Terpesona

Setelah semua pakaian aku rasa cukup keren, aku meraih ponselku dan melihat jam. Terlihat jam pada layar ponselku masih menunjukkan pukul 07.55 WIB. Sembari menunggu tiwi memberi kabar, aku isi waktuku dengan menonton video di youtube. Karena aku sangat suka dengan hal - hal yang unik dan berbau modern, aku sangat sering menonton video tersebut disalah satu channel youtube kesukaanku. Disaat aku baru saja membuka aplikasi youtube yang terpampang dilayar berandaku itu adalah video yang ingin aku tonton, tanpa perlu mengetik dipencarian. Langsung saja aku memilih video yang inginku tonton yang berdurasi lebih kurang 10 menit itu. Selama aku menonton video itu, mataku terus saja melihat kearah jam dan notifikasi pesan kalau tau - tau tiwi sudah mengirim pesan kepadaku. Namun sekitar 7 menit aku menonton dan aku belum menyelesaikan video itu, tiwi sudah mengirimku pesan.

"tinnuuuuuungggg" nada pesan masuk dari tiwi terdengar begitu keras.

" sayang, aku udah siap nih" pesan yang aku tunggu - tunggu akhirnya datang.

"iya sayang, aku kesana ya. Kamu langsung tunggu didepan kos aja" balasku cepat kemudian berdiri mengambil kunci motorku.

"oke sayang" balasnya singkat.

Setelah memasang sepatu kebanggaanku, aku segera menuju kearah motorku dan tidak lupa mengunci kamar kos terlebih dahulu karena robi dan ismad tidak ada didalam. Biasanya mereka berdua selalu pulang kampung disaat akhir pekan datang. Perlahan aku keluarkan motorku dari dalam kos dengan kondisi motor yang cukup kotor karena kemarin hujan sangat deras yang membuat jalanan menuju kos - kosanku menjadi becek.

Setelah motor aku keluarkan dan helm sudah digunakan, aku mulai menunggangi motor butut keluaran 2010 itu dengan bersemangat karena ingin pergi ngedate bersama pacar kesayanganku. Dengan hati yang berbunga - bunga aku terus memacu motorku sambil menikmati sejuknya udara perbukitan yang sangat asri ini. Tanpa aku sadari, sekejap aku sempat menutup mata karena terlalu memikmati udara yang sejuk ini. Sekitar 10 menit perjalanan akhirnya aku sampai didepan kos - kosan tiwi dan melihat tiwi sudah berdiri didepan dengan helm yang sudah dia tenteng.

"hay cantik" godaku kepada tiwi sesampainya dihadapan tiwi dengan kondisi motorku masih menyala.

"apaan sih rel" tiwi sedikit menunduk, dan dengan sekejap samar - samar wajah tiwi terlihat memerah karena aku menggodanya.

"serius, kamu cantik banget hari ini wi" aku terus memujinya karena aku merasa dia terlihat tampil maksimal hari ini dibanding yang biasanya. Sangat berbeda tampilannya disaat dia pergi berkuliah dengan saat ini.

"haaaa... Kamu jangan gitu lah" tiwi terlihat salah tingkah dan mulai memukulku seperti anak - anak dengan wajah semakin memerah.

"engga engga wi, aku cuman mengatakan apa yang aku lihat aja kok. Yaudah yok kita berangkat" karena kasian melihat tiwi yang semakin salah tingkah, aku segera mengajaknya berangkat menuju tempat sarapan terlebih dahulu.

"ayookk" ucapnya dengan helm yang masih dipegangnya.

"helmnya dipakai dulu dong" ucapku mengingatkan tiwi.

"pasangin dong" pintanya dengan wajah yang lucu dan menggemaskan itu membuat aku tidak bisa menolak permintaannya. Perlahan aku buka pengait helm yang masih menyatu itu dan kemudian memasangkannya ke kepala tiwi. Disaat aku memasangkan helm itu, mataku terpaku dengan wajah tiwi yang begitu cantik dengan polesan make up yang terlihat cukup tipis namun tetap menarik dimataku. Selama aku memasangkan helmmya, tiwi sama sekali tidak membuka matanya dan itu membuatku puas untuk memandanginya. Sengaja aku pelankan agar mataku dapat berlama - lama untuk memperhatikannya.

"kok lama kali rel" ucap tiwi sambil membuka matanya dan melihat aku sedang tersenyum.

"sabar dong wi" ucapku kemudian langsung saja memasangkan pengait helmnya.

"kamu ini suka kali ya ngejailin aku" tiwi sadar kalau aku sengaja memperlama proses pemasangan helmnya karena hanya ingin berlama - lama memandanginya.

"biarin , weeeekkkk.." aku mengejeknya sambil tertawa melihat wajahnya yang cemberut itu.

"udan udah , yuk berangkat" tiwi langsung naik keatas motorku dan mencubit bagian pinggangku.

"awwww...tiwiiiii" aku terkejut bukan karena sakit, namun aku tidak tahan apabila ada yang memegang pinggangku.

"rasain kamu" tiwi terlihat kesal seperti anak kecil yang tidak dibelikan mainan.

Setelah cukup lama kami berdua melakukan adegan romantis didepan kosnya tiwi yang aku rasa sudah banyak juga pasang mata yang melihat kejahilan kami berdua. Aku mulai menancap gas motor dengan kecepatan sedang.

"kita mau sarapan dimana wi?" ucapku sedikit menghadap kearah tiwi agar terdengar karena angin cukup kencang pagi itu dan suara knalpot kendaraan yang juga sangat mengganggu pendengaran.

"terserah" singkatnya, sangat sesuai dengan kamus ucapan wanita yang sering aku dengar saat ditanya ingin makan dimana.

"dimana tuh cafe terserah?" aku mulai menjahili tiwi kembali dengan berpura - pura bodoh.

"bukan cafe farelkuu sayang, tapi terserah kamu mau makan dimana aja" kembali tiwi mencubitku tipis yang membuat aku semakin candu membuatnya kesal.

"owwhhhhh gitu , ngomong dong dari tadi." ucapku sambil menahan tawa karena sudah berhasil menjahilinya lagi.

"ya masa gitu aja kamu ga tau" jawabnya kesal dengan pipi yang sedikit dikembangkan yang membuat wajahnya semakin imut dan lucu, sangat jelas terlihat dari kaca spion sebelah kiriku yang sengaja aku arahkan kewajahnya tiwi agar aku bisa terus memandanginya.

"biarin, yaudah kita ke tempat lontong pecel tempat biasa aku makan aja kalau gitu" aku segera memacu motorku tanpa sempat mendengar apa yang diucapkan tiwi setelah aku mengatakan ingin makan di tempat aku biasanya sarapan.

Bersambung...

"besok kita lanjut ya"🤭

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!