Fatimeh

Fatimeh

{Fatimeh} Episode 01. Kemalangan

Fatimeh, atau yang memiliki nama lengkap Fatya Imelda Hediana. Usianya sekitar 17 tahun dan ia saat ini sedang duduk di bangku SMA kelas tiga.

Sejak kecil, tepatnya sewaktu masih berusia 10 tahun, Fatimeh sudah harus kehilangan kedua orangtuanya karena kecelakaan.

Akibatnya, saat ini Fatimeh harus tinggal bersama paman dan bibinya karena ia tak memiliki keluarga selain mereka.

Sangat beruntung bagi Fatimeh, itulah yang dipikirkan oleh orang-orang.

Namun, mereka tidak tahu jika pamannya yang bernama Gani itu seringkali bertingkah kurang ajar kepada Fatimeh. Bahkan, sewaktu Fatimeh masih SMP pamannya itu sudah berani meraba-raba bagian tubuhnya.

Fatimeh memang merasa tidak nyaman dengan perlakuan pamannya, tapi dia tak berani melawan atau melaporkannya kepada bibinya karena ia khawatir akan dimarahi oleh pamannya.

Akhirnya Fatimeh pun pasrah menerima semua perlakuan yang dilakukan pamannya, hingga kini Gani masih terus melakukan itu kepadanya disaat istrinya sedang pergi keluar.

TOK TOK TOK...

"Assalamualaikum,"

Fatimeh yang baru pulang sekolah, kini telah tiba di rumah pamannya.

Ia mengetuk pintu, mengucap salam dan berharap ada seseorang yang membuka pintu dari dalam.

Ceklek...

"Waalaikumsallam, eh ternyata kamu sudah pulang Imeh?" ucap seorang pria yang tak lain ialah Gani, alias paman dari Fatimeh.

"Iya paman, aku tadi ada kegiatan ekskul dulu di sekolah. Bibik ada di rumah gak paman?" ucap Fatimeh agak takut-takut.

"Emangnya kenapa? Kamu takut paman akan apa-apain kamu kalau kita cuma berdua disini?" tanya Gani sengaja memancing Fatimeh.

"Tidak, aku hanya bertanya." jawab Fatimeh.

"Bibik kamu lagi di luar, tapi kamu gak perlu khawatir karena saya juga sebentar lagi pengen pergi. Baguslah kamu sudah pulang, jadinya saya bisa pergi dengan tenang." ucap Gani.

"Iya paman, emangnya paman mau pergi kemana?" tanya Fatimeh.

"Biasalah, saya mau cari kerjaan di luar. Kamu jaga rumah ya Imeh!" jawab Gani sembari mengusap puncak kepala keponakannya itu.

Fatimeh mengangguk pelan, ada rasa takut dan cemas saat tangan pamannya itu menyentuh bagian tubuhnya walau hanya kepala.

Setelahnya, Gani pun pergi meninggalkan Fatimeh seorang diri di depan rumahnya.

Fatimeh menghela nafas pelan, ia merasa lega lantaran kali ini pamannya itu tidak melakukan apa yang biasanya dia lakukan.

Fatimeh pergi ke dapur, mencari sesuatu untuk dapat mengisi perutnya yang sedang kelaparan.

Ia menemukan sepiring mie goreng serta sebakul nasi dan air putih di atas meja makan.

Namun, saat ia hendak makan tanpa sengaja ia mendapati secarik kertas berisi tulisan di sebelah piring tersebut.

"Ini apa ya?" gumamnya.

Fatimeh pun membukanya, membaca isi tulisan tersebut dengan teliti.

Fatimeh, ini bibik. Maaf ya sayang! Bibik gak bisa pulang ke rumah malam ini, karena bibik harus pulang kampung sebentar buat jenguk orang tua bibik yang lagi sakit. Untuk sementara ini, kamu tinggal dulu ya sama paman kamu. Oh ya, bibik juga udah siapin makan siang buat kamu di meja. Jangan lupa dimakan ya!

Begitulah isi tulisannya, Fatimeh langsung merasa tidak nyaman setelah membacanya.

Pasalnya, malam ini dan seterusnya Fatimeh harus hanya tinggal berdua bersama pamannya.

Tentu ia khawatir jika ini dijadikan kesempatan oleh pamannya untuk semakin menodainya.

"Duh, ini gimana ya? Aku jadi gak nyaman buat tinggal disini selagi bibik gak ada di rumah, tapi kalau gak tinggal disini aku harus tinggal dimana coba?" batin Fatimeh.

Akhirnya gadis itu melupakan sejenak masalahnya, ia menarik kursi dan duduk disana lalu mulai menikmati makanan buatan bibinya.

"Bagaimana Gani? Kapan kamu akan serahkan gadis itu padaku? Ini sudah hampir satu Minggu loh, tapi kamu selalu saja mengelak setiap kali saya menanyakan ini." ucap seseorang yang tengah bersama Gani.

"Maaf bos Ajun! Sebenarnya sih saya pengen secepatnya kasih Imeh ke si bos, tapi saya kan gak bisa gitu aja bawa dia kemari. Kan bos tau sendiri, istri saya itu pasti gak akan izinin saya jual Imeh sama bos." ucap Gani.

Pria berpakaian mewah itu menghisap rokoknya sembari menenggak alkohol yang ia pesan.

"Baiklah, lalu kapan kiranya kamu bisa serahkan dia padaku? Jujur saja, aku butuh tambahan personil di tempatku saat ini." ucap bos Ajun.

"Kalau tidak ada halangan, saya akan bawa dia kesini besok. Bos gak perlu khawatir, asalkan uang bayarannya ready pasti saya bakal tepati janji saya!" ucap Gani sambil tersenyum.

"Semua uangnya sudah saya siapkan, tapi saya hanya akan berikan itu jika Fatimeh ada di hadapan saya." ucap bos Ajun.

"Siap bos!" ucap Gani mengangguk kecil.

"Yasudah, kamu minum saja dulu sampai habis! Kita nikmati malam ini dengan bersenang-senang!" ucap bos Ajun.

"Iya bos," ucap Gani menurut.

Gani mengambil gelasnya, lalu minum sesuai perintah bos Ajun.

"Hahaha, tentu saja saya harus merasakan dulu tubuh Fatimeh sebelum saya menyerahkan dia pada kamu bos Ajun. Dan malam ini, saya akan memulainya." batin Gani.

Fatimeh merasakan pusing yang amat sangat di kepalanya begitu ia selesai mencuci piring.

"Awhh akh!" rintihnya sembari memegangi keningnya.

"Aku kenapa ya? Kok tiba-tiba kerasa pusing banget kayak gini?" ujar Fatimeh.

Lambat laun, pandangannya juga mulai kabur. Ia bahkan tak bisa lagi menyeimbangkan tubuhnya akibat rasa pusing yang semakin meningkat.

Fatimeh pun berusaha berpegangan pada tembok dan meja di dapur untuk menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.

"Awwsss.." Fatimeh terus meringis.

Ia mengerjipkan matanya, melihat sosok lelaki tengah berdiri di hadapannya dan memandang ke arahnya sambil tersenyum.

"Pa-paman...??" ucapnya lesu.

Setelahnya, Fatimeh langsung terjatuh pingsan di atas lantai.

Gani dengan sigap menghampirinya, memastikan bahwa gadis itu telah benar-benar pingsan.

"Ternyata efek obat itu sudah bekerja, baguslah jadi saya bisa lakukan semuanya sekarang!" gumam Gani.

Gani pun menggendong tubuh Fatimeh dengan perlahan, membawanya ke dalam kamar dan menidurkannya di atas ranjang.

Ia pandangi wajah Fatimeh secara intens, lalu menyingkirkan rambut gadis itu agar ia dapat menatapnya dengan leluasa.

"Perfect!" ucapnya.

Pria itu kembali berdiri, mengunci pintu dengan rapat dan membuka baju serta celananya.

Setelah seluruh pakaiannya terbuka, kini Gani naik ke atas kasur dan menindih tubuh Fatimeh.

"Kamu milikku malam ini, sayang!" ucapnya.

Sementara itu, Rimar selaku bibik dari Fatimeh saat ini masih berada di dalam bus menuju kampungnya untuk menemui orangtuanya.

Ia tampak sangat cemas dan terus menatap jalanan, berharap agar ia dapat lebih cepat sampai di kampungnya.

"Ya Tuhan, sembuhkan lah orang tua hamba! Angkatlah segala macam penyakit darinya!" batin Rimar yang terus mendoakan ibunya.

"Bu, ibu lagi cemas ya?"

Rimar terkejut saat seorang wanita di sampingnya tiba-tiba bertanya seperti itu.

"Eh iya Bu, kebetulan saya pengen jenguk ibu saya yang lagi sakit. Saya khawatir sama ibu saya!" jawab Rimar.

"Yang sabar ya Bu! Saya bantu doa semoga ibunya ibu bisa cepat sembuh!"

"Aamiin, terimakasih ya Bu!" ucap Rimar sambil tersenyum.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

•》Keira Violeta •♡

•》Keira Violeta •♡

hai kak acha maaf banget baru sempet ngunjungin novelnya lagi.Semangat kak Acha kamu hebat👍👏🤩

2022-11-05

1

Shinichi x Kaito

Shinichi x Kaito

oi, ternyata novel

2022-10-01

1

Apple

Apple

yuhu saya hadir semangat kk~

2022-09-21

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 35 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!