"Tak lama lagi, Azri akan menikah."
Suasana hening sejenak, semua orang memperlihatkan raut tercengang terutama Azri. Hal absurd apa lagi ini? Apa kau akhirnya kehilangan akal, Pak Tua? Teriaknya dalam hati. Ia menatap ayahnya penuh amarah, tak menyangka pria tua itu sungguh-sungguh melemparkan bom tepat di depan wajahnya.
Sementara itu anggota keluarga yang lain memperlihatkan reaksi bahagia dan takjub.
"Benarkah itu? Luar biasa! Itu kabar yang sangat menggembirakan! Selamat Azri!" seru Bibi Swari dengan mata berbinar.
"Akhirnya aku bisa menyaksikan cucuku menikah juga. Siapa gadis yang akan menjadi istrinya?" tanya Kakek Pradipta bahagia pada putranya.
"Dia salah satu pegawai di Pradipta Group. Gadis yang sangat baik, cekatan, dan pintar. Aku sangat menyukai caranya berbicara, berperilaku, dan bekerja. Dia merupakan aset berharga untuk Pradipta Group sehingga aku memutuskan untuk menjadikannya menantu di rumah ini."
"Kalau begitu kenapa bukan Ayah saja yang menikah dengannya?" celetuk Azri dengan nada sebal.
Mahendra mendelik tajam lalu memelototi putra semata wayangnya.
"Sayang sekali ayahmu ini masih mencintai mendiang ibumu."
Azri mendengkus, kesal karena tidak bisa membalas. Ia mengepal erat tangannya. Ingin sekali meninju sesuatu. Apa maksudnya semua ini?
"Siapa pun dia, jika memang menurutmu baik, keluarga ini dengan senang hati menyambutnya," tutur kakek.
"Menyambut apa? Bukankah ide pernikahan yang disusun keluarga sudah ketinggalan jaman?"
"Itu tidak benar. Orang tua memilih pasangan untuk putra atau putrinya merupakan tradisi keluarga Pradipta. Ayahmu saja menikah dengan wanita yang dipilih olehku. Kakek yakin gadis yang dipilih ayahmu adalah yang terbaik untukmu, kau pasti bahagia."
Azri tidak menjawab karena kepalanya kini dipenuhi oleh pikiran untuk meledakkan rumah ini sebagai bentuk dari kemarahannya. Emosinya semakin meledak-ledak ketika samar-samar ia menyaksikan ayahnya menyeringai puas.
Sialan!
Selama acara makan malam berlangsung, Azri tidak banyak menikmati makanan meskipun semua orang makan dengan lahap dan bersemangat membahas persiapan pernikahannya.
Kenapa tidak ada siapapun yang bertanya apakah ia setuju atau tidak? Semuanya bertingkah seolah dirinya boneka yang tidak memiliki kuasa untuk mengemukakan pendapatnya. Ia marah karena pendapatnya terabaikan.
Selalu seperti ini. Sejak dulu Azri tak lebih dari sekedar boneka kayu yang diatur oleh tangan-tangan panjang Ayah serta kakeknya. Karena itulah ia memberontak, ia meluapkan kemarahannya dengan melakukan segala hal yang dibenci ayahnya. Seandainya ibunya masih ada mungkin segalanya tidak akan seburuk ini.
Lalu omong kosong apa lagi sekarang? Pernikahan? Rupanya ayahnya masih belum puas juga mengatur kehidupannya. Itu jelas sekali cara paling ampuh untuk mengendalikannya. Siapa pun gadis pilihan ayahnya pasti akan menjadi boneka pria tua itu.
***
"Aku tidak pernah setuju menikah dengan wanita manapun yang kau pilihkan!" teriak Azri setelah acara makan itu selesai.
Kini ia bertemu secara empat mata di ruang kerja Mahendra El Pradipta dan pria yang ia sebut Ayah itu duduk tenang di balik meja dengan tenang.
"Kau tidak akan bisa menolaknya,“ ucapnya. Tampak yakin Azri tidak akan menentang keputusannya, seperti biasa.
Azri menahan kepalan tangannya agar tidak meninju apa pun yang ada di dekatnya. Dadanya bergemuruh hebat dan matanya menatap tajam ayahnya. Ia menarik napas dalam lalu mengembuskannya sambil menekan emosi kuat-kuat di dada.
"Sampai kapan kau akan mengaturku seperti ini?" tanyanya tajam dan dalam.
"Sampai kau bisa bersikap dewasa dan berhenti bertingkah seperti anak-anak remaja yang seolah bisa mengubah dunianya dengan bersikap tidak sepantasnya," jawab Ayah singkat, padat dan lugas. Terlihat jelas mengajak anaknya berdebat.
"Aku seperti ini karena ulahmu!" geram Azri.
"Tidak, kau seperti sekarang karena kau marah pada dirimu sendiri. Kau tidak bisa melakukan apa pun untuk keluarga ini karena itu kau marah, benar bukan? Aku sudah pusing mendengar banyak keluhan tentang kelakuanmu yang tak bisa diatur itu. Kau adalah anggota keluarga Pradipta. Bertingkahlah selayaknya statusmu."
Kau bahkan tidak memandangku sama sekali saat bicara denganku. Bisa-bisanya bersikap sok peduli.
Azri kali ini benar-benar ingin meninju sesuatu. Ayahnya sudah menginjak-injak harga dirinya dan bisa-bisanya dia berkata bahwa Azri lah yang salah atas situasi yang dialaminya? Tidak bisa dimaafkan.
"Aku tidak akan pernah setuju dengan ide pernikahanmu!" tegas Azri dingin untuk terakhir kalinya. Ia sudah muak menghadapi sang ayah. Ia pun membalikkan badan dan berjalan pergi. Berada di ruangan itu lama-lama bisa membuatnya mencekik lehernya sendiri.
"Kau akan menerimanya!"
Langkah Azri terhenti. Ia menoleh dengan pandangan dingin.
"Kenapa aku harus menerimanya? Jangan kira aku akan ikut serta dalam semua skenariomu."
"Kau harus. Karena jika tidak, kau akan kehilangan sebagian besar harta warisanmu.“
Apa-apaan?
Azri melebarkan matanya terkejut. Jadi ini kartu as yang digunakan ayahnya untuk membuatnya bungkam? Ia sungguh tak mengira pria itu akan menggunakan harta warisan untuk mengekangnya keputusannya juga. "Kau mengancamku dengan harta warisan? Sungguh licik."
"Tidak ada salahnya menjadi licik selama itu bisa membuatmu patuh."
Azri memejamkan mata. Sial. Sial. Sial.
Mahendra tersenyum penuh kemenangan setelah melihat ekspresi anaknya sekarang. Sudah jelas siapa yang memenangkan perdebatan ini. Azri tidak akan pernah berkutik jika ia sudah berkata semua hal yang menyangkut harta warisan. Anaknya itu tidak akan pernah bisa hidup miskin. Sejak kecil dia dibesarkan dengan banyak benda-benda mewah seolah itu hanya mainan biasa. Dia bukanlah siapa-siapa tanpa Pradipta Group di belakangnya.
"Bagaimana?" tanyanya penuh misteri.
Azri menggeram, kali ini ia boleh saja kalah, tetapi kini jangan kira hanya dengan mengikat kakinya dengan pernikahan, ia akan jinak. Tidak, ia akan terus memberontak. Malah, ia akan membawa gadis pilihan ayahnya itu menderita bersamanya dalam kekangan yang bernama pernikahan.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
susi 2020
😍😍🙄🥰
2023-04-06
0
susi 2020
🙄🙄🥰🥰😘
2023-04-06
0
♡momk€∆π♡
jebakan maut nih🤔🤔🤔🤔
2023-03-26
0