Junior

Hari ini merupakan hari dimana wisuda diadakan dikampusku, tentu saja membuat keadaan kampus begitu padat dan membuat jalanan sekitar kampus menjadi sangat macet. Aku dengan pakaian yang sudah sangat rapi mulai berangkat menuju kampus untuk menghadiri wisudanya kakak seniorku. Dia merupakan salah satu anggota organisasi yang aku ikuti, karena diundang tentu saja aku dan anggota organisasi yang lain juga harus ikut. Keadaan jalan yang begitu padat membuat aku harus sedikit mengurangi kecepatan motorku, cuaca yang cukup terik membuat peluhku mulai bercucuran. Tidak peduli aku habis mandi, keringatku begitu banyak keluar karena saking panasnya. Pagi ini aku pergi hanya sendirian saja, karena tiwi hanya ingin pergi nanti siang sekitar jam 12 karena dia tau kalau pagi ini begitu padat dan sesak. Aku yang harus mempersiapkan penyambutan untuk kakak senior tentu saja tidak bisa untuk berangkat agak kesiangan, takut nantinya yang lain bakalan marah dan membuat aku jadi tidak enak.

Setelah cukup lama aku berada diperjalanan akhir aku sampai di kampusku. Aku bergegas pergi kearah sekretariat tempat aku biasanya berkumpul dengan para anggota organisasi yang lainnya. Sesampainya aku di sekre, aku melihat ada sekitar 6 orang disana namun sibuk dengan gadget masing - masing.

"Assalamualaikum" ucapku ketika sampai didepan pintu sekre.

"Waalaikumsalam" mereka menjawab serentak dan sesaat melirik kearahku.

"ehh abang farel udah datang" ucap salah seorang cewek yang merupakan juniorku dikelas.

"iya ka, yang lain pada kemana kok baru segini yang datang?" ucapku sambil melirik kesekeliling sekre namun masih saja berdiri didepan pintu.

"ga tau juga bang. Abang masuk dulu aja, ngapain berdiri didepan pintu gitu. Kayak orang mau nagih hutang aja" ucap tika dengan sedikit tertawa kearah teman disebelahnya. "iya ga sus".

"iya nih bang farel, masuk aja dulu" ucap susi yang juga juniorku.

"iya iya" ucapku sedikit kesal karena dikerjain sama junior.

Aku perlahan masuk kedalam sekre sambil melihat kearah tika yang sedang berbisik - bisik dengan susi, entah apa yang dia bicarakan namun aku yakin kalau mereka berdua sedang membicarakanku.

"nah gitu dong bang, duduk didalam". ucap tika

"iya tadi kan lagi memperhatikan yang belum datang ka". ucapku sembari meletakkan tas selempang yang aku gunakan disebelahku.

"tumben sendirian aja nih bang? Kemana kakak tiwinya?" ucap tika karena tau kalau aku biasanya selalu berduaan denga tiwi.

"ada dikos katanya nanti siang aja kesininya" ucapku

"ohh gitu" jawab tika.

"iya ka" balasku singkat karena aku memang tipe cowok yang tidak terlalu suka diganggu disaat aku sudah memiliki pasangan.

"oh iya bang, bagi nomor WA nya dong. Udah lama kenal tapi ga ada nomornya abang." ucap tika seperti sedang merayuku.

"buat apa ka?" tanyaku karena berat hati untuk memberikannya nomor WA.

"ya buat nanya - nanya sesuatu gitulah bang, siapa tau nanti ada keperluan mendadak. Misalnya mau minjam - minjam tugas kuliah atau materi abang yang semester lalu." ucapnya perlahan mendekatiku.

"hmmm.. Iya deh, sini handphonenya" ucapku meminta ponsel tika karena aku tidak mau membacakan nomorku.

"naahh gitu dong bang, ga boleh sombong jadi senior". ucap tika sambil memberikan ponselnya kepadaku dengan senyuman yang mengandung makna.

Aku perlahan mengetik nomor Whatsapp ku di ponselnya tika, namun ketika aku sudah selesai memberikan nomor kepada tika, perasaanku menjadi tidak enak.

"nih ka" ucapku memberikan ponselnya tika.

"terima kasih abang farel" ucap tika. Terlihat dia sangat bahagia setelah mendapatkan nomor whatsapp ku. Entah apa yang dia pikirkan aku tidak tau.

"sama - sama ka" ucapku sedikit cuek.

"aku coba missedcall ya bang" ucap tika sembari menelpon kearah nomorku, mungkin untuk memastikan apakah itu bener nomorku atau tidak.

"iya ka" ucapku masih dengan ekspresi yang datar.

"udah masuk ya bang, itu nomorku." ucap tika selesai menelepon ke nomorku.

"iya ka, udah masuk" ucapku kemudian menyimpan nomornya dengan penuh ketakutan.

"aku ga dikasih nih bang?" sambung susi sedikit tertawa karena melihat kami saling bertukar nomor telpon.

"minta aja sama tika ya sus" ucapku

Perlahan anggota organisasiku yang lain mulai berdatangan, sekitar 13 orang yang sudah hadir sekaligus dengan ketua organisasi.

"ayok semuanya kita bersiap - siap menuju auditorium, karena para wisudawan dan wisudawati sebentar lagi akan keluar" ucap ketua organisasiku.

"baik pak" ucap kami serentak.

Satu per satu kami keluar dari dalam sekre. Namun disaat aku ingin keluar, tiba - tiba tika berdesakan kearahku sehingga membuat aku tekejut.

"pelan - pelan ka" ucapku sedikit kesal melihat kelakuan tika.

"maaf bang, si susi nih ngedorong aku" ucap tika ngeles.

Aku mulai memakai sepatu dan mulai menuju kearah auditorium bersama - sama dengan yang lain sembari meneriakkan yel - yel di sepanjang jalan.

Terlihat anggota organisasi yang lain juga melakukan hal yang sama, sorakan antar organisasi menggelegar sepanjang jalan membuat bulu kudukku merinding karena antusias para mahasiswa ini menyambut para wisudawan dan wisudawati. Dengan cuaca yang sangat terik, tentu saja membuat semangat kami semakin membara untuk bersorak walaupun keringat sudah mulai membasahi tubuh.

Ketika sudah sampai di depan auditorium, kami kembali bersorak - sorak dengan yel - yel yang tentunya sudah kami persiapkan sebelumnya. Tidak ada henti - hentinya kami berteriak hingga para wisudawan dan wisudawati keluar dari dalam auditorium. Semakin banyak orang yang keluar , semakin keras suara yang kami keluarkan. Begitu meriah acara wisuda pada saat itu.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!