Waktu pulang sekolah telah tiba, Fatimeh pun keluar dari kelas bersama Cat di sampingnya.
"Meh, kita makan bakso dulu yuk!" ucap Cat.
"Umm, aku gak bisa Cat. Aku harus langsung pulang sekarang, masih ada kerjaan yang harus aku kerjakan di rumah." ucap Fatimeh.
"Yah kenapa sih Meh? Makan bakso tuh cuma sebentar tau, lagian emangnya kamu kerja apa sih di rumah? Nyuci gosok atau apa?" ujar Cat.
"Gak gitu juga lah, kerjaan aku ya paling lanjutin materi pelajaran yang tadi kita pelajari. Apalagi besok itu kita mau ada ulangan harian, jadi kita harus belajar lebih!" ucap Fatimeh.
"Ah gak biasanya kamu kayak gini, pasti ada apa-apanya kan! Kamu bilang aja deh sama aku, kamu punya masalah apa sama paman atau bibik kamu di rumah?!" ucap Cat.
"Gak ada kok, aku kan udah bilang tadi kalau aku gak punya masalah apa-apa." elak Fatimeh.
"Masa sih? Aku gak percaya ah sama kamu, yaudah biar aku ikut aja pulang ke rumah kamu supaya aku tau sendiri ada apa disana!" ucap Cat.
"Hah? Apa sih Cat? Kamu gausah mau ikut segala, aku bisa pulang sendiri!" ucap Fatimeh.
Fatimeh menyingkirkan tangan Cat dari lengannya, lalu melangkah lebih cepat keluar dari sekolah meninggalkan Cat.
Cat terdiam sejenak, ia tak mengerti mengapa Fatimeh begitu ketakutan saat ia menanyakan perihal paman dan bibinya.
"Imeh kenapa sih? Dia kayak sembunyiin sesuatu dari aku, aku harus ikutin dia!" gumam Cat.
•
Sementara itu, Fatimeh yang sudah berada di luar tak sengaja menemukan keberadaan salah seorang bodyguard milik bos Ajun tengah mengawasinya dari jauh.
Kini Fatimeh sadar bahwa kehidupannya sudah tidak bisa setenang dulu lagi, ia selalu diawasi oleh bodyguard itu sehingga ia tidak bisa pergi kemanapun sesuka hatinya.
"Duh, mereka itu kenapa selalu awasin aku sih? Padahal aku cuma sekolah," ujar Fatimeh.
"Imeh!" suara teriakan itu membuat Fatimeh terkejut dan spontan menoleh ke asal suara.
"Bibik?" ucap Fatimeh dengan wajah terheran-heran.
Ia melihat bibinya ada di depan sana bersama pamannya, mereka berdua tampak melangkah menghampiri Fatimeh disana.
"Haish, ngapain sih Fatimeh masih sekolah disini? Bikin ribet aja urusannya!" batin Gani.
Rimar langsung memeluk keponakan tersayangnya itu dan mengusap punggungnya dengan lembut sambil menangis sesenggukan.
"Imeh, kamu kenapa pergi dari rumah sayang? Apa ada yang bikin kamu gak nyaman selama tinggal di rumah bibik? Kamu bilang aja sama bibik, biar nanti bibik perbaiki itu semua! Bibik akan lakukan apapun, yang penting kamu mau tetap tinggal di rumah bibik!" ucap Rimar cemas.
Fatimeh tampak bingung harus menjawab apa, ditambah ia melihat tatapan pamannya yang benar-benar mengerikan membuat ia takut untuk berbicara dengan bibinya.
Rimar menangkup wajah Fatimeh dan menatapnya dengan penuh kesedihan, ia benar-benar tidak bisa berpisah dari wanita itu.
"Ada apa sayang? Kamu jangan diem aja dong, cerita sama bibik ya! Bibik pasti akan dengerin kamu, bibik juga akan berbuat apapun supaya kamu nyaman tinggal di rumah bibik! Tolong kamu jangan pergi dari rumah ya!" ucap Rimar.
"Enggak bik, aku gak punya masalah atau apapun itu kok. Aku emang cuma pengen hidup mandiri aja di luar. Maaf ya bik! Aku bukannya mau bikin bibik sedih atau ngerasa aku punya masalah, tapi aku gak mau ngerepotin bibik lagi!" ucap Fatimeh.
"Kamu jangan bilang begitu sayang! Kamu gak pernah repotin bibik kok!" ucap Rimar.
"Itu benar Imeh, paman dan bibik gak pernah sama sekali ngerasa direpotin sama kamu!" sahut Gani.
"Tuh kan, kamu dengar sendiri kan yang dibilang sama paman kamu? Udah ya sayang, kamu balik tinggal di rumah bibik! Kamu gak perlu lah tinggal sendiri, kan masih ada bibik!" ucap Rimar.
"Ada paman juga," sahut Gani.
Fatimeh menatap sinis ke arah Gani, bisa-bisanya pria itu berkata demikian padanya saat ini dan berakting seakan-akan dia tak bersalah.
"Gimana sayang? Kamu mau kan kembali tinggal di rumah bibik sama paman?" tanya Rimar.
"Eee.." Fatimeh terlihat bingung, ia menundukkan wajahnya sembari menyingkirkan tangan Rimar dari pundaknya. "Maaf ya bik! Tapi, keputusan aku udah bulat. Aku gak bisa kembali lagi sama bibik dan paman, aku mau tinggal sendiri aja!" sambungnya menjawab pertanyaan Rimar.
Sontak Rimar mulai meneteskan air mata kembali, ia tak bisa menahan kesedihannya saat Fatimeh berkata demikian kepadanya.
Sementara Gani merasa senang mendengar jawaban Fatimeh, karena ia juga tidak mau gadis itu kembali ke rumahnya.
"Yaudah ya bik, aku harus pergi sekarang. Makasih karena selama ini bibik udah rawat aku dan jaga aku! Aku gak akan lupain semua jasa bibik, aku tetap sayang sama bibik!" ucap Fatimeh.
"Meh, kamu jangan kayak gini dong nak! Bibik mohon sama kamu, kembali sama bibik ya sayang!" bujuk Rimar.
"Hadeh, ini Rimar apa-apaan sih? Ngapain coba dia pake mohon-mohon begitu sama Fatimeh? Udah lah Imeh, kamu pergi aja cepat dari sini!" gumam Gani dalam hati.
Seakan mengerti apa yang dimau pamannya, Fatimeh pun melangkah pergi begitu saja.
"Imeh, kamu mau kemana Meh?" teriak Rimar.
Rimar hendak mengejar Fatimeh, tetapi ditahan oleh Gani yang langsung menarik tangannya.
"Biarin aja, jangan dikejar!" ucap Gani.
"Tapi mas, Imeh—"
"Aku yakin dia pasti baik-baik aja! Dia itu sudah besar, dia bisa jaga diri kok!" potong Gani.
"Tetap aja aku khawatir sama dia, mas!" ucap Rimar.
"Iya aku ngerti, tapi dia juga udah gak mau dengerin kamu lagi. Udah lah, biarin aja dia pergi. Kita bantu doa aja supaya dia gak kenapa-napa!" ucap Gani.
Akhirnya Rimar menurut dengan Gani, ia tak lagi mengejar Fatimeh seperti niatnya tadi.
"Yaudah, sekarang kita pulang yuk! Fatimeh pasti akan baik-baik aja, kamu gak perlu cemas lagi sama dia!" ucap Gani.
"Iya mas," ucap Rimar menurut.
Rimar dan Gani pun perlahan melangkah pergi dari sana untuk kembali ke rumah mereka.
•
Tanpa sadar, rupanya Cat menyaksikan itu semua dengan mata kepalanya.
Cat benar-benar curiga mengapa Fatimeh harus pergi dari paman dan bibinya.
"Ini sebenarnya ada apa sih sama si Imeh? Kok dia pergi gitu aja? Apa jangan-jangan Fatimeh punya masalah sama paman atau bibinya? Huh bikin bingung aja deh!" gumam Cat.
"Cat!"
Tiba-tiba Nuril datang dan menepuk pundak Cat dari belakang, membuat gadis itu terkejut lalu reflek menoleh ke arahnya.
"Eh kak, iya kenapa?" tanya Cat kaget.
"Kamu lagi ngapain disini? Fatimeh mana?" ucap Nuril bertanya mengenai Fatimeh.
"Eee itu anu..." Cat terlihat gugup dan bingung saat hendak menjelaskan pada Nuril.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
𝕭𝖑𝖈𝖐𝖂𝖍𝖙𝕮𝖆𝖙࿐
pengen deh gue parut mukanya
2022-12-18
1
Gada Hati:^
aneh
2022-09-25
1