Sama-sama tersiksa

Lelah menangis selama kurang lebih satu jam, Widya memutuskan untuk tidur. Keadaan tidak berubah walaupun ia menangis darah, oleh sebab itu ia berhenti sejenak. Kini ia sudah mengganti pakaian pengantinnya dengan piyama panjang. Rambutnya ia gulung di atas kepalanya dan ia sengaja memakai kacamata untuk menyamarkan matanya yang membengkak.

Hingga detik itu Azri belum juga kembali. Widya tidak perlu mencari-cari pria itu. Dia tidak mungkin pergi dari kamar ini karena ia tidak mendengar pintu yang dibuka ataupun ditutup. Ia menemukan Azri duduk di balkon kamar yang menghadap ke laut. Balkon itu menyajikan pemandangan pantai di malam hari yang indah dan berangin.

Widya tertegun melihat Azri duduk di kursi malas dengan kemeja yang sudah terbuka seluruh kancingnya, memperlihatkan dada bidangnya. Rambutnya yang hitam bergerak-gerak diterbangkan angin malam. la bertanya-tanya apakah Azri tidak takut masuk angin dengan kondisi seperti itu. Ia ingin membuka mulut, tetapi diurungkan setelah melihat ekspresi pria itu.

Azri terlihat sangat sedih. Pandangannya yang kosong menerawang jauh ke depan. Pria itu bahkan tidak menyadari keberadaannya, tenggelam dalam dunianya sendiri. Widya melirik botol wine yang sudah habis setengahnya. Ia terbelalak ketika menyadari apa yang diminum Azri. Itu Sherry, jenis wine yang memiliki kadar alkohol tinggi.

"Kamu tidak takut tubuhmu rusak jika mengkonsumsi minuman beralkohol dengan kadar setinggi itu?"

Barulah Azri menoleh, tersadar setelah mendengar suara Widya. Ia mendengkus lalu meneguk kembali anggurnya sampai habis.

"Kenapa kamu harus peduli?“ Azri melengos tidak peduli. Ia menuangkan kembali minumannya ke dalam gelas.

Widya yang tidak bisa membiarkan seseorang merusak diri di depannya segera merebut gelas itu sebelum Azri menenggaknya lagi.

"Ya!" protes Azri. Widya mengambil botol wine-nya juga sebelum Azri menggapainya. Alhasil, ia membangunkan singa yang tertidur dalam diri Azri.

"APA SEBENARNYA YANG KAMU INGINKAN?!" teriaknya marah.

Widya tidak peduli. Ia lalu membuang sisa wine yang ada di botol dan di gelas Azri ke dalam pot bunga yang ada di balkon.

Azri membelalakkan mata melihatnya. "Hei! Kenapa kamu membuangnya!"

Widya berbalik menghadapnya dengan wajah tenang.

"Agar kamu tidak meminumnya lagi. Alkohol tidak baik untuk kesehatanmu, kamu pikir pusingmu akan hilang jika meminum ini?" Widya mendekatkan mulut botol itu kehidungnya lalu meringis karena bau alkohol yang menyengat. "Uuuhh, bahkan baunya saja tidak enak, apalagi rasanya. Bagaimana bisa banyak orang yang menggilai minuman ini?"

Azri berdecak, “Kamu akan ketagihan jika sudah mencobanya sekali."

"Karena itu kamu tidak boleh meminumnya. Jika kamu marah atau kesal, aku menyarankan kamu untuk melakukan sesuatu."

Azri hanya mendengkus ketika Widya pergi mengambil sesuatu lalu kembali membawa dua benda yang biasa dimainkan Zavir. Widya meletakkan dua buah benda di atas pangkuan Azri. Pria itu hanya menganga melihat benda keramat yang terakhir kali dilihatnya ketika ia berusia sepuluh tahun. Ia mengangkat cepat pandangannya pada Widya.

"Apa maksudmu memberiku ini?" Memangnya ia bayi? Azri tidak mengerti mengapa Widya memberinya PSP dan rubik.

"Jika kamu merasa pusing, mainkan game di PSP ini. Jika kamu merasa marah, mainkan rubik ini."

"Kamu pikir aku bocah delapan tahun seperti Zavir?" sengitnya tak terima. Widya mengendikkan bahu.

"Bahkan Zavir lebih dewasa dibandingkan dirimu," timpalnya tenang membuat Azri emosi. "Tidurlah, ini sudah malam, kamu boleh menggunakan kamar. Aku akan tidur di sofa. Kamu lihat sofanya cukup nyaman ditiduri." Widya melirik pada sofa besar yang ada di ruang tengah.

Azri belum sempat memprotes lagi gadis itu sudah pergi. Sekilas, ia melihat mata gadis itu bengkak meskipun terhalang kacamata. Perhatiannya lalu kembali pada dua benda yang ada di pangkuannya.

"Dia pikir benda ini bisa membuatku tenang?"

Kemarahannya bahkan belum usai. Sekarang ia mendapati dirinya dianggap sama dengan bocah ingusan. Sepertinya hidupnya akan benar-benar diatur. Lihat saja, belum apa-apa gadis itu sudah menyuruhnya berhenti menikmati wine kesukaannya.

"Lihat saja Widya, siksaan untukmu baru akan dimulai esok hari."

Azri melempar PSP dan rubik yang diberikan Widya ke atas meja lalu bangkit. Malam ini, ia akan membiarkan gadis itu damai dalam mimpinya yang indah.

Hanya malam ini.

Bersambung ....

Episodes
1 Prolog
2 Gusar
3 Kelab malam
4 Ciuman pertama
5 Mata-mata?
6 Kelemahannya
7 Pernikahan
8 Bertemu lagi
9 Malam
10 Fitting baju pengantin
11 Kesemek
12 Terpesona
13 Hancur
14 Part 13
15 Terjebak
16 Sah
17 Bahagia?
18 Sama-sama tersiksa
19 Pagi hari
20 Ziarah
21 Kakek
22 Rumah baru
23 Part 21
24 Makan malam
25 Wine and tea
26 Trainning
27 Festival
28 Cemburu?
29 Adam Lewis
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 36
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Dilema
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Terungkap
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 102
104 103
105 104
106 105
107 106
108 107
109 108
110 109
111 110
112 111
113 112
114 113
115 Part 114
116 Part 115
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Prolog
2
Gusar
3
Kelab malam
4
Ciuman pertama
5
Mata-mata?
6
Kelemahannya
7
Pernikahan
8
Bertemu lagi
9
Malam
10
Fitting baju pengantin
11
Kesemek
12
Terpesona
13
Hancur
14
Part 13
15
Terjebak
16
Sah
17
Bahagia?
18
Sama-sama tersiksa
19
Pagi hari
20
Ziarah
21
Kakek
22
Rumah baru
23
Part 21
24
Makan malam
25
Wine and tea
26
Trainning
27
Festival
28
Cemburu?
29
Adam Lewis
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 36
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Dilema
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
61
63
Part 62
64
Part 63
65
Terungkap
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
102
104
103
105
104
106
105
107
106
108
107
109
108
110
109
111
110
112
111
113
112
114
113
115
Part 114
116
Part 115

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!