Sekitar 10 menit aku beres - beres, aku lihat jam sudah menunjukkan pukul 18.50 WIB. Sembari melihat video - video lucu yang ada di Instagram, aku menunggu tiwi untuk memberikan aku kabar kalau dia sudah siap untuk aku jemput. Karena aku orangnya tepat waktu, tentu saja aku akan berusaha se disiplin mungkin. Aku mengajak tiwi untuk bertemu sekitar jam 7an, jadi 10 menit kedepan aku harus sudah siap agar nantinya jika tiwi ingin cepat - cepat ketemu, aku bisa langsung saja menuju ke kosnya tiwi. Setelah aku rasa cukup lama menatap layar ponselku, terlihat jam sudah menunjukkan pukul 19.05 WIB.
"kayaknya ga jadi nih" gumamku dengan perasaan sedikit kecewa.
"benar juga dugaanku kalau tiwi hanya mempermainkan perasaan aku" aku semakin berpikir buruk terhadap tiwi. Bahkan aku sudah mencoba untuk berpikir hal yang baik tentangnya namun tetap saja aku tidak percaya kalau dia benar - benar mencintaiku.
Setelah aku rasa tidak ada kemungkinan untukku pergi dinner dengan tiwi, aku perlahan mengganti pakaianku dengan pakaian santai. Ponsel aku letakkan diatas kasur kemudian aku mencari dimana aku meletakkan celana pendek yang biasanya aku gunakan ketika ingin tidur. Setelah aku menemukannya dan saat ingin mengganti pakaian, tiba - tiba ponselku berdering.
"tiiinnuuuunngggg" nada tanda sebuah pesan telah masuk ke ponselku. Dalam keadaan celana pendek masih ditangan perlahan aku melihat ponselku, dengan perasaan yang tidak yakin kalau itu chat dari tiwi aku terus menuju kearah ponselku dan mengecek siapa orang yang mengirimku pesan. Aku membuka kunci layar ponselku sesuai dengan pola yang telah aku atur sebelumnya, terlihat cukup mudah namun bila sesekali melakukannya akan terasa sulit. Entah kenapa saat membuka kunci layar aku sampai salah pola hingga 2 kali dan yang ke 3 kali akhirnya aku membukanya. Disaat aku melihat notifikasinya ternyata itu adalah pesan dari tiwi. Tentu saja aku terkejut karena saat ini jam sudah menunjukkan pukul 19.20 WIB, jauh dari waktu yang sudah kami tentukan sebelumnya.
"rel, maaf ya aku agak telat. Kita jadi keluar kan?"pesan yang membuat aku menjadi bimbang, antara ingin melanjutkkan dinner atau menolak karena sudah badmood dan berpikir yang aneh - aneh mengenai tiwi. Lama aku berpikir karena tidak tau ingin membalas apa.
"rel, kamu marah ya? Kok chat aku di read aja? Tiwi kembali mengirimkan aku pesan karena aku terpaku dan tidak tau ingin menjawab apa. Dalam keadaan yang masih terpaku, bathinku terus berperang antara lanjut atau tidak. Di satu sisi aku ingin sekali mengajak tiwi untuk pergi keluar malam minggu namun disisi lainnya hatiku merasa kecewa karena keterlambatan tiwi yang tidak tepat waktu seperti seolah - olah sedang mempermainkanku.
"hhhmmmm.... Farelll😭" tiwi memanggilku dengan sebuah emoticon sedih yang membuat aku menjadi kasihan.
"ehh wi, kok kamu jadi nangis?" aku mulai panik karena melihat emoticon sedih yang dikirim tiwi.
"kamu pasti marah kan sama aku?😭" tiwi terus saja mengirim emoticon itu yang membuat aku menjadi bingung dan merasa bersalah.
"engga kok wi, lagian kenapa juga aku marah. Kamu jangan nangis lagi ya" aku mencoba menenangkan tiwi semampuku.
"terus kok chat aku cuma kamu read aja? Kalau ga marah ga mungkin kamu read aja" tiwi terlihat merasa bersalah karena aku tidak membalas pesannya tadi.
"ga apa apa kok. Oh iya, aku mau tidur duluan ya wi soalnya udah ngantuk" aku mencari alasan untuk tidak keluar malam ini dengan tiwi karena perasaanku sudah kesal.
"hmmm.... Kamu gitu ya rel😭😭."kembali dia mengirimkanku emoticon sedih yang lebih banyak dari sebelumnya.
"kenapa aku wi? kan udah malam" aku yang menganggap tiwi sudah lupa kalau kita ada janji malam ini, berpura - pura ingin tidur cepat agar rasa kecewaku tidak semakin meningkat.
"iya rel udah malam, aku tau kok. Tapi kan kita udah janji untuk pergi keluar malam ini, kamu udah lupa atau mau ngetes aku aja?" terlihat tiwi mulai kesal dilihat dari pesan yang dikirimnya.
"kamu masih ingat ternyata, aku kira udah lupa. Habisnya aku udah nunggu dari tadi" aku menjawab apa adanya agar dia tau kalau aku tidak bermain - main.
"iya rel aku salah, tadi perutku sakit jadi sedikit lama dikamar mandinya. Makanya aku lama chat kamu, maafin aku ya?" tiwi mencoba meyakinkan aku atas apa yang telah terjadi pada dirinya tadi.
"sakit kenapa wi?" aku mulai mengkhawatirkan tiwi.
"ga tau juga rel, kayaknya karena makan pedes kemaren" balas tiwi yang membuat aku menjadi kasihan.
"hmmm...kalau gitu kamu bawa istrahat aja dulu, untuk keluar malamnya kita tunda aja sampai kamu bener - bener baikan" aku yang khawatir dengan keadaanya, mencoba tidak memaksakan untuk pergi keluar malam ini.
"kok kamu gitu rel? aku udah siap - siap loh." balas tiwi terlihat kecewa
"keadaan kamu sekarang kan sedang ga baik wi, untuk ketemuan besok - besok kan masih ada. Jangan dipaksakan ya sayang" aku sampai lupa kalau aku dan tiwi sudah berpacaran.
"hmmm....iya deh kalau gitu, kamu ga marahkan sama aku?" aku yakin tiwi terlihat lemes karena aku menolak ajakannya.
"engga sayang, ngapain juga aku marah. Kayaknya kamu deh yang marah." aku mencoba memancing tiwi untuk memanggilku dengan panggilan sayang.
"kenapa juga aku marah sama kamu, kan aku yang salah" terlihat tiwi masih belum paham terhadap maksudku.
"hmmm...iya deh kalau kamu memang ga marah syukur deh WI" aku sengaja memperbesar tulisan WI pada pesanku itu agar dia mengerti apa maksudku.
"iya rel, aku emang ga marah kok" aku yang merasa dia tidak peka sedikitpun tidak ingin memaksakannya untuk memanggilku dengan panggilan istimewa.
"oh iya deh" aku yang sudah kesal dengan sikap tiwi menjawab dengan singkat saja kemudian meletakkan ponselku diatas lantai dengan mematikan nada deringnya.
"kok gitu jawabnya rel?" balas tiwi sepertinya masih tidak paham maksud dari pesan - pesanku sebelumnya. Aku yang sudah meletakkan ponsel yang cukup jauh dariku, tidak tau kalau tiwi masih saja membalas pesan dariku. Mencoba untuk tertidur namun pikiranku entah kemana - mana. Berselang 3 menit tiwi kembali mengirimkan pesan kepadaku.
"rel, kamu kemana? Kok chat aku ga kamu bales?" tiwi kelihatannya mulai panik karena pesannya tidak aku balas. Karena aku masih dalam posisi tiduran dengan selimut sudah melekat ke sekujur tubuhku, membuat aku tidak menyadari kalau sudah banyak pesan dari tiwi yang masuk.
"Fareeelllllll😭😭😭😭😭" tiwi terus saja mengirimkanku pesan terus menerus dalam jangka waktu sekali 3 sampai 5 menit.
"kenapa sih kamu kayak gini? Salah aku apa rel? Kamu kalau ga sayang sama aku bilang aja dari awal😭😭😭😭. Aku tau kok kalau aku masih banyak kurangnya, ga ada cantik - cantiknya.😭😭😭" tiwi yang mulai overthinking mengatakan apapun yang dia rasakan. Namun aku tidak kunjung sadar kalau tiwi sudah banyak mengirimkanku pesan. 5 menit kemudian, kembali tiwi mengirimkan pesan kepadaku.
"iya deh rel, kayaknya aku bukan prioritas kamu. Makasih ya udah ngasih harapan lebih☺️" pesan yang terlihat seperti orang yang sudah pasrah pada keadaan dengan sebuah emoticon senyum yang memiliki seribu makna telah disampaikan oleh tiwi.
Sekitar 15 menit aku tiduran menghadap kiri dan kekanan seperti orang yang gelisah akhirnya aku memutuskan untuk meraih ponselku berniat untuk melihat video - video yang ada di Instagram lagi. Namun alangkah terkejutnya aku dalam posisi masih berbaring ternyata sudah banyak pesan yang masuk dari tiwi yang membuat aku terdiam kemudian perlahan meneteskan air mata.
"jahat sekali aku sama tiwi" gumamku dan perlahan air mata jatuh dipipiku karena aku merasa sangat bersalah. Tanpa berlama - lama aku membalas pesan dari tiwi.
"wiiiiii... Aku bener - bener minta maaf sama kamu, aku ga ada maksud apa - apa kok" dengan perasaan sangat bersalah, air mataku terus saja mengalir dan perlahan mulai membasahi bantal yang aku gunakan. Tidak butuh waktu yang lama, tiwi pun membalas pesanku.
"aku ga apa - apa kok rel, kamu ga perlu kok minta maaf. Cukup sama aku aja main - mainnya ya rel, sama yang lain jangan." balas tiwi yang membuat aku terdiam dan terus saja menjatuhkan air mata.
"maksud kamu apa wi? Kayaknya kita cuman salah paham aja. Tadi aku kira kamu ga akan balas chat aku lagi, makanya aku jauhin hp dan mencoba untuk tidur" perlahan aku menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.
"Iya rel aku percaya kok☺️" tiwi membalas pesanku dengan sebuah emot berjuta makna itu lagi.
"wiii, aku mohon untuk kali ini kamu percaya aku. Aku bener - bener sayang sama kamu, ga ada istilah main - main. Tolong ngerti wi.... kalau aku salah aku bener - bener minta maaf" aku mencoba terus meyakinkan tiwi.
"hmmmm.. Bagaimana aku bisa percaya kalau kamu ga main - main sama aku?"tiwi terlihat menantangku.
"kamu maunya apa?" aku membalikkan pertanyaannya.
"kok maunya aku?" balas tiwi singkat.
"iya apapun yang kamu minta bakal aku turuti supaya kamu percaya kalau aku ga main - main sama kamu" dengan perasaan yang sangat yakin kalau tiwi tidak akan meminta yang macam - macam.
"oke deh, kalau gitu sekarang kamu pergi kekosan aku" melihat pesan yang dikirim tiwi, membuat aku kaget dan sedikit lega karena dia tidak meminta yang macam - macam.
"oke" aku membalas singkat dan langsung mengambil kunci motor untuk ke kosannya tiwi, kebetulan celana panjang yang aku gunakan tadi belum sempat aku ganti. Jadi aku tidak butuh waktu lama untuk bersiap - siap. Dengan cepat aku memacu motorku dengan kecepatan yang tidak biasanya yang membuat seluruh rambutku berdiri tegak seperti orang habis kesentrum.
Sekitar 5 menit saja aku sudah sampai didepan kos - kosannya tiwi.
"foto" aku mengirimkan foto kos - kosannya tiwi yang menandakan aku sudah sampai didepan kosnya.
"kamu bercanda kan rel?" tiwi terlihat tidak percaya kalau aku sudah sampai didepan kosnya.
"aku serius wi" balasku singkat. Tidak lama setelah aku membalas chat tiwi, perlahan aku melihat tiwi keluar dari kosnya menggunakan celana pendek dengan baju kaos yang ngepas dan membuat lekuk tubuhnya terlihat jelas. Aku terkejut sekaligus terdiam melihat tiwi perlahan menuju kearahku dengan pakaian yang seperti itu, karena yang aku tau tiwi selalu menggunakan celana panjang , baju longgar dan menggunakan jilbab saat bertemu denganku. Tidak tau apa yang ada dipikiranku waktu itu, yang jelas otakku sudah mulai kotor.
"wwwii..wii" aku gugup melihat tiwi dengan pakaian yang seperti itu.
"kenapa rel, kok kamu kayak gugup gitu?" tiwi terlihat heran terhadap sikapku.
"engg..engga apa apa kok wi, kaa.. Kaa.. Kamu kok cantik banget" perasaan aku yang sangat deg degan dengan penampilan tiwi hanya bisa memujinya saja.
"aaaahh kamu gombal aja, benerin dulu tu rambut kamu" tiwi terlihat malu - malu dan fokus melihat rambutku berdiri karena ngebut - ngebutan tadi.
"eh iyaaa..." aku mencoba membenarkan rambutku. "aku udah buktiin kan kalau aku ga main - main sama kamu" beralih kepada masalah awal tadi sembari aku terus melihat tiwi dari atas sampai bawah karena tidak percaya kalau tubuh tiwi sangat ideal bagiku.
"iya rel, aku percaya kok sama kamu" tiwi mulai menutupi bagian paha dan dadanya yang terlihat sedikit terbuka dengan wajah tertunduk, mungkin dia sudah sadar kalau aku dari tadi memperhatikannya.
"makasi ya wi, sekarang aku balik atau gimana?" karena pikiranku sudah tidak karuan melihat pakaian tiwi yang seperti itu, mencoba untuk menjauh terlebih dahulu agar pikiranku menjadi jernih kembali.
"iya sama sama rel, kok balik sih? Kan aku masih kangen sama kamu" tiwi perlahan jalan mendekat kearahku dan membuat aku semakin panik.
"hmmm... Yaudah kita duduk - duduk didepan kos kamu aja deh sebentar kalo gitu" aku mencoba menuruti permintaan tiwi kemudian turun dari motor dan perlahan jalan menuju tempat duduk yang sudah tersedia didepan kos - kosannya tiwi. Disaat tiwi mendahuluiku berjalan menuju tempat duduknya, mataku kembali melihat kearah tiwi yang membuat pikiranku menjadi tidak stabil kembali dan mencoba mengalihkan pandangan.
"duduk disini aja rel" perlahan tiwi duduk dikursi dan aku juga mengikutinya.
"iya wi. Oh iya , kamu ga dingin pake baju kaos aja wi?" ucapku melihat pakaian tiwi yang sedikit minim itu membuat aku khawatir kalau nanti dia masuk angin.
"hhmmm... Engga sih rel, aku udah biasa kok tinggal ditempat dingin" tiwi terlihat malu - malu karena aku memperhatikan pakaiannya yang serba minim itu.
"beneran kan?" aku mencoba meyakinkan tiwi karena aku merasa udara pada malam itu cukup dingin untuk aku yang sudah mengenakan hoodie itu.
"iya farelll, aku ga apa apa kok" tiwi melihat kearahku dengan tatapan yang membuat aku deg degan.
"iya juga sih" aku yang bingung ingin mengucapkan apa karena tatapan tiwi, menjawab seadanya saja.
"kamu habis nangis ya rel?" tiwi mengusap pipiku yang terlihat sedikit membengkak karena nangis tadi tanpa sadar membuat detak jantungku semakin berdebar tidak karuan.
"eng...eengg gak kok wi, serius" jawabku dengan gugup atas perlakuan tiwi.
"terus kok pipi kamu bengkak gini?" tiwi terus mengelus pipiku dengan lembut dan membuat pikiranku menjadi tidak karuan.
"mungkin karena tadi ketiduran sebentar makanya bengkak" jawabku mencoba mencari alasan agar tidak dikira lelaki lemah.
"oh iya wi, sekarang udah hampir jam 9 loh. Nanti kena marah sama ibuk kosnya" aku mencoba mencari alasan untuk segera pulang karena aku merasa tidak tenang atas sikap tiwi yang membuat aku berpikiran aneh - aneh.
"hmmm..iya sih rel, trus kamu mau pulang nih? padahal aku masih kangen lo" tangannya yang terus menyentuh pipiku dan dengan nada bicara yang terdengar seperti orang berbisik membuat bulu kudukku menjadi berdiri termasuk si Jeky yang tidak bisa terbendung.
"iiii...iii iya kayaknya wi, besok kan kita ada kelas bareng lagi, jadi masih bisa ketemuan. Oh iya jangan sampai telat bangunnya besok yaa." aku perlahan berdiri dengan keadaan si jeky masih berdiri juga dan membuat aku bingung bagaimana menutupinya.
"yaudah kamu hati - hati ya rel" tiwi mencium tanganku seperti pertama kali dia melakukannya sore tadi.
"iya tiwi" aku yang melihat mata tiwi menuju kearah si jeky sangat yakin kalau dia melihatnya sudah berdiri.
Segera saja aku menaiki motor yang terletak diparkiran kos - kosannya tiwi dan kemudian menuju kosanku.
"daaaahhh wi" aku melambaikan tangan kearah tiwi yang berdiri didepan kos sembari memperhatikanku.
"daaaahh rel" tiwi membalas lambaian tanganku dengan senyumnya yang sangat khas dan selalu membuat hatiku menjadi tenang.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments