#Fatimeh POV
Ting nong ting nong...
Hari ini aku mendapat job panggilan dari seorang om-om berumur sekitar 40 tahunan yang memang suka jajan perempuan.
Rasanya aku senang sekali setiap mendapat job seperti ini, pasalnya bonusku akan semakin banyak dibanding bekerja seperti biasa di club.
Ceklek...
Akhirnya dia membuka pintu dan muncul di hadapanku. Oh my God! Wajahnya benar-benar tampan dan sangat memukau, aku tidak yakin kalau dia sudah berusia 42 tahun.
"Halo om! Aku Fatimeh, aku yang om pesan lewat mas Dans, manager ku." ucapku mengenalkan diri.
Dia hanya terdiam sembari mengamati ku dari atas sampai bawah, dari ekspresinya aku sangat yakin bahwa dia tipe laki-laki yang suka mode hard.
Tapi untungnya, aku sudah terbiasa dikasari mulai dari paman sampai beberapa pelanggan ku sebelumnya.
Ini adalah pengalaman kesekian buatku menjalani pekerjaan di hotel, karena sebelumnya sudah seringkali aku dipanggil untuk memuaskan seseorang seperti ini.
"Kamu ternyata lebih cantik daripada di foto, saya kaget lihatnya!" ucapnya memujiku.
"Terimakasih om!" ucapku malu-malu.
"Yasudah, tunggu apa lagi? Ayo masuk dan kita senang-senang bersama!" ucapnya sembari melebarkan pintu dan tersenyum renyah ke arahku.
"Baik om!" ucapku singkat.
Aku pun melangkahkan kakiku memasuki kamar hotel tersebut.
Braakkk..
Dia menutup pintunya dengan kasar, tentu saja aku terkaget karena itu.
"Maaf maaf! Saya benar-benar udah gak sabar buat dipuaskan sama kamu, jadinya saya tutup pintu terlalu keras." ucapnya.
"Gapapa om, aku gak permasalahin itu kok." ucapku seraya menggandeng lengannya.
Aku mulai memberanikan diri untuk membelai lembut wajahnya yang tampan dan berkumis itu, dia pun juga sudah menggerayangi tubuhku yang seksi ini.
Kurasakan hawa semakin panas di sekitar sini, tampaknya dia juga sudah semakin bergairah dan tak tahan ingin aku puaskan.
"Om, nama om siapa?" tanyaku padanya.
Memang sebelumnya mas Dans belum memberitahuku mengenai identitas pelanggan yang harus aku puaskan.
"Panggil saya Braif! Daddy Braif!" jawabnya.
"Baik Daddy.." ucapku lirih seraya menjilat telinganya.
"Ouhh kamu sungguh menggodaku baby!" ucapnya.
"That's my job!" ucapku sambil tersenyum.
"Hahaha, kalau begitu kamu harus bisa puaskan aku hari ini baby!" pintanya.
"Of course, Daddy.." ucapku penuh keyakinan.
Setelahnya, dia menarik wajahku dan mulai melahap bibirku dengan rakus sembari menuntun ku menuju ranjang empuk di depan sana.
Aku tidak mau kalah, aku pun langsung membalas ciumannya dengan tak kalah ganas.
Kami berdua kini terduduk di pinggir ranjang dengan bibir saling melumatt satu sama lain.
"Mmhhh.."
Aku bersuara pelan saat kurasakan dadaku disentuh olehnya.
"Akan ku buat kamu menggelinjang hebat baby!" ucapnya di telingaku.
"Akh!" aku memekik kaget saat jarinya berusaha menerobos lubang milikku.
Ceklek...
"Astaga mas!"
Kami berdua sontak terkejut dengan suara tersebut, dia juga reflek melepas pelukannya dan menjauh dariku saat ini.
Ada apa ini? Siapa wanita itu? Pikirku dalam hati.
Kulihat dia berdiri memandang ke arah wanita tua yang ada di depan pintu dengan sedikit ketakutan.
"Mama? Ngapain mama disini?" ucapnya.
"Hah? Mama?" batinku.
•
•
#Author POV
Tina tengah melamun sendirian di sebuah cafe dengan satu gelas minuman sudah tergeletak di atas meja.
Tampaknya wanita muda itu masih merasa jengkel lantaran banyak pelanggan nya yang diambil oleh Fatimeh belakangan ini.
Tina pun kesulitan untuk mendapatkan pelanggan, karena kebanyakan pria yang datang ke bar tempat Ajun hanya untuk menyewa Fatimeh.
"Huft, sampai kapan aku harus begini terus? Bisa-bisa aku bangkrut dan gak punya banyak uang kalo kayak gini! Ini semua gara-gara Fatimeh, emang ngeselin tuh orang!" batin Tina.
Tiba-tiba saja ada seseorang yang menghampirinya dan mengulurkan tangan di depan wajahnya.
"Hah??" Tina terkejut lalu mendongak ke atas.
"Kak Aldy? Mau apa kesini?" tanya Tina bingung.
Aldy tak menjawab, ia hanya tersenyum kemudian menarik kursi dan duduk di sebelah Tina.
Tina merasa terkejut lantaran Aldy meraih satu tangannya dan menggenggamnya erat.
"Kamu ngapain disini sendirian?" tanya Aldy.
"Eee aku mau merenung aja," jawab Tina.
"Merenung tentang apa?" tanya Aldy penasaran.
"Biasalah kak, belakangan ini kan aku jarang dapat pelanggan. Makanya sekarang aku lagi mikir gimana caranya buat dapetin pelanggan itu," jawab Tina dengan wajah cemberut.
Aldy menarik tangan Tina dan mengecup punggung tangan wanita itu dengan lembut.
Cupp!
Tina hanya bisa melongok lebar disertai mulut yang terbuka saat diperlakukan seperti itu.
"Gak perlu sedih! Aku bisa bantu kamu kok buat dapetin pelanggan, kamu cukup sabar aja dan jangan cemas! Kamu itu kan cantik dan seksi, pasti banyak yang mau sama kamu!" ucap Aldy.
"Tapi, nyatanya sekarang pelanggan aku jarang kak. Malahan orang-orang yang dulu jadi pelanggan aku, sekarang pada milih Fatimeh." ucap Tina.
"Jangan salahin orang lain atas kesulitan kamu sekarang ini! Mungkin kamu memang harus istirahat dulu, kan sebelumnya kamu sibuk banget tuh ngelayanin cowok-cowok yang datang ke club." ucap Aldy sambil tersenyum.
Tina mengangguk pelan, sedangkan Aldy mulai membelai rambut Tina dengan lembut dan merangkulnya.
"Kak, kenapa kamu begini sama aku? Apa yang bikin kamu baik sama aku?" tanya Tina.
"Karena aku gak mau anak buah papa saling terpecah, kalian itu keluarga dan kalian gak boleh berselisih paham seperti ini. Kamu sama Imeh kan sama-sama cari uang, jadi gak boleh kayak gitu ya!" jawab Aldy.
"Iya kak, aku juga gak nyalahin dia kok. Tapi, sejak dia datang emang perlahan-lahan pelanggan aku jadi berkurang tau." ucap Tina.
"Itu artinya kamu harus berbenah, coba kamu rubah gaya dandanan kamu supaya lebih menarik perhatian para cowok-cowok yang datang." ucap Aldy memberi usul.
"Umm, iya juga sih. Mungkin mereka bosan ya sama penampilan aku yang sekarang?" ujar Tina.
"Nah, itu kamu tau. Kamu itu harus introspeksi diri sendiri dulu, sebelum kamu menyalahkan orang lain! Nanti aku minta sama sis Alana, dia itu makeup artist yang terkenal." ucap Aldy.
"Boleh tuh, makasih banyak ya kak!" ucap Tina.
"Sama-sama, cantik. Sekarang kita balik ke club yuk! Minumnya disana aja biar lebih asyik, disini mah menunya gitu-gitu aja." ujar Aldy.
"Oke kak!" ucap Tina sambil tersenyum.
Mereka pun bangkit dari duduknya.
"Eh eh, udah gausah bayar! Biar aku aja yang bayar nanti, itung-itung aku berbagi sama anak buah papaku." ucap Aldy sembari mengecup pipi Tina.
"Ah gausah kak! Aku masih punya uang kok kalau cuma buat bayar ini," ucap Tina.
"Gapapa, abis ini kan aku mau minta jatah dari kamu." ucap Aldy seraya menjilat telinga Tina.
Tina merasa tubuhnya melayang saat deru nafas Aldy terasa di lehernya, Aldy memang pandai untuk memainkan gairah perempuan.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Gada Hati:^
si Aldy buaya kadal njer
2022-09-28
2