Meldy dan Edo membagi makanan bekal mereka dan kini Nio mendapatkan makanan untuk dirinya sendiri dari keduanya.
"Apa tidak masalah aku memakannya, rasanya tidak enak padahal aku baru mengenal kalian."
"Jangan khawatir bro, kami jelas tidak keberatan sejujurnya kami senang jika memiliki teman baru di kelas bro, selama ini aku dan Meldy hanya selalu berduaan."
"Berduaan? Apa hubungan kalian seperti yang aku pikirkan."
"Ah benar, kami hanya teman masa kecil benarkan Meldy?"
"Benar, kami sangat dekat dari sekolah TK, aku pikir aku menganggapnya sebagai adikku."
"Eh? Bukannya terbalik... aku yang lebih dewasa di sini."
"Tidak ada orang yang mengatakan dewasa ketika dia masih mengenakan celana boxer gambar tikus hitam dari taman bermain tertentu selagi memamerkannya di perkarangan rumah."
"Ugh."
Nio jelas memang merasa mereka sangat dekat layaknya saudara. Sementara mereka memakan makanan enak itu dengan santai Edo melanjutkan.
"Apa yang tadi kau katakan itu benar, kau mengincar gadis cantik di sekolah ini?"
"Jika itu ada aku tidak keberatan memiliki sesuatu seperti hubungan tertentu dengannya."
Edo melirik ke arah Meldy tapi dia menggelengkan kepalanya.
"Tunggu, kemana kau melihat?"
"Ukuranmu memang besar tapi aku pikir kau bukan tipe yang diinginkan oleh Nio."
"Ka-kau kasar sekali mengatakan hal itu dengan wajah polos."
"Sakit, jangan menarik pipiku... aku minta maaf Bro, aku terlalu berlebihan tapi itu perkataan jujur."
"Jangan memanggilku bro aku seorang gadis."
Nio hanya mengawasi dengan senyuman masam saat Edo berfikir dengan serius dan berkata.
"Aku pikir mungkin tipe seperti itu sangat cocok dengan ketua OSIS."
"Ketua OSIS?"
"Hey Edo, ketua OSIS itu berbeda.. ia seorang gadis sempurna dan sifatnya cukup dingin mungkin akan jadi masalah jika."
Berbeda dari Meldy yang khawatir Nio jelas menunjukkan wajah ketertarikan hingga keduanya terdiam.
"Katakan seperti apa dia?"
Meldy dan Edo bergantian untuk menjelaskan sosok ketua OSIS, dibandingkan sebagai siswa apa yang dijelaskan keduanya lebih menggambarkan sosok putri yang tidak bisa disentuh oleh siapapun dan terkesan mengagumkan.
Mendengar itu Nio bukan menyerah melainkan jauh semakin tertarik, fakta bahwa ketua OSIS memiliki rambut perak adalah hal yang tidak bisa diabaikan.
Kedua orang yang memperhatikan tingkahnya akhirnya mendapatkan satu kesimpulan untuknya dan bersama-sama berkata.
"Kau jelas seorang Otaku."
Itu mengenai tepat di hati Nio.
Semenjak dia tidak bisa leluasa keluar dari rumah, Nio yang menenggelamkan dirinya dalam budaya Jepang seperti manga dan anime telah merubahnya jadi seperti itu, jika diperhatikan kalimat yang sering digunakannya tidak jauh dengan apa yang ada di sana.
Edo tahu itu karena saat SMP dia juga pernah beberapa kali menonton di tv, di Indonesia sendiri beberapa Anime terkadang diubah ke dalam bahasa Indonesia juga.
"Yah jika kau menyukai rambut perak seperti Siesta dari tantei wa mou shindeiru, Emilia dari Re:zero atau Julie dari absolute duo aku pikir ketua OSIS memang cocok."
Meldy terkejut dengan perkataan Edo.
"Bukannya kau banyak tahu dibanding sekedar hanya tahu... mungkin sekarang aku terjebak dengan dua otaku, bukan lebih tepatnya wibu mungkin."
"Tidak aku akan malu jika aku menyebut diriku seperti itu, aku hanya melihat sekilas jadi tidak pantas mendapatkan kehormatan untuk dipanggil Otaku."
Meldy hanya mendesah pelan atas bantahan yang dilontarkan Edo sementara Nio hanya menghabiskan makanan gratisnya sebelum kembali ke kelas bersama keduanya.
Ini pertama kalinya dia berbicara santai dengan seseorang jadi itu membuatnya sedikit bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Sei
yo
2023-09-01
1