan cewek asing tidak boleh tinggal satu atap."
Dalam hati Nio berkata "Imutnya " sebelum berdeham sekali.
"Kalau sudah kenal berarti boleh."
"Tetap tidak boleh... ini sudah waktu siang, jika kau berjanji akan pergi aku akan melepaskanmu setelah kau mengatakan siapa yang menyuruhmu."
"Apa yang kau katakan? Pergi? Kau bercanda aku baru datang ke sini, aku akan menghabiskan waktu sedikit lebih lama.. dan jika kau menganggapku sebagai mata-mata sekolah lain itu percuma saja, aku tidak terlibat dengan siapapun."
"Kamu mengatakan hal yang sesungguhnya?"
Berhenti mengatakan sesuatu dengan imut, apa kau ini mencoba menggodaku.
"Untuk saat ini aku akan membantu membersihkan ruangannya."
Nio berdiri dengan tali yang berhasil dia potong dengan pisau kecil, itu cukup mengejutkan Roseanne kendati demikian Nio tidak melakukan apapun kecuali melepaskan blazernya kemudian melipat lengan kemejanya ke atas.
"Aku akan membantu membersihkannya, di mana ember dan kain pelnya."
"Di sana."
"Yos, saatnya bekerja... aku sedikit lapar boleh aku makan sesuatu."
"Akan kumasakan makanan, kau ingin makan apa? Dan berhentilah melihat dadaku saat seseorang berbicara."
"Aku suka omelette yang di atasnya ditulis gambar hati."
"Kau benar-benar Otaku."
Nio hanya membalas dengan senyuman kecil sementara lawannya tersenyum pahit. Sejauh ini dialah yang berani mengatakan hal seperti itu pada Roseanne.
Itu mirip seperti telah menemukan kelemahan seseorang dan memanfaatkannya.
Aroma harum tercium saat Nio berhasil membersihkan semuanya, dia duduk di meja makan selagi melirik ke arah Roseanne yang dengan senang memasak untuknya.
Tidak seperti sebelumnya dia mengenakan pakaian kasual untuk melakukannya, ini kedua kalinya mendapatkan masakan dari dua gadis cantik di sekolahnya.
Hatinya memang sangat senang.
"Jangan melihatku seperti itu, aku malu," yang berbicara itu adalah Nio yang mendapatkan tatapan masam dari lawan bicaranya.
"Berhentilah mengatakan hal aneh-aneh."
"Kau benar-benar dingin."
"Berisik, setelah makan cepat pergi atau aku lapor ke polisi."
"Yah, aku tahu."
Sebuah omelette rice disajikan di depan Nio namun dengan tulisan 'Mati' di atasnya.
"Sungguh mengerikan tapi sepertinya terlihat enak."
Saat Nio memakannya rasa pedas menyerang mulutnya, dia menahannya mati-matian dan gadis di depannya tersenyum sadis.
"Bagaimana rasanya?"
"Ugh... ini enak."
(Kau pikir aku akan membuatmu makanan biasa Hah? Cowok mesum mati saja)
Nio tidak ingin kalah dengan hal ini jadi dia kembali memakan makanan tersebut dengan cepat, kakinya cukup gemetaran karena menahan pedas dan keringat membasahi punggungnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments