Malam itu, Azri menghabiskan sisa harinya bersama Marleen. Gadis yang berprofesi sebagai desainer itu menyambut kedatangan Azri di apartementnya dengan gembira. Mereka saling bertukar 'salam' dengan hangat, Azri menghela napas. Benar, lebih baik ia menikah dengan Marleen dibandingkan dengan Widya.
Marleen mewakili semua yang diinginkan Azri dari seorang perempuan. Garis wajah yang cantik menawan, tubuh tinggi nan ramping berkat pengalamannya sebagai seorang model catwalk, juga otak brillian yang sudah terbukti dengan hasil rancangannya yang selalu menjadi topik hangat di berbagai majalah mode. Selain itu Marleen adalah gadis yang menyenangkan. Ia tidak pernah bosan bersama dengan gadis itu.
"Kamu sungguh akan menikah dengan gadis itu, siapa namanya tadi?" tanya Marleen, memandang lekat Azri yang berbaring di sampingnya.
Hanya selembar selimut yang kini menyelubungi tubuh keduanya di atas ranjang di kamar Marleen. Azri yang merasakan penatnya berkurang, berbaring dengan santai.
"Widya Lovarza Anindita, nama yang tak perlu kamu ingat," jawab Azri sambil mengendikkan bahu tak peduli. Ia menoleh pada Marleen yang menatapnya cemas lalu menarik pinggangnya mendekat
"Apa gunanya sebuah pernikahan jika aku tidak mencintainya? Gadis itu yang akan menderita nanti." Azri berbisik tepat di telinga Marleen, membuat gadis itu mengendikkan bahunya geli saat bibir Azri mengecup bagian belakang telinganya dengan lembut. "Pernikahan semacam itu tidak akan pernah membuatku bahagia."
Azri menempelkan kening mereka, memberikan kesan intim yang membuat pipi gadis di sampingnya merona. Marleen balas melingkarkan tangannya di leher Azri.
"Kamu harus mempertanggung jawabkan ucapanmu, Tuan Pradipta," bisik Marleen menikmati suasana romantis ini dengan mata tertutup. Sesekali mereka berciuman singkat.
"Hm, tentu saja."
"Jadi, apa kita masih bisa bertemu dan bermesraan seperti ini setelah kamu menikah nanti?" tanyanya nakal.
Azri mengulum senyum, dengan satu gerakan cepat ia sudah berada di atas tubuh molek Marleen yang tak terbalut sehelai benang pun. Gadis itu tidak keberatan sama sekali, malah menggeliat senang.
"Kapan pun kamu minta."
Detik berikutnya Azri sudah menenggelamkan bibirnya di leher Marleen. Gadis itu melenguh. Tangannya mengusap punggung Azri.
"Omong-omong, apa pengasuhmu tidak akan mencarimu jika kamu terus berada di sini?"
"Aku sudah tidak memiliki pengasuh sejak usiaku sepuluh tahun."
"Jadi kamu bebas?"
"Tentu. Aku bebas melakukan apa pun yang kumau. Seperti yang satu ini."
Marleen tidak berkata apa pun lagi karena apa yang dilakukan Azri selanjutnya membuat ia terseret ke tepian. Mereka ******** di tengah heningnya malam yang merayap semakin jauh.
***
Widya Lovarza Anindita duduk di atas tempat tidur di kamar apartemennya sambil memandangi foto kedua orang tuanya yang terpampang di layar laptop. Tanpa disadari, dua tetes bening jatuh dari ekor matanya setiap kali ia ingat bahwa wajah yang tersenyum di layar itu tidak akan pernah dilihatnya lagi. Ia menghapus air matanya cepat. Bukankah ia sudah berjanji tidak akan menangis lagi jika teringat kepada kedua orang tuanya yang sudah meninggal karena kecelakaan?
"Ayah, Ibu, aku akan menikah sebentar lagi. Seandainya kalian masih ada di sini, mungkin kalian bisa memberiku nasihat. Apa hal yang kulakukan ini benar atau tidak?" Suaranya tercekat.
Widya memalingkan perhatiannya pada map yang tergeletak di samping laptop. Ia membuka map itu, hatinya berguncang membaca judul yang tertera di atasnya;
Surat Pernyataan Pindah Tangan Asset Pradipta Group.
Ini dia. Mata Widya memejam erat karena sakit yang menjengit tiba-tiba di tenggorokannya.
Oh God, ia telah menukarkan harga dirinya sendiri dengan aset senilai 1 milyar? Apa harga perasaannya sama dengan harga satu villa mewah yang diberikan Mahendra padanya?
Surat Pernyataan itu sudah terlanjur ditandatangani dan akan ada konsekuensi lain jika ia sampai membatalkannya. Ia tidak bisa mundur meskipun kini hatinya berteriak bahwa ini adalah kesalahan paling besar yang dialaminya.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
susi 2020
😘😘😍😍🙄
2023-04-06
0
susi 2020
🤣🤣🙄🥰
2023-04-06
0
unknown
ini sih bukan bad boy lagi tpi cassanova
2022-11-22
0