Menikahi Bad Boy
Demi buah mangga yang jatuh dari dahannya, belum setengah jam Widya Lovarza Anindita berada di ruangan Presdir Mahendra El Pradipta, ia sudah harus menerima permintaan yang mengejutkan. Pikirannya sontak kosong dan tubuhnya kaku.
Bagaimana bisa orang dengan jabatan tertinggi di perusahaan tempatnya bekerja itu memintanya melakukan hal gila semacam, MENIKAH DENGAN ANAKNYA!
"T-tuan, ke-kenapa tiba-tiba.“ Widya terbata sambil menatap Mahendra berharap pria paruh baya itu sedang bercanda. Seingatnya sekarang bukan hari ulang tahunnya ataupun hari April Mop, tetapi hal yang baru saja dipinta Mahendra merupakan sesuatu yang sangat menggemparkan.
"Aku mohon padamu, Widya. Aku hampir putus asa mengurus anak kurang ajar itu."
Nada suara Mahendra begitu putus asa. Sebagai seorang pegawai yang sudah bekerja di Pradipta Group selama tiga tahun, Widya hanya merengut prihatin. Ia pernah mendengar desas-desus tentang Putra Mahkota Pardipta Grup yang terkenal sulit sekali diatur. Si pewaris tunggal itu kerap kali berulah dan membuat sang ayah mengurut keningnya, seperti kali ini.
"Kenapa harus aku?" Widya bertanya dengan hati-hati. Bagaimana pun ia berhak tahu alasan Mahendra memilihnya, dari sekian banyak karyawan wanita yang bekerja di perusahaan itu.
"Aku percaya kau bisa mengubah sifat buruk anakku."
Widya terkesiap ketika mata Mahendra menatapnya lurus penuh harap. Ia bisa menemukan keputusasaan di mata rentanya itu, seketika mengingatkannya pada mendiang ayahnya yang telah meninggal. Mereka memiliki sorot mata yang sama.
"Kau seorang trainer terbaik yang dimiliki perusahaan ini dan aku sudah mengamatimu selama beberapa bulan. Keputusanku tidak akan berubah. Aku tetap memilihmu sebagai menantuku."
Sekali lagi Widya terkejut mendengar penuturannya. Presdir tidak sedang bercanda denganku, kan? la melirik kiri kanan siapa tahu ada kamera tersembunyi yang merekam adegan ini lalu salah satu stasiun televisi akan menayangkan wajahnya yang terkesima dan menjadikannya bahan tertawaan seluruh negeri.
"Aku memberimu waktu sepuluh menit untuk memutuskan hal ini."
Oh, yang benar saja? Kenapa waktunya sedikit sekali untuk memutuskan hal penting dalam hidup seorang wanita? Apa Mahendra tidak tahu bahwa pernikahan sangatlah penting bagi seorang wanita lajang yang hidup sendiri seperti Widya? Hal sepenting itu tidak bisa diputuskan hanya dalam waktu sepuluh menit saja.
"Widya, jika kau bersedia menerima penawaranku ...." Suara Mahendra kembali terdengar menyusup ke dalam kepala Widya yang hening, membuat gadis itu berpaling menatapnya. "Aku akan menuliskan namamu dalam daftar pewaris aset Pradipta Grup."
Kedua mata Widya langsung terbelalak.
Pria ini pasti berada di ujung tanduk jika sampai bersedia membagi hak waris atas hartanya yang bernilai milyaran itu. Widya dihadapkan dengan dilema. Materi bukanlah faktor yang membuatnya memikirkan penawaran itu, melainkan rasa empatinya terhadap harapan seumur hidup yang diinginkan seorang ayah.
Detik itu Widya pun luluh. Ia tidak bisa lagi berkata tidak. Ia tidak sampai hati membuat sorot mata itu meredup dan padam.
Keputusannya akan menjadi titik balik kehidupannya. Widya tahu, satu jawaban itu akan mengubah seluruh hidupnya selamanya.
Bersambung ....
Halo, aku kembali dengan cerita baru. Happy reading ya, semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
al-khariza
bab pembukaan yang bagus 👍. semangat!!!!
2022-11-02
0