Sudah seminggu Nio memasuki sekolah ini namun dia masih belum bisa menekan nomor yang ada di smartphonenya. Dia memainkannya di tangan selagi bersandar di atap sekolah yang menghembuskan angin segar.
Hari ini setiap siswa hanya belajar sampai pagi dan esok hari adalah hari weekend Sabtu dan Minggu, Sekolah di kota ini menerapkan sistem full day jadi sekolah hanya berlangsung dari hari Senin-Jumat pukul 8 sampai pukul 4 dan kegiatan klub dimulai dari selepas sekolah sampai jam 7 malam, itu adalah aturan di sini meskipun siswanya memilih bolos di jam tertentu dan bertarung di tempat lain dengan sekolah lain.
Sungguh di kota ini hanya penuh pertempuran.
Bersamaan hembusan nafas kecil, Nio memutuskan untuk menekan nomor tersebut dan suara terdengar dari sana.
"Apa ini dengan Ketua OSIS?"
"Siapa?" jawabnya terdengar dingin seolah berkata pada musuh bebuyutan, lambat laun Nio harus bertemu dengannya untuk membiarkannya bergabung dengan OSIS maka dari itu hal seperti ini tidak bisa dilewatkan.
"Aku pikir ini pertama kita berbicara."
"Hoh? Apa kau salah satu dari ketua OSIS salah satu sekolah."
"Haha tentu saja tidak, bagaimana jika aku memberitahumu bahwa aku penggemarmu."
"Kau cukup berani meneleponku? Jadi darimana kau tahu nomorku."
"Aku punya kenalan lagipula kau dan aku bersekolah di tempat yang sama."
"Aku belum pernah mendengar suaramu ada kemungkinan kau murid baru bukan."
Jangan bilang dia menghafal semua suara orang yang dia temui, jika benar gadis ini menakutkan.
"Mari kita lihat siapa saja siswa pindahan tahun ini."
Sepertinya Ketua OSIS tengah berada di ruangannya sekarang seketika punggung Nio dihantam sesuatu yang mengerikan, gadis ini bisa jadi inteligen luar biasa di masa depan.
"Begitu, kau masih belum mengatakan namamu?"
"Aku menolak mengatakannya."
"Kalau begitu aku akan menembaknya, kau Nio siswa baru dari kelas 1-B, hmm kau cukup berani mengatakan mengincar gadis berdada besar di depan teman-temanmu."
"Ukh... bagaimana kau tahu?"
"Jika begitu kau mengincarku kan."
"Yah aku hanya ingin mengenalmu.. kupikir kau imut."
Ada suara aneh saat Nio menyelesaikan kalimatnya, itu seperti sesuatu yang jatuh dari ketinggian.
"Apa kau baik-baik saja?"
"Bukan masalah, aku tidak tertarik dengan pacaran. Aku akan menganggap semua hal ini tidak pernah terjadi jadi sebaiknya jangan berurusan denganku lagi... berhubung kau siswa baru jadi aku akan membiarkanmu saat ini."
"Bagaimana kalau aku bilang aku berada di atas gedung sekarang dan sedang melihatmu yang barusan jatuh karena terkejut seseorang memanggilmu imut."
"Bagaimana kau?"
"Tebakan beruntung, jadi dugaanku benar.. aku suka dengan wajahmu dan dadamu juga."
"Kau menjijikan, aku benar-benar marah sekarang."
"Kalau kau marah datanglah kemari akan kutunggu."
"Akan kupatahkan tulang-tulangmu."
Panggilan terputus dan Nio tertawa kecil seperti seorang penjahat dari sebuah komik action.
"Sungguh dia dingin tapi sikapnya imut, apa ini yang disebut gap moe... dia juga mudah di provokasi.
Mari kita lihat siapa sebenarnya dia.
Langkah kaki terdengar menggema di sekeliling lorong saat seorang wanita berambut perak menaiki tangga, bagi seorang yang dikenal sebagai ketua OSIS dia tidak memiliki hal yang harus ditakutkan misal pria yang sebelumnya mengajaknya mengobrol memiliki jebakan dia hanya harus memukulnya dengan kekuatannya bahkan jika itu 5 orang, dia bisa mengalahkannya dengan mudah.
Saat pintu atap dia buka sosok pemuda yang bersandar di pinggir melambaikan tangan dengan senyuman.
"Kau sudah muncul, Yo... namaku Nio kupikir kau pasti menganggapku anak nakal atau sebagainya tapi aku bukan orang seperti itu loh."
Gadis itu mengatupkan giginya karena marah lalu berjalan dengan sedikit tergesa-gesa hingga rambut peraknya berayun tertiup angin.
"Kau orang yang berani menggodaku terang-terangan, aku akan menghajarmu sampai babak belur."
"Galak sekali."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments