Part 13

Satu minggu tak terasa berjalan begitu cepat. Entah karena Azri tidak mengharapkan tibanya hari pernikahan atau memang ia tidak mempedulikan hari sama sekali. Tahu-tahu hari ini, di tempat ini dan dalam balutan tuxedo hitam ia berdiri di balkon menatapi hiruk pikuk orang-orang yang hadir di pesta pernikahannya di bawah sana.

Keluarganya benar-benar menggelar pesta pernikahan untuk sang Putra Mahkota dengan sangat meriah. Diselenggarakan di sebuah resort mewah salah satu aset kebanggaan Pradipta Group.

Ratusan orang datang dengan antusias untuk menghadiri acara pemberkatan. Semuanya adalah orang-orang penting dalam perekonomian. Azri bahkan sempat melihat Menteri keuangan datang dan berbincang hangat dengan Ayah serta kakeknya.

Ballroom sudah berubah menjadi lautan orang-orang bergaun dan berjas mahal, pemandangan yang bisa membuat malu karpet merah di ajang penghargaan Piala Oscar.

"Azri, selamat."

Pandangan Azri tertoleh ke arah lain dan ia mendapati teman-temannya datang dengan wajah gembira.

"Kamu menikah mendahuluiku, dasar bocah tengik!" omel Bobby, tetapi dengan wajah cerah.

Azri tersenyum masam. "Terima kasih."

"Semoga kamu dan istrimu bahagia," kata gadis yang ada di samping Bobby, Hera. Mereka sudah bertunangan dua bulan yang lalu. Belum sempat ia menjawab, KiBum sudah merangkulnya erat.

"Tiba juga hari di mana aku datang ke pesta pernikahanmu. Kukira itu akan terjadi setelah kami semua menikah."

“Hahaha, lucu sekali.“ Azri tertawa kaku sambil melepaskan pelukan KiBum. Ia tertarik pada gadis yang berdiri di sebelah KiBum. "Siapa dia?"

"Oh, dia Selena, pacarku."

Lena langsung memperkenalkan dirinya. Bobby dan Azri berseru takjub.

"Pacar baru. Cepat sekali, kamu kemanakan gadis yang bernama Nora?" tanya Bobby. KiBum langsung memelototi pria itu. Konyol sekali mengungkit nama yang sudah menjadi mantan di depan kekasih barunya.

"Itu cerita lama," kilahnya sambil mengibaskan tangan.

"Aku tidak melihat Jhors dan Ryan." Azri mengedarkan pandangan.

"Jhors berkata akan datang terlambat karena harus menjemput Marleen terlebih dahulu. Tapi tenang saja, dia pasti sudah berada di sini sebelum acara pemberkatanmu dilangsungkan," jawab KiBum. "Kalau Ryan ...." Ia menoleh pada Bobby.

"Sepertinya dia tersesat," ucap Bobby sambil mengendikkan bahu.

Azri hanya mengangguk karena tahu satu-satunya kelemahan fatal Ryan adalah kemampuannya yang cukup buruk dalam mengenali arah.

Sementara itu di tempat lain seperti yang dikatakan Bobby, Ryan memang sedang tersesat saat ini. Ia menoleh kiri-kanan mencari sebuah tempat yang digunakan untuk merias pengantin wanita, itu rencana awalnya. Namun, setelah memutari gedung itu hampir dua kali dan tak kunjung ketemu, ia berniat kembali. Sialnya, ia justru lupa arah menuju ballroom.

"Di mana ruangannya?" tanyanya bingung seraya menggaruk kepala.

Sebenarnya niatnya baik hari ini. Ryan ingin sekali menemui calon istri Azri untuk memperingatkannya tentang rencana jahat Azri. Bobby sudah menceritakannya. Teman-temannya yang lain mungkin tidak mau ikut campur, tetapi ia tidak berpikir begitu. Ia tahu seseorang harus mencegah Azri melakukan kejahatan fatal seperti; menghancurkan hati seorang wanita. Ia harus memberitahu calon istri Azri untuk mencegah tragedi.

Sayang sekali skill navigasinya tidak mendukung. Ryan menyesalkan dirinya yang harus tersesat di saat penting seperti ini. Ia tidak terlalu memperhatikan jalan di depannya sehingga tanpa sengaja bahunya menyenggol seseorang dengan cukup keras.

"Aduh!"

Sebuah pekikan terdengar jelas di lorong yang sepi itu. Ryan terkejut dan pandangannya teralih pada sesosok wanita bergaun putih yang terduduk di lantai.

"Maafkan aku."

Ryan berjongkok panik dengan bibir terus mengucapkan kata maaf. Ia mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri. Ryan sempat terpaku selama beberapa saat ketika gadis itu menolehkan wajah ke arahnya. Pandangannya kemudian jatuh pada gaun putih dan sebuket bunga yang dipegangnya.

'Jangan-jangan dia calon istri Azri? Astaga, cantik sekali.' Pikirnya refleks.

"Jangan khawatir, tidak ada yang salah!" seru gadis itu menenangkan. Dia menerima uluran tangan Ryan dan berhasil berdiri.

"Ah, sial sepatuku!" Dia mengunpat melihat tali sepatu hak tingginya copot. “Kalau begini acara pernikahannya bisa kacau!"

Mendengar kata pernikahan, Ryan menyimpulkan hipotesanya benar. Gadis ini adalah calon istri Azri El Pradipta. Bagaimana ini, dia sudah membuat tali sepatunya lepas.

"Oh Tuhan." Gadis itu terkesiap ketika Ryan tiba-tiba saja jongkok lalu memasangkan kembali tali sepatunya yang terlepas. Gadis itu terkesan dengan sikap jantan yang pria itu tunjukkan.

"Terima kasih," ucapnya disertai senyum kagum. Ryan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. la segera mengutarakan isi pikirannya.

"Aku Ryan. Kamu Widya, bukan?“

"Aku--"

"Kuberitahu, setelah kamu menikah nanti, hati-hatilah dengan suamimu," potong Ryan sebelum gadis itu menyelesaikan kalimatnya.

"Maaf?" Gadis itu tidak mengerti.

"Aku tahu kamu pasti akan mengira aku gila. Tapi seseorang harus menghentikan niat Azri. Oh, kamu tenang saja. Aku sahabat baik Azri," cerocos Ryan panjang lebar. Ia berusaha bersikap se-cool mungkin di depan calon istri sahabatnya ini.

Gadis itu menahan senyum melihat tingkah Ryan. Ia menatap Ryan penuh arti, membuat pria itu balas menatapnya.

"Kenapa? Kamu tidak percaya padaku?“ tanyanya. Gadis itu menggeleng ringan.

"Jika kamu memang sahabat baik Azri, seharusnya kamu tahu bukan seperti apa wajah istrinya."

"Tentu saja aku tahu," aku Ryan. Bobby juga sudah cerita bahwa calon istri Azri adalah gadis yang mereka temui saat di kelab malam. Meskipun ia tidak melihat jelas wajahnya karena saat itu kondisi dalam ruangan yang remang-remang, ia tetap yakin.

Gadis itu tak disangka justru tertawa lepas.

Ryan mengedip kaget.

"Kamu lucu sekali," ucapnya membuat Ryan kebingungan setengah mati. Apa ia salah?

Gadis itu mengatupkan bibirnya berusaha menghentikan tawa. "Kamu sangat lucu. Kamu berkata tahu calon istri sahabatmu tapi kamu salah mengenalinya."

Ryan terkesiap. Ia memperhatikan baik-baik dan baru sadar bahwa gadis di hadapannya memang berbeda dengan gadis yang ia lihat di kelab malam waktu itu.

Sial! Sungguh memalukan. Ryan merona menahan malu. Gadis itu menambahkan.

"Aku bukan Widya. Aku Bella, sahabat Widya."

Ryan benar-benar merasa malu sampai ia ingin sekali terjun dari balkon gedung itu. Namun, tidak mungkin ia membiarkan dirinya dipermalukan di depan gadis karena itu Ryan berdehem dan memperlihatkan sikap keren plus tidak peduli andalannya.

"Saat itu aku memang tidak begitu memperhatikan. Jadi, kamu tahu di mana ruangan Widya?"

Bersambung .....

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

😍😍😘🙄

2023-04-06

0

susi 2020

susi 2020

🙄🙄🥰

2023-04-06

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Gusar
3 Kelab malam
4 Ciuman pertama
5 Mata-mata?
6 Kelemahannya
7 Pernikahan
8 Bertemu lagi
9 Malam
10 Fitting baju pengantin
11 Kesemek
12 Terpesona
13 Hancur
14 Part 13
15 Terjebak
16 Sah
17 Bahagia?
18 Sama-sama tersiksa
19 Pagi hari
20 Ziarah
21 Kakek
22 Rumah baru
23 Part 21
24 Makan malam
25 Wine and tea
26 Trainning
27 Festival
28 Cemburu?
29 Adam Lewis
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 36
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Dilema
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Terungkap
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 102
104 103
105 104
106 105
107 106
108 107
109 108
110 109
111 110
112 111
113 112
114 113
115 Part 114
116 Part 115
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Prolog
2
Gusar
3
Kelab malam
4
Ciuman pertama
5
Mata-mata?
6
Kelemahannya
7
Pernikahan
8
Bertemu lagi
9
Malam
10
Fitting baju pengantin
11
Kesemek
12
Terpesona
13
Hancur
14
Part 13
15
Terjebak
16
Sah
17
Bahagia?
18
Sama-sama tersiksa
19
Pagi hari
20
Ziarah
21
Kakek
22
Rumah baru
23
Part 21
24
Makan malam
25
Wine and tea
26
Trainning
27
Festival
28
Cemburu?
29
Adam Lewis
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 36
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Dilema
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
61
63
Part 62
64
Part 63
65
Terungkap
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
102
104
103
105
104
106
105
107
106
108
107
109
108
110
109
111
110
112
111
113
112
114
113
115
Part 114
116
Part 115

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!