{Fatimeh} Episode 16. Kesakitan

Setelah permainan panas dengan Abrar malam itu, kini Fatimeh sudah semakin ahli dan mampu memuaskan para pelanggannya.

Cukup banyak pria yang mengantri untuk dipuaskan olehnya, bahkan Fatimeh sampai kelelahan dibuatnya.

Ya tentunya berkat Fatimeh, bar milik bos Ajun itu semakin bertambah ramai dan terus ramai.

Banyak dari mereka yang datang untuk merasakan kenikmatan tubuh Fatimeh, mereka bahkan rela mengantri demi mendapatkan wanita itu.

Namun, kesuksesan Fatimeh juga berdampak buruk bagi para wanita lain disana yang tidak kebagian pelanggan.

Tina pun terus cemberut di tempatnya, begitu juga dengan yang lainnya.

Suasana bar yang ramai, tak menjamin kalau mereka akan mendapat uang yang banyak.

"Kak, sampai kapan sih kita bakal gini terus? Di tempat ini kan ceweknya bukan cuma Fatimeh, tapi kenapa coba orang-orang itu pada pengennya dilayanin Fatimeh terus?" ujar Tina.

"Aku gak ngerti, mungkin aja mereka penasaran pengen main sama Fatimeh. Ya seperti kamu dulu waktu awal-awal masuk sini, kan aku sama yang lain jadi gak kebagian pelanggan juga. Wajar ajalah, nanti juga kita dapat pelanggan kok." ucap Maesaroh.

"Huft, tapi aku bosen kak! Yakali kita semalaman cuma duduk-duduk gak jelas?! Harusnya Imeh tuh kasihan dong sama kita, minimal dia bagi-bagi pelanggan lah gitu! Lagian emang dia kuat layani pria sebanyak ini?" ucap Tina.

"Ini semua kan bukan kemauan Fatimeh, tapi mereka yang pada pengen dipuasin Fatimeh. Udah lah Tina, kamu sabar aja ya!" ujar Maesaroh.

"Iya Tina, betul itu kata Maesaroh! Kamu itu harus banyak-banyak sabar!" ucap Dans sembari menghitung uang penghasilannya malam ini.

"Wih banyak amat tuh uang mas! Bisa kali traktir kita malam ini?" ujar Glenca.

"Enak aja! Ini semua uang milik Fatimeh, juga harus disetorin ke bos Ajun. Saya mah paling cuma kebagian sedikit," ucap Dans tersenyum.

"Yaelah pelit amat sih mas!" cibir Glenca.

"Udah udah, gausah kebanyakan minta ditraktir! Mending kalian siap-siap deh sana, cari pelanggan yang banyak! kalau disini gak ada, kan kalian bisa keluar tuh mangkal di pinggir jalan." ucap Dans.

"Hah? Mangkal di pinggir jalan? Yakali seorang Tina harus ngelakuin itu?" ujar Tina.

"Dimana salahnya? Kamu mau dapat uang apa enggak, ha?" ucap Dans.

"Ya mau sih mas, tapi kan aku gak biasa mangkal di pinggir jalan kayak gitu. Aku mau disini aja ah, siapa tahu ada keajaiban nanti." ucap Tina.

"Yaudah, terserah kamu aja Tina!" ucap Dans.

Dans terdiam dan melanjutkan kembali menghitung uang penghasilan Fatimeh di depan wanita-wanita itu.

Tak lama kemudian, Fatimeh keluar dari kamar dengan jalan mengangkang akibat sakit pada bagian bawahnya.

"Eh Fatimeh? Kok kamu malah keluar sih? Gak lihat tuh pelanggan kamu masih banyak?" tanya Dans.

"Mas, aku udah gak kuat. Serius deh rasanya aku mau pingsan, sakit banget tau! Kalau aku maksa buat layani mereka semua, yang ada aku bisa remuk mas." jawab Fatimeh.

"Nah mas, gimana kalau aku aja yang gantiin Imeh buat puasin mereka?" usul Tina.

"Ya terserah aja, tapi kalau mereka gak mau jangan dipaksa!" ucap Dans.

"Siap mas!" ucap Tina menurut.

Tina langsung berdiri dan menghampiri para pria yang sedang mengantri di depan sana untuk menawarkan dirinya sebagai pelayan mereka.

"Yaudah, kamu istirahat aja dulu Imeh! Gawat juga kalau sampai kamu sakit, nanti bos Ajun bisa marah dan saya juga gak bisa dapat uang yang banyak!" ucap Dans.

"Iya mas, kalo gitu aku boleh ke kamar kan? Kepalaku juga mulai pusing nih," keluh Fatimeh.

"Ya ya ya, kamu ke kamar aja sana! Mae, tolong kamu antar Fatimeh ya! Saya takut dia gak kuat buat jalan sendiri, nanti dia malah pingsan di tengah jalan lagi!" ucap Dans.

"Siap mas!" ucap Maesaroh.

"Meh, ayo aku antar ke kamar!" ucap Maesaroh pada Fatimeh.

"Iya kak Mae, makasih ya!" ucap Fatimeh.

Maesaroh pun membantu Fatimeh untuk berjalan ke kamarnya, ia menuntun wanita itu karena ia tahu Fatimeh kesulitan berjalan saat ini.

Sementara Dans tetap berada disana, lanjut menghitung uang sambil senyum-senyum sendiri di tempat duduknya.

Tiba-tiba saja seorang lelaki menghampirinya dengan ekspresi marah, sepertinya dia hendak protes pada Dans.

"Bang, ini gimana sih bang? Saya udah ngantri daritadi buat dapetin Fatimeh, lah malah si Tina yang nyamperin saya. Saya kan udah bayar mahal loh bang, masa begini sih?!" ucap pria itu.

"Hey hey hey, sabar dong pak! Kejadiannya kan di luar keinginan saya, mana saya tahu kalau Imeh bisa sakit kayak tadi. Bapak jangan salahin saya gitu dong, salahin cowok-cowok yang tadi udah pake Imeh duluan! Gara-gara mereka mainnya kasar, jadinya sekarang Imeh gak bisa layanin kalian." ucap Dans.

"Ah pokoknya saya gak mau tahu! Saya pengen minta dipuasin sama Imeh, kalau enggak saya bakal gruduk tempat ini!" ucap pria itu.

"Apaan sih? Gradak gruduk gradak gruduk, sembarangan aja kalo ngomong! Kalau mau sama Fatimeh, ya lu kembali aja besok lagi kesini!" ucap Dans.

Braakkk...

Pria itu menggebrak meja dengan keras hingga membuat Dans terkejut.

"Heh! Apa-apaan ini?" ujar Dans emosi.

"Saya mau bawa Fatimeh ke apartemen saya! Saya akan bayar sepuluh kali lipat dari harga dia, asalkan malam ini saya bisa bawa dia ke apartemen!" ucap pria itu.

"Hah? Maaf ya pak, mau sepuluh atau dua puluh kali lipat pun tetap aja saya gak akan kasih! Saya—"

"Ini uangnya, berikan saya Fatimeh!" potong pria itu sembari menyerahkan sejumlah uang pada Dans.

Dans langsung melongok lebar dan mengambil uang tersebut dari tangan si pria, ia sangat senang dan tak menyangka bisa mendapat uang sebanyak itu malam ini.

"Oke oke, saya akan panggilkan Fatimeh sekarang!" ucap Dans yang sudah hilang akal.

Fatimeh dan Maesaroh sudah tiba di depan kamar wanita itu, mereka berhenti melangkah dan Maesaroh juga melepaskan tuntunannya.

"Meh, udah ya aku ke depan dulu? Kamu bisa kan masuk sendiri?" ucap Maesaroh.

"Iya kak, aku bisa kok. Makasih ya udah mau anterin aku sampe sini!" ucap Fatimeh.

"Sama-sama, kamu cepat sehat ya! Mas Dans pasti bakal sedih banget kalau kamu masih sakit begini, minum juga obat penguat tubuh biar sakitnya cepat hilang!" ucap Maesaroh.

"Sip kak!" ucap Fatimeh menurut.

"Yaudah, masuk sana!" ucap Maesaroh.

Fatimeh mengangguk kecil, lalu masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.

Saat Maesaroh hendak kembali ke depan, ia malah berpapasan dengan Dans disana.

"Loh, mas Dans? Ngapain disini?" tanya Maesaroh.

"Fatimeh mana??" ucap Dans sambil senyum-senyum dengan kedua tangan memegang uang cukup banyak.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

𝕭𝖑𝖈𝖐𝖂𝖍𝖙𝕮𝖆𝖙࿐

𝕭𝖑𝖈𝖐𝖂𝖍𝖙𝕮𝖆𝖙࿐

😠

2022-12-18

2

Gada Hati:^

Gada Hati:^

anjerr non stop Weh
parah parah

2022-09-28

1

༄༅⃟𝐐ahNyaak moon.༐༐༅⃟𝓮𝓵

༄༅⃟𝐐ahNyaak moon.༐༐༅⃟𝓮𝓵

sapi peraaahhh.. 😡😡

2022-09-27

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 35 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!