{Fatimeh} Episode 02. Penipuan

Fatimeh terbangun dari tidurnya, ia merasakan sakit yang amat sangat pada bagian bawahnya saat hendak bergerak.

"Awhh sshh!!" rintihnya menahan sakit.

"Aku kenapa sakit begini?" ucap Fatimeh.

Ia berusaha bangkit, bersandar pada ranjang sembari menyibakkan selimutnya.

Namun, matanya langsung terbelalak saat menyadari tubuhnya dalam keadaan bugil.

"Hah??" ujarnya terkejut.

Fatimeh pun reflek menutupi kembali tubuhnya dengan selimut itu, ia sangat terheran-heran karena tubuhnya bisa terbuka seperti itu.

"Siapa yang udah lakuin ini semua?" ucapnya.

Ceklek...

Pintu kamarnya terbuka, Gani masuk ke dalam sana membawakan makanan serta minuman untuk Fatimeh.

"Eh kamu udah bangun, Imeh? Selamat pagi ya cantik! Ini paman udah siapin sarapan buat kamu, yuk dimakan dulu supaya tubuh kamu makin sehat dan segar!" ucap Gani.

"Paman, apa paman yang udah lakuin ini semua ke aku?" tanya Fatimeh menahan air matanya.

"Maksud kamu apa? Lakuin apa?" ucap Gani pura-pura tidak tahu.

"Paman gausah sok polos gitu deh! Aku tahu paman pasti ada dibalik semuanya, karena cuma paman yang ada disini." ucap Fatimeh.

"Kamu ini bicara apa sih, Imeh?" ujar Gani.

Gani menghampiri Fatimeh, duduk di sebelahnya dan hendak menyentuh wajahnya.

"Ih jangan sentuh aku!" bentak Fatimeh sembari menepis tangan pamannya.

"Kamu kenapa sayang?" tanya Gani dengan lembut.

"Aku benar-benar gak nyangka paman tega lakuin ini semua sama aku! Apa maksud paman sebenarnya? Kenapa paman giniin aku?!" bentak Fatimeh penuh emosi.

Gani terdiam menundukkan kepalanya, inilah yang selalu membuat Gani merasa tidak tega kepada keponakannya itu.

"Paman, kenapa paman diam aja? Jawab pertanyaan aku paman!" tegas Fatimeh.

"Ayo paman bilang sama aku, apa alasan paman ambil kesucian aku?!" sambungnya.

"Sangat simpel Imeh, paman lakuin itu karena paman sayang sama kamu." ucap Gani sambil tersenyum.

"Paman ini gak mau kamu disentuh orang lain, makanya paman lebih dulu sentuh kamu daripada nantinya paman kecolongan." sambung Gani seraya mengusap rambut Fatimeh.

Fatimeh hanya bisa menggeleng pelan, air mata perlahan-lahan lolos membasahi pipinya. Tangis sudah tak mampu ditahan lagi olehnya.

"Hey, jangan nangis Imeh! Tenang aja, kamu gak akan hamil kok! Paman juga tahu diri sayang, jadi kamu jangan sedih ya!" ucap Gani.

"Sekarang paman keluar dari kamar aku, aku gak mau lihat paman untuk sekarang ini!" pinta Fatimeh.

"Okay, paman akan turuti kemauan kamu. Tapi, kamu jangan lupa makan makanan ini ya!" ucap Gani sembari menyeka air mata di wajah Fatimeh.

"CEPETAN KELUAR!" teriak Fatimeh.

"Ya ya ya, paman keluar sekarang." ucap Gani menurut.

Gani pun beranjak dari ranjang dan langsung melangkah pergi.

Namun, ia justru menghentikan langkahnya dan kembali menatap ke belakang.

"Kenapa paman berhenti?" tanya Fatimeh.

"Paman ada kelupaan satu hal yang harus paman sampaikan ke kamu, makanya paman berhenti." jawab Gani.

"Nanti malam kamu ikut sama paman ya, paman juga sudah siapkan pakaian untuk kamu di lemari. Kamu pakai pakaian itu nanti, dan kita akan berangkat pukul delapan malam!" jelas Gani.

"Paman mau bawa aku kemana?" tanya Fatimeh penasaran.

"Nanti juga kamu tahu. Sudah ya, paman keluar dulu." ucap Gani.

Fatimeh memalingkan wajahnya, Gani pun tersenyum tipis lalu melangkah keluar dari kamar itu dan menutup pintunya.

"Aku masih gak nyangka semua ini bakal terjadi sama hidupku!" ucap Fatimeh.

Rimar tiba di rumah orangtuanya, ia langsung bergegas mengetuk pintu dan berteriak memanggil orang-orang di dalam sana.

TOK TOK TOK...

"Assalamualaikum, Marwa buka pintunya Mar! Ini mbak Rimar, cepat buka pintunya!" teriak Rimar.

"Iya mbak sebentar!" balasan dari dalam.

Ceklek...

Marwa sang adik dari Rimar pun membuka pintu, ia keluar menemui kakaknya disana sambil tersenyum heran.

"Eh mbak, waalaikumsallam. Mbak kok pulang kampung gak bilang dulu sama aku atau ibu bapak?" ucap Marwa sambil mencium tangan kakaknya.

"Maksud kamu apa Marwa? Kan kamu yang suruh mbak pulang kampung kemarin," ujar Rimar.

"Hah? Aku??" Marwa terlihat bingung dengan apa yang dikatakan Rimar barusan.

"Udah deh, kamu minggir sekarang! Mbak mau lihat kondisi ibu sama bapak, kamu tolong bawain koper mbak ke dalam ya!" ucap Rimar.

"Ta-tapi mbak.." ucapan Marwa terpotong lantaran Rimar langsung menerobos masuk ke dalam.

"Ish, itu si mbak Rimar kenapa sih? Orang ibu sama bapak baik-baik aja, ngapain harus dilihat kondisinya coba?" gumam Marwa.

Marwa pun menyusul ke dalam sembari membawakan tas milik kakaknya itu.

"IBU, BAPAK!" Rimar berteriak cemas sembari menyusuri seluruh area rumah itu mencari keberadaan ibu bapaknya.

Tak lama kemudian, seorang wanita tua keluar dari kamar dan menemui Rimar disana.

"Loh Rimar, kamu pulang nak? Kenapa gak kasih kabar dulu ke ibu?" tanya wanita.

"Ibu?" Rimar langsung menatap dan berlari ke arah ibunya. "Ibu udah siuman? Kok ibu malah keluar kamar kayak gini sih? Harusnya ibu istirahat aja biar gak tambah sakit!" sambungnya seraya memeluk ibunya.

"Kamu ini kenapa bicara begitu? Emangnya kamu mau kalau ibu sakit beneran, ha?" tanya sang ibu.

"Bu-bukan gitu Bu, tapi kemarin aku dapat SMS dari Marwa dan dia bilang kalau ibu lagi sakit. Makanya aku buru-buru datang kesini buat cek kondisi ibu, tapi aku heran kok ibu baik-baik aja?" jelas Rimar.

"Ya aku bersyukur karena ibu gak kenapa-napa, tapi aku bingung aja kenapa Marwa bilang kalau ibu sakit parah ke aku?" sambungnya.

"Aku gak pernah SMS mbak kok, apalagi bilang kalau ibu sakit." ucap Marwa yang baru muncul dari depan.

Sontak Rimar dan ibunya menoleh bersamaan ke arah Marwa.

"Kamu gausah bohong deh Marwa! Mbak ada buktinya kok, kamu sendiri yang SMS ke nomor mbak kemarin. Nih mbak tunjukin deh ke kamu biar kamu percaya," ucap Rimar.

Rimar pun mengambil ponselnya dan menunjukkan bukti pesan yang terdapat di hp nya itu kepada Marwa.

"Tuh kamu lihat sendiri!" ucap Rimar.

"Ini mah bukan nomor aku mbak, masa mbak gak bisa bedain sih?" ucap Marwa.

"Apa??" Rimar terkejut mendengarnya.

"Iya mbak, lagian aku juga gak pernah ganti nomor hp kok. Ini tuh SMS bohong, mbak harusnya kroscek dulu jangan main percaya gitu aja!" ucap Marwa.

"Iya Rimar, kamu harusnya cari tau dulu kebenarannya sebelum kamu datang kesini!" sahut ibunya.

"Kalau begitu berarti aku yang salah ya? Yaudah deh, mbak minta maaf ya Marwa! Tapi, syukurlah karena ternyata SMS ini cuma penipuan! Aku senang banget kalau ibu gak kenapa-napa!" ucap Rimar sambil memeluk ibunya.

"Iya Rimar, Alhamdulillah ibu dan bapak baik-baik aja! Kita gak ada yang sakit kok," ucap ibunya.

"Mbak, terus gimana dong? Mbak mau tetap disini?" tanya Marwa.

"Eee..." Rimar terlihat kebingungan mencari jawaban.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

Na Gi Rah

Na Gi Rah

Pemimpin penerus ANDRILOS mampir. Sampai ikut terbawa suasana baca sampai traveling 😂

2022-10-14

1

༄༅⃟𝐐ahNyaak moon.༐༐༅⃟𝓮𝓵

༄༅⃟𝐐ahNyaak moon.༐༐༅⃟𝓮𝓵

kelakuan Gani pasti.. 😏

2022-09-19

1

🎎 Lestari Handayani 🌹

🎎 Lestari Handayani 🌹

semangat

2022-09-15

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 35 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!