{Fatimeh} Episode 09. Karangan Gani

Fatimeh akhirnya berhasil mengingat semua itu, dimana dirinya diterjang habis-habisan oleh Aldy sampai lemas tak berdaya.

Akan tetapi, dia masih bingung mengapa dia bisa bangun dalam keadaan sudah berpakaian. Padahal semalam ia ditelanjangi oleh Aldy.

"Aku ingat semua itu, tapi kenapa aku bisa pake baju ini ya? Dimana baju aku yang semalam? Kenapa gak ada disini?" gumam Fatimeh.

Disaat Fatimeh hendak bangkit, ketukan kembali terdengar dari arah luar kamarnya.

TOK TOK TOK...

"Itu siapa lagi ya?" ujarnya bingung.

Fatimeh pun memaksakan diri untuk beranjak dari ranjangnya dan berjalan ke arah pintu biarpun dengan sedikit mengangkang.

Ceklek...

Fatimeh membuka pintu, terkejut saat melihat dua orang pria berbadan besar berdiri di depannya.

"Siapa kalian?" tanya Fatimeh gugup.

"Tenang Fatimeh! Kita berdua ini anak buahnya bos Ajun juga, kita kesini cuma mau kasih barang-barang milik kamu. Tadi paman kamu yang kasih ini, silahkan diambil!" jawab bodyguard itu.

"Ohh, paman tadi kesini? Kenapa dia gak temuin aku dulu? Padahal aku mau bicara sama dia," tanya Fatimeh.

"Enggak, dia gak kesini. Kita berdua yang datang ke rumahnya tadi," jawab bodyguard itu.

"Huh sialan! Yaudah, makasih ya kalian udah mau anterin barang-barang punya aku!" ucap Fatimeh.

"Sama-sama. Kalo gitu kita berdua pergi dulu, kita harus jaga di depan lagi." ucap bodyguard itu.

"Oke! Eh ya, bos Ajun ada dimana?" tanya Fatimeh.

"Bos masih belum datang kesini, biasanya bos datang menjelang sore. Tapi, kamu bisa beraktivitas seperti biasa sekarang." jawabnya.

"Iya iya, aku ngerti." ucap Fatimeh.

"Yasudah, kita permisi!" ucap bodyguard itu.

Fatimeh mengangguk kecil, lalu kedua pria besar itu pun beranjak pergi meninggalkan Fatimeh.

Disaat Fatimeh hendak masuk ke kamarnya, ia terkejut karena seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

Pukkk...

"Meh!"

Fatimeh menoleh ke belakang, bernafas lega saat melihat Maesaroh dan Tina yang ada disana.

"Huh ternyata kalian! Aku kira tadi siapa," ucap Fatimeh.

"Iya Meh, ini kita kok." ucap Maesaroh.

"Kalian udah pada rapih gini mau kemana?" tanya Fatimeh penasaran.

"Ohh, kalo aku sih pengen kerja." jawab Maesaroh.

"Hah? Kerja? Bukannya kamu kerja disini ya, kok masih pagi begini udah pengen kerja aja? Harusnya kan mulai nanti malam," tanya Fatimeh bingung.

"Bukan kerja disini, kebetulan selain disini aku juga punya kerjaan di minimarket depan. Nah, sekarang ini aku mau kesana buat kerja sampe siang. Abis itu baru deh aku pulang dan siap-siap buat kerja disini," jelas Maesaroh.

"Oalah gitu, enak dong punya kerjaan di dua tempat sekaligus. Pasti uang kamu banyak ya!" ujar Fatimeh.

"Lumayan lah cukup buat biaya kehidupan aku sehari-hari!" ucap Maesaroh sambil tersenyum.

"Alhamdulillah ya!" ucap Fatimeh.

"Hah? Kamu bilang apa itu barusan?" tanya Tina terheran-heran.

"Alhamdulillah!" jawab Fatimeh mengulang ucapannya.

"Alhamdulillah itu apa?" tanya Tina penasaran.

"Loh, kamu gak tahu?" ujar Fatimeh keheranan.

Tina menggeleng pelan.

"Alhamdulillah itu ungkapan rasa syukur kita sama Tuhan yang maha esa, jadi kalau kita abis dapat rezeki atau keberuntungan kita harus bilang begitu." jelas Fatimeh.

"Ohh, harus banget ya kayak gitu?" tanya Tina.

"Iya betul," jawab Fatimeh.

"Heh udah udah, gausah pada bahas hal yang gak penting! Tina, kan katanya lu mau sekolah tadi. Udah sana lu berangkat gih!" ujar Maesaroh.

"Iya kak, ini aku berangkat kok." ucap Tina.

"Meh, aku berangkat sekolah dulu ya?" sambungnya pamit kepada Fatimeh.

"Iya," ucap Fatimeh singkat.

Tina pun berbalik dan pergi dari sana menuju sekolahnya.

"Kak Mae, aku juga mau masuk dulu ya? Aku harus mandi dan siap-siap buat sekolah," ucap Fatimeh.

"Ah iya, nanti kalau udah selesai kamu langsung ke depan aja ya! Disana ada sarapan khusus buat kita," ucap Maesaroh.

Fatimeh mengangguk-angguk kecil, lalu berbalik dan masuk ke kamarnya.

Sementara Maesaroh juga pergi dari sana dan bersiap untuk pergi bekerja.

Disisi lain, Rimar masih tampak penasaran mengenai kondisi Fatimeh yang saat ini tidak jelas keberadaannya dimana.

Rimar sangat-sangat khawatir, pasalnya Fatimeh adalah satu-satunya yang tersisa dari peninggalan kakak kandungnya.

"Mas, kamu cepat cerita dong sama aku! Ada apa sih sama Imeh? Dia kemana?" ujar Rimar.

"I-i-iya Rimar, kamu tenang dulu ya! Ini kamu coba deh minum teh hangat yang aku buat, supaya kamu gak cemas terus kayak gini dan aku bisa jelasin ke kamu nantinya!" ucap Gani.

"Iya iya.." ucap Rimar mengangguk kecil.

Rimar pun meminum teh hangat buatan suaminya dengan perlahan, lalu kembali fokus ke arah Gani untuk menanyakan perihal Fatimeh.

"Gimana sayang? Kamu udah lega kan?" tanya Gani.

"Iya mas, sekarang kamu jelasin ke aku semuanya mengenai Fatimeh! Kenapa kamu tadi kelihatan panik waktu aku tanyain Fatimeh?" ucap Rimar.

"Begini sayang, jadi Fatimeh sebelumnya bilang sama aku kalau dia pengen tinggal sendiri dan hidup mandiri. Aku udah berusaha cegah dia, aku minta dia supaya tetap stay disini. Tapi, Fatimeh gak mau dengerin aku dan dia malah marah-marah sama aku. Dia bilang dia sudah besar, dia bisa urus dirinya sendiri dan gak mau repotin kita terus-menerus." ucap Gani.

"Apa? Terus, kapan dia perginya mas? Kenapa kamu gak kasih kabar aku atau coba tahan dia pas dia pergi?! Aku yakin kok mas, pasti kamu bisa lakuin itu!" ucap Rimar panik.

"Iya sayang, aku ngerti. Tapi masalahnya, dia pergi sewaktu aku lagi gak ada di rumah. Kebetulan semalam aku ada panggilan kerjaan, dan pas aku pulang ternyata Fatimeh udah gak ada disini. Aku cek ke kamarnya, ternyata juga barang-barang punya dia udah dibawa pergi." jelas Gani.

"Terus kenapa kamu gak kabarin aku, mas?" tanya Rimar.

"Aku kira kan orang tua kamu beneran sakit sayang, jadi aku gak berani kasih kabar kamu karena takut ganggu." jawab Gani.

"Aduh! Kamu tahu gak kira-kira Imeh pergi kemana? Dia ada ngomong atau enggak sama kamu?" tanya Rimar.

"Enggak, dia gak bilang dia mau kemana. Dia cuma bilang kalau dia pengen tinggal sendiri, kayaknya sih dia mau cari tempat kost gitu." jawab Gani asal.

"Haish, Imeh ngekost dimana ya? Aku khawatir dia kenapa-napa! Kamu kan tahu sendiri mas, dia itu peninggalan satu-satunya dari kakak aku. Kalau sampai dia kenapa-napa, pasti kakak aku disana bakal marah banget sama aku!" ucap Rimar.

"Kamu sabar sayang! Kita cari Imeh sama-sama ya, semoga aja dia bisa kita temuin!" ucap Gani menenangkan istrinya dengan menepuk punggung sang istri.

Rimar manggut-manggut saja, ia benar-benar khawatir pada Fatimeh.

"Bagus deh, Rimar percaya sama semua cerita karangan saya! Sekarang saya jadi lega, saya gak perlu cemas lagi!" batin Gani.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

𝕭𝖑𝖈𝖐𝖂𝖍𝖙𝕮𝖆𝖙࿐

𝕭𝖑𝖈𝖐𝖂𝖍𝖙𝕮𝖆𝖙࿐

Gani bngst

2022-12-18

1

Gada Hati:^

Gada Hati:^

si Gani ngeles nya kek bajay

2022-09-22

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 35 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!