"Itu mengejutkan bahwa orang sepertimu mau masuk ke sekolah seperti ini, kau adalah anak dari diplomat terkenal dan juga kau termasuk siswa jenius yang bahkan melebihi siswa di sini."
"Anda terlalu berlebihan kepala sekolah, aku hanya siswa biasa dan kebetulan aku benci sesuatu yang disebut peraturan terlalu ketat."
"Aku bisa mengerti hal itu."
Di saat Nio kecil ia selalu mendapatkan tingkat kedisiplinan tertentu, dia bahkan tidak bisa keluar sebagaimana orang lain lakukan.
Ini adalah kehidupan yang berbeda yang sangat ia dambakan sejak lama. Membuatnya terbuang sia-sia adalah hal yang tidak ingin dia lakukan.
Alasan kenapa dia bisa masuk ke tempat ini juga semuanya karena pengaruh kepala sekolah ini.
"Kau sudah ditolak berbagai sekolah hanya sekolah ini yang mau menerimamu, apa kau tahu apa itu artinya?"
"Tentu, Bu kepala sekolah pasti memiliki sesuatu untuk diminta padaku bukan?"
"Tepat sekali."
Alih-alih bersikap seperti seorang kepala sekolah ke murid, sikap wanita itu lebih terlihat seperti seorang yang berada di kasta tinggi dalam organisasi militer, ia duduk selagi menyilakan kakinya sementara tangannya dia letakkan di depan sejajar dengan mata seolah sedang menilai.
Di mejanya terdapat papan namanya sendiri bertulis Ester Walter yang menandakan dirinya bukan seutuhnya orang Indonesia asli.
Jika ditanya wajahnya lebih ke arah orang Jerman, Francis atau negara Eropa lainnya.
"Jadi apa yang harus kulakukan?"
"Kau tahu di wilayah kota ini masih ada tiga sekolah lagi yang cukup bergengsi dan masing-masing kita saling bertarung dalam perkelahian serta nilai terbaik maka dari itu aku ingin kau merubahnya, aku pikir kau adalah orang yang tepat untuk melakukannya."
"Jangan bilang kau ingin menyuruhku menyerang mereka."
"Tidak, aku ingin kau untuk membuat perdamaian di kota ini dengan cara mengalahkan mereka semua."
Wajah Nio mengutarakan ekpresi kekesalan, mau tidak mau itu artinya adalah bahwa dia harus berkelahi.
"Kau pasti bercanda?"
"Pertempuran di sekolah ini terjadi karena semua orang berniat untuk menjadi terbaik di antara yang lainnya."
Ester berdiri dari kursinya lalu berjalan ke dekat jendela untuk membuka tirai yang sebelumnya membuat ruangan ini gelap gulita hingga menampilkan cahaya menyilaukan dari belakangnya.
Dia melanjutkan.
"Jika kau berhasil kau bisa menyatukan semua orang bahkan antara sekolah."
"Bukannya lebih baik untuk sekolah saling mendatangi perdamaian."
"Hal seperti itu tidak akan pernah terjadi di dunia ini kekuatan akan menguasai segalanya, aku mengatakan ini karena aku percaya denganmu misal jika seseorang yang melakukannya adalah orang yang buruk apa yang terjadi?"
"Aku memastikan bahwa hirarki akan diterapkan di semua sekolah."
"Yap itulah yang ditakutkan semua orang, semua staf sekolah tidak bisa melakukan apapun kami hanya bertindak sebagai pengawas sisanya kalian sendiri yang menentukannya."
Bahkan disekolah ada pertempuran yang mengerikan yang melebihi menebak seberapa nilai yang kau dapatkan di akhir ujian, Nio berfikir demikian saat dia menggaruk kepalanya kesal.
"Aku pikir aku bisa mendapatkan sekolah yang lebih normal, berkat ayahku dia membatalkan semua permintaanku untuk pindah dari sekolah yang ditentukanku."
"Aku membujuk ayahmu dan ia tidak bisa melawanku."
Itu membuat Nio penasaran dengan apa yang telah dia lakukan hingga membuat ayahnya berubah pikiran namun menanyakannya akan berbahaya.
Lagipula insting bertahan hidup Nio telah memperingatkan bahwa wanita di depannya bukan orang biasa, dia mungkin memiliki beberapa hal licik di dalam kepalanya meski demikian hal yang disebut kedamaian yang dikatakannya tidaklah berbohong jika sekolah bisa bersatu maka semua orang bisa berpergian ke wilayah manapun dan bisa berbaur satu sama lain khususnya untuk para siswa, dan jika masalah persaingan siapa yang menjadi sekolah terbaik bisa ditentukan dengan acara yang lebih baik seperti perlombaan atau kegiatan festival sekolah.
Nio mengerti hal itu dengan baik, sebagai tanggapannya dia memberikan satu pertanyaan yang lain.
"Lalu dimana aku harus memulai?"
"Cukup mudah... bergabunglah dengan anggota OSIS."
Ester tersenyum kecil membuat Nio terdiam beberapa saat dengan wajah kaku yang bisa dia buat.
Sungguh itu senyuman kematian yang mengerikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments